Anda di halaman 1dari 5

Kasus Zoonosis: Rabies

DeskripsiSingkatPenyakit:

Rabies adalahpenyakit virus yang mengenaisistemsarafpusat pada manusia dan hewan.


Penyebabutamanyaadalah virus rabies dari genus Lyssavirus. Penyakitinimemilikitingkatkematian
yang tinggisetelahgejalamuncul. Gejalanyameliputikegelisahan, demam, sakitkepala, dan
berbagaigangguansarafsepertihiperaktivitasataukelumpuhan. Rabies
akhirnyamenyebabkankematianjikatidakdiobatisegerasetelahgejalamuncul.

Host:

Mamalia, termasukmanusia, anjing, kucing, rubah, dan kelelawar, adalah tuan rumahalamidari
virus rabies.

Agent:

Virus Rabies, anggotakeluargaRhabdoviridae, merupakanagenpenyebabpenyakitini.

Lingkungan:

Virus rabies dapatditemukan di air liurhewan yang terinfeksi.


Penularanumumnyaterjadimelaluigigitanataulukaterbuka yang terpapardengan air liurhewan
yang terinfeksi.

Penularan:

Penularanutamaterjadimelaluigigitanhewan yang terinfeksi, ketika virus dalam air


liurhewanterinfeksimasukkedalamtubuhmelaluilukaatauselaputlendir.
Penularanjarangterjadimelaluikontaklangsungdengan air liurataujaringanhewan yang terinfeksi.

Dampak:

Rabies memilikidampakserius pada kesehatanmanusia dan hewan. Setelah gejalamuncul,


penyakitinihampirselaluberakhirdengankematian. Ribuan orang di seluruh dunia
meninggalkarena rabies setiaptahunnya. Rabies juga
menyebabkankerugianekonomikarenaperluasan program pencegahan dan
pengendaliansertaperawatanmedis yang diperlukan.

Pencegahan:

1. Vaksinasi:Vaksinasihewanpeliharaan, sepertianjing dan kucing, sangatpenting.


Vaksinasiinimelindungihewandari rabies dan membantumengurangirisikopenularan pada
manusia.

2. PerawatanMedis:Jika seseorangdigigit oleh hewan yang dicurigaiterinfeksi rabies,


perawatanmedissegeradiperlukan. Ini melibatkanmembersihkanluka, memberikanvaksin rabies,
dan kadang-kadangpemberianimunoglobulin rabies.

3. Pengendalian Hewan Liar: Pengendalianhewan liar yang dapatmenjadipembawa virus juga


pentinguntukmencegahpenularan rabies kepadahewanpeliharaan dan
manusia.Pentinguntukmencatatbahwainformasi di atasbersifatsingkat. Bila Anda
membutuhkaninformasilebihlanjutatauterkinitentangkasus rabies atau zoonosis lainnya,
sebaiknyamerujukkesumber-sumbermedisatauotoritaskesehatan yang terpercaya.

Kasus Zoonosis:Swine Flu

Flu babimerupakanpenyakitsaluranpernafasansangatmenular pada babi yang disebabkan


oleh virus influenza A yang sangatmenyerupai virus influenza pada manusia. Flu pada
babiberagamjenisnyahampirsamadenganfl u pada manusia. Wabahinfluenza pada
babirutinterjadi pada babianakan (babimuda) dengantingkatkasustingginamunjarangmenjadi
fatal. Penyakitinicenderungmewabah di musim semi dan
musimdingintetapisiklusnyaadalahsepanjangtahun (Ressang, 1984).
Penyakitinisebenarnyabanyakmenyerangternakbabi, namunkinitelahmengalamiperubahan yang
drastis dan sehinggamampuuntukmenginfeksimanusia, karena virus
influenzadapatmengakibatkaninfeksi timbal balik pada babimaupun pada manusia

Host: manusia, babi


Agen:virus H3N1, termasuk virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, yang
merupakansatu genus dengan virus flu burung H5N1.

Lingkungan dan Penularan:Influenza babibiasanyamunculketikababi yang


berasaldarikawasanterinfeksidimasukkankekawasan yang peka.
Penyakitiniseringmunculsecarabersamaan pada beberapapeternakan di suatudaerah dan
menyebabkanterjadinyawabah. Virus keluarmelaluiingus dan menulardaribabikebabi lain
melaluikontaklangsungataumengiruppartikel-partikelkecildalam air yang mengandung virus. Virus
influenza babidapatmenginfeksimanusia, terutama yang kontakataudekatdenganbabi,
sepertijagal dan peternak.

Gejala: gejalautama flu babimiripgejala influenza pada umumnya, sepertidemam, batuk, pilek,
lesu, letih, nyeritenggorokan, penurunannafsumakan dan mungkindiikutimual, muntah, dan
diare. Gejalaklinis masa inkubasi 13 hari. Gejalaklinis yang utamaterbatas pada
saluranpernapasan, dan mendadaktimbul pada sebagianbesarbabidalamkelompok. Babi yang
terinfeksitidakmampuberjalanbebas dan cenderungbergerombol, terjadiradanghidung,
pengeluaraningus, bersin-bersin, dan konjungtiva. Babi yang
terinfeksimenderitabatukparoksismal (seranganbatuk yang berselang)
disertaipunggungmelengkung, pernapasancepat, sesak, apatis, anoreksia, rebah, tengkurap, dan
suhutubuhmeningkat 41,5°C. Setelah 36 hari, babibiasanyasembuh, makansecara normal
setelah 7 hari. Babi yang sakitdiusahakantetaphangat dan tidakmenderitacekaman.
Penyakitinitidakberbahaya dan komplikasisangatkecilsertatingkatkematiankurangdari 1%,
tetapibabi yang menderitabronkopneumoniadapatberakhirdengankematian.

Dampak: Menyebabkan produksi babi menurun dan tentunya berpengaruh terhadap ekonomi
peternak.

Pencegahan dan pengendalian:

a. Sanitasi lingkungan termasuk kandang (rutin membersihkan kandang dan lingkungan


dengan pemberian desinfektan)
b. Bagi peternak atau manusia yang kontak langsung dengan babi harus sering mencuci
tangan dengan bersih
c. Jika ada hewan yang terinfeksi segera lakukan isolasi untuk menghindari penyebaran
virus.
Kasus Zoonosis: Japanese encephalitis

DeskripsiSingkatPenyakit:

Japanese encephalitis (JE) merupakan penyakit yangmenyerang ssp, disebabkan oleh virus dari
genus flavivirus, Japanese encephalitis virus (JEV) dan ditularkan oleh vektor utamanya nyamuk
(Jasbir, 2022). Penyakit ni pertama kali muncul di jepang pada tahun 1870-an dan kemudian
tersebar ke seluruh asia timur, asia tenggara ingga pasifik barat (Michaud et al., 2022). Japanese
encephalitis merupakan penyakit zoonosis dari babi ke manusia dan agennya merupakan
penyebab utama encephalitis di asia. Menurut WHO, di asia tiap tahunnya terjadi sekitar 50.000
kasus JE dengan kematian 10.000 kasus. Di Indonesai sendiri, kasus pertama JE pada manusia
dilaporkan pada tahun 1971 di Jakarta. Kasus seanjutnya dilaporkan dari rumah sakit di Jakarta
dan bali. Status JE di idnonesia terakhir kali adalah bersifat endemis (Ompusunggu et al, 2015).

Host: Manusia, Babi, burung, kuda

Agent:

Japanese encephalitis virus (JEV), genus Flavivirus, famili Flaviviridae (Jasbir, 2022). Merupakan
virus +RNA.

Karena bersifat positif, genom virus dapat bertindak langsung sebagai mRNA yang mengkodekan
open reading frame (kode asam nukleat) untuk diterjemaan sebagai poliprotein secara proteolitik
dalam pembetukan protein struktural dan nonstructural sehingga penularan ke vektor
arthropoda dapat lebih efisien.

Lingkungan:

Japanese encephalitis lebih sering terdeteksi dinegara-negara beriklim tropis. Hal ini disebabkan
karena adanya aktivitas dari vektor yang terus-menerus sehingga keberadaan JE ada sepanjang
tahun dan menjadi endemis. Untuk kawasan dengan iklim sedang, penyakit JE berada ditingkatan
epidemic dikarenakan aktivitas vektor yang bermusim (Acha dan Boris, 2003).

Penularan:

Di berbagai negara seperti cina dan jepang, Culex tritaeniorhynchus merupakan vetor yang paling
bertanggung jawab untuk menularkan virus baik di antara burung liar maupun di antara babi dan
sapi hingga ke manusa (Acha dan Boris, 2003). Virus ini ditransmsiikan melaui siklus enzootic
antara nyamuk dan burung sebagai reservoir (Bedi et al., 2022). Pada awalnya, nyamuk akan
mendapatkan virus dari burung sebegai host sementara atau babi sebagai host tetap. Jika sumber
virus berasal dari babi, maka infeksi virus JE terhadap manusia dapat terjadi. Hal ini kaarena babi
berperan penting dalan mengembangkan viral load yang tinggi sehingga kesempatan untuk
transimisi JEV ke manusia dapat dilakukan (Malik et al., 2020)

Gejala klinis

Gejala klin yang dapat muncul dari infeksi JEV bervariasi dengan tingkat mortalitas dan
morbiditas yang tinggi.setelah masa inkubasi yang berkisar 6-14 hari. Pada babi gejala yangdapat
muncul berupa asimptomatik, demam, anireksia, kematian dini, cacat konginetal, mual, muntah,
penurunan produktivitas. Gejala klinis dari JE jika menginfeksi manusia terbagi dalam bebrapa
fase, yaitu (Mehta et al., 2021):

- Fase prodromal : demam tinggi disetai sakit kepala tanpa muntah, malaise, anoeksia
- Tahap akut: perubahan sensorim, kejang, defisitfokal
- Fase ketigas: (ektsra pyramidal) kekakuan pada waja, tremor, distonia, gangguan gerakan
lainnya.
- Fase sequel: gejala yang terlihat dari sisa fase ktiga, terjdikelemahan, kejang,
keterbelakangan mental

Dampak:

Pencegahan:

Tidak ada pengobatan khusus yang tersedia untuk penyakit yang disebabkan oleh virus JE namun
penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian vaksin selain itu ada beberapa pencegahan agar
penyakkit ini tidak tertular yaitu dengan pengendalian vektor nyamuk, babi tidak boleh
berdekatan dengan manusia dan bagi manusia sendiri, disarankan untuk memakaipakaian
panjang dan menghindari gigitan nyamuk. Harus ada sistem surveilans penyakit yang kuat yang
meliputi pemantauan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan JE, .

Anda mungkin juga menyukai