Anda di halaman 1dari 54

PARAMYXOVIRUS

Endang Nurul Syafitri, S.Kep.,Ns.,MSN


Paramyxoviridae
 virus RNA, yang merupakan penyebab
berbagai penyakit diantaranya campak,
parainfluenza, dan virus RSV.
Paramyxoviridae
 Paramyxovirus - parainfluenza, mumps
 Pneumovirus - respiratory syncytial virus
 Morbillivirus - measles
Parainfluenza Viruses
Paraflu:Manifestase Kinis
 infeksi ringan atau berat saluran
pernapasan bawah dan atas
 terutama pada anak-anak
Paraflu: Classification
 types 1,2,3,4 in humans
 type 4 subtypes A & B
Paraflu: Epidemiology
 terjadi di seluruh dunia
 biasanya endemik
 terutama pada anak kecil
 Infeksi umum terjadi
Paraflu: Diagnosis
 gejala klinis nonspesifik
 Isolasi virus
 Mendeteksi antigen virus
 Mendeteksi peningkatan antibodi spesifik
No vaccine is available
for Parainfluenza
RUBELLA
RUBELLA
German Measles= Campak Jerman

 Merupakan penyakit pada anak, ringan dan


timbul masalah bila menyerang ibu hamil
trimester I dapat berakibat kelainan
congenital pada janin
 CRS (Congenital Rubella Syndrome)
VIROLOGI:

 Non Arthropoda Borne Toga Virus, RNA,


envelope +
 Replikasi di sitoplasma, 50 – 70 nm
 Hemaglutinasi +
 Pada kultur sel tidak terbentuk CPE untuk
deteksi dg metode interferensi.
Klinis:
 Masa inkubasi 14 – 23 hari
 Bercak merah makula mulai belakang telinga,
faringitis, limphadenofati suboksipital
 Ginggivitis kadang-kadang disertai adanya
bercak Forchheimmer (mirip Koplik) dekat
palatum mole.

Transmisi : inhalasi droplet, intra uterine


Penyulit:
 Ensefalomielitis
 Thrombositopenia purpura, artralgia
 Kelainan congenital (CRS) :
Tetralogi Fallots, cataract dan nerve deafness
 Hepatosplenomegali, ikterik, anemia
 Low birth weight
Rubella kongenital
Cataract
Insidens kelainan congenital:
 Pada Trimester I kehamilan sekitar 10 – 54
%
Makin muda kehamilan kelainan makin tinggi
Diagnosa :
 Serologis IgM dan IgG spesifik

Pencegahan :
 Pemeriksaan Ibu Hamil
 Imunisasi MMR
Rabies
 Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan
oleh virus, bersifat akut serta menyerang
susunan syaraf pusat hewan berdarah
panas dan manusia.
 Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit
tersebut dapat menular dari hewan ke
manusia
 Rabies sangat berbahaya. Rabies belum
ada obatnya. Apabila gejala klinis sudah
timbul, selalu diikuti dengan kematian, baik
pada hewan maupun manusia.
 Semua hewan berdarah panas dapat
menularkan rabies. Anjing, kucing dan
kera/monyet di Indonesia berpotensi
menularkan rabies kepada manusia. Lebih
dari 90% kasus rabies pada manusia
ditularkan oleh anjing. Oleh karena itu
anjing menjadi objek utama kegiatan
pemberantasan rabies.
 Virus rabies masuk ke dalam tubuh
manusia atau hewan melalui:
 Luka gigitan hewan penderita rabies
 Luka yang terkena air liur hewan atau manusia
penderita rabies
EPIDEMIOLOGI
 Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit
zoonosa yang terpenting di Indonesia karena
penyakit tersebut tersebar luas di 18 Propinsi,
dengan jumlah kasus gigitan yang cukup tinggi
setiap tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta
belum diketemukan obat/cara pengobatan untuk
penderita rabies sehingga diakhiri dengan
kematian pada hampir semua penderita rabies
baik manusia maupun pada hewan.
PATOGENESA
 Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka
selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan
didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung
serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-
perubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar
antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3-8
minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh
oleh virus sebelum mencapai otak.
 Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan
menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama
mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik,
hipotalamus dan batang otak
PATOGENESA
 Setelah memperbanyak diri dalam neuron-
neuron sentral, virus kemudian kearah
perifer dalam serabut saraf eferen dan
pada saraf volunter maupun saraf otonom.
Dengan demikian virus menyerang hampir
tiap organ dan jaringan didalam tubuh, dan
berkembang biak dalam jaringan-
jaringannya, seperti kelenjar ludah, ginjal,
dan sebagainya.
GEJALA
 1. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual
dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa
hari.
 2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian
disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang
berlebihan terhadap rangsang sensorik.
GEJALA
 3. Stadium Eksitasi
 Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi
dengan gejala hiperhidrosis,hipersalivasi, hiperlakrimasi
dan pupil dilatasi.
 Bersamaan dengan stadium eksitasi ini penyakit
mencapai puncaknya, yang sangat khas pada stadium
ini ialah adanya macam-macam fobi, yang sangat
terkenal diantaranya ialah hidrofobi.
 Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan
dapat pula ditimbulkan oleh rangsang sensorik seperti
meniupkan udara kemuka penderita atau dengan
menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk
tangan didekat telinga penderita.
GEJALA

 Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa


da takikardi. Perilaku penderita tidak rasional kadang-
kadang hilang akal disertai dengan saat-saat responsif.
 Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung
sampai penderita meninggal, tetapi pada saat dekat
kematian justru lebih sering terjadi otot-otot melemah,
hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
GEJALA
 4. Stadium Paralis
 Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium
eksitasi Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-
gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat
progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang,
yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot
pernafasan.Serum neutralizing antibody pada kasus yang
tidak divaksinasi tidak akan terbentuk sampai hari ke vaksin
anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan
pemberian analgetikTerhadap luka resiko tinggi, selain VAR
juga diberi SAR.
PENANGANAN LUKA GIGITAN
HEWAN MENULAR RABIES
 Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies
harus ditangani dengan cepat dan sesegera
mungkin.
 Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling
efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air
(sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi
antiseptik (alkohol 70 %)
 Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit,
kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sekali
untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka
diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan
dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan
secara intra muskuler.
 Disamping itu harus dipertimbangkan perlu
tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus,
anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian
analgetik
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN RABIES
 Hindari kejadian penggigitan
 Pintu pagar tertuliskan AWAS ANJING GALAK
 Anjing dirantai ± 2 meter jika rumah tidak
berpagar
 Anjing dibrongsong terutama jika dibawa keluar
rumah
 Vaksinasi rabies pada anjing, kucing, kera/
monyet peliharaan secara teratur setiap tahun
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN RABIES
 Memberantas, memusnahkan atau
eliminasi anjing liar atau yang berkeliaran
dengan menggunakan umpan, misalnya
bakso atau ikan, yang diberi racun.
Kegiatan ini dilakukan oleh petugas
berwenang.
 Dilakukan penangkapan ajing liar /
berkeliaran ditempat umum selanjutnya
dilakukan pembunuhan.
HIV
dan
AIDS
Apakah HIV itu ?
Apakah AIDS
Acquired = didapat
Immune = kekebalan tubuh
Deficiency = menurun/berkurang
Syndrome = kumpulan gejala penyakit

AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang


timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh
yang didapat.
HIV melemahkan sistem kekebalan
tubuh manusia
 HIV menyerang sel darah putih

 Sel darah putih adalah seperti tentara yaitu


melawan infeksi

 Namun, setelah HIV memasuki sel darah


putih untuk perkembangbiakannya,
HIV merusak sel tersebut, akhirnya CD4
membunuhnya
 Akibatnya, sistem kekebalan tubuh semakin
menurun, yang menyebabkan tubuh
menjadi rentan terhadap segala serangan
penyakit -----AIDS
Beginilah virus HIV bekerja
VIRUS HIV ADANYA DI MANA ?
Virus HIV terdapat dalam sel darah putih
yang berada di:
 Cairan Darah
 Air Mani (semen)
 Cairan vagina
 Air susu ibu
Bagaimana kita dapat
terinfeksi HIV ?
Melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadinya pertukaran
cairan tubuh yang mengandung virus HIV dari orang yang sudah
terinfeksi HIV ke orang lain

Prinsipnya seperti ini : (dikenal sebagai prinsip ESSE)


 Exit : Keluar dari tubuh manusia
 Survive : HIV harus kondisi hidup
 Sufficient : Jumlahnya (konsentrasi) cukup
 Enter : HIV masuk ke tubuh manusia
Cara penularan HIV
 Lewat cairan darah
 Transfusi darah
 Pemakaian jarum suntik
yang tidak steril dan
dipakai bersama-sama
 Pemakaian alat tusuk yang
menembus kulit (yang tidak
steril dan dipakai bersama-
sama)
Penularan HIV bukan karena jenis narkoba yang
dikonsumsi tapi cara pemakaiannya !
Cara Penularan HIV

 Penularan melalui cairan kelamin


Melalui hubungan seksual tanpa kondom.
 Vaginal Seks
 Oral Seks
 Anal Seks
Penularan melalui ibu yang HIV+ kepada
anaknya
Penularan dapat
terjadi selama:
 Proses kehamilan
 Proses persalinan
 Menyusui

Kemungkinan penularan ke
bayi adalah sekitar 25-30
bila tanpa pengobatan
AIDS TIDAK MENULAR LEWAT :

Ciuman Pelukan WC

Sentuhan Nyamuk Tinggal


Alat makan serumah
Resiko terhadap penularan HIV menjadi
lebih tinggi bila ada perilaku :

 Suka berganti-ganti pasangan


 Tidak menggunakan kondom
 Penggunaan jarum suntik yang tidak
steril dan menggunakannya bersama-
sama (sharing)
Pen cega ha n HIV/A IDS
A = Abstinence
Bagi yang belum menikah dianjurkan untuk
Tidak melakukan hubungan seksual

B = Be faithful
Saling setia pada satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV

C = Condom Gunakan kondom setiap


kali berhubungan seks yang berisiko

D= Don’t Inject !
Hindari penggunaan jarum suntik secara
bergantian & tidak steril

E = Save Equipment
Hindari pemakaian segala alat / bahan tdk steril
Apa artinya ?
 Orang yang sudah terinfeksi HIV akan nampak sehat
dan dapat beraktifitas seperti biasa

 Window Period/Periode Jendela


Masa dimana virus HIV sudah masuk ke dalam
tubuh manusia namun sistem kekebalan tubuh
belum membuat antibodi HIV.

 Infeksi Opportunistik (IO)


Infeksi yang mengambil kesempatan untuk muncul
disaat kekebalan tubuh manusia sangat lemah

Anda mungkin juga menyukai