Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

“Sistem Reproduksi Laki-laki”

Disusun Oleh :
Nama : Dwi Nanang Saputro
Kelas : XI MIPA 5
No : 09

SMA NEGERI 2 DEMAK


TAHUN AJARAN 2017 / 2018

0
BAB I
Sistem Reproduksi Laki-Laki

Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas alat-alat reproduksi, proses pembentukan


sel sperma (spermatogenesis), dan berbagai hormon yang ikut berperan dalam sistem
reproduksi.

A. Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki


Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni
sperma. Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses pelepasan
sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan
di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan sperma. Dalam proses
pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon seksual. Alat reproduksi
pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar (eksternal) dan alat
kelamin bagian dalam (internal).

Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran
pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris
(vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)

1. Testis
Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk memproduksi
sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus seminiferus, yang
berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang paling halus.
Proses pembentukan sperma ini disebut spermatogenesis. Sperma yang
dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel
sperma setiap hari. Sperma ini berfungsi dalam meneruskan keturunan. Testis
juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini

1
dihasilkan oleh sel-sel Leydig yang terletak di celah-celah antara tubulus
seminiferus. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kelamin sekunder pada seorang laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada
seorang laki-laki antara lain:
a) suara yang membesar,
b) tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
c) bentuk dada yang bidang.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki,
serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki
akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.

2. Saluran Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-
kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai
tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan
mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan
epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan
sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis
(kantung semen/kantung mani).

Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula
seminalis dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis,
memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar
urine dan saluran keluar air mani.

3. Kelenjar Asesoris
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-

2
lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan
dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume
semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia
energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan
getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih
seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi
sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran
mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat
basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.

Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan skortum :
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons
berasal dari vena dan kapiler yang
mengalami modifikasi. Dua
terletak di atas disebut korpus
kavernosa, satu buah terletak di
bawah dan membungkus uretra
disebut korpus spongiosum.
Batang utama penis dilapisi kulit
yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit
yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang
dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil
tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan
tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam
keadaan ereksi dan alat koitus (persetubuhan).

2. Skrotum (kantung pelir)


Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di

3
antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam
skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik
dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai
pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan
sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa
derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

B. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa
(sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar
72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala
mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma.
Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta
memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani.
Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki
struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang
mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang
bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin
dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada
suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung
zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan
spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig
berfungsi menghasilkan testosterone
.
Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit
primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi
spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen
Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan

4
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut
dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki,
spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi
setiap saat.

C. Hormon
Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang
merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau
organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi
pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH)
dan hormon testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak.
FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH
merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan proses
spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan karakteristik
laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang
dan dorongan seks.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testoteron, LH(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone),
estrogen dan hormon pertumbuhan.

5
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium,
dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-
atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari
kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung
telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk
menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron
mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40
tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan
prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari.
Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron
dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul
testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan
kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron
menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan
memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut
:
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria
primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam
spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi
hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

2. efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein


dan pertumbuhan sel-sel otot.

3. efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron


meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih
panjang dalam beberapa waktu.

LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)

6
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria


a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-
tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat
ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis
adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

7
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan
seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi
darah.
h. Gonorhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah
bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas
dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang
disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.
i. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia
29-35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat
mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma.
Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari
munculnya sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak. Hingga kini penyebab
kanker testis masih belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak berkembang
sempurna berisiko tinggi terkena kanker. Demikian pula mereka yang terlahir
dari ibu yang mengkonsumsi hormon tambahan selama kehamilan.
Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia
tubuh seperti alpha fetoprotein dan beta human chorionic gonadotropin yang
diproduksi sel-sel kanker. Pemeriksaan Kanker. Dalam kondisi tertentu, untuk
menghentikan sebaran sel kanker ke bagian yang lainnya, seringkali
mengharuskan membuang testis. Perawatan selanjutnya termasuk operasi
yang juga membersihkan jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel
kanker. Pada stadium awal atau pria dengan jenis kanker
testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker telah menyebar
sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.
Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker
bervariasi. Paling umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah zakar
tidak otomatis membuat impoten. Namum jika jaringan lymphatic dibuang
menyebabkan produksi sperma berkurang. Terapi radiasi umumnya
menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang amat sangat. Namun akan

8
terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya. Penyakit ini seringkali
menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu kemoterapi umumnya
menyebabkan mual dan muntah-muntah, mengganggu sistem kekebalan
tubuh, infertil dan botak. Efek samping ini bisa bersifar temporer atau
permanen.
j. Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk
sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah
yang cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya organ-organ
reproduksi, peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat
penyakit menular seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami masalah
ejakulasi.
k. Mikropenis
Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada
kelainan seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di
bawah ukuran rata-rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.
l. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak
ada sama sekali.
m. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya
terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
n. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi
penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
o. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan
oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki
1. Inseminasi Buatan

9
Inseminasi Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara
memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma biasanya
berasal dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan
yang suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari
inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari.
Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.

2. Intracytoplasmic Sperm Injection


Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan
prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel
telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa
masalah kesuburan.

3. Kondom
Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar
10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan mencegah
bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas sekitar 90%
untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari karet yang sangat
tipis. Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii
untuk mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai
efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.

Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Reproduksi


Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat yang dapat
kita lakukan diantaranya:
a. Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua
kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang
dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di
alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain
bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin
yang berbeda.
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya

10
dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena
jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat
peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam
keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang
terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan
sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan
bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke
vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
d. Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin sangat
diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri,
dengan cara:
 Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.
 Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
 Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera periksakan
diri ke dokter.
 Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa nyaman
segera konsulultasikan kepada dokter.
 Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

11

Anda mungkin juga menyukai