PAUNDRA FIRDIANA
VINA DIAN SAVITRI
WIDYA DWY LESTARI
DONI
ZAKAUL AINI FEBRIATY
SISTEM REPRODUKSI MASCULINA
1. EKSTERNA :
- Penis
- Scrotum
2. INTERNA :
-Testis
- Saluran pengeluaran
(epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi , uretra),
- Saluran pelengkap
(vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper)
1. Testis 6. Urethral opening
2. Epididymis 7. Glans penis
3. Corpus cavernosa 8. Corpus spongiosum
4. Foreskin 9 .Penis
5. Frenulum 10. Scrotum
TAMPAK LATERAL TAMPAK ANTERIOR
Kelenjar
Kelenjar
Bulbouretra
Epididimis
Uretra
Testis
Fungsi :
Kelenjar eksokrin penghasil sel sperma
Kelenjar endokrin penghasil hormon testosteron
Struktur :
Bungkus luar : Tunika Vaginalis, Tunika Albugenia,
Tunika Vasculosa
Bungkus dalam : Septa, Lobulus
TESTIS
EPIDEDEMIS
Berfungsi untuk menyimpan
spermatozoa sampai penuh, baru
dialirkan ke dalam ductus epididymis
terdiri dari : caput, corpus, cauda
merupakan saluran panjang
berkelok-kelok yang terdapat di
dalam skrotum yang keluar dari testis
Di dalam epididimis ini sperma
disimpan untuk sementara dan
menjadi matang sehingga dapat
bergerak.
Mempunyai 4 fungsi :
1) Transpor sperma Transport
2) konsentrasi sperma
3) Penyimpanan sperma
4) Maturasi/pematangan sperma
(khususnya di daerah cauda)
VAS DEVERENS
Fungsi vas deferens ini adalah untuk jalanya
(mengangkut) sperma dari epididimis menuju ke
kantong sperma atau vesikula seminalis.
Spermatosit sekunder
Spermatid
Spermatozoa
Spermatogenesis adalah proses di mana sel sel
germinal primordial (spermatongium) menjalani
meiosis, dan menghasilkan sejumlah sel
(spermatozoa).
sel awal (spermatosit primer), setiap spermatosit
primer membelah menjadi 2 spermatosit sekunder
dan masing-masing spermatosit sekunder menjadi 2
spermatid / spermatozoa muda . Sel ini
berkembang menjadi spermatozoa matang
(sperma)
Fase proliferasi : saat pubertas sel primordial
mitosis menghasilkan spermatogonia
Fase Pertumbuhan : spermatogonia menjadi
spermatocytus primarius
Fase Pematangan : spermatocytus primarius
bermeiosis I menjadi secundaris, bermeiosis ke II
menjadi spermatidium kromosom (haploid) 23,
XY atau XX
Fase Transformasi : spermatid menjadi
spermatozoon Spermiogenesis
GAMBARAN SPERMA
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.