Anda di halaman 1dari 45

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

WIJI ASTUTI

A01602286

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang


baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. sehingga dengan demikian reproduksi manusia dilakukan dengan cara generative
atau sexsual. untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung didalamnya .
sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang akan mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.

Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)
dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada pria, diantaranya suara menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut
ditempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun
membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur
(ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. hormon estrogen berfungsi mempengaruhi
timbulnya tanda - tanda kelamin skunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus,
suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembang biakan
berupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup. sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada
organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak
akan mati.

Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan
hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk
kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses
reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat
bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah,
karena tidak dapat menghasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.

Sexualitas adalah sesuatu kekuatan dan dorongan hidup ada diantara manusia laki –
laki dan perempuan dimana kedua makhluk ini merupakan suatu system yang memungkinkan
terjadinya keturunan yang sambung – menyambung sehingga existensi manusia itu tidak
punah. Banyak peristiwa bahagia dan hidup gairah oleh adanya sex, tetapi tidak sedikit pula
adanya peristiwa sedih, malapetaka dan kehancuran disebabkan oleh sex pula. Begitu
pentingnya masalah sexualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada pendapat ahli yang
ekstrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada hakekatnya dimotivasi dan di
dorong oleh sex. maka tidaklah mengherankan ada pendapat peneliti lain mengatakan bahwa
kebanyakan gangguan keperibadian, gangguan tingkah laku terjadi oleh adanya gangguan
pola perkembangan kehidupan psikosexsualnya. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita
untuk apa dan bagaimana itu sex dalam system reproduksi kita.

B. Tujuan

a) Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang anatomi fisiologi reproduksi
pria dan wanita

b) Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan bagian-bagian alat reproduksi pria dan
wanita.

2. Mahasiswa mampu mngetahui dan menjelaskan tentang pematangan ovum, sperma dan
kromosom.

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang fertilisasi dan implantasi.

4. . Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang fase-fase dan perkembangan


fetus
5. . Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang fisiologi embryo.

6. . Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang fetus dan plasenta.

7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang sirkulasi fetus.


BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI PRIA DAN WANITA

1.  Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
(buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria
yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi
glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal,
testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster
pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih
hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2.  Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. 
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur
lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk
korda spermatika.

2. Uretra
       Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
     Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu
kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir
sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari
vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis adalah
mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari
testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis
sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke
dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi,
dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan
saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang
duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf. 

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas
(kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua.
Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah
ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5
sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti
(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala
sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase
dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk
pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus
ejakulotoris.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting dalam
spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.  Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa
terdiri dari kepala, badan dan ekor.

Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi


di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan
sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus
tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi
pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis
(lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia
(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian
dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel
Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada
masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam
epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1.  Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara
mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.  Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I,
spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase
tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron)
tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-
kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi
bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah
dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm,
lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat
berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap
labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia
minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil
ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada
laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah
lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2
buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid
ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari
liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk
dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus
levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.

2. Genetalia Interna

1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena
itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya
sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina
disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan
cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu
dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban
hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat
terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum
uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah
rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil
dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8
mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan
terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi
adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki
cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium
yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran
darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-
tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi
wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara
bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual
pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna
pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas
cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk
waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan
fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar
1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun
pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air
susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

Oogenesis
   Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel matang.
Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur.
Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai dari
seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar 20.000
folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan sel telur selama wanita
melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali
dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.
Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang menjadi
oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut
oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit
sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I. Selanjutnya oosit sekunder
dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel
baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II.
Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya
ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami
degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi perempuan masih berada di dalam kandungan,
ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai
perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara
biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur dalam folikel hanya
melanjutkan tahap telofase II.

B. GENETIK : PEMATANGAN OVUM DAN SPERMA KROMOSOM


a. Proses Pembentukan Sel Sperma

Dalam proses pembentukan sel sperma dikenal dengan istilah spermatogenesis.


Spermatogenesis ialah sebuah proses yang dimana sel-sel germinal primordial pria yang disebut
dengan spermatogonium menjalani proses pembelahan meiosis dan menghasilkan sejumlah sel yang
disebut dengan spermatozoa.

Untuk letak atau tempat pembentukan sperma berada pada Tubulus Seminiferus di dalam
testis. Pada Tubulus Seminiferus terdapat dinding yang terlapisis oleh sel germinal yang disebut
dengan Spermatogonium. Setelah mengalami pematangan, spermatogonium memperbanyak diri
sehingga membelah secara terus-menerus (mitosis).

Secara singkat, dalam proses pembentukan sel sperma dapat diuraikan sebagai berikut:
Spermatogonium memiliki jumlah kromosom diploid (2n), Spermatogoiumini menempati
membran basah atau bagian terluar dari Tubulus Seminiferus yang akan mendapatkan nutrisi dari sel-
sel sertoli dan berkembang menjadi Spermatosit Primer.

Spermatosis Primer mengandung kromosom diploid (2n) pada intinya dan mengalami
meiosis, satu spermatosit akan menghasilkan 2 anak, yakni Spermatosit Sekunder. Dalam proses
pembentukan Spermatosit Sekunder saat Spermatosit Primer menjauhi lamina basalis, maka
sitoplasma makin banyak dan terjadilah meiosis pertama yang membentuk 2 spermatosit sekunder
yang masing-masing memiliki kromosom haploid (1n).

Dalam proses meiosis pertama ini langsung diikuti dengan pembelahan meiosis kedua yang
membentuk 4 spermatid, masing-masing dengan kromosom haploid. Akhirnya spermatid akan
bertranformasi membentuk spermatozoa. Dalam proses spermatogenesis ini terjadi pada suhu normal
tetapi lebih rendah dari pada suhu tubuh dan proses ini juga dipengaruhi oleh sel-sel sertoli. Untuk
perlu dikatahui bahwa mulai dari masa pubertas, pada pria akan menghasilkan jutaan sperma setiap
hari selama sisa hidupnya.

PROSES PEMATANGAN SPERMA

Setiap bulan, testis memprosuksi 10-30 juta sel sperma. Sebelum menjadi sel-sel sperma yang
matang, harus melalui proses beberapa tahap. Tahap pertama merupakan pengembangan sel kelamin
awal sel sperma atau disebut spermatogonium. Tahap kedua, menjadi sel kelamin spermatosit primer
dalam dinding tubulus semeniferous di testis. Selanjutnya, sel eklamin spermatosit primer akan
menjadi spermatoist sekunder lalu masing-masing membelah lagi dan berkembang menjadi spermatid
atau yang disebut sel sperma muda. Tahap akhir adalah spermatid menjadi sperma matang
(spermatozoa) yang siap untuk membuahi. Kelima tahap proses pemetangan sel sperma ini yang
disebut spermatogenesis. Untuk mencapai kematangan penuh, yaitu spermatogonium sampai
spermatozoa membutuhkan waktu 60-70 jam.
Proses pematangan sel sperma juga melalui beberapa organ reproduksinya. Sel sperma yang baru
terbentuk dalam testis akan berjalan melalui saluran mani (tubulus seminiferous) menuju epididimis
yang terletak di belakang testis. Di dalam epidodimis, sel sperma disimpan dan akan berkembang.
Selanjutnya dari epididimis bergabung membentuk satu saluran mani (vas deferens). Saluran ini yang
akan menghubungkan epididimis dengan kelenjar prostat. Di sini sel sperma bercampur dengan cairan
mani yang berkumpul pada sebuah tempat yang disebut ampula. Dari ampula menuju duktus
ejakulatorius yang bermuara pada pangkal saluran kencing (uretra). Pada keadaan ini sel mani siap
dipancarkan (ejakulasi) Jika tudak digunakan sel-sel sperma akan kembali diserap oleh tubuh atau si
pria akan mangalami “mimpi basah”. Sebaliknya, jika terjadi ejakulasi, sel-sel sperma tersebut akan
keluar melalui vans deferens dan bercampur dengan air mani. Sel-sel sperma akan habis jika terjadi 3-
4 kali ejakulasi selama 12 jam. Tiga hari kemudian, epididimis akan terisi kembali

Proses Pembentukan Sel Telur

Sel telur atau ovum merupakan bagian terpenting di dalam indung telur atau ovarium pada wanita.
Setiap bulan satu ovum dilepaskan oleh indung telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Seperti
yang sudah sahabat tahu, 
sel telur adalah separuh dari cikal bakal embrio yang nantinya akan menjadi janin di dalam rahim.
Namun sebelum terjadinya proses ovulasi dan pembuahan, perjalanan sel telur dari awalnya dorman
hingga menjadi sel yang dapat dibuahi sangatlah panjang. Mari kita simak bersama perjalanan
fisiologis sel telur pada artikel kali ini.

Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Indung telur tersebut berada di rongga panggul
atau pelvis. Ovarium berbentuk oval dan pada wanita dewasa berukuran sekitar 4 cm x 3 cm x 2 cm.

Letak dan gambaran potongan melintang ovarium

Pada gambar sebelah kiri di atas, dapat kita lihat posisi anatomis dari saluran reproduksi wanita.
Ovarium berhubungan dengan tuba fallopi melalui bagian dari tuba yang menyerupai jemari yang
disebut fimbria. Sedangkan gambar sebelah kanan menunjukkan gambaran potongan penampang
melintang dari ovarium. Di dalam ovaries terdapat satuan atau unit yang disebut dengan folikel.
Folikel terdiri dari oosit (ovum yang imatur) yang dikelilingi oleh sel yang disebut sel granulosa. Jika
fungsi sel telur adalah pada proses reproduksi, maka sel granulosa fungsinya adalah menghasilkan
hormon steroid untuk menopang perkembangan sel telur. 

Awal pembentukan folikel dimulai pada ovarium janin yang berusia sekitar 16 minggu di dalam
kandungan. Folikel dorman masih berukuran sangat kecil yaitu sekitar 40 mikrometer dan disebut
dengan folikel primordial yang ditandai dengan oosit dikelilingi oleh selapis sel granulosa yang
berbentuk pipih. Jumlah folikel primodial terus bertambah hingga pertengahan usia kehamilan dan
mencapai puncaknya pada angka sekitar 7 juta folikel primordial. Beberapa saat sebelum bayi tersebut
lahir, jumlah folikel primordial pun mulai mengalami penurunan yang dikarenakan proses apoptosis
(kematian sel). Saat bayi lahir, jumlah folikel primordial pada ovarium bayi adalah tinggal sekitar
ratusan ribu hingga satu juta saja. Kemudian jumlah folikel primordial akan terus menurun dengan
bertambahnya usia.
Skema dinamika jumlah folikel primordial terhadap usia seorang wanita.

Di antara folikel-folikel primordial yang bertahan tersebut, beberapa folikel primordial tentunya akan
melanjutkan perkembangannya. Setiap bulan, kurang lebih ada sebanyak 30 primordial folikel yang
akan melanjutkan perkembangan menuju ovulasi. Di antara folikel-folikel tersebut, banyak yang
mengalami proses apoptosis sehingga hanya satu yang berhasil berovulasi setiap bulannya.
Perkembangan folikel ini dipengaruhi oleh proses umpan balik beberapa hormon seperti Follicle
Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen dan progesteron.

Tahapan perkembangan folikel pada ovarium

Sebagai folikel primordial yang berhasil bertahan, folikel berkembang menjadi ukuran yang lebih
besar dan perubahan pada sel granulosa yang mengelilingi menjadi berbentuk kubus. Pada tahapan ini
folikel disebut folikel primer. Tahapan selanjutnya adalah semakin bertambahnya ukuran oosit yaitu
sekitar 200 mikrometer dengan lebih dari satu lapis sel granulosa yang mengelilingi. Tahapan ini
disebut folikel sekunder. Waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan folikel primordial menuju
folikel sekunder adalah sekitar 120 hari. Kemudian folikel akan semakin besar dan mulai memiliki
rongga yang berisi cairan nutrisi untuk perkembangan yang disebut antrum. Terbentuknya antrum ini
merupakan tanda bahwa perkembangan folikel sudah mulai memasuki kematangan. Selain
terbentuknya antrum, pada folikel antral terdapat pula sel baru di luar sel granulosa yang disebut
dengan sel teka. Sel teka berperan penting dalam menghasilkan substrat androgen yang dibutuhkan
dalam sintesis atau pembentukan estrogen. Folikel dalam bentuk antral ini akan berkembang selama
85 hari untuk menjadi folikel yang siap ovulasi. 
Kemudian lepaslah oosit sebagai ovum atau sel telur yang siap untuk dibuahi.

Gambar proses ovulasi sel telur yang telah matang.

C. FERTILISASI DAN IMPLANTASI

A. PENGERTIAN Fertilisasi/konsepsi
Konsepsi didefenisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal
kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel
telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), pengabungan gamet dan implantasi embrio didalam
uterus
.
1. Ovum
ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau kadang-kadang
lebih menjadi matur, denan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung.Saat ovulasi, ovum
keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang
tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum
dan menggerakkannya sepanjang tuba menuju ringga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang melindungi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak
berbentuk, yang disebut zona pellusida.lingkaran luar yang disebut korona radiata,terdiri dari sel-
sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah
ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum berdegenerasi dan direabsorpsi.
Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium. Dengan gerakan seperti
menyapu oleh fimbria tuba uterina, ia ditangkap infundibulum. Selanjutnya ia masuk kedalam
ampulae sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot. Sebuah ovum mungkin ditangkap /masuk
kedalam infundibulum tuba yang berlawanan.
Keadaan ini disebut migrasi eksterna.ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan
akan mati dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi.
2. Spermatozoa
Spermatozoa terdiri 3 bagian yaitu:
a. Kaput(kepala) yang mengandung bahah nukleus.
b. Ekor berguna untuk bergerak
c. Bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor.
Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam fornik posterior, dengan jumlah
spermatozoa sekitar 200-500 juta. Dengan gerakan ekotrnya sperma masuk kedalam kanalis
servialis.
Di dalam rongga uterus dn tuba gerakan sperma terutama disebab kan oleh kontraksi otot-otot
pada organ tersebut. Sperma tozoa ,kira-kira 1 jam setelah coitus. Ampula tuba merupakan tempat
terjadinya fertilisasi. Hanta beberapa ratus sperma yang bisa mencapai tempat ini. Sebagian besar
mati sebagai akibat keasaman vagina, sebagian lagi hilang/ mati dalam perjalanan. Sperma dapat
bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai empat hari.

3. fertilisasi
penghamilan(fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sel mani dan sel
telur. Konsepsi/ fertilisasi/pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan
sel telur dituba fallopi(rustam mochtar,1998:18). Sedangkan menurut (manuaba,1998:99)
konsepsi/fertilisasi/pembuahan adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan
membentuk zigot. JadiFertilisasi adalah proses peleburan/ penyatuan antara satu sel sperma
dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang dan membentuk zigot yang umumnya terjadi
pada sepertiga dari panjang saluran telur yaitu di ampulla tuba fallopi.
Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium.
• Untuk terjadinya setiap kehamilan harus ada:
1. ovum (sel telur), terdapat nukleus, mengandung vitelus, zona pelusida, korona radiata, siap
dibuahi setelah 12 jam.
2. Spermatozoa (sel mani), kepala(lonjong& sedikit gepeng=> hialuronidase), leher,
ekor(panjangnya 10 kali panjang kepala, bertahan hidup selama 3 jam dalam genitalia.
3. Pembuahan(konsepsi=fertilisasi)
4. Nidasi(implantasi)
5. plasentasi
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur.
Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada
saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus
mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia
berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu, suatu selubung glikoprotein dari protein-protein
plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa.
Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi
akrosom.

Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein
zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona
pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

Pada fertilisasi mencakup 3 fase:


1. penembusan korona radiata
2. penembusan zona pelusida
3. fusi oosit dan membrane sel sperma
fase 1 : penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500
yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan,
dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk
menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi
dengan bebas menembus sel korona.

Fase 2 : penembusan zona pelusida


Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan
mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim
akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan
membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh
permukaan oosit.
Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat
zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat
tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies.
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus
oosit.

Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma


Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut
menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi
akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi
bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki
sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.

Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda :
1. reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit
a. selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
b. zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi
sperma dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2. melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya
segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hamper tidak mendapatkan
sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus
wanita.
3. penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa.
Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan
seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.
Saat fusi antara sel membran sperma dengan sel telur sudah terjadi maka terjadi 3 peristiwa
penting pada oosit :
1. Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap polispermia
( spermatozoa lain tak dapat masuk kedalam sel telur ). Hanya satu pronukelus pria yang dapat
berfusi dengan pronukleus wanita dan menjaga keadaan diploid dari zygote.
2. Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah sperma lain
untuk berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder terhadap polispermia.
3. Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeluarkan dari sel telur
sehingga memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid. Sekali lagi , hal ini akan
menjaga agar zygote tetap diploid. Kegagalan untuk menjaga sifat diploid pada hasis konsepsi
sering menyebabkan kegagalan proses kehamilan.
Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a)Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam
tubuhnya sebelum fertilisasi
b)Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma dimasukkan ke
dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi.Setelah pembuahan,
telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih
lanjut.Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
Berikut ini gambaran detil proses pembuahan, yaitu:
 Sel telur dikeluarkan dari permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus haid. Sel telur ini
ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang berbentuk corong, kemudian berjalan di
dalam tuba karena adanya kontraksi otot.
 Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang
saluran telur.
 Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam.
 Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
 Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran.
 Di dalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.
 Blastosit sampai di rongga rahim.
 Implantasi terjadi sekitar hari ke 6, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium mengeluarkan sel
telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa embrionik ini dimulai sejak momen ini
sampai minggu ke-8. Setelah minggu kedelapan, embrio disebut sebagai janin.

Setelah berada dalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan
membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru terbentuk di sekeliling kromatin
sperma membentuk pronukelus pria.
Membran inti oosit yang baru juga terbentuk di sekelilingpronukleus wanita. Sekitar 24 jam
setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah pembelahan sel pertama.

Hal penting dalam proses fertilisasi:


o Penyatuan spermatozoa dan oosit II untuk membentuk sel diploid zigot.
o Fertilisasi terjadi di ampula tuba.
o Ovum mengerluarkan zat gynogamon yang terdiri dari fertilizin.
o Spermatozoa mengeluarkan zat androgamon.
o Kapasitasi di sperma pengkondisian sperma dan akrosomnya untuk menembus membran sel.
o Reaksi akrosom
Sperma melepas enzim untuk mencerna sel corona radiata dari zona pelusida untuk menembus
oosit.
o Fusi pronukleus
Sperma yang menembus oosit kehilangan flagelum dan membran nukleusnya sehingga
pronukleus betina dan jantan bersatu, DNA nya bereplikasi dan kromosomnya berbaris pada
bidang ekuator serta pembuahan mitosis pertama langsung terjadi.
 Hasil utama konsepsi/fertilisasi/ pembuahan:

1. pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah dan separuhnya dari
ibu. Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua
orang tuanya.
2. Pewarisan sifat-sifat (separu sifat ibu dan separuh sifat ayah)
3. Ini disebabkan karena zigot mengandung separuh sifat ibunya dan separuh ayahnya.
a. Penentuan jenis kelamin
b. Jenis kelamin ditentukan diawal terjadinya pembuahan. Pada manusia struktur (46, xy) adalah
wanita, sedangkan (46,xx) adalah laki-laki.
c. Permulaan pembelahan segmentasi(cleavage)
d. Segera setelah terjadinya pembuahan, zigot dalam 8-14 jam akan memulai pembelahan
segmentai pertama, yang disusul dengan pembelahan-pembelahan selanjutnya dengan kecepatan
tiap 10-12 jam.

B. IMPLANTASI
PENGERTIAN IMPLANTASI/NIDASI
Nidasi atau impalntasi adalah peristiwa tertanamnya/ bersarangnya sel telur yang telah
dibuahi(fertilized egg) kedalam endometrium, Atau Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi ke dalam endometrium terjadi pada hari ke 6 (blastula).
sel telur yang telah dibuahi(zigot)akan segera membelah dirimembentuk bola padat terdiri atas sel
sel anak yang lebih kecil yang disebut blastomer. Pada hari ketiga, bola tersebut terdiri atas 16 sel
blastomer dan disebut morula.pada hari ke 4 didalam bola tersebut mulai terbentuk rongga,
bangunan ini disebut blastula.
• Dua stuktur penting didalam blastula adalah:
1. Lapisan luar yang disebut trofoblas, yang akan menjadi plasent
2. Embrioblas (inner cell mass) yang kelak akan menjadi janin.

Pada hari ke 4 blastula masuk kedalam endometrium dan pada hari ke 6 menempel pada
endometrium. Pada hari ke 10 seluruh blastula(blastokis) sudah terbenam dalam endometrium dan
dengan demikian nidasi sudah selesai.
Nidasi terjadi mungkin karena trofoblast mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel
endometrium. Hancuran endometrium dipergunakan sebagai bahan makanan oleh telur. Tempat
nidasi biasanya pada dinding depan dan dinding belakang didaerah fundus uteri.
Pembuluh darahn endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami perdarahan
perdarahan ringan akibat implantasi (bercak darah atau perdarahan ringan pada saat seharusnya
terjadi menstruasi berikutnya).
Vili korion yang berbentuk seperti jari, terbentuk diluar trofoblas dan menyusup masuk kedalam
daerah yang mengandung banyak pembuluh darah dan mendapat oksigen dan gizi dari aliran
darah ibu serta membuang karbondioksida dan produk sisa kedalam darah ibu.

Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Desidua yang terdapat antar sel telur dan
dinding rahim disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis atau desidua yang terdapat
antara telur dan cavum uteri ialah desidua kapsularis dan bagian yang melapisi sisa uterus adalah
desidua vera.
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik ada 3 :
1. Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin.
2. Integrin , interaksi antar sel.
3. Transforming growth factor beta , stimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat invasi
trofobla.

B. JENIS-JENIS IMPLANTASI

Berdasarkan kedalaman proses implantasi bisa kita bedakan atas tiga yaitu:
1. implantasi interstitial/profundal. yaitu blastosis menembus lapisan epitel rahim dan
berkembang di dalam endometrium
2. implantasi eksentrik yaitu blastosis terletak di dalam suatu kripta atau lipatan selaput lendir
rahim. Implantasi ini terjadi pada rodensia
3. implantasi superfisialisentral yaitu Implantasi superficial (sentral) yaitu blastosis ada di ruangan
lumen rahim.
• Implantasi profundal dan eksentrik terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara
invasive. sedangkan implantasi superfisial terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi
secara non invasive.
• Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi embrio merusak
jaringan ‘stroma uterus sedemikian dalam kemu dian embrio masuk kedalam stroma dan
permukaan uterus akan menutup daerah bekas masuknya embrio.
• Pada implantasi eksentrik seperti pada monyet, resus, anjing, kucing dan tikus kerusakan stroma
terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih berhubungan dengan lumen uterus.
Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing, perlekatan hanya
terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.

2Proses terjadinya Implantasi


Implantasi adalah proses bersarangnya blastosis dalam rahim, sehingga terjadi hubungan antara
selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim. Pada reptilia, unggas bertelur, implantasi
berarti proses melekatnya blastosis pada kuning telur oleh karena embrio berkembang di luar
tubuh induk.
Pada waktu terjadi implantasi, blastosis berperan aktif. Dengan teknik sinematografi dapat
diperlihatkan bahwa dari blastosis ada penjuluran kaki palsu menembus lapisan epitel rahim. Pada
stadium progestasi, rahim mampu mengimplantasi sepotong jaringan otot / tumor.

Keadaan ini menunjukkan bahwa rahim juga aktif pada waktu implantasi. Sinkronisasi antara
blastosis dan kesiapan endometrium merupakan faktor penting untuk kesempurnaan implantasi.
keterlambatan perkembangan atau keterlambatan blastosis masuk ke dalam rahim atau
endometrium belum siap menerima blastosis mengakibatkan kegagalan implantasi. Sinkronisasi
antara blastosis dan keadaan rahim penting pada proses pelaksanaan transfer embrio.
Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis. Sebelum implantasi, cairan
blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini berasal dari cairan rahim.
Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat berkurang, sehingga sama dengan kadar
yang terdapat di dalam serum induk. Tetapi kadar protein dan glukosa fosfor serta klori yang
mula-mula rendah menjadi tinggi, sehingga mencapai kadar seperti di dalam serum induk.
Menurunnya kadar bikarbonat mungkin akibat meningkatnya kadar ensim karbonik anhidrase di
dalam endometrium rahim. Kadar ensim meningkat menyebabkan asam karbonat terurai menjadi
CO2 dan O2 yang akan dikeluarkan melalui peredaran darah induk.
Pelepasan bikarbonat dari blatosis mempermudah tropoblas melekat pada selaput lendir rahim,
dengan demikian memperlancar implantasi. Setelah zona pellusida lenyap, sel-sel tropoblas
langsung berhadapan dengan epitel rahim dan sel-sel tersebut berproliferasi.
Pada saat itu blastosis berubah menjadi semacam gelembung, panjangnya bisa lebih dari beberapa
sentimeter dan cakram embrio berupa suatu penebalan dibagian tengah gelembung tersebut

C. FASE-FASE PERKEMBANGAN FETUS

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan sebuah sel sperma
(spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot
lama-kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin
di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester pertama, trimester
kedua, dan trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga
bulan.

Setelah proses implantasi, sejumlah sel berkembang menjadi plasenta dan sel lainnya menjadi
mudigah. Kemudian sekitar 3 minggu pasca ovulasi, mulai terjadi pembentukan otak, sumsum tulang
belakang, dan jantung. Sekitar minggu ke 5 sudah terjadi detak jantung janin talipusat terlihat setelah
minggu ke 7. Mudigah disebut sebagai janin setelah kehamilan 8 minggu atau sekitar 2.5 cm.
Persalinan aterm terjadi pada kehamilan 40 minggu

1. Perkembangan Janin pada Kehamilan 4 Minggu (proses pembentukan organ)

 Sudah mulai terlihat struktur yang akan membentuk muka dan leher.
 Terjadi perkembangan pembentukan jantung dan pembuluh darah
 Terjadi pula pembentukan paru, lambung dan hepar.
 Umumnya tes kehamilan sudah positip.

2. Perkembangan Janin pada Kehamilan 8 Minggu (pembentukan ekstremitas,bagian wajah)

 Ukuran mencapai seukuran buah anggur – diameter sekitar 2.5 cm.


 Telah terjadi pembentukan kelopak mata dan telinga ; kadang-kadang terlihat adanya pangkal
hidung
 Tungkai dan lengan sudah terbentuk secara lengkap
 Jari-jari sudah semakin panjang dan terpisah satu sama lain.

3. Perkembangan Janin pada Kehamilan 12 Minggu (sudah mulai bisa dirasakan)

 Panjang janin sekitar 5 cm, mulai terlihat gerakan janin.


 Rahim mulai dapat diraba pada perabaan dinding perut.
 Dengan alat khusus, sudah dapat didengar detik jantung janin
 Alat kelamin sudah mulai jelas..

4. Perkembangan Janin pada Kehamilan 16 Minggu (mata berkedip, system sirkulasi sempurna,
sidik jari +)
 Panjang janin sekitar 11-12 cm dan berat sekitar 250 gram
 Rahim teraba sekitar pertengahan simfisis pusat
 Mata sudah dapat berkedip dan proses pembentukan jantung dan pembuluh darah sudah
sempurna.
 Jari-jari tangan sudah memiliki sidik jari.

5. Perkembangan Janin pada Kehamilan 20 Minggu (menghisap ibu jari, ada gerakan,)

 Panjang sekitar 25 cm dan berat sekitar 450 gram


 Tinggi rahim sekitar pusar
 Janin sudah dapat mengisap ibu jari, menyeringai .
 Terasa gerakan janin

6. Perkembangan Janin pada Kehamilan 24 Minggu (bayi mrasakan naik dan turun)

 Berat janin sekitar 600 gram.


 Memberikan respon terhadap suara, gerakan.
 Seringkali dapat dirasakan adanya gerakan – gerakan janin
 Dapat merasakan gerakan naik atau turun oleh karena organ telinga yang sudah terbentuk
dengan baik.

7. Perkembangan Janin pada Kehamilan 28 Minggu (ksmpatan hidup bayi premature >)

 Berat janin sekitar 1 kilogram


 Umumnya sudah berada pada posisinya
 Kesempatan hidup cukup besar bila terpaksa harus dilahirkan sebagai bayi prematur
 Waspada terhadap gejala persalinan preterm

8. Perkembangan Janin pada Kehamilan 32 Minggu

 Berat janin sekitar 2 kg.


 Kulit sudah tidak terlampau keriput oleh karena sudah mulai terjadi pembentukan lemak
dibawah kulit
 Persiapkan laktasi.
D. FISIOLOGI EMBRYO

a. Tahap Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan (sperma) dengan inti sel gamet
betina (ovum). Jutaan sel sperma yang masuk ke dalam organ reproduksi betina, hanya akan ada satu
sel yang bersatu dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi maka sel sperma lainnya akan mengalami
penghancuran oleh sel – sel darah putih (leukosit). Tahap penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan
satu sel dengan inti diploid (2n), zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi
manusia.

b. Tahap Pembelahan (Cleavage)

Tak lama setelah terbentuk zigot, sel ini akan langsung beranjak ke tahap pembelahan
membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah pembelahan mitosis yang berlangsung
sangat cepat diawli dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya sampai
terbentuk morula (tahap 32 sel). Pembelahan mitosis yang berlangsung pada zigot tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma (sitokinensis), hanya pembelahan inti saja. Sehingga ukuran zigot satu
inti dengan morula dengan 32 inti adalah sama. Namun berbeda dengan kasus bayi kembar indentik
yang berasal dari satu zigot yang pembelahan mitosisnya mengalami pembelahan sitoplasmanya
sehingga sel- sel hasil pembelahannya akan terpisah.

c. Tahap Blastulasi

Tahap blastulasi ialah tahap pembentukan blastula (bola berongga) dari morula (bola padat).
Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel (sampai 32) yang disebut morula.
Tahap morula ialah tahap 32 sel – sel zigot yang tersusun padat. Kemudian tiap – tiap sel akan terus
melanjutkan tahapan pembelahan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai
angka 64 sampai 100 sel. Ukuran sel – selnya makin kecil (ukuran bolanya sama). Yang membedakan
tahap morula dengan blastula ialah jumlah sel dan terdapatnya rongga pada tahap blastula yang
disebut blastosol.

Terbentuknya blastosol berasal dari sel – sel pada bagian dalam yang membelah menjadi
banyak sel dengan ukuran yang semakin mengecil. Rongga blastosol berisikan yolk atau kuning telur
sebagai satu – satunya sumber makanan bagi sel – sel blastula untuk tumbuuh dan berkembang.
Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar yanng memiliki kuning telur yang banyak, kelompok
vivipar termasuk manusia memiliki kuning telur yang sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan
mencukupi kebutuhan sel- sel embrio sampai 38 minggu ke depan. Oleh karena itu, sebelum
kehabisan kuning telur maka pada tahap ini (blastula), embrio akan masuk (implantasi) ke dalam
uterus (rahim) induk betina.

Selanjutnya tahap hubungan induk betina dengan embrio akan terjalin melalui pembentukan
selaput ekstraembrionik dari dinding endometrium induk betina. Segala kebutuhan embrio akan
terpenuhi oleh induk betina melalui hubungan yang terbentuk dalam selaput embrionik (plasenta,
amnion, korion, dan alantois) sampai masa pertumbuhan dan perkembangan embrio selesai.
Keberadaan embrio di dalam endometrium induk betina akan menghasilkan hormon HCG (Human
Chorionic Gonadothropin) yang merangsang induk betina untuk mensekresikan Hormon progesteron
untuk memperkuat endometrium).

d. Tahap Gastrulasi

Tahap gastrulasi merupakan tahap pembentukan gastrula yaitu pembentukan tiga lapisan
embrionik pada embrio. Lapisan embrionik merupakan lapisan lembaga yang akan berkembang
menjadi organ – organ dalam embrio manusia. Gastrulasi ditandai dengan reorganisasi lapisan sel –
sel pada tahap blastula. Sel – sel blastula akan melakukan pergerakan morfogenetik yang sedemikian
rupa, hingga memungkinkan sel – sel yang berjauhan pada tahap blastula menjadi sel – sel yang
berdekatan pada tahap gastrulasi. Pergerakan sel – sel blastula pada tahap ini diawali dengan gerakan
invaginasi atau pelekukan ke dalam. Gerakan ini menyebabkan migrasi sel – sel yang awalnya terletak
di luar menjadi tersusun di bagian dalam. Pergerakan sel – sel ini menyebabkan rongga blastosol
menghilang, namun terbentuk rongga arkenteron.

Setelah semua sel berhasil bermigrasi, terbentuk lubang saluran bekas titik invaginasi yang
disebut dengan istilah blastopori. Selain gerakan invaginasi, sel- sel tahap blastula ini juga melakukan
gerakan evaginasi (melekuk keluar); ingersi (migrasi sel); dan lainnya. Selanjutnya, sel – sel ini telah
berhasil dan selesai dalam perjalanannya. Tahap gastrulasi ditandi dengan terbentuknya tiga lapisan
embrionik yang akan menentukan nasib embrio tersebut. Masing – masing sel dalam tiap lapisan akan
saling menginduksi satu sama lain untuk perkembangan selanjutnya. Tiap sel akan menentukan
takdirnya masing – masing. Oleh karena itu pada tahapan ini biasa disebut dengan penentuan nasib
(fate map). Tiga lapisan embrionik ini ialah antara lain lapisan ektoderm, lapisan mesoderm, dan
lapisan endoderm.

e. Tahap Neurulasi

Tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap gastrulasi. Pada tahap
neurulasi merupakan tahap pembentukan corda saraf (notocord) yang merupakan ciri utama dari
hewan vertebrata. Notocorda dibentuk dari interaksi induksi antara lapisan ektoderm dengan lapisan
mesoderm di dalamnya. Induksi antar lapisan ini menyebabkan sel – sel ektoderm bergerak, sehingga
terbentuk notocorda yang memanjang. Untuk selanjutnya notocorda ini akn berkembang menjadi
sistem saraf pusat (perkembangan otak). Intinya tahapan neurulasi diindikasikan dengan terbentuknya
lempeng saraf (notocorda) pada lapisan ektoderm.

f. Tahap Organogenesis
Tahapan organogenesis merupakan tahapan pembentukan organ yang berkembang dari
lapisan embrionik yang terbentuk pada tahap gastrula.berikut organ – organ yang berkembang dari
lapisan embrionik:

1. Ektoderm yaitu lapisan yang paling luar. lapisan ektoderm akan berkemang menjadi sistem
integumen (kulit dan derivatnya), serta penyusun sistem saraf termasuk indera.

2. Mesoderm yaitu lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti sistem
sirkulasi, jaringan ikat, sistem reproduksi, otot, dan lainnya kecuali sistem pencernaan dan
pernapasan.

3. Endoderm yaitu lapisan paling dalam. Dari lapisan ini akan terbentuk organ – organ penyusun
sistem pencernaan meliputi saluran dan kelenjar pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan juga
berkembang dari lapisan ini. Anus dan mulut berkembang dari asal yang sama yaitu pada blastopori

F. FISIOLOGI FETUS DAN PLASENTA

Perkembangan janin sejak fertilisasi sampai aterm melalui beberapa tahap. Zigot >> blastomer
>> morula >> blastula >> grastula >> embrioblast >> fetus.

Setelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot masih berada di dalam ampula karena ada kontriksi
antara ampula dan kanal oviduk sisanya. Hal tersebut terjadi dalam tiga hingga emapt hari pertama.
Selama berada dalam ampula, zigot terus melakukan pembelahan sel secara mitosis mebnetuk morula.
Sementara itu peningkatan progesteron yang dihasilkan korpus luteum menstimulasi pelepasan
glikogen dari endometrium ke lumen saluran reproduksi sebagrai sumber energi awal embrio. Nutrisi
yang terkandung dalam sitoplasma ovum hanya cukupuntuk sehari. Konsentrasi nutrisi yang
disekresikan lebih banyak di ampula daripada di lumen uterina.
Setelah empat hari kadar progesteron telah cukup untuk merelaksasikan oviduk sehingga
morula bisa menuju uteri melalui gerakan peristaltik dan aktivitas silia. Keterlambatan zigot untuk
sampai pada uteri ini sangat penting agar lumen uteri sudah mengakumulasikan nutrisi yang cukup
untuk mendukung implantasi embrio. Jika tiba terlalu awal, morula bisa mati.
Implantasi baru terjadi pada hari ke tujuh. Sebelum itu, zigot masih bebas dalam rongga uteri
selama tiga hingga empat hari sambil melanjutkan pembelahan. Apabila endometrium sudah cocok
untuk implantasi, morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi serta berdiferensiasi menjadi
blastokis yang dapat berimplantasi. Blastokis merupakan bola berongga berlapis tunggal yang
dikelilingi oleh 50 sel. Di dalamnya terdapat massa padat sel bersama dalam satu sisi. Massa padat
tersebut merupakan inner cell mass yang aan berkembang menjadi fetus. Bagian lain berperan dalam
menyokong kehidupan embrio yang sedang berkembang di dalam uterus.
Lapisan terluar blastokis, tropoblas melakukan implantasi yang mana nanti akan berkembang
menjadi plasenta bagian fetus. Setelah siap berimplantasi permukaan blastokis menjadi lengket.
Sementara endometrium telah siap dan menjadi lebih adesif dengan peningkatan cell adhesion
molecules (CAMs).
Saat berkontak dengan endometrium, sel tropoblas melepaskan enzim pencerna protein yang
memungkinkan sel sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam endometrium. Selain membuat lubang
yang penting untuk implantasi, pemecahan dinding endometrium yang kaya nutrisi juga penting untuk
sumber bahan bakaar dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya, membran plasma tropoblas
berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya menjadi plasenta bagian fetal.
Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi pada tempat implantasi disebut desidua.
Melalui respon terhadap cairan kimia yang dilepaskan oleh blastokis, sel endometrium mensekresikan
prostaglandin secara lokal menyebabkan peningkatan vaskularisasi, edema dan peningkatan
penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis terbeanm ke dalam endometrium san
del tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya untuk menyediakan energi bagi embrio sampai
plasenta terbentuk.

Berikut perkembanan janin sesuai rentang minggu:


1.    Minggu Ke-1
Pembuahan terjadi di bagian luar saluran telur, ketika sebuah sel sperma menembus kulit (zona
pellusida) sel telur menembus kulit. Ekor sel sperma tersangkut di luar telur dan terlepas, sehingga
kepala sel mani dapat bergerak bebas di dalam sel telur. Bagian dari kepala sperma disebut inti dan
mengandung benang-benang informasi yang diperlukan untuk membentuk manusia baru. Ini adalah
langkah pertama pembentukan manusia baru yang mempunyai sifat gabungan antara ayah dan ibu.
Dalam waktu 8-24 jam dimulai pembelahan segmentasi Pada hari ke 4 blastula memasuki
endometrium, zona pelusida lenyap. Pada hari ke 6 blastula mulai berimplantasi (tahap menggali).
2.    Minggu Ke-2
Tahapan pada minggu kedua adalah dimulainya implantasi Pada hari ke 8 setengah blastula tertanam
di endometrium Pada hari ke 9 : blastokista semakin terbenam dan ditutupi oleh bekuan fibrin,
sinsitiotropoblas berubah menjadi kubah/cekungan yang akan menyatu dengan pembuluh darah Ibu da
berisi darah Ibu, dengan ukuran sebesar kepala peniti Pada hari ke 11 dan 12 selesai mengadakan
implantasi dalam stroma, sudah terjadi sirkulasi uteroplasenter
3.    Minggu Ke-3
Pada minggu ini embrio sudah terbentuk seperti:
a.    Rongga amnion.
b.    Kantung kuning telur utama.
c.    Amnion.
d.   Kantung kuning telur primer.
e.    Lempeng embrionik.
f.     Badan penghubung amnion.
4.    Minggu Ke-4
Kini bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (HCG) sehingga apabila
melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Pada tahap ini terjadi pembentukan:
a.    Migrasi selsel dari lapisan primitif.
b.    Lempeng saraf.
c.    Otak.
d.   Lekuk saraf.
e.    Kelenjar thyroid mulai berkembang.
f.     Badan penghubung.
5.    Minggu Ke-5
Pada minggu ini, panjang janin sekitar 1,27 mm. Sistem saraf pusat, otot, dan tulang mulai dibentuk.
Begitu pula dengan kerangka. Selain itu terbentuk juga :
a.    Jantung mulai berdetak.
b.    Fusi lapisan saraf.
c.    Munculnya mata dan telinga.
d.   Bakal tungkai bagian atas.
e.    Otak bagian depan.
f.     Lengkung brachial.
g.    Tulang telinga 
6.    Minggu Ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang
punggung bayi talah menutup. Meski belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada
minggu ini. Sistem pencernaan dan pernapasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan
berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Rongga matanya sudah terbentuk. Kepalanya
seperti kepala reptilia dan mempunyai ekor.
7.    Minggu Ke-7
Akhir minggu ke tujuh, panjangnya sekitar 5-23 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji
kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di
dalam paru-paru. Terjadi pula :
a.    Pertemuan rongga mulut dan hidung.
b.    Telinga.
c.    Mata.
d.   Lempeng kaki.
e.    Bibir dan hidung terbentuk.
f.     Jari-jari tangan mulai terbentuk.

8.    Minggu Ke-8


Saat ini janin sudah mulai memperlihatkan bentuknya sebagai manusia. Panjangnya 2,5 cm. Kepala
besar dibandingkan tubuhnya. Mata dan telinga mulai terbentuk. Mata tertutup kelopak mata, dantetap
tertutup sampai minggu ke-24. Mulai terbentuk lengan dan kaki dengan jari-jari kecil dan tumit yang
mengarah keluar. Tungkai bagian atas memanjang dan menekuk pada bagian siku. Saat ini semua
organ utama dari tubuh sudah terbentuk, jantung berdetak dengan kuat, darah beredar melalui
pembuluh-pembuluhnya, pencernaan aktif dan ginjal mulai berfungsi. Dahi membesar, genetalia
eksterna belum menunjukan jenis kelamin tapi sudah mulai berdeferensiasi san anus sudah terbentuk.
Satu-satunya perubahan dalam organ sejak saat ini adalah bertambahnya ukuran dan kecanggihan
fungsi-fungsi tubuh sang bayi. 

9.    Minggu Ke-9


Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya 4 gram. Pada minggu ini telinga bagian luar
mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia
mulai bergerak walaupun tidak bisa merasakannya. Dengan Dopler, bisa didengar detak jantungnya.
10.     Minggu Ke-10
Pada minggu ini mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang mencapai 32-43 mm dengan
berat 7 gram. Wajah mulai menunjukan raut muka, letak telinga masih lebih rendah dari posisi
normal. Alat kelamin eksternal mulai terbentu Perempuan (klitoris, labia mayor, labia minor) laki-laki
(Glan penis, skrotum). Sudah mnunjukan karakteristik perempuan atau laki-laki tapi belum terbentuk
sempurna. Pertumbuhan sel otak meningkat dengan cepat, hapir 250.000 sel saraf baru diproduksi
setiap menit sehingga proporsi kepala lebih besar daripada tubuh. Tulang sudah menggantikan
kartilago. Diafragma memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. Otot leher terbentuk.

11.    Minggu Ke-11


Jari-jari kecil bayi sedang bertumbuh dengan kukunya, selaput pelangi mata janin juga sedang
berkembang. Folikel-folikel rambut dan gigi sudah terbentuk. Bayi sudah dapat menelan cairan
amnion dan mengeluarkan kembali (kencing).
12.    Minggu Ke-12
Panjang janin sekitar 6,5 cm dan beratnya 18 gram. Kepala bayi menjadi lebiih bulat dan wajah telah
terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan jaki terbentuk dan kuku mulai tunbuh. Janin mulai
menggerak-gerakan tungkai dan lengannya.uri mulai tumbuh sekitar 6 kali berat janin.
13.    Minggu Ke-13
Minggu ke 13 Panjang janin sekitar 7,5 cm dengan trakea, paru-paru, pankreas, dan usus berkembang
ke fungsi terakhir. Pita suara mulai terbentuk dan tunas gigi muncul dengan 20 gigi bayi. Pada
minggu ini jari tangan, telapak kaki mulai terlihat.
14.    Minggu Ke-14
Pada minggu ini organ seks bayi dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Denyut jantung
bayi berdetak kuat 2x lebih cepat dari Ibu. Janin sudahdapat memberi respon terhadap dunia luar
rahim Ibu, janin mungkin akan bergerak bila perut diusap tapi Ibu mungkin belum dapat
merasakannya.

15.    Minggu Ke-15


Bayi sudah mulai dapat mendengarkan Ibu, mendengarkan denyut jantung Ibu, suara perut Ibu, juga
suara Ibu. Sekarang janin sudah mulai mempunyai rambut di kepalanya, juga bulu mata dan alis.
Ukurannya sekarang 114 gram dengan panjang 15 cm. 
16.    Minggu Ke-16
Otot janin sudah berkembang dan menjadi kuat. Gerakannya semakin aktif. Mulai menghisap ibu
jarinya, menguap, meregangkan tubuhnya, sudah menelan kencing dan cengukan. Pada minggu ini
jika sinar terang diletakkan diperut janin akan mengerakkan tangan dan matanya.

17.    Minggu Ke-17


Masih banyak ruang dalam rahim, bayi akan bergerak merasakan sekitarnya. Kulit janin berkembang
dan transparan. Terlihat merah sebab pembuluh darah masih terlihat jelas.
18.    Minggu Ke-18
Sekarang janin sudah dapat mendengarkan suara daluat tubuh Ibu, janina akan bergerak atau
melompat ketika mendengarkan suara keras. Otot bayi sudah dapat berkontraksi dan relaks, byi sudah
dapat mendengar atau meninju. Bergerak sangat aktif, dalam minggu ini mungkin Ibu sudah dapat
merasakan gerakan putarannya untuk pertama kali. Pergerakan janin lebih kuat dan dinding uterus
yang lebih tipis menghasilkan pengalaman quickening pada Ibu.
19.    Minggu Ke-19
Pada minggu ini panjang janin sekitar 16,5 cm dengan berat 226 gram. Tubuh janin diselimuti vernik
caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Pada minggu ini sistem saraf semakin
sempurna, yakni dengan diproduksinya cairan serebrosspinalis yang mestinya bersirkulasi di otak dan
saraf tulang belakang tanpa hambatan. 
20.    Minggu Ke-20
Otot janin semakin kuat tiap minggu. Jika Ibu masih belum bisa merasak gerakannya, Ibu akan
merasakannya sekarang. Ibu mungkin salah mengartikan gerakannya pertama kali sebagai angin,
karena terasa seperti letupan gelembung-gelembung didalam. Bayi akan bergerak sekitar 200 kali
sehari, tapi Ibu akan merasakan sedikit dari semua gerakan.

21.    Minggu Ke-21


Panjangnya sekitar 28 cm. Ibu akan merasakan lebih banyak gerakan karena bayi makin aktif.
22.    Minggu Ke-22
Bayi akan sadar akan lingkungannya dan bayi akam merasa tenang ketika mendengarkan suara dan
sentuhan diperut. Tubuh bayi mulai memproduksi sel darah putih. Ini penting untuk bayi dalam
melawan penyakit dan infeksi.
23.    Minggu Ke-23
Panjangnya sekitar 23 cm. Sekarang ukuran kepalanya sudah sesuai dengan tubuhnya. Saat ini janin
terlihat sama seperti akan lahir nanti tapi lebih kecil dan kurus saat ini. Ibu dapat mendengarkan detak
jantung janin dengan stetoskop. Pertumbuhan otak sangat cepat. 
24.    Minggu Ke-24
Pendengaran janin sudah terbentuk sempurna. Janin akan bergerak dengan suara musik dari luar.
Janin membentuk pola kapan saat tidur dan kapan saat bangun, Ibu akan merasakan dengan suatu saat
janin akan bergerak terus, dan saat lain tidak. Pertumbuhan uri menjadi lambat, sementara sang janin
meningkat. Pertumbuhan rambut terlihat jelas, seluruh tubuh janin dilapisi dengan lanugo yak ni
rambut halus, alis, bulu mata dan rambut kepala mulai muncul. Ukuran kepala lebih besar dibanding
begian tubuh yang lain dan kulit berkerut, bening dan kemerahan memberi penampilan tua pada janin,
yang juga kurus dan tidak berlemak. Darah kapiler dam mioglobin merah pada otot terlihat melalui
kulit. Pada janin bakal gigi permanen telah muncul, janin masih memiliki ruang dalam uterus, berubah
posisi, dapat melakukan gerakan seperti menghisap dan menangis, tangan mulai membentuk kepalan
dan pegangan, lemak coklat yang merupakan sumber energi, produsi panas dan pengaturan panas
pada janin uang baru lahir juga mulai terbentuk. Berat badan kurang lebih 1,25 pon.
25.    Minggu Ke-25
Janin mulai berlatih bernapas dengan menghirup dan mneghembuskan cairan amnion, yang mana
kadang membuat bayi cegukan dan Ibu akan dapat merasakannya juga. Lemak sudah tersimpan dan
kontur mulai membulat, namun janin masih terlihat kurus dan masih tampak tua dan berkerut.
Penambahan berat badan membuat tubuh lebih proporsional pada akhir bulan.
26.    Minggu Ke-26
Janin sudah mempunyai lemak dibawah kulit, yang akan membantu mengontrol suhu tubuhnya pada
saat lahir. Wajah dan tubuhnya secara umum akan telihat janin saat lahir. Panjangnya sekitar 28-32
cm dengan berat sekitar 680 gram. Surfaktan sudah dihasilkan. Rambut kepala semakin panjang,
gerakan menghisap lebih kuat, kuku mulai terlihat. 

27.    Minggu Ke-27


Matanya sudah terbuka dan melihat sekelilingnya untuk pertama kalinya. Janin terlihat sepertu
bernapas tetapi sebenarnya janin mengambil air bukan udara. Ini merupaka latihan yang baik untuk
paru-parunya.
28.    Minggu Ke-28
Pada janin laki-laki testis akan turun ke kantung skrotum. Jaringan otak berkembang. Sekarang janin
dapat bermimpi. Sekarang rahim mencapai 4 jari di atas tali pusat Ibu. Panjangnya sekitar 38 cm dan
beratnya mencapai 1000 gram.

29.    Minggu Ke-29


Janin saat ini mempersiapkan diri seperti posisi lahir dengan kepala kearah bawah. Jaringan lemak
terus terbentuk. Pada pemeriksaan luar/palpasi mulai teraba kepala bokong jelas. 
30.    Minggu Ke-30
Kepala janin sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mengalami tekanan di bagian
diafragma dan perut. Sekarang bobot janin sekitar 1700 gram dan panjangnya 40 cm. Simpanan lemak
mulai memperhalus kerutan. Tubuh janin mulai terisi lemak dan tidak tapmpak terlalu kurus. Vernik
caseosa tebal menutupi seluruh tubuh janin, rambut kepala terus bertumbuh dan lanugo benyak sekali
kecuali wajah, kuku jari mulai tumbuh mencapai ujungnya, janin memiliki kendali terhadap gerak
pernapasan dan mata terbuka dan reflek cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran
kepala bokong 28 cm. 

31.    Minggu Ke-31


Janin makin bertumbuh besar, maka ruangan rahim menjadi lebih sedikit, janin akan berkurang
pergerakannya. Janin kemungkinan dalam posisi melengkung dengan badan dengkul dilipat, dagu di
dadanyadan tangan dan kaki menyilang. Janin sudah hampir sepenuhnya berkembang. Kulit janin
sudah halus dan tubuhnya montok. Apabila terbangun matanya terbuka dan ia dapat membedakan
antara terang dan gelap.
32.    Minggu Ke-32
 Janin berada dalam posisi kepala di bawah sampai nanti lahir. Janin akan tetap menendang, gerakan
rata-rata sehari meningkat 375 perhari, tapi anda tidak akan merasakn semuanya. 10 gerakan sehari
sudah normal. Panjang janin sekitar 43 cm dan beratnya mencapai sekitar 1800 gram. Paru-paru
berkembang dan dapat mendukung kehidupannya.

33.    Minggu Ke-33


Ibu akan makin merasakan gerakan janin karena mengisi hampir seluruh ruang rahim. Gerakan
menjadi aktig suatu waktu yang membuat Ibu tidak nyaman, terutama ketika kakinya dibawah tulang
rusuk Ibu. Janin memiliki seluruh rambutnya pada minggu ini.
34.    Minggu Ke-34
Pertumbuhan terutama pada otak dalam minggu ini. Semua sistem tubuh sudah terbentuk sempurna,
walaupun paru-paru masih tetap belum matang. Janin memberi respon terhadap suara yang familiar. 
35.    Minggu Ke-35
Janin terus menambah cadangan lemak bawah kulit kepalanya. Kepala janin sudah mulai memasuki
panggul. 
36.    Minggu Ke-36
Panjang janin mencapai 46 cm, berat 2500 gram. Janin menambah berat badan cukup banyak, 700
gram. Hal ini disebabkan lemak telah bertumpuk di bawah kulit dan sekitar bahu. Mulai dari minggu
ini janin sudah mempunyai ukuran dan kematangan yang siap untuk lahir. Jika janin lahir pada
minggu ini janin lahir prematur tetapi akan baik saja. Pada bulan terakhir kehamilan ini janin akan
mendapat antibody dari Ibunya seperti campak. 
37.    Minggu Ke-37
Janin akan terus berlatih untuk menggerakkan paru-parunya, karena janin akan bernafas setelah
dilahirkan. Jika posisi kepala janin dibawah maka kemungkinan kepala sudah memasuki panggul Ibu.
38.    Minggu Ke-38
Reflek janin sudah terkoordinasi, janin sudah dapat mengedipkan mata, menggerakkan kepala,
memegang, dan merespon suara, sentuhan, dan cahaya. Janin sudah dapat membedakan antara terang
dan gelap.
39.    Minggu Ke-39-40
Sekarang kehamilan telah mencapai periode penuh. Panjang janin sekitar 50 cm dan berat mencapai
3300 gram. Bayi laki-laki sekitar 100 gram lebih berat dari bayi perempuan. Bulan ini merupakan
sentuhan akhir yang penting. Pertubuhan dan perkembangan utuh telah tercalpai janin bulat
sempurnal, dada dan kelenjar payudara menonjol, perkembangan jenis kelamin sempurna. Lanugo
menghilang hampir diseluruh tubuh, kuku mengeras dan warna kulit bervariasi tanpa menghiraukan
ras. Tali pusat telah melakukan tugasnya dengan sempurna panjang normal 50-65 cm. Panjang kepala
bokong 36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah variabel, rata-rata 7,5 pon.

G. FISIOLOGI FETUS DAN PLASENTA

Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin


membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan
tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum
uteri.
Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal
ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi
halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami
pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya
ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi
obliterasi
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar dan
stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi membentuk
sinusoid.
Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan lapisan sinsitium yang
disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan
kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah
dengan cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis
membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar
cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu
sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi
melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai "anchoring villi".
.

Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya. Dengan semakin lanjutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan
maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang
berasal dari ruang intervillous
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan
ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “low
resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.
Kegagalan invasi trofoblas akan menyebabkan penyakit hipertensi dalam kehamilan – HDK atau
pertumbuhan janin terhambat – PJT.

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon dan
CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak
menjadi semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan “placental
barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan
transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis
dan vas dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram
Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’ yang bertindak
sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat, umumnya
berinsersi di bagian parasentral plasenta.

FUNGSI PLASENTA
Fungsi plasenta bagi janin :

1. Organ respirasi
2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi
3. Organ untuk sintesa hormon
Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi
penolakan oleh sistem imunologi maternal.

Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui


- Transportasi pasif :

 Difusi sederhana [simple diffusion]


 Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]

- Transportasi aktif:

 Reaksi enzymatic
 Pinocytosis

Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang
terjadi pada hepar atau ginjal.

FUNGSI RESPIRASI
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang
relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO 2 antara darah ibu dan janin melalui difusi
pasif.
Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO 2 sebesar 90 –
100 mmHg.
Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO 2
30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO 2 melewati plasenta dengan
difusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana
sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.
Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan
pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang
terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta.

Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan,
penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat,
maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
TRANSFER NUTRIEN
Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif
yang melibatkan proses enzymatik.
Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami
rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin.
Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari
asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir
kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa
dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester
akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin
berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk
fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.
Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan
permasalahan.
Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami
proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak
sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan
mengambil alih fungsi metabolisme.

TRANSFER OBAT
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya.
Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan
trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas
sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati
plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah
perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali
mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma
withdrawal.

FUNGSI ENDOKRIN PLASENTA


Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog
dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti
misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) dan
Placental Protein 5 (PP5) .
Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.

Hormon Properti

Serupa dengan Growth Hormon dan


Human Chorionic Somatotropin – hCS
Prolaktin

Stimulasi steroidogenesis adrenal dan


Human Chorionic Gonadotropin – hCG
plasenta. Analog LH

Human Chorionic Gonadotropin – hCT Analog dengan Thyrotropin

Corticotropin Releasing Hormon - CRH Seperti pada dewasa

Komplek. Stimulasi aliran darah dan


Estrogen
pertumbuhan uterus

Progestogen Implantasi dan relaksasi otot polos

Adrenocorticoid Induksi sistem ensim dan maturasi janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit
janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan
untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat
diperhitungkan terjadinya trisomi.

H. SIRKULASI FETUS

Sirkulasi Darah Janin


Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan
orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut
adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak
berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk :

Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine

antara lain adalah :

- Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju
aorta melalui erteria duktus Bothaki
- Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui
duktus venous aranthi
- Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri
melalui foramen ovale
- Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan
untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .

Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin

a. Foramen Ovale

• Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri

• Aliran daranhnya : atrium kanan kiri

• Setelah janin lahir akan menutup

b. Duktus Arteriosus Bothali

• Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta

• Menutup setelah lahir

c. Duktus venousus Aranthii

• Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior

• Menutup setelah lahir

d. Vena Umbilcalis

• Berjumlah dua buah

• Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin

e. Arteri Umbilicalis

• Berjumlah dua buah

• Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu

• Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior
f. Palsenta

• Jaringan yang menempel pada endometrium

• Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .

Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )

Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang
berasal dari ibu. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua
setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya
akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava
inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian
O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun .

Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang
berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar
menuju atrium kiri melalui foramen ovale.

Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah
yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah
yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang
sedang tumbuh. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah
menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan
selanjutnya ke plasenta. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi
dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2
dan nutrisi .

Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir

Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar
terhadap sirkulasi darah, diantaranya adalah :

1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan
CO2.

Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah :

- Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan
menutup.

- Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri,karena drah diserahkan
langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah berfungsi.

- Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya,dan tidak
lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri.
2. Pemotongan Tali Pusat

Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah
bayi sekitar 50 % . Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi
telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.

DAFTAR PUSTAKA

http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id/2015/03/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi.html

Anonim. 2012. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi.http://bbiologi.blogspot.com/2012/03/ anatomi-


fisiologi-sistem-reproduksi.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012.
Riani, Intan. 2012. Pembentukan gamet Jantan Spermatogenesis.http://intanriani.wordpress.com
/pembentukan-gamet-jantan-spermatogenesis/. Diakses pada tanggal 14 mei 2012.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Cambridde, 1998. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi. Jakarta : EGC
Manuaba ,ida,bagus,GDE.1999. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: arcan
Prawiruharjo,sarcuono.1999. Ilmu kebidanan edisi 5.jakarta:EGC

https://bidansulasiyah.wordpress.com/2014/10/22/fertilisasi-dan-implantasi/

http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-proses-pembentukan-sel-sperma-dan-sel-telur/

http://www.google.co.id/amp/s/m.klikdokter.com/amp/2952654/proses-pematangan-sperma

Anda mungkin juga menyukai