organ-organ reproduktif,
spermatogenesis dan hormon-hormon
pada pria
Organ Reproduksi Pria
Organ-organ Reproduktif Internal :
Organ reproduksi Eksternal :
1. Testis 1. Penis
2. Duktus ( Saluran 2. scrotum
Reproduksi) epididiis,
vas deferens, saluran
ejakulasi, uretra
3. Kelenjar Aksesoris
vesika seinalis, kelenjar
prostat, kelenjer
bulbouretra
Organ Reproduksi Interna
TESTIS
• fungsi penghasil sperma • Testis dikelilingi oleh
dan merupakan organ beberapa lapis jaringan ikat
endokrin dan terdiri dari banyak
• terletak menggantung pada saluran yang menggulung
urat-urat spermatik di (tubulus seminiferus)
dalam skrotum, sepasang • Diantara tubulus
kelenjar yang berbentuk seminiferus, tersebar el-sel
oval leydig yang berfungsi
menghasilkan testosteron
dan androgen lainnya
Testis
P : 5 cm , Diameter : 2,5 cm , Massa : 10-15 gram
Tubulus seminiferus sperma diproduksi
Tubulus seminiferus mengandung 2 jenis sel
1. Sel spermatogenik (sel pembentuk sperma)
2. Sel sertoli (penunjang spermatogenesis)
Spermatogenesis pembentukan sperma
DUKTUS (Saluran Reproduksi)
• Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens, panjangnya lebih kurang 6 cm
terletak disepanjang atas tepi dan belakang
testis
• Spermatogonium (tahap 1)
• Spermatosit primer (tahap 2)
• Spermatosit sekunder (tahap 3)
• Spermatid (tahap 4)
• Spermatozoa (tahap 5)
Proses Spermatogenesis
1. Spermatogonium
• Spermatogonium memiliki kromosom yang
berjumlah 23 pasang.
• Spermatogonium akan mengalami proses
mitosis dan berubah bentuk menjadi
spermatosit primer atau pertama.
2. Spermatosit primer
• Spermatosit sekunder memiliki kromosom
yang berjumlah 23 pasang.
• Spermatosit sekunder hasil dari pembelahan
spermatogonium secara mitosis.
• Spermatosit primer akan mengalami
pembelahan secara meiosis l dan berubah
bentuk menjadi spermatosit sekunder atau
kedua.
3. Spermatosit sekunder
• Spermatosit sekunder memiliki kromosom yang
berjumlah 23.
• Pada tahap proses ini keadaan kromosom tidak
berpasangan karena sudah mengalami
pembelahan meiosis l.
• Tidak lama kemudian, tahap proses ini terjadi
pembelahan lagi yaitu meiosis 2.
• Hasil dari pembelahan tersebut yaitu Spermatid
tahap 4.
4. Spermatid
• Spermatid memiliki kromosom yang berjumlah
23.
• Spermatid memiliki keadaan yang sama dengan
spermatosit sekunder atau yang kedua, yaitu
keadaan kromosom yang tidak berpasangan.
• Pada tahap ini, spermatid tidak mengalami
pembelahan lagi sesuai keadaan yang terjadi,
melainkan berdeferenisiasi menjadi spermatozoa
pada induk telur.
5. Spermatozoa
• Spermatozoa memiliki kromosom yang berjumlah 23.
• Spermatozoa yang sudah selesai, akan menuju tempat
penyimpanan sperma sementara atau melalui testis.
• Spermatogenesis menghasilkan 4 sel spermatozoa.
• Sperma akan keluar pada kondisi epididimis sudah
tidak bisa tertampung.
• Sperma dapat membuahi ovum jika terjadi fertilisasi
atau penumpukan di organ bagian sekitar kelamin.
Spermatogenesis
1. Fase proliferasi : saat pubertas sel primordial
mitosis menghasilkan spermatogonia (sel
sperma yg sdh matang )
2. Fase Pertumbuhan : spermatogonia menjadi
spermatocytus primarius
3. Fase Pematangan : spermatocytus primarius
bermeiosis I menjadi secundaris, bermeiosis ke
II menjadi spermatidium kromosom
(haploid) 23, XY atau XX
4. Fase Transformasi : spermatid menjadi
spermatozoon Spermiogenesis
Proses Spermatogenesis
Lanjutan
HORMON PADA LAKI-LAKI
a. Testosteron
Testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara
tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
Pengeluaran testeron bertambah nyata pada pubertas dengan
pengembangan sifat sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya
jenggot, suara lebih berat dan pembesaran genetalia
b. LH(Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.
c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis
anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel
sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Lanjutan
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh
FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya kedalam cairan pada tubulus
seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Sperma
• Spermatogenesis : ada 300jt sperma per hari
• Sperma : kecebong, panjang 60 mikron, 20
juta/mL, bergerak aktif 8-24 jam
• Panjang kepala sperma : 4-5 mikro
• Semen : 2,5-5 mL dengan 50-150jt sperma per
mL, bau bunga akasia, warna putih keruh
• Sperma < 20jt/mL pria tdk subur
• pH basa pada semen = 7,2 – 7,7
Struktur Sperma
• Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan
proteinase yang berfungsi untuk menembus
lapisan pelindung ovum
Sperma
Tugas kelompok
Bagilah kelas menjadi 5 kelompok, buatlah
makalah dan PPT tentang Panca Indera pada
Manusia yang akan di presentasikan pada
pertemuan berikutnya .