Anda di halaman 1dari 53

Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya

Bagian Luar
1. Penis
Di samping berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni pada sistem urinaria, dalam sistem reproduksi
penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat keluarnya cairan semen serta alat untuk kopulasi.
Meski demikian, air semen serta air seni tidak akan keluar bersamaan, sebab saat terjadinya ejakulasi
(pengeluaran sperma) otot-otot pada kandung kemih akan mengerut untuk mencegah sperma masuk
sehingga urine yang berada di dalamnya juga tidak akan ikut keluar.

Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni sepasang corpora
cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada gland penis, disekeliling
tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah yang berperan dalam proses
ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan bagian ujung melipat yang
disebut preputium, bagian inilah yang akan dipotong saat khitan. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat
kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel rambut.

2. Skrotum
Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan, otot polos,
serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan skrotum bisa
mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat suhu rendah
(dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga spermatogenesis tetap
terjadi.

Bagian Dalam
1. Testis
Jika pada sistem reproduksi wanita yang berperan menghasilkan sel telur adalah ovarium, maka pada
reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah testis. Testis juga merupakan kelenjar eksokrin
sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk memproduksi sel-sel kelamin pria, sedangkan fungsi
endokrin, yakni untuk memproduksi hormon.

Testis dibungkus oleh kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan jala-jala
kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan terjadinya kerutan
secara berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam testis, mengatur keluar-
masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran sperma.

Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-lekuk
dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu;

 Sel Spermatogenik – Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal bakal sel
spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian memerlukan waktu sekitar 64 hari
untuk berdifferensiasi dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel
spermatogonium sendiri terdiri dari4-8 lapis sel.
 Sel Sertoli – Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada  di antara sel-sel
spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk memberi makan sel-sel
spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan bahan residu. Dua sel
sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama
dengan jaringan peritubuler.. Selain diisi oleh tubulus seminiferus, testis juga diisi oleh sel-sel interstitial
yang terletak diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel leydig terdiri dari jaringan ikat kendor,
dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag, pembuluh darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf.
Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron.

2. Sistem saluran genital

 Tubulus recti – Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus. Tubulus recti
dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
 Rete testis – Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan membentuk
seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis. Spermatozoa yang melewati saluran
ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan di daluran ini.
 Duktus efferens – Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran ini ialah 6-
8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi oleh epitel selapis silindris serta
bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis.
Dibandingkan dengan saluran yang lain, motil silia ini hanya dapat dijumpai di dalam duktus efferens.
 Duktus epididimis – Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui duktus
epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta terletak di atas testis.
Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat lambat. Hal ini menjadikan sperma
mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas duktus epididimis terdapat otot polos yang akan
membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya.
 Duktus Defferens – Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari skrotum dan
naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran yang disebut ampulla
duktus deferens.
 Duktus ejakulatorius – Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus
ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.

3. Kelenjar genital

 Vesikula seminalis – Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk
saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10 cm. Kelenjar ini
menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin, fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin
yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam saluran reproduksi wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula
seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong basa. Cairan ini bersifat kental dan bergabung menjadi
bagian dari cairan semen yang keluar bersama sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar ini lebih
kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula seminalis menyumbang sebesar 60% dari komposisi cairan
semen.
 Kelenjar prostat – Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan kelenjar
terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria. Sekret yang dihasilkan
kelenjar  prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. Pada cairan ini terdapat banyak enzim
acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid. Cairan yang dihasilkan kelenjar prostat mencapai 30%
dari total volume cairan semen.
 Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar cowpery. Kelenjar ini
berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya di belakang urethra pars
membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental, sperti lendir serta nampak
jernih.

4. Hormon Penting Pada Genitalia Pria

 FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar
hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk membentuk
Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan dengan testosterone dan
masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara spermatogenesis.
 LH – Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada sistem
reproduksi  yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone testosteron
 Testosteron – Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau sel
leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi penting
diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria,
menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi, serta
memberikan kemampuan untuk bersetubuh.

https://dosenbiologi.com/manusia/alat-reproduksi-pria
Pengertian Organ Reproduksi Laki Laki, Fungsi,
Bagian – bagiannya

Organ reproduksi pada laki laki terbagi menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu di bagian
dalam dan dibagian luar. Untuk lebih memahami tentang organ organ apa saja yang
berperan pada sistem reproduksi laki laki berikut ini akan kita bahas bersama sama.

Bagian Luar

1. Penis
Pada sistem urinaria, penis berfungsi sebagai saluran keluarnya urin. Namun dalam sistem
reproduksi, penis memiliki dua fungsi yaitu sebagai saluran keluarnya cairan semen dan
sebagai alat kopulasi. Meski penis memiliki 2  saluran yang berbeda, hal ini tidak membuat
kedua cairan ini keluar secara bersamaan. Mengapa demikian ? karena pada saat terjadi
ejakulasi atau proses pengeluaran sperma, otot otot pada kandungkemih akan mengerut
untuk mencegah sperma masuk dan urin yang berada didalamnya juga tidak keluar
bersama sperma.

Pada penis terdapat tiga tabung erektil, tabung tabung ini yang menyebabkan penis bersifat
erektil. Tabung tabung tersebut adalah sepasang corpora cavernosa dan sebuah corpora
spongiosa dan ketiganya akan berakhir pada gland penis. Tabung tersebut dikelilingi oleh
jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah yang berperan dalam proses
ereksi dan ejakulasi. Penis juga di dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan bagian
ujung melipat yang disebut preputium. Pada kulit penis juga sama seperti kulit pada
umumnya yang memiliki kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel rambut. Saat anak laki
laki dikhitan maka bagian preputium lah yang akan di potong.
2. Skrotum
Skrotum adalah kantung pembungkus testis, yang berfungsi sebagai pengatur suhu testis.
Hal ini merupakan kegiatan yang sangat penting pada proses spermatogenesis agar suhu
tetap stabil sehingga spermatogenesis tetap terjadi. Pada skrotum terdiri dari lapisan
subkutan, otot polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan, lipatan
lipatan ini yang memungkinkan skrotum bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas
dan mengerut mendekati tubuh saat suhu rendah atau dingin.

Bagian Dalam
1. Testis

Testis merupakan kelenjar eksokrin dan juga kelenjar endokrin. Mengapa bisa demikian ?
karena testis memproduksi sel sel sperma beserta dengan hormone yang berperan
didalamnya. Telah  dijelaskan sebelumnya bahwa testis terbungkus oleh skrotum atau
kapsula testikularis. kapsula testikularis ini terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos,
dan jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis lah yang
berperan sebagai alat yang menyebabkan terjadinya kerutan secara berkala yang berguna
untuk mengatur tekanan dalam testis, mengatur keluar-masuknya cairan ke dalam kapiler-
kapiler, serta mendorong keluarannya sperma.

Sperma terjadi dalam tubulus seminiferus. tubulus seminiferus merupakan saluran panjang
yang berlekuk-lekuk dan berada di dalam testis. Didalam tubulus seminiferus terdapat dua
jenis sel, yaitu :
 Sel Spermatogenik – Sel ini merupakan awal dari sel sperma pada laki laki. Sel ini
pada awalnya merupakan kromosom diploid yang kemudian berdiferensiasi selama
64 hari dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel
permatogonium memiliki 4 sampai 8 lapisan.
 Sel ini terletak di antara sel-sel spermatogonium, dan bersifat sebagai penyokong
dari sel spermatogonium. Dikatakan sebagai sel penyokong karena sel serotoli
mensekresikan hormone inhibin yang berfungsi memberi umpan balik pada kelenjar
hipofisis agar dapat menghentikan produksi dan sekresi hormone FH dan FSH.
Disamping itu sel serotoli juga berperan sebagai organ yang menghilangkan residu
dari sisa sitoplasma spermatid. Sel sel serotoli yang terletak berdekatan akan
membentuk sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama dengan jaringan
peritubuler.

Diantara tubulus seminiferus didalam testis tedapat sel sel interstitial. sel interstitial atau
disebut juga sel leydig Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron. Sel leydig ini
terdiri dari jaringan ikat kendor dan diisi oleh sel sel fibroblast, mast sel, makrofag,
pembuluh darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf.

2. Sistem saluran genital


Tubulus recti –merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus yang berupa saluran lurus.
Saluran Tubulus recti bermula dari puncak setiap lobulus testis.

Rete testis – Tubulus recti yang bermula dari puncak setiap bolus testis akan memasuki
mediastinum testis dan membentuk serabut anyaman. Bagian inilah yang dinamakan
dengan rete testis. Spermatozoz sangat cepat saat melewati rete testis sehingga testis
jarang ditemukan dalam saluran ini.

Duktus efferens – Saluran ini memiliki panjang sekitar 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm
yang merupakan saluran lanjutan dari rete testis. Dibagian dalam duktus efferens terlapisi
oleh epitel selapis silindris dan bersilia yang terkadang bersifat motil, motil silia ini hanya
terdapat di dalam duktus efferens. Duktus efferens memilikifungsi untuk mendorong
spermatozoa menuju epididimis.

Duktus epididimis – Duktus epididimis merupakan saluran panjang yang berliku liku dan
terletak di atas testis. Panjang dari Saluran ini adalah 5-7 meter, dan disalam saluran ini
spermatozoa berjalan sangat lambat. Panjang dan lamanya sperma didalam saluran ini
mengakibatkan sel sperma akna mengalami pematangan yang sanga sempurna. Letak
saluran duktus epididimis berada tepat setelah saluran duktus efferens, dan disekitar
duktus epididimis terdapat otot polos yang dapat membantu sel sel spermatozoa untuk
menuju ke saluran selanjutnya.

Duktus Defferens – Setelah melalui pematangan didalam saluran Duktus epididimis, sel
spermatozoa akan keluar dari skrotum dan naik ke atas melewati saluran duktus deferens.
Diujung saluran ini terdapat pelebaran saluran yang disebut ampulla duktus deferens.

Duktus ejakulatorius – Saluran terakhir dari rangkaian saluran genitalia ini adalah Duktus
ejakulatorius. Saluran ini menembus kelenjar prostat lalu saluran Duktus
ejakulatoriusmasuk ke saluran uretra.
3. Kelenjar genital
Vesikula seminalis – Kelenjar ini menghasilkan sekresi yang mengandung protein globulin,
fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam
saluran reproduksi wanita. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10 cm, Vesikula
seminalis berbentuk tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk saluran dan
terletak di belakang prostat. Ukuran kelenjar ini lebih kecil dari kelenjar prostat, namun
mampu menghasilkan cairan semen sebanyak 60 % dari keseluruhan cairan semen. Cairan
sekresi yang dikeluarkan oleh vesikula seminalis memiliki pH 7,3 sehingga tergolong dalam
cairan yang bersifat basa, bersifat kental dan menjadi cairan penyangga dari sel sel
sperma.

Kelenjar prostat – Jika dilihat dari ukurannya, kelenjar prostat merupakan kelenjar terbesar
yang terdapat pada sistem reproduksi laki laki. Kelenjar ini terletak di bawah vesika urinaria.
Kelenjar prostat juga menghasilkan cairan penyangga semen sebanyak 30% dari total
cairan semen yang bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. enzim acid-
phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid merupakan enzim yang terkandung didalam
cairan tersebut.

Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar ini disebut juga sebagai kelenjar cowpery yang
berukuran sebesar kacang hijau. Kelenjar bulbo-urethralis merupakan sepasang kelenjar
yang menghasilkan cairan bersifat kental, seperti lendir serta nampak jernih. Kelenjar ini
terletak di belakang urethra pars membranacea.

4. Hormon yang berperan Pada Genitalia Pria


FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) – Kelenjar hiposisis anterior yang
terdapat didalam otak menghasilkan FSH. Hormone ini berfungsi untuk merangsang sel
sertoli untuk membentuk Anrogen Bound Protein atau ABP. ABP akan diterima oleh
reseptor ABP lalu akan berikatan dengan hormone testosterone masuk ke dalam tubulus
seminiferus dan berfungsi memelihara spermatogenesis.

LH – Luteinizing Hormone atau LH – Kelenjar hiposisis anterior yang terdapat didalam otak
juga menghasilkan Luteinizing Hormone atau LH.  Hormone ini berfungsi sebagai hormone
yang merangsang sel-sel leydig untuk menekskresikan hormone testosterone.

Testosteron – hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau sel leydig yang
berada di antara tubulus seminiferus. Hormone testosterone yang dihasilkan oleh sel
interstitial memiliki banyak funsi bagi tubuh laki laki,  diantaranya memberikan rangsangan
atau stimulant dalam pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria,
menstimulasi keluarnya dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan
nafsu birahi, dan memberikan kemampuan dalam kegiatan seksual.

https://www.biologi.co.id/organ-reproduksi-pria/
Informasi Dasar Tentang Sistem
Reproduksi Wanita
Wanita memiliki banyak karakteristik fisik yang berbeda dari pria karena peran pentingnya
dalam reproduksi. Fungsi sistem reproduksi wanita ada dua — untuk memungkinkan
pembuahan dari pertemuan sperma dan sel telur, serta melindungi organ dalam
kewanitaan dari patogen penyebab infeksi. Berikut semua yang perlu Anda tahu seputar
organ reproduksi wanita beserta perannya dalam kesehatan tubuh.

Apa saja organ yang terlibat dalam sistem


reproduksi wanita?

Anatomi organ dalam sistem reproduksi


wanita (sumber: Anatomy Library)

1. Ovarium

Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang
bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium bertanggung jawab untuk memproduksi
hormon seks wanita seperti estrogen, progesteron dan ovum yang biasa disebut sel telur.

2. Tuba falopi

Tuba falopi memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing membentang
dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium. Tuba falopi bertanggung
jawab untuk mengangkut ovum yang dilepaskan dan membawanya ke dalam infundibulum
untuk dipindahkan ke rahim.
3. Rahim (uterus)

Rahim (uterus) adalah tempat di mana embrio ditanamkan dan kemudian tumbuh. Bagian
ini menyelimuti dan mendukung janin yang sedang berkembang. Selain itu, rahim
menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot dinding rahim
berkontraksi selama persalinan untuk mendorong janin melewati jalan lahir.

Tampak luar anatomi vagina dan vulva


(sumber: Our Bodies Ourselves)

4. Vagina

Yang selama ini Anda bisa amati dari luar dengan mata telanjang  bukanlah vagina,
melainkan vulva. Di vulva terdapat bukaan vagina. Vagina itu sendiri sebenarnya terletak
dalam tubuh di belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim. Salah satu fungsi vagina
adalah sebagai jalan keluar darah saat menstruasi dan jalur lahir bayi saat persalinan.
Tanggung jawab utamanya adalah sebagai “terowongan” bagi sperma berenang
menuju rahim dan tuba falopi untuk pembuahan.

5. Vulva

Vulva adalah tampak luar dari anatomi vagina yang terdiri dari labia majora, labia minora,
bukaan saluran kemih untuk buang air kecil, dan klitoris. Fungsinya adalah untuk
melindungi vagina. Vulva juga merupakan bagian sensitif pada tubuh wanita yang mudah
dirangsang dan menghasilkan kenikmatan seksual.
anatomi payudara wanita (sumber: Komen
NYC)

6. Payudara dan kelenjar susu

Payudara juga termasuk salah satu organ yang terlibat dalam sistem reproduksi wanita.
Payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran susu, dan kelenjar adiposa. Kelenjar
susu adalah jenis kelenjar sudoriferus khusus yang telah diubah untuk menghasilkan susu
untuk memberi makan bayi.

Jangan merasa malu untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai struktur tubuh Anda
atau pasangan. Ini bisa membantu Anda untuk mengetahui dengan pasti bagaimana cara
menjaga kesehatan tubuh.

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/informasi-sistem-reproduksi-wanita/
Sistem Alat Reproduksi Wanita Beserta
Fungsi Dan Bagiannya
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan
masuk spermake dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin
dalam dari organisme penyebab infeksi.Saluran kelamin wanita memiliki
lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme
penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
(evelyn pearce, 2002).

Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia


eksterna dan organ genetalia interna. Organ genatalia eksterna dan
vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ genetalia interna
untuk ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi blastokis,implantasi, dan
tumbuh kembang janin.
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim.
Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar
sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam stroma selular.
Kelenjar dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara
pengelupasan dan pertumbuhan baru setiap sekitar 28hari.
Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan
ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap
spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala) yang berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian yang
silindrik(leher) yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran
spermatozoa dapat bergerak cepat. (Sarwono Prawirohardjo, 2012)
Lihat Daftar Inti Pelajaran :
Pengertian Alat Reproduksi Wanita

Alat Reproduksi wanita ialah suatu organ – organ yang berperan dalam


serangkaian proses yang mempunyai tujuan untuk berkembangbiak atau
memperbanyak suatu keturunan. Agar manusia bisa mempunyai anak, maka
harus mempunyai sebuah organ – organ reproduksi dengan fungsi dan dalam
keadaan normal.

Organ Sistem Reproduksi Wanita


1. Organ reproduksi luar dan
2. Organ reproduksi dalam

Bagian – Bagian Alat Reproduksi Wanita

 Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua


kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR/ Organ
kelamin luar (Eksternal)
 

Organ kelamin
luar (Internal)

1. Mons Pubis/ Mons Veneris

 Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak


yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis.
 Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut.
 Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
akan berkurang dan rambut pubis akan menipis.

2. Labia Mayora
 Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong
dan menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan
ke belakang yang mengelilingi labia minora.

 Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa


dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai selaput
lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.

 Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan


batas depan dari perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
 Homolog dengan skrotum pada laki laki.

3. Labia Minora

 Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan


berwarna kemerahan yang terlihat jika labia mayora dibuka.
 Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian
atas disebut –  preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut
frenulum klitori
 Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati
garis tengah dan menyatu dengan fuorchette.

4. Clitoris/ Klentit

 Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang


terletak diujung superior vulva.
 Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh
pembuluh darah.
 Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat
klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi
tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan keregangan seksual.

 Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada
badannya.
 Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah
sekitar 6×6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan
akan membesar jjika secara seksual terangsang.
 Klitoris analog dengan penis pada laki-laki.

4.
5. Vestibulum

 Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua


labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.

 Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang yaitu vagina,


urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan
agak ke belakang dari introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di
samping dan agak ke dorsal urethra.
6. Kelenjar Bartholini dan Skene

 Kelenjar yang penting di daerah vulva karena


dapat mengeluarkan lendir.
 Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.

Kelenjar Bartholini dan


Skene
7. Ostium Uretra

 Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun


dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan
vulva.
 Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

8. Ostium Vagina

 Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada


gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan
jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh himen.

Ostium Vagina

9. Hymen (Selaput dara)

 Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.

 Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau
sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala
ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atau
berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada
gadis sulit membedakannya dengan hymen yang sudah mengalami
penetrasi saat koitus.

Hymen
(Selaput dara)
10.Perineum

 Perineum Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus


vagina dan anus.
Perineum

2. Organ reproduksi dalam (Internal)


 Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan
saluran reproduksi (saluran kelamin).
 Ovarium
Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah
almond yang berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan
berada pada lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.

Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral

1. Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan


tepi posterior yang bebas. Ligamentum penyangga ovarium adalah :

1. ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum


infundibulo-pelvicum ) dan
2. ligamentum Ovarii Proprium.
Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang
merupakan cabang aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan
keluar ovarium melalui vena ovarica.
Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang
dijumpai pada testis.

Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian


dalam disebut medula yang mengandung banyak pembuluh darah
besar serta syaraf.
Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium
kecil. Masing-masing folikel mengandung ovum immature (oosit) yang
terbungkus dengan satu atau beberapa lapisan sel.

Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut
dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel
tersebut dinamakan sel granulosa.
Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat
maturasi.

Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih
(sguamoues epithelium).
Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang
mengitari oosit.
Folikel sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel
granulosa.

Ruangan tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat


cavum sentral yang disebut sebagai antrum.
Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang
sangat dominan dan folikel biasanya menonjol keluar permukaan
ovarium.
Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak
mengeluarkan oosit dari ovarium, peristiwa ini disebut ovulasi.

fungsi ovarium
 Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon
estrogen dan progesteron.

 Saluran reproduksi

1. Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan


vagina.

 Oviduk ( tuba falopi )


Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri
ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk
corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-
jumbai (fimbrae).
Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum
yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi
untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.

 Uterus

Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk


kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya
mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Serviks (leher rahim) terletak di
puncak vagina.  Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki
permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause,
lapisan lendir menjadi licin.

Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak
di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan
rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah
yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks.
Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan
janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi
terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam


rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang
yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama
masa ovulasi (pelepasan sel telur).

Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga


selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses
persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan
tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. 
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa
menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi).

Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu
menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.  Sperma ini kemudian dapat
bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi
sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari
sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi


fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun
dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium.
Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan
membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan
pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi
(pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.

 Vagina

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada
wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-
lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa
lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.

Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi


rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin.
Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk
melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi
semula setelah janin dikeluarkan.
 Proses Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita
1. Oogenesis
Oogenesis
Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur.
Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit
primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan,


yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi
perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis.
Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai
bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas.
Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung


sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya
memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya
mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan
hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap
pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang
tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran
normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran
lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua).


Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai
tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi
fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi.

Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan
dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan
menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut
badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah
menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid
yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur
(folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum.
Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga
mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit
sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk
menyelubungi oosit primer.

Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi
folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder
berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier
berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder
lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak
terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

2. Menstruasi (Haid)
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari
uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum
tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum
yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan
dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama
tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi
mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya


adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi
pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari
pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari
pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase,
yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.

 Fase menstruasi
Fase
Menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma,
sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).

Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh,


sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang
mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase
menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume
darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.

 Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus


mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis
untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel
primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer
dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi
matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.

Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya


estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun
dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen
selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan
lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup
sperma.

 Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi
menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap
pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH.

LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat


inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel
de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-
14.

 Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder
karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus
luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak
folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu
progesteron.
Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam
uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah
pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina
dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman
(implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28.
Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan
produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi
estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi
aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi
akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

3. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung


ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit
sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit
sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa
yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.

Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata,


yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam
korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga
terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:

 Hialuronidase, Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid


pada korona radiata.
 Akrosin, Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona
pelusida.
 Antifertilizin, Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma
dapat melekat pada oosit sekunder.

Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang


tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :

 Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.


 Menarik sperma secara kemotaksis positif.
 Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan
zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi
sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder ,
sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II
dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.

Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala
sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi.
Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan
ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan
zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.

4. Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam
perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil
pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan
bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.

Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut
blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol).
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.

1. Sel-sel bagian luar blastosit

Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu
implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-
tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas
juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta
mencairkan sel-sel endometrium.

Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif
oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas
beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat
membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.

Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses


transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama
embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran
melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.

 Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang
pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam
pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah
dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi
dengan trofoblas membentuk korion.

 Korion

Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion


membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion
berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah
ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan
jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ
pemberi nutrisi bagi embrio.

 Amnion

Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu


ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh
membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat
bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang
drastis serta guncangan dari luar.

 Alantois

Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar


menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di
dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan
dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon
dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.

2. Sel-sel bagian dalam blastosit

Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio


(embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri
dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan
ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah
(mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi
berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan
membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar
kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan
langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.

Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran,


terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat.
Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.

5. Laktasi

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu.
Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu.
Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan
lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar
(duktus kelenjar) yang belum berkembang.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh


mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari
hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah
besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga
sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara
bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga
bertambah besar.

Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik


kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini
adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin
memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu.

Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam
darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi.
Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion
manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong
prolaktin dari hipofisis ibu.

6. Menopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang


berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya
yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut
sebagai perubahan kehidupan. Sekitar 80 persen wanita mulai melompat-
lompat menstruasinya.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fisiologis


Sistem Reproduksi Manusia
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut

 Faktor Organobiologik

Reproduksi manusia yang bersifat biseksual, dipengaruhi oleh faktor


organobiologik, baik pada pria maupun pada wanita. Faktor organobiologik
ini mencakup berbagai kelainan anatomis maupun fungsional dari pada alat
tubuh manusia, terutama kelainan alat dan fungsi reproduksi, yang dapat
mengakibatkan kelainan pada kualitas dan kuantitas reproduksi manusia.

Dalam kelompok faktor oganobiologik ini, termasuk :

1. Umur manusia.
Diketahui bahwa puncak kesuburan umumnya berada pada usia sekitar 24 –
25 tahun. Fungsi reproduksi menurun setelah usia itu.

2. Faktor gizi.
3. Penyakit infeksi, seperti radang kelenjar parotis pada mulut
(gondongan), tuberkulosis, kencing nanah, radang prostat, kusta, cacar
dan sebagainya.

4. Alergi dan gangguan imunologik.


5. Gangguan metabolisme umum, seperti kencing manis dan sebagainya.
6. Kegagalan ginjal menahun.
7. Kelumpuhan bagian bawah anggota badan (papaplegia).
8. Kelainan endoktrim pada kelenjar hipofise otak.
9. Kelainan kromosom.
10.Pengaruh dari luar : obat, zat kimia, radiasi, suhu ling¬kungan sekitar,
dan sebagainya.

 Faktor Psikoedukatif

Reproduksi manusia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tergolong


psikoedukatif, yaitu faktor kejiwaan dan pendidikan atau pengetahuan
manusia.

Kesadaran akan gawatnya masalah kependudukan suatu negara, merupakan


motivasi untuk upaya pentingnya memelihara kesehatan ibu dan anak serta
keluarga, membuat para pasutri mempraktekkan keluarga berencana. Dalam
banyak hal, pendidikan kaum wanita berpengaruh positif terhadap
pengendalian reproduksinya.

 Faktor Sosiokultural
Faktor yang tergolong dalam kelompok sosial budaya memberi pengaruh pula
terhadap reproduksi manusia. Pandangan bahwa anak laki-laki lebih berharga
daripada wanita, banyak anak banyak rejeki seringkali menjadi pendorong
pemacuan terhadap fungsi reproduksi, bahkan seringkali dengan melupakan
akibat buruk terhadap kesehatan ibu dan anak.

 Hormon-Hormon Pada Sistem Reproduksi Wanita


Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan
perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah
satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus
menstruasi.

 Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.

Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan


endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

 Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan


ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.

 Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH
akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke
hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.

 FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing


Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh


hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan
dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian
folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.

 HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12
minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester
kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester
ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan


produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau
urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).

 LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin
ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL /
Human Placental Lactogen).

Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa


laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap
GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia)
dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan
haid berupa amenorhea.

Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita


1. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6
bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

2. Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

3. Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi


karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara
lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
4. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh


lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

5. Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami
pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan
pembedahan dan kemoterapi.

6. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar


uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar
uterus, misalnya di paru-paru.

Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada
masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan
sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

7. Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat
hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
8. Keputihan (Fluor Albus)

Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara
lain jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas vaginalis,
bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung
gula dan hangat. Jamur ini sering ditemukan pada perempuan hamil dan
penderita diabetes melitus (kencing manis).

9. AIDS

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency Syndrome


(sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit ini disebabkan
oleh virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus). Sampai sekarang, penyakit
mematikan ini belum ada obatnya. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak
langsung menderita AIDS.

Penyakit ini baru terlihat setelah enam bulan sampai lima tahun, bergantung
pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih
yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, jika
terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan.
penderita AIDS dapat meninggal.

10.Kista 
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang
dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak
berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari
nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti:
terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga
kanker endometrium.
11. Myom
Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak.
Istilah mudahnya, daging tumbuh di rahim.
Gejala-gejala myom:

 Nyeri perut atau pinggul.


 Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
 Nyeri saat bersenggama.
 Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
 Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
 Tekanan pada panggul.
 Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dan pendarahan tidak
normal (lebih banyak atau lebih lama).

Gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah membesar.

 Kesimpulan

Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu: Organ-


organ eksternal, berfungsi kopulasi, terdiri dari: Vulva, mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, vestibulum, introitus/orificium vagina,
vagina, prineum.

Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi


blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran terdiri dari: Uterus,
servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus.  Oogenesis adalah
proses pembentukan ovum (sel telur) yang terjadi didalam ovarium. Hasil dari
oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.

Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium pada
perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana
sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu
ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah.
 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik
dan saran dari rekan-rekan sekalian untuk dapat membimbing dan membantu
pembelajaran lebih lanjut.

https://www.gurupendidikan.co.id/organ-reproduksi-wanita/

Pengertian Sistem Endokrin


Kamu tentu tahu jika terdapat sejumlah hormon di dalam tubuh manusia. Nah, sistem endokrin lah yang
menghasilkan dan mengatur hormon-hormon tersebut, Quipperian.
Tidak hanya itu, dalam melakukan tugasnya, sistem endokrin berhubungan erat dengan sistem saraf. Kedua
sistem ini akan saling mengontrol serta memadukan satu sama lain sekaligus menjaga homeostatis dalam tubuh
manusia.
Sistem endokrin yang bekerja dengan sistem saraf lazim disebut sebagai neuroendokrin.
Fungsi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin yang disebut juga sebagai kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh
darah ini akan mengekskresikan senyawa protein atau senyawa steroid dalam bentuk getah yang disebut
hormon.
Hormon bersama dengan sistem saraf amatlah penting dalam mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal
reproduksi, bahkan tingkah laku manusia.
Kelenjar dalam Sistem Endokrin

Ada beberapa kelenjar dalam sistem endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.
1. Kelenjar hipofisis (Pituitari)
Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan dapat memengaruhi aktivitas kelenjar
lainnya.
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya menghasilkan hormon yang berbeda-beda,
yaitu:
 Lobus anterior, menghasilkan hormon:
 Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin.
 Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortikosteroid.
 Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus seminiferus dan
spermatogenesis.
 Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi estrogen.
 Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi testis dalam menghasilkan
testosteron.
 Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
 Lobus intermedia, menghasilkan hormon:
 Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.
 Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen dalam perubahan
warna kulit.
 Lobus posterior, menghasilkan hormon:
 Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.
 Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah banyak.
2. Kelenjar tiroid (Gondok)
Terletak di daerah leher, dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya pembuluh darah.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu:
 Tiroksin, untuk membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, dan
kematangan seks.
 Triidotironin, untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
 Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.


3. Kelenjar paratiroid (Anak gondok)
Terletak di daerah kelenjar gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
Kelenjar paratiroid menghasilkan satu hormon, yaitu:
 Parathormon, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)
Terletak di atas ginjal, kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
 Korteks, menghasilkan hormon:
 Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur reabsorpsi air di ginjal.
 Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah glikogen menjadi
glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
 Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
 Medula, menghasilkan hormon:
 Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam darah.
5. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans)
Terletak di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini menghasilkan dua hormon, yaitu:
 Insulin, untuk mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati. Karenanya, kadar gula darah akan
turun.
 Glukogen, untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Karenanya, kadar gula darah akan naik.
6. Kelenjar gonad (Kelamin)
Terletak di daerah perut (wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki), kelenjar ini juga menghasilkan
hormon berbeda bagi wanita dan laki-laki.
Pada wanita, kelenjar gonad menghasilkan dua hormon:
 Estrogen, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.
 Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki dinding uterus.
Pada laki-laki, menghasilkan satu hormon:
 Testosteron, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.
7. Kelenjar timus (kacangan)
Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan satu hormon:
 Thymosin, untuk membantu sistem kekebalan tubuh.
Penyakit yang Dapat Menyerang Sistem Endokrin
Kelainan hormon dapat terjadi pada manusia karena adanya hipersekresi ataupun hiposekresi pada kelenjar-
kelenjar dalam sistem endokrin.
Kelainan karena hipersekresi pada…
 Kelenjar hipofisis: gigantisme.
 Kelenjar tiroid: kemunduran fisik dan mental.
 Kelenjar paratiroid: kelainan tulang (rapuh).
 Kelenjar adrenal: virilisme.
Kelainan karena hiposekresi pada…
 Kelenjar hipofisis: kekerdilan.
 Kelenjar tiroid: obesitas.
 Kelenjar paratiroid: kejang-kejang otot.
 Kelenjar adrenal: penyakit addison.
 Kelenjar pankreas, hormon insulin: penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
 Kelenjar gonad pada wanita: gangguan menstruasi.
Melihat pentingnya peran dari sistem endokrin, tentu kamu harus menjaga kesehatan, ya. Meskipun penyakit
karena faktor keturunan tidak bisa dihindari, beberapa faktor risiko lainnya dapat dicegah dengan pola hidup
yang sehat, 

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/sistem-endokrin-biologi-kelas-11/
Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada
Manusia

Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan


sel sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi
embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai
konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.

Namun demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari


hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum
proses pembuahan terjadi. Mengapa demikian? karena tanggal pasti
proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan HPHT
dapat dengan mudah diketahui dan diingat. Lebih lanjut, baca: Cara
Menghitung Usia Kehamilan Paling Akurat

Lantas, bagaimana terjadinya proses pembuahan? Mari kita simak


tahapan demi tahapan proses fertilisasi atau konsepsi berikut ini.

Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada


Manusia
1. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi


terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung
telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti dijelaskan disini:
proses terjadinya menstruasi.

Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap
bulannya ada satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung
(folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan
ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating
hormone).

Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi


yang dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses
ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya.
Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak
hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan
terjadinya hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan


perlahan menuju rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24
jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang membuahinya,
maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

3. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian


berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan
hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan
dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai
‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

4. Jika sel telur tidak dibuahi

Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan
berpindah ke rahim dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil
dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya.
Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses
peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi
dan menerobos masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses
pembuahan. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga tak ada
sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika


spermanya mengandung kromosom Y, maka bayinya laki-laki.
Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, maka yang lahir nanti
adalah bayi perempuan.

Cermati tanda-tadannya: 8 Tanda Ovulasi Berhasil Dibuahi

6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke


rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi.


Namun sebelumnya, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih
menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.
Gambar proses pembuahan hingga implantasi dalam rahim

Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah
diri dengan cepat sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini
terus terjadi seiring berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke
rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau
menanamkan diri ke dinding rahim.

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita


mengalaminya. Beberapa mendapati munculnya bercak darah di
celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan dinding rahim
terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.
Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi
mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi
sudah mulai terbentuk.

7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon


kehamilan (hCG). Keberadaan hormon inilah yang  dideteksi oleh alat
tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari hari pertama
haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test
pack.

Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan


setelah telat haid saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru
menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya,
tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

https://www.honestdocs.id/proses-pembuahan-fertilisasi-manusia-tahap-demi-tahap

Anda mungkin juga menyukai