Anda di halaman 1dari 68

ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI
KHUSNUL KHOTIMAH Ns , M.Kep
Program Studi Keperawatan
FIK-UNIKAL

1
POKOK BAHASAN
• Pendahuluan
• Anatomi Fisiologi Reproduksi Pria
• Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita

2
Sistem reproduksi mencakup gonad, saluran
reproduksi, dan kelenjar seks aksesorius.

• Organ reproduksi primer / gonad :


Pria : sepasang testis  fx : menghasilkan sperma
Wanita : sepasang ovarium  fx : menghasilkan ovum

• Saluran reproduksi : sistem duktus yang mengangkut atau


menampung gamet setelah dibentuk.

• Kelenjar seks aksesorius :


Wanita : payudara

3
Karakteristik sex sekunder
 Ciri eksternal yang yang tidak secara langsung
berkaitan dengan reproduksi yang membedakan
pria dan wanita.
 Pria : bahu lebar, berjanggut, suara membesar, dll.
 Wanita : bahu lebih kecil, tidak berjanggut, suara
lembut, dll.

4
Sistem Reproduksi
Selalu diawali dari :
1. Determinasi  peran sel gamet
2. Differensiasi  perubahan sex organ
3. Development  perkembangan sex organ
4. Degenerasi

5
Determinasi
Orang tua dengan sel somatik diploid (46 kromosom)

IBU AYAH

Pembelahan meiotik sel germinativum

Ovum haploid (23 kromosom) Sperma haploid (23 kromosom)

Fertilisasi

Ovum yg dibuahi, diploid (46 kromosom)

Mitosis

Anak dengan sel somatik


diploid (46 kromosom) 6
Keterangan : Penelitian yang membuktikan bahwa
esterogen tidak berperan dalam pembentukan organ
kelamin 7
Differensiasi
• Differensiasi seksual mengikuti garis pria atau
wanita bergantung pada ada tidaknya penentu
maskulinisasi.
• Perbedaan antara pria dan wanita terletak di tiga
tingkat : jenis kelamin genetik, gonad dan fenotipe
(anatomik)

Skema Differensiasi

8
9
Partially Developed

10
Fully Developed

11
• Struktur dan fungsi organ
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Spermatogenesis dan regulasinya
• Hormon testosteron
12
ORGAN REPRODUKSI PRIA

13
Organ Reproduksi Pria
• Fungsi ?
Membuat dan menyalurkan
sperma.
• Bagian luar :
Scrotum (berisi testis) dan
penis
• Bagian dalam :
Prostat dan berbagai organ
pengumpul dan penyimpan
sperma.
14
Organ Reproduksi Pria
• Kelenjar seks
Berfungsi sebagai pembuat semen
 Vesikula seminalis
 Kelenjar prostat
 Kelenjar bulbouretra
• Saluran
 Epididimis
 Vas deferens
 Ductus ejakulatorius
 Uretra
15
1. Penis
• Fungsi  penetrasi pada
vagina wanita,
memungkinkan terjadinya
deposisi semen dekat
serviks uterus.
• Jaringan spon lunak yg
dapat memanjang dan
kaku.
• Pada keadaan biasa,
tergantung di muka
scrotum.
16
Penis
Glans Penis
• Glans : bagian depan atau
kepala penis.
• Glans banyak mengandung
pembuluh darah dan saraf.
• Glans penis  dilapisi oleh
prepusium (foereskin).
• Budaya di beberapa negara 
Sunat.

17
Penis

Terdiri atas jaringan kevernosa (erektil) dan dilalui uretra.


Jaringan erektil tersusun dalam tiga kolom longitudinal yaitu
sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiosum.
18
Mekanisme Ereksi
Ereksi : mengerasnya penis yang dalam keadaan
normal lunak, agar dapat masuk ke dalam vagina.

 Bagaimana tercapainya??
pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah
akibat vasodilatasi hebat arteriol-arteriol penis yang
dipicu oleh rangsangan parasimpatis dan
penekanan mekanis vena.

19
2. Uretra
(Saluran kencing)

• Panjang uretra laki-laki


± 25 cm dan
merupakan saluran
untuk sperma maupun
air seni.

20
3. Vesikula Sminalis

• Termasuk alat reproduksi


laki-laki bagian dalam.
• Fungsinya hampir sama
dengan kelenjar prostat :
– Menghasilkan fruktosa
(sumber energi untuk
sperma)
– Memberntuk setengah
cairan semen

21
4. Kelenjar Prostat
• Kelenjar yg
menghasilkan air mani
• Kelenjar prostat terletak
tepat di bawah kandung
kemih, melingkari ujung
atas uretra.

22
Kelenjar Prostat
• Berukuran 2,3 x 3,5 x 4,5 cm
• Saat terjadi hipertrofi, lobus
media dapat menyumbat aliran
urin  banyak terjadi pada pria
usia lanjut.
• Berperan dalam ejakulasi.
• Komponen penting yang
dihasilkan : fosfatase asam,
seng, sitrat, dan protease
 membuat sperma lebih encer
23
5. Vas Deferens
(Saluran sperma)
• Yaitu saluran yang
menyalurkan sperma
dari testis menuju ke
prostat.
• Panjangnya ±4,5 cm
dengan diameter ±2,5
mm.

24
Vas deferens dan duktus vesikula seminalis bersama-sama
membentuk duktus ejakulatorius yang bermuara pada uretra
bagian prostat.

Duktus ejakulatorius :
• Panjang ± 2,5 cm

Vesikulas seminalis
• Sepasang
• Masing2 memiliki
panjang ± 5 cm

25
6. Epididimis
• Yaitu saluran yang lebih
besar dan berkelok-
kelok yang membentuk
saluran seperti topi.
• Sperma dihasilkan oleh
testis akan berkumpul
di epididimis.

26
TESTIS EPIDIDIMIS
• Bentuk oval • Disusun oleh duktus epididimis (± 600
• Panjang ± 4 cm cm)
• Diameter ± 2,5 cm • Berakhir menjadi vas deferens (± 45 cm)
• Berada dalam skrotum • Tempat terjadinya maturasi akhir
• Tempat terjadinya spermatogenesis sperma karena rangsnagan testosteron.
27
7. Testis
• Umumnya ber-
jumlah sepasang (dua
buah)
• Fungsi  membuat
hormon testosteron dan
membuat sperma
dengan bantuan
hormon testosteron.

28
Testis
• Testis berada di dalam
scrotum, diluar rongga
panggul, karena
pertumbuhan sperma
membutuhkan suhu yang
lebih rendah daripada
suhu tubuh.

29
• Dalam bulan terakhir kehidupan janin, testis mulai turun
secara perlahan, menelusuri rongga abdomen melalui
kanalis inguinalis ke dalam skrotum, satu testis jatuh ke
masing-masing kantung skrotum.
• Testosteron dari testis janin memicu turunnya testis ke dalam
skrotum.
30
Con’t
Catatan Klinis
• Bayi laki-laki prematur  testis masih berada di
dalam kanalis inguinalis saat lahir.
• Pada kebanyakan kasus testis yang tertahan,
penurunan terjadi secara alami sebelum pubertas
atau dapat dirangsang dengan pemberian
testosteron.
• Kriptorkidismus  testis tersembunyi  tidak dapat
menghasilkan sperma hidup.
31
8. Scrotum
• Kantung kulit yang
melindungi testis, berwarna
gelap dan berlipat-lipat.
• Scrotum mengandung otot
polos yang mengatur jarak
jauh testis ke dinding perut
dengan maksud menjaga
suhu testis agar relatif tetap.

32
SPERMATOGENESIS

33
SPERMA

34
Sperma

Sperma Normal :
- volume 2-4 ml, 100 juta sperma/ml, gerakan 3mm/mnt
Sperma dalam traktus genitalia wanita dapat bertahan
selama 1-2 hari.
35
Jenis sperma berdasarkan kromosom
seks

Ginosperma Androsperma

Mengandung kromosom X  Mengandung kromosom Y


 Lebih tahan lama dalam  Lebih tahan dalam suasana basa
suasana asam  Hidup lebih kurang 1 hari
 Hidup 2-3 hari  Memiliki kepala bulat, kecil dan
 Lebih besar dan kepalanya jumlahnya lebih banyak dari
ginosperma
lebih oval
36
Perjalanan Sperma

37
Pengaturan Fungsi Reproduksi
• Hormon Gonadotropin merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk mensekresi LH & FSH.
• LH merangsang sekresi testosteron & FSH
merangsang spermatogenesis.
• FSH melekat pada sel-sel tubulus seminiferus yang
mengakibatkan sel tumbuh dan mensekresi
berbagai unsur spermatogenetik secara
bersamaan.

38
Testosteron
• Hormon steroid yang
berasal dari molekul
prekursor kolesterol.

• Setelah diproduksi,
sebagian testosteron
disekresikan ke dalam
darah.

39
Efek Testosteron
Sebelum lahir -Maskulinisasi saluran reproduksi dan
genetalia eksterna
Pada jaringan spesifik
seks setelah lahir -Mendorong turunnya testis ke dalam
sperma
Efek terkait reproduksi
lainnya

Efek pada karakteristik seks


sekunder

Efek non reproduktif


40
Efek Testosteron
Sebelum lahir

Pada jaringan spesifik -Mendorong pertumbuhan dan


seks setelah lahir pematangan sistem reproduksi saat
pubertas.
Efek terkait reproduksi
lainnya - Penting bagi spermatogenesis

-Memelihara saluran reproduksi


Efek pada karakteristik seks
sepanjang masa dewasa
sekunder

Efek non reproduktif


41
Efek Testosteron
Sebelum lahir

Pada jaringan spesifik


seks setelah lahir
- membentuk dorongan seks saat
Efek terkait reproduksi pubertas
lainnya - mengontrol sekresi hormon
gonadotropin
Efek pada karakteristik seks
sekunder

Efek non reproduktif


42
Efek Testosteron
Sebelum lahir

Pada jaringan spesifik


seks setelah lahir
- Memicu pola pertumbuhan rambut
Efek terkait reproduksi pria (msl : janggut)
lainnya
-Menyebabkan suara lebih berat
karena menebalnya lipatan pita suara
Efek pada karakteristik seks
sekunder
-Mendorong pertumbuhan otot yang
membentuk pola tubuh pria.
Efek non reproduktif
43
Efek Testosteron
Sebelum lahir

Pada jaringan spesifik


seks setelah lahir
- Mendorong pertumbuhan tulang saat
Efek terkait reproduksi
pubertas.
lainnya
-Menutup lempeng epifisis setelah
Efek pada karakteristik seks diubah menjadi esterogen oleh
sekunder aromatase.

-Memicu perilaku agresif.


Efek non reproduktif
44
• Struktur dan fungsi organ
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Siklus menstruasi dan regulasinya
• Hormon reproduksi

45
Organ Reproduksi Wanita

46
47
 Mons Pubis
a. Organ-organ luar Daerah jaringan lemak
tertutup kulit dan ditumbuhi
bulu kemaluan.
 Labia Majora
Dua bibir besar.
 Labia Minora
Dua bibir kecil.
 Klitoris
Analogi dari penis.

Kelompok struktural ini disebut


vulva.
48
b. Organ-organ dalam

49
1. Ovarium
• Fungsi  memproduksi sel
telur yang siap dibuahi, serta
mengeluarkan hormon
esterogen dan progesteron,
pembawa sifat-sifat
kewanitaan dan pola haid.
• Setiap ovarium berisi ribuan
sel telur, dan pada usia subur,
sebuah sel telur matang dan
dilepaskan ke tuba falopii
setiap bulan.
50
2. Tuba Fallopi

• Tempat dimana sperma


bertemu dengan telur
matang segera setelah
ovulasi (fertilisasi).
• Fungsi  dilalui oleh
ovum dari ovarium
menuju uterus.
• Panjang ±10 cm.

51
3. Fimbrae

• Dapat dianalogikan
dengan jari-jari tangan.
• Fungsi  menangkap
ovum yang dikeluarkan /
dihasilkan oleh ovarium.

52
4. Uterus
• Berat normalnya ±30 -50
gr.
• Dindingnya terdiri dari
otot yang kuat, fungsi 
mendorong janin saat
persalinan, dan kembali
ke ukuran semula dalam
6 minggu.

53
Uterus

54
55
Bentuk Uterus

56
5. Cervix
• Struktur sempit
berdinding tebal yang
terletak di ujung bawah
uterus (rahim) dan
menuju ke atas vagina.
• Pada saat persalinan,
cervix membuka
sehingga bayi dapat
keluar.
57
6. Rongga Vagina

• Saluran sepanjang ±8
cm sebagai jalan
masuknya penis dan
tempat keluarnya darah
haid pada waktu
menstruasi serta juga
tempat lewat bayi lahir.

58
7. Mulut Vagina

• Rongga penghubung
rahim dg bagian luar
tubuh.
• Lubang vagina ditutupi
oleh hymen yaitu
jaringan tipis berbentuk
cincin.

59
60
Pengaturan Hormon Reproduksi
pada Wanita

Luteinizing Hormon
Releasing Hormon • Hormon dari hipotalamus
• Untuk merangsang produksi LH,
merangsang FSH dan penurunan
Hormon Hipofisis Anterior produksi gonadotropin.
(FSH & LH)

Hormon Esterogen dan


Progesteron

61
Pengaturan Hormon Reproduksi
pada Wanita

Luteinizing Hormon
Releasing Hormon
• Disekresi akibat respon
Hormon Hipofisis Anterior terhadap releasing hormon di
(FSH & LH) hipotalamus
• Memicu sintesis steroid di
ovarium.
Hormon Esterogen dan
Progesteron

62
Pengaturan Hormon Reproduksi
pada Wanita

Luteinizing Hormon • Disekresi oleh ovarium akibat 2


Releasing Hormon
hormon dari kelenjar hipofisis.

Hormon Hipofisis Anterior


• Korpus luteum membuat
(FSH & LH) steroid esterogen maupun
progesteron merangsang
pertumbuhan dan diferensiasi
Hormon Esterogen dan saluran reproduksi wanita serta
Progesteron struktur yang terpengaruh.
63
Oogenesis

64
Menstruasi
• Menstruasi pertama disebut menarche, umunya
dimulai pada usia 11 – 14 tahun. Biasanya belum
teratur selama 1-2 tahun sampai akhirnya proses
ovulasi menjadi teratur.
• Setelah 45 tahun, siklus menstruasi menjadi tidak
teratur lagi dan kadang-kadang berhenti sama
sekali yang disebut sebagai menopause.

65
Luruhnya dinding rahim dan sel telur
Siklus Menstruasi secara periodik dan berkala saat
tidak dibuahi sperma.

66
Siklus Menstruasi

67
Referensi
• Guyton & Hall.
• Heffner, L.J. &Schust, D.J. 2006. The Reproductive
System at a Glance. USA : Boston University
School of Medicine.
• Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem. Jakarta : EGC.

68

Anda mungkin juga menyukai