Manusia). Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Berikut ini pembahasan mengenai organ reproduksi pria dan wanita beserta pengertian-pengertiannya. A.ORGAN REPRODUKSI PRIA Bagian Luar 1. Penis Di samping berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni pada sistem urinaria, dalam sistem reproduksi penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat keluarnya cairan semen serta alat untuk kopulasi. Meski demikian, air semen serta air seni tidak akan keluar bersamaan, sebab saat terjadinya ejakulasi (pengeluaran sperma) otot-otot pada kandung kemih akan mengerut untuk mencegah sperma masuk sehingga urine yang berada di dalamnya juga tidak akan ikut keluar. Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni sepasang corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada gland penis, disekeliling tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah yang berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan bagian ujung melipat yang disebut preputium, bagian inilah yang akan dipotong saat khitan. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel rambut. • 2. Skrotum • Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan, otot polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan skrotum bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat suhu rendah (dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga spermatogenesis tetap terjadi. • Bagian Dalam • 1. Testis • Jika pada sistem reproduksi wanita yang berperan menghasilkan sel telur adalah ovarium, maka pada reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah testis. Testis juga merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk memproduksi sel-sel kelamin pria, sedangkan fungsi endokrin, yakni untuk memproduksi hormon. • Testis dibungkus oleh kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan terjadinya kerutan secara berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam testis, mengatur keluar-masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran sperma. TESTIS Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-lekuk dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu; Sel Spermatogenik – Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal bakal sel spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian memerlukan waktu sekitar 64 hari untuk berdifferensiasi dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel spermatogonium sendiri terdiri dari4-8 lapis sel. Sel Sertoli – Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada di antara sel-sel spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk memberi makan sel-sel spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan bahan residu. Dua sel sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama dengan jaringan peritubuler.. Selain diisi oleh tubulus seminiferus, testis juga diisi oleh sel-sel interstitial yang terletak diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel leydig terdiri dari jaringan ikat kendor, dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag, pembuluh darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf. Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron. • 2. Sistem saluran genital • Tubulus recti – Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus. Tubulus recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis. • Rete testis – Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan membentuk seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis. Spermatozoa yang melewati saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan di daluran ini. • Duktus efferens – Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran ini ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi oleh epitel selapis silindris serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis. Dibandingkan dengan saluran yang lain, motil silia ini hanya dapat dijumpai di dalam duktus efferens. • Duktus epididimis – Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui duktus epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta terletak di atas testis. Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat lambat. Hal ini menjadikan sperma mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas duktus epididimis terdapat otot polos yang akan membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya. • Duktus Defferens – Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari skrotum dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran yang disebut ampulla duktus deferens. • Duktus ejakulatorius – Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra. 3. Kelenjar genital Vesikula seminalis – Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10 cm. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin, fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam saluran reproduksi wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong basa. Cairan ini bersifat kental dan bergabung menjadi bagian dari cairan semen yang keluar bersama sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar ini lebih kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula seminalis menyumbang sebesar 60% dari komposisi cairan semen. Kelenjar prostat – Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan kelenjar terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria. Sekret yang dihasilkan kelenjar prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. Pada cairan ini terdapat banyak enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid. Cairan yang dihasilkan kelenjar prostat mencapai 30% dari total volume cairan semen. Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar cowpery. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya di belakang urethra pars membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental, sperti lendir serta nampak jernih. Tujuan Pembuahan Fungsi dari organ reproduksi pria yaitu menghasilkan air mani dan sperma di dalamnya, kemudian memasukkan sperma ke dalam organ reproduksi wanita untuk proses pembuahan. Pria memiliki beberapa organ reproduksi yaitu penis, skrotum dan testis. Namun, selain itu ada pula organ internal antara lain epididimis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral, vesikula seminalis, uretra, dan vas deferens. Pada saat pria atau anak laki-laki yang telah melewati masa pubertas terangsang secara seksual, maka tubuhnya akan memunculkan reaksi. Awalnya, terjadi perubahan ukuran penis karena pembuluh darah menjadi lebih besar sehingga darah yang masuk menjadi lebih banyak. Membesarnya penis diiringi dengan perubahan tekstur menjadi lebih kaku, inilah yang disebut kondisi ereksi. Setelah pria mengalami ereksi, kemudian akan diikuti dengan ejakulasi, maka hal tersebut akan membuat penis mengeluarkan air mani bersama dengan sperma di dalamnya. Pada saat ejakulasi, saluran air kencing otomatis tertutup. Tiap kali seorang pria mengalami ejakulasi, maka ia dapat mengeluarkan air mani 2,5 hingga 5 mililiter. Tiap mililiter mengandung lebih dari 20 juta sperma. Setelah sperma memasuki vagina, maka sperma akan terus bergerak menuju leher rahim hingga sel telur untuk mencapai proses pembuahan dan akhirnya terjadi kehamilan. Produksi Hormon Seluruh sistem reproduksi pada pria tergantung pada hormon, yaitu zat kimiawi yang mengatur aktivitas sel dan organ pada tubuh. Saat anak laki-laki memasuki masa pubertas, maka tubuhnya akan memproduksi lebih banyak hormon gonadotropin yang diproduksi oleh hipotalamus pada otak. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai hormon pada organ reproduksi pria : Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone) Hormon ini sangat penting agar organ reproduksi pria dapat menghasilkan sperma. Setiap hari produksi sperma yang dihasilkan bisa mencapai 300 juta, dengan masa pembentukan tiap sperma sekitar 65-75 hari. Hormon pelutein (luteinizing hormone) Saat hormon pelutein yang memasuki aliran darah akan merangsang produksi dan pelepasan hormon testosteron sebagai hormon utama pada pria. Hormon testosteron Produksi hormon testosteron pada masa pubertas memicu berbagai perubahan fisik. Seperti pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin memanjang, suara yang semakin berat, serta tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, wajah dan ketiak. Sebagian remaja laki-laki juga mengalami penambahan berat dan tinggi badan yang signifikan setelah memasuki masa pubertas. Testosteron juga akan memengaruhi massa tulang dan gairah seksual. Proses terjadinya pembuahan Wanita Ada beberapa hormon yang memegang peranan dalam terjadinya menstruasi. Gonadotropin-releasing Hormone (GnRH) Hormon ini diproduksi oleh otak besar atau hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang tubuh guna memproduksi dan melepaskan hormon FSH dan hormon LH. Follicle stimulating Hormone (FSH) FSH diproduksi pada kelenjar hipofisis dalam otak. Fungsi dari hormon ini ialah untuk membuat telur yang berada dalam ovarium menjadi matang sehingga siap disalurkan ke rahim. Luteinising hormone (LH) Hormon LH berfungsi untuk merangsang ovarium agar melepaskan telur. Sama seperti hormon FSH, hormon LH ini juga diproduksi pada kelenjar hipofisis. Hormon estrogen Hormon estrogen diproduksi di dalam ovarium. Hormon ini berperan untuk menjaga keteraturan siklus reproduksi pada wanita. Selain itu hormon estrogen juga berfungsi untuk membantu mempertahankan kehamilan. Hormon Progesteron Hormon progesteron bekerjasama dengan hormon estrogen dalam menjaga siklus reproduksi dan menjaga kehamilan. Hormon progesteron juga diproduksi di ovarium. Hormon ini juga berperan penting dalam proses dalam penebalan dinding rahim. Proses Terjadinya Menstruasi Proses terjadinya menstruasi terbagi dalam 3 fase, yaitu fase menstruasi, fase pra ovulasi dan ovulasi, serta fase pra menstruasi. Menstruasi Menstruasi terjadi antara 3 hingga 7 hari. Pada fase menstruasi wanita mengeluarkan darah dengan jumlah antara 30 sampai 40 ml. Pada saat menstruasi biasanya wanita akan mengalami sakit pada bagian perutnya. Hal tersebut merupakan hal yang normal jika sakit yang terasa masih dalam tahap wajar. Sakit yang timbul pada saat menstruasi terjadi karena adanya kontraksi otot rahim yang bertujuan untuk mendorong serta mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh agar keluar menjadi darah menstruasi. Lapisan dinding rahim dapat menjadi luruh dikarenakan menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Berbanding terbalik dengan menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron, pada fase ini hormon FSH justru mengalami peningkatan. Peningkatan hormon FSH ini mendorong perkembangan folikel dalam ovarium. Folikel adalah kantong berisi indung telur. Folikel yang mengalami perkembangan dalam ovarium tidak semuanya akan terus berkembang. Hanya ada satu folikel yang akan terus mengalami perkembangan. Satu folikel tersebut akan memproduksi estrogen. Hal tersebut akan kembali meningkatkan kadar hormon estrogen yang menurun saat wanita mengalami menstruasi. Pra ovulasi dan ovulasi Pada fase pra ovulasi, akan terjadi kembali penebalan pada lapisan dinding rahim yang luruh pada saat menstruasi. Menebalnya dinding rahim ini merupakan peran dari hormon estrogen yang sudah kembali meningkat setelah menstruasi. Masa pra ovulasi dan masa ovulasi merupakan masa subur bagi wanita. Pada masa ini sperma yang masuk pada dinding rahim akan dapat bertahanhingga beberapa hari. Namun demikian panjangnya masa ovulasi pada setiap wanita tidaklah sama. Pra Menstruasi Pada fase pra menstruasi, lapisan dinding rahim akan mengalami penebalan. Penebalan terjadi karena folikel yang pecah akan memproduksi hormon progesteron yang memang berperan dalam proses penebalan dinding rahim. Jika tidak ada pembuahan yang terjadi, maka tubuh akan memasuki fase pre menstruasi. Pada masa ini hormon progesteron akan mengalam penurunan drastis. Hal tersebut akan kembali membuat lapisan dinding rahim menjadi luruh dan menjadi darah menstruasi. Pre Menstruation Syndrome PMS atau pre menstruation syndrome merupakan fase sebelum terjadinya menstruasi. Pada fase ini terjadi berbagai gejala, baik fisik maupun emosional. Beberapa gejala perubahan fisik yang terjadi pada saat PMS antara lain: Perut terasa kembung Terjadi kram pada perut Payudara menjadi bengkak dan terasa nyeri Berat badan meningkat • Gejala – gejala pre menstruasi tersebut disebabkan karena beberapa hal. Penyebab pertama tentu saja adanya ketidakstabilan hormon. Seperti yang kita telah ketahui sebelumnya, pada masa pre menstruasi terjadi penurunan kadar hormon progesteron secara drastis. • Selain menurunnya kadar hormon progesterone, gejala yang terjadi pada masa pre menstruasi juga terjadi karena adanya perubahan kimia dalam otak. Salah satunya ialah menurunnya kadar serotonin. Penurunan kadar serotonin lah yang membuat wanita menjadi lebih mudah marah pada saat berada dalam fase ini. • Gejala – gejala pre menstruasi merupakan hal yang sangat normal karena memang dialami oleh hampir semua wanita. Gejala – gejala pre menstruasi tersebut akan mereda seiring dengan berjalannya siklus menstruasi. • Namun demikian ada baiknya untuk tetap mengetahui cara mengatasi gejala – gejala pre menstruasi agar tidak mengganggu aktivitas sehari – hari. • Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau meredakan gejala menstruasi, antara lain: • Siklus Menstruasi • Sejak remaja, wanita umumnya akan mengalami siklus menstruasi. Siklus haid merupakan perubahan pada bagian organ reproduksi wanita, yaitu saat lapisan dinding rahim atau endometrium menebal kemudian luruh karena tidak terjadi pembuahan. Siklus menstruasi ini terjadi berbeda-beda pada setiap wanita, namun umumnya terjadi antara 23-35 hari. Jika wanita mengalami siklus di rentang waktu tersebut, siklus masih dikatakan normal. • Siklus menstruasi terjadi karena diatur oleh 5 hormon tubuh, yaitu: • Hormon ini sangat berperan penting terutama pada ovulasi pada siklus reproduksi wanita. Hormon yang diproduksi di ovarium ini juga berperan pada perubahan tubuh seorang remaja ketika berada dalam masa pubertas, dan hormon ini juga terlibat pada pembentukan kembali lapisan rahim ketika periode menstruasi telah selesai. • Untuk menjaga siklus reproduksi dan kehamilan, hormon yang juga diproduksi di ovarium ini bekerjasama dengan hormon estrogen. Hormon ini juga berperan dalam terjadinya penebalan dinding rahim. • Hormon pelepas gonadotropin. Hormon ini diproduksi oleh otak yang berguna untuk membantu memberi rangsangan pada tubuh untuk memproduksi hormon perangsang folikel dan juga hormon pelutein. • Hormon pelutein. Hormon ini akan bertugas untuk merangsang ovarium untuk memproduksi sel telur dan juga proses ovulasi. • Hormon perangsang folikel. Hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari bagian bawah otak ini akan berguna untuk membantu sel telur pada ovarium untuk matang dan siap dilepaskan. • Fase Menstruasi • Ada beberapa fase yang akan dilalui oleh seorang wanita pada saat melalui siklus menstruasinya. Fase-fase tersebut yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi dan juga fase pasca ovulasi. Berikut ini penjelasannya: • Fase Menstruasi • Fase ini akan dialami oleh para wanita setiap bulan, dan barulah wanita akan dikatakan produktif. Fase menstruasi ini akan dialami wanita sekitar 3-7 hari. Pada saat inilah, lapisan dinding rahim akan luruh dan mengeluarkan darah menstruasi. Darah yang keluar pada fase menstruasi ini biasanya sekitar 30-40 ml di tiap siklusnya. • Pada hari pertama menstruasi, biasanya wanita akan merasakan sakit ataupun nyeri yang disebabkan karena otot-otot rahim yang berkontraksi untuk mendorong dan juga mengeluarkan lapisan dinding rahim yang sudah luruh menjadi darah menstruasi. • Lapisan dinding rahim yang luruh ini disebabkan karena kadar progesteron dan juga estrogen menurun. Semakin menurun progesteron dan juga estrogen ketika pada fase menstruasi, maka akan menyebabkan meningkatnya hormon perangsang folikel, dan memancing berkembangnya folikel- folikel atau kantong berisi indung telur di dalam ovarium. Namun hanya akan ada satu folikel yang akan terus berkembang dan akan memproduksi estrogen. Estrogen pada wanita akan sangat rendah ketika awal menstruasi, dan akan mulai meningkat seiring dengan berkembangnya folikel. Fase Pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi, lapisan dinding rahim akan mulai menebal kembali walaupun sedikit. Di fase ini, terjadi proses pembentukan dan juga pematangan ovum di dalam ovarium. Namun belum bisa terjadi pembuahan pada fase ini, karena kondisi rahim yang belum kembali pada kondisi normal. Fase Ovulasi Fase ovulasi tiap wanita akan berbeda-beda. Banyak yang mengira bahwa fase ovulasi akan terjadi pada hari ke-14 setelah siklus pertama, namun sebenarnya itu bukanlah patokan. Karena ovulasi tergantung pada siklus yang dialami tiap wanita. Pada fase ovulasi, ovum telah matang dan juga siap untuk dibuahi. Jika Anda berencana memiliki momongan, maka Anda bisa melakukan hubungan intim bersama pasangan pada fase ini. Biasanya sperma akan bertahan selama 3 sampai 5 hari, karena pada fase ini hormon estrogen sedang meningkat. Fase Pasca Ovulasi Di fase ini lapisan dinding rahim akan semakin menebal karena folikel yang sudah pecah dan mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum ini akan menghasilkan estrogen yang menyebabkan lapisan dinding rahim akan semakin menebal. Jika pada fase ini sel telur tidak mengalami pembuahan, maka wanita akan merasakan gejala pramenstruasi (PMS). Yang biasanya terjadi ketika PMS yaitu perubahan pada emosi yang menjadi lebih sensitif, perubahan kondisi fisik seperti nyeri di payudara, pusing, mudah lelah ataupun merasa kembung. Selain itu, korpus luteum juga akan berdegenerasi dan juga berhenti menghasilkan progesteron. Kadar progesteron dan estrogen yang menurun karena tidak terjadinya pembuahan akan membuat lapisan dinding rahim meluruh menjadi darah menstruasi dan wanita akan kembali mengalami fase menstruasi. PROSES TERJADINYA SPERMA • Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa pada sel spermatogonia melalui tahap mitosis dan meiosis. Sel tersebut terdapat pada dinding tubulus seminiferus yang terdapat pada testis. Selain sel spermatogonia, pada tubulus seminiferus juga terhadap sel sertoli dan sel leydig. Fungsi sel sertoli adalah untuk memberi makan spermatozoa sedangkan fungsi sel leydig berfungsi untuk menghasilkan testosteron. • Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh beberapa hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yaitu LH dan FSH. Fungsi LH (Luteinizing Hormone) adalah untuk merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Sedangkan fungsi FSH (Folicle Stimulating Hormone) adalah untuk merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein). Fungsi ABP adalah untuk memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. • 1. Spermatositogenesis • Spermatositogenesis adalah pembentukan gametositogenesis yang memengaruhi pembentukan spermatosit yang mengandung setengah dari materi genetik. Dalam proses ini terjadi pembelahan spermatogonium hingga menjadi spermatid. Proses ini terdiri dari dua tahap yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan spermatogonium sehingga menjadi spermatosit primer. Sedangkan meiosis adalah pembelahan spermatosit primer menjadi spermatid. • Setiap bagian sel pada spermatid belum sempurna. Sel-sel tersebut masih terhubung satu sama lain oleh jembatan sitoplasma supaya dapat berkembang. Tidak semua spermatogonia (spermatogonium) membelah menjadi spermatosit. Beberapa spermatogonia akan keluar dan membelah untuk memproduksi spermatogonia yang lain. 2. Spermatidogenesis Spermatidogenesis adalah pembentukan spermatid (haploid) dari spermatosit sekunder melalui meiosis II. 3. Spermiogenesis Spermiogenesis adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi spermatozoa muda. Selama proses spermiogenesis, spermatid akan membentuk “ekor” dengan menumbuhkan mikrotubulus pada salah satu sentriol. “Ekor” tersebut akan berubah menjadi aksonema. Bagian depan ekor (bagian tengah sperma. Disebut midpiece) tampak lebih tebal karena mitokondria terdapat dibagian sana untuk menghasilkan energi bagi sperma. DNA juga dimasukkan ke dalam spermatid hingga menjadi kental. Badan golgi mengelilingi nukleus dan menjadi akrosom. 4. Maturasi Baca juga: Sistem Reproduksi Pria (Materi Lengkap) Proses maturasi (pematangan) dipengaruhi oleh testosteron. Dalam maturasi, sitoplasma dan beberapa organel yang tidak berguna dihilangkan. Sitoplasma yang telah menjadi resido mengalami fagositosis oleh sel sertoli di dalam testis. Hasilnya, spermatozoa menjadi dewasa namun belum matang. Spermatozoa dewasa dikeluarkan dari sel sertoli yang sangat steril menunju tubulus seminiferus. 5. Spermiasi Spermiasi adalah proses pelepasan spermatozoa dewasa dari sel sertoli menuju lumen tubulus seminiferus dan selanjutnya menuju epididimis. Spermatozoa dewasa belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil) sehingga pergerakan menuju epididimis harus dibantu dengan cairan testikuler hasil sekresi sel sertoli dan gerakan peristaltik dari otot peritubuler yang terdapat di tubulus seminiferus. Di epididimis, tahap maturasi kembali berlanjut. Ketika di epididimis, terjadi proses pematangan spermatozoa. Spermatozoa juga menjadi motil sehingga dapat bergerak sendiri melalui “ekor”nya. Hasilnya spermatozoa menjadi sperma matang dan siap digunakan dalam proses fertilisasi. SEKIAN PRESENTASI DARI KELOMPOK KAMI