Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PENGELOLAAN BENCANA BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN

PENCEGAHAN PENYAKIT
MENULAR (PENGENDALIAN
VEKTOR DARURAT)

Dosen Pengampu : Mahaza, SKM, M.KM


Kelompok 3

Aqilla Fauziah (211210516)


Chantika Aditya Prameswari (211210524)
Nailu Himah (211210560)
Rijal Nuha Khalish (211210568)
Salsa Bila Dwi Miranda Putri (211210570)
Tri Junita Putri (211210568)
Ziyana Ulya (211210590)
Definisi Penyakit Menular Vektor
Vektor adalah organisme hidup yang dapat
Penyakit yang ditularkan melalui vektor
menularkan patogen menular antara manusia, atau
adalah penyakit manusia yang disebabkan
dari hewan ke manusia. Banyak dari vektor ini adalah
oleh parasit, virus dan bakteri yang
serangga penghisap darah, yang menelan
ditularkan oleh vektor. Setiap tahun ada
mikroorganisme penghasil penyakit selama makan
lebih dari 700.000 kematian akibat
darah dari inang yang terinfeksi (manusia atau hewan)
penyakit seperti malaria, demam berdarah,
dan kemudian menularkannya ke inang baru, setelah
schistosomiasis, trypanosomiasis manusia
patogen bereplikasi. Setelah vektor menjadi menular,
Afrika, leishmaniasis, penyakit Chagas,
mereka mampu menularkan patogen selama sisa
demam kuning, ensefalitis Jepang dan
hidup mereka selama setiap gigitan/makan darah
onchocerciasis.
berikutnya.
Penyakit Menular Langsung ISPA
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut, khususnya
HIV/AIDS pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar
Infeksi yang disebabkan oleh virus, yang bekerja bayi dan balita, lebih banyak dibanding dengan
menghancurkan sel CD4 dalam tubuh. Sel CD4 adalah sel gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak
darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi  Hepatitis
dan penyakit yang mengancam tubuh.. Virus ini menyebar Hepatitis virus yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D
melalui darah, air mani, atau cairan vagina.  dan E merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
TB serius di Indonesia. Hepatitis A dan E yang ditularkan
Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab utama kematian secara fecal oral sering menimbulkan KLB di beberapa
dimana sebagian besar infeksi terjadi pada orang antara usia wilayah di Indonesia. Sedangkan Hepatitis B dan C
15 dan 54 tahun yang merupakan usia paling produktif, hal adalah merupakan penyakit kronis yang dapat
ini menyebabkan peningkatan beban sosial dan keuangan menimbulkan sirosis dan kanker hati bagi
bagi keluarga pasien. penderitanya
Penyakit Tular Vektor Zoonotik

Malaria, penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan
gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk.
 Zoonosis, penyakit dan infeksi yang ditularkan secara alami di antara hewan vertebrata dan manusia (WHO).
 Kecacingan, infeksi cacing ini dapat mempengaruhi status gizi, proses tumbuh kembang dan merusak
kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi. Kasus-kasus malnutrisi, stunting, anemia bisa disebabkan
karena kecacingan.
 Filariasis, penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
 Arbovirus, penyakit yang disebabkan Arboviros yang masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat
yaitu chikungunya dan JE.
Penyakit Menular Berpotensi KLB dan Menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Dalam rangka menurunkan kejadian luar biasa


Jenis penyakit yang berpotensi KLB yang dipantau dalam
penyakit menular telah dilakukan pengembangan
SKDR yaitu sebanyak 23 penyakit, antara lain : Diare Akut,
Early Warning and Respons System (EWARS) atau
Malaria, Demam Dengue, Pneumonia, Disentri, Demam Tifoid,
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),
Sindrom Jaundice Akut, Chikungunya, Flu Burung pada
yang merupakan penguatan dari Sistem
manusia, Campak, Difteri, Pertusis, Acute Flacid Paralysis
Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa (SKD-
(AFP), Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), Antraks,
KLB). Melalui penggunaan EWARS diharapkan
Leptospirosis, Kolera, kluster penyakit yang tidak lazim,
terjadi peningkatan dalam deteksi dini dan respon
Meningitis/Encephalitis, Tetanus Neonatorum, Tetanus, ILI
terhadap peningkatan trend kasus penyakit,
(penyakit serupa influenza), dan penyakit infeksi emerging,
khususnya yang berpotensi menimbulkan KLB.
Kerugian yang ditimbulkan dari munculnya penyakit infeksi emerging tidak hanya dapat menimbulkan
kematian, tetapi juga dapat membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar. Sebagai contoh, perkiraan
biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar
AS, sedangkan untuk respon penanggulangan Ebola di Afrika barat lebih dari 459 juta dolar AS.

Dampak penyakit infeksi emerging semakin besar bila terjadi di negara berkembang yang relatif
memiliki sumber daya lebih terbatas dengan ketahanan sistem kesehatan masyarakat yang tidak sekuat
negara majuIndonesia sebagai negara anggota World Health Organization (WHO) telah menyepakati
untuk melaksanakan ketentuan International Health Regulations (IHR) 2005, dan dituntut harus memiliki
kemampuan dalam deteksi dini dan respon cepat terhadap munculnya penyakit/kejadian yang berpotensi
menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia tersebut.
Strategi Pencegahan Penyakit Menular
Sebelum Bencana
Tujuan fase ini adalah untuk mengurangi kerentanan terhadap penyakit menular melalui pengurangan penyebab
dan paparan faktor risiko yang memberikan perlindungan pasif selama bencana.
 Pelatihan dalam mengidentifikasi dan mengelola penyakit spesifik yang berpotensi mengancam
 Penguatan sistem pengawasan kesehatan dan pedoman praktik untuk mengelola informasi tentang penyakit
tertentu
 Meningkatkan kesadaran populasi yang berpotensi terkena dampak tentang penyakit menular dan prasyarat
untuk rujukan cepat ke fasilitas kesehatan sangat penting.
 Peningkatan kesiapsiagaan bencana alam.
 Menyediakan rumah sakit lapangan yang beroperasi penuh yang menyediakan layanan perawatan kesehatan
yang efektif dan efisien
 Menugaskan program yang dirancang untuk menawarkan pendidikan dan pelatihan terkini.
Pasca Bencana

• Menyediakan tempat penampungan yang tepat dan perencanaan lokasi pada awal
keadaan darurat dapat mengurangi kejadian penyakit menular

• Memastikan pengiriman air minum yang aman secara konstan adalah tindakan
pencegahan utama yang diterapkan setelah bencana alam

• Keamanan pangan sangat penting untuk pencegahan penyakit dalam bencana alam

• Kebiasaan kebersihan pribadi akan mempengaruhi status kesehatan umum penduduk

• Pentingnya sabun dan cuci tangan sebagai perlindungan terhadap penyakit fecal-oral
harus ditekankan dalam program pendidikan

• Kontrol vektor
THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai