Anda di halaman 1dari 40

Anatomi Sistem Reproduksi pada

pria dan wanita

Mien S.Kep.,Ns.,M.Kes
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada
manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual.

Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia,


maka harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ
kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di
dalamnya.
SISTEM REPRODUKSI PRIA
Dibedakan menjadi organ reproduksi dalam dan
organ reproduksi luar
Organ reproduksi dalam terdiri atas testis, saluran
pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, urethra) dan kelenjar aksesoris (vesikula
seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbourethra)
Organ reproduksi luar terdiri atas penis dan scrotum
ORGAN REPRODUKSI PRIA
ORGAN REPRODUKSI DALAM

 VESIKULA
SEMINALIS

 VASA DEFERENS

 EPIDIDYMIS

 TESTIS

5
Testis
 Berbentuk lonjong dengan
ukuran sebesar buah zaitun
dan terletak di dalam
skrotum
 Biasanya testis kiri agak
lebih rendah dari testis kanan
 Testis memiliki 2 fungsi,
yaitu menghasilkan sperma
dan hormon testosteron
(hormon seks pria yang
utama)
 Dalam testis banyak terdapat
saluran halus yang disebut
tubulus seminiferus
Saluran pengeluaran:
1. Epididimis
 Epididimis merupakan
saluran berkelok-kelok
di dalam skrotum yang
keluar dari testis
 Berjumlah sepasang di
sebelah kanan dan kiri
 Berfungsi sebagai
tempat penyimpanan
sementara sperma
sampai sperma menjadi
matang dan bergerak
menuju vas deferens
2. Vas Deferens
 Vas deferens atau saluran
sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan
merupakan lanjutan dari
epididimis
 Vas deferens tidak menempel
pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat
 Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju
kantung semen atau kantung
mani (vesikula seminalis)
3. Saluran Ejakulasi
 Saluran ejakulasi merupakan
saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen
(vesika seminalis) dengan uretra
 Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra
4. Urethra
 Uretra merupakan saluran akhir
reproduksi yang terdapat di
dalam penis
 Uretra berfungsi sebagai saluran
kelamin yang berasal dari
kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari
kantung kemih
Kelenjar aksesoris
 Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan
oleh kelenjar aksesoris
 Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan pergerakan sperma
 Kelenjar aksesoris merupakan kelenjar kelamin yang
terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar bulbourethra
Kelenjar Aksesoris:
1. Vesikula Seminalis
 Vesikula seminalis atau kantung
semen (kantung mani) merupakan
kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang vesika urinaria
 Vesikula seminalis berjumlah
sepasang, merupakan tempat untuk
menampung sperma sehingga
disebut dengan kantung semen
 Menghasilkan getah berwarna
kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali
 Berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran
reproduksi wanita
2. Kelenjar Prostat
 Kelenjar prostat melingkari
bagian atas uretra dan terletak
di bagian bawah kantung kemih
 Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung
kolesterol, garam dan fosfolipid
yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma
3. Kelenjar bulbourethra
 Disebut juga kelenjar Cowper
 Merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju
uretra
 Kelenjar Cowper menghasilkan
getah yang bersifat alkali (basa)
ORGAN REPRODUKSI LUAR
ORGAN REPRODUKSI LUAR
Penis
 Penis terdiri dari tiga rongga yang
berisi jaringan spons
 Dua rongga yang terletak di bagian
atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa. Satu rongga lagi berada
di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum
yang membungkus uretra
 Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung
saraf perasa
 Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh
darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi)
Scrotum
 Skrotum berjumlah sepasang yang di
dalamnya berisi testis dan epididimis
 Di antara skrotum kanan dan skrotum
kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur
 Di dalam skrotum juga tedapat serat-
serat otot yang berasal dari penerusan
otot lurik dinding perut yang disebut
otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkungan
testis agar kondisinya stabil
 Proses pembentukan sperma
(spermatogenesis) membutuhkan
suhu yang stabil, yaitu beberapa
derajat lebih rendah daripada suhu
tubuh.
SPERMATOGENESIS
Merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi
didalam tubulus seminiferus testis. Proses ini dimulai dari
proses diferensiasi sel-sel germinal primordial menjadi
spermatogonium. Spermatogonium ini mempunyai jumlah
kromosom diploid (2n). Spermatogonium akan
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang
menjadi spermatosit primer. Spermatogonium akan
bermitosis berkali-kali membentuk spermatosit primer.
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n)
pada inti selnya dan akan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder dengan jumlah kromosom haploid (n).
BAGAN SPERMATOGENESIS
HORMON PADA PRIA
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

1. Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel
sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
PROSES EREKSI PENIS
Susunan saraf pusat (SSP) menerima bermacam-macam
stimulus seksual melalui neuron-neuron aferen.

SSP mengirim rangsang melalui neuron eferen


parasimpatis sebagai jawaban ke medulla spinalis S2-4
yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh arteri, sehingga
banyak darah masuk ke jaringan erektil penis. Corpora
cavernosa dan spongiosum menjadi besar dan bengkak
menekan pembuluh vena sehingga menghambat aliran
darah.
PROSES EJAKULASI
Ejakulasi adalah proses keluarnya sperma dari penis dan
biasanya disertai dengan orgasme
Waktu ketegangan seksual memuncak, orificium urethra
eksternum dibasahi oleh sekresi gl. Bulbourethralis.
Sentuhan-sentuhan pada glans penis memperkuat impuls
yang dibawa neuron aferen ke SSP, terjadi pelepasan
rangsang dari neuron simpatis sbb: serabut preganglioner
simpatis L1-L2 yang meninggalkan simpatis bersinapsis
di ggl. paravertebrale L1-L2 dari truncus sympaticus
dengan serabut postganglioner. Neuron postganglioner
mempersarafi otot-otot polos menyebabkan sekresi
kelenjar epididimis, duktus deferens, vesikula seminalis,
dan glandula prostata.
GANGGUAN PADA
SISTEM REPRODUKSI PRIA

Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan
oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan
testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.

Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk
turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum
turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal
pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling
sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat
berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran
reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E.
coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh
virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas.
Sistem Reproduksi
Wanita
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
 Pada wanita ovarium berfungsi menghasilkan ovum dan
hormon (estrogen dan progesteron) jika sel telur pada
ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium,
pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi.

Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika


seseorang mencapai kedewasaan (pubertas).
 Pada seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya
tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu
 kulit menjadi semakin halus,
 suara menjadi lebih tinggi,
 tumbuhnya payudara, dan
 pinggul membesar.
A. Alat Reproduksi Wanita

1. Alat reproduksi luar


Terdiri dari :
 Vulva, terdiri dari

- labia mayora : merupakan bagian luar dari bibir vagina yang tebal
dilapisi lemak,
- labia minora : Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan
kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan
lemak.
 Klitoris (kelentit) : merupakan bagian vagina yang berbentuk
tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit.
 Orificium urethrae (muara saluran kencing) : muara saluran
kencing yang letaknya tepat di bawah organ klitoris
 Himen : Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat
masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput
dara.
2. Alat reproduksi dalam

1. Ovarium (indung telur)


 Sepasang di rongga perut
 Fungsi : menghasilkan ovum (sel telur serta hormon esterogen dan
progesteron.
2. Fimbriae
 Silia lembut yang terletak di pagkal ovarium
 Fungsi : menangkap ovum dari ovarium
3. Infundibium tuba :
 Ujung oviduk yang berbentuk corong
 Fungsi : menampung ovum yang ditangkap fimbriae.
4. Tuba vallopi (oviduk)
• Jumlah sepasang dan
menghubungkan ovarium
dengan uterus
• Fungsi : tempat
terjadinya fertilisasi

5. Uterus (rahim)
• Rongga tempat pertumbuhan embrio
• Tersusun atas 3 lapisan : perimetrium,
miometrium, dan endometrium
6. Vagina
• Sebuah lubang berlapis otot yang membujur
ke belakang dan atas.
• Dinding vagina menghasilkan kelenjar
baetholini
 Menghasilkan lendir yang mempermudah
pada saat melahirkan
PROSES PEMBENTUKAN
OVUM (OOGENESIS)

OOGENESIS adalah proses pembentukan


ovum yang terjadi di dalam indung telur
atau ovarium
Tahapan Oogenesis
Ovulasi
 OVULASI merupakan proses pelepasan telur yang telah
matang tersebut dari dalam rahim untuk kemudian berjalan
menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi
16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari
sebelum haid berikutnya.

Proses ovulasi
 Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah hormon dari
dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).
Kadar hormon ini meningkat secara drastic di dalam darah dan
urin sesaat sebelum ovulasi.
 LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium yang kemudian bergerak menuju tuba falopi untuk
dibuahi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi, maka sel telur
tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim
pada awal siklus menstruasi.
Menstruasi
 Proses menstruasi adalah peluruhan dinding Rahim
(endometrium) yang disertai dengan terjadinya
perdarahan.

Siklus Haid
   Siklus haid yang normal  berkisar antara 28 - 29 hari.
Ada beberapa perempuan yang masa siklusnya
berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap
normal.Menstruasi bervariasi bagi setiap wanita dan
hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari  dan
sekitar 10-15 % yang memilki siklus haid 28 hari.
Fase Menstruasi
1. Fase Menstruasi
Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam
bentuk darah dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga
gumpalan-gumpalan darah dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3
sampai dengan 4 hari.
2. Fase Pasca Menstruasi
Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut akan
sembuh secara perlahan.
3. Fase Poliferasi atau pra-ovulasi
Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim mengalami
penebalan dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai
dengan hari ke 14. Pada fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang bersifat
basa untuk menetralkan sifat asam yang di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi
untuk memperpanjang hidup sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi.

4. Fase Sekresi atau ovulasi


Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada fase ini
sel endometrium mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya digunakan sebagai
bahan makanan untuk telur yang sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan
siap untuk di buahi.

5. Fase Pascaovulasi
Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen mengalami
kemunduran sehingga fase menstuasi terjadi kembali.
1. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan gamet-gamet
haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk
membentuk zigot haploid. Tempat terjadinya fertilisasi umumnya
di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct
(Fertilisasi In vitro). Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan
mengalami pembelahan.
Tahapan proses fertilisasi:

a. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan bergerak menuju


Oviduct dengan bantuan epitel bersilia.
b. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks
(leher rahim), uterus, hingga tiba di oviduct/tuba fallopi.
Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi sperma untuk membuahi
Oosit. Keluarnya Oosit disebabkaan oleh Luteinizing
Hormone (LH) yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis
terangsang oleh estrogen yang diproduksi sel-sel folikel.
c. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa
penyesuaian dalam saluran reproduksi wanita di mana
terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan protein­-protein
plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung
kira­-kira 7 jam pada manusia, selain itu Spermatozoa diberi
nutrisi dan ATP oleh jaringan Oviduct.
Pembelahan zigot ini menghasilkan 32 sel yang bentuknya sama
dan seperti buah arbei yang disebut morula. Pembelahan morula
menghasilkan blastosit dan fasenya disebut blastula. Kurang
lebih lima hari setelah fertilisasi , blastosit dan fasenya disebut
blastula. Kurang lebih 5 hari setelah fertilisasi , blastosit
menempel pada endometrium dan prosesnya dinamakan
implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
2. Gestasi (kehamilan)
Kehamilan adalah proses berkembangnya embrio di dalam uterus setelah
terjadinya fertilisasi (pembuahan). Pada saat terjadi implantasi, embrio akan
merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Adanya HCG di dalam urine
dapat dipakai sebagai indikator dalam uji kehamilan. 
Secara umum proses kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.
Pada trimester pertama, blastula akan berkembang menjadi 3 lapisan, yaitu
lapisan endoderm (lapisan dalam), lapisan mesoderm (lapisan tengah) dan
lapisan ektoderm (lapisan luar). Proses terbentuknya ketiga lapisan ini
dinamakan Gastrulasi.  
a. Lapisan endoderm akan membentuk organ-organ pernapasan dan
pencernaan.
b. Lapisan mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah,
ginjal, limfa, dan organ reproduksi.
c. Lapisan Ektoderm akan membentuk sisem saraf, kulit, mata, hidung
danlapisan epidermis. Blastula yang telah mengalami organogenesis ini yang
dikenal dengan sebutan embrio (Janin).
3. Persalinan

Terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus


yang kuat dan berirama.

Proses persalinan :
Pemb Pen Pelep
ukaan gelu asan
Servi aran Plase
ks nta
Hormon yang membantu Bayi relaksin, estrogen,
oksitosin, dan prostaglandin.
ASI (Air Susu Ibu)
Bayi baru lahir hingga umur 6 bulan lebih hanya diberi ASI eksklusif,
karena :
1. Saat baru belajar menyusu, isapan bayi merangsang keluarnya air
susu.
2. ASI steril, mudah dicerna bayi, dan mengandung antibodi.
3. ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan.
4. Mempercepat pengurangan bobot badan ibu setelah melahirkan.
5. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak.
6. Salah satu pencegah kehamilan. karena memberi asi eksklusif akan
mengalami keterlambatan datang bulan,sehingga tidak akan hamil
selama masa 6 bulan setelah melahirkan. Semakin sering seorang ibu
menyusui maka semakin berkurang untuk terjadinya ovulasi (tidak
akan hamil)
7. Untuk menghemat pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai