PENDAHULUAN
Sistem reproduksi adalah sistem yang terdapat di dalam tubuh manusia. Sistem ini
berfungsi untuk berkembang biak. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian
dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi didalam tubuh manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh saat mencapai menopause dan
andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah
manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Salah satu organ pada laki-laki yang berperan dalam
mekanisme sistem reproduksi yaitu testis, sedangkan pada wanita yaitu ovarium.
Sebagai mahasiswa program studi keperawatan, merupakan hal yang wajib untuk dapat
mempelajari dan memiliki pengetahuan tentang sistem reproduksi secara luas dan baik.
Hal ini penting untuk dilakukan agar perawat dapat memberikan informasi dan
pengetahuan yang akurat mengenai sistem reproduksi kepada masyarakat, sehingga
nantinya tidak terjadi hal-hal yang termasuk bagian dari penyimpangan seksual. Adapun
tujuan dalam pembuatan makalah Sistem Reproduksi yaitu untuk menjelaskan lebih
dalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses-proses sistem reproduksi.
1
1) Apa pengertian sistem reproduksi?
5) Kegiatan seksual apa saja yang terjadi pada pria dan wanita?
Secara umum hal ini ditulis untuk lebih mengetahui pengertian reproduksi manusia,
struktur reproduksi manusia, dan berbagai proses yang terjadi di dalamnya. Hal ini juga
mencegah timbulnya berbagai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kehidupan
masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui kajian apa saja yang dapat dipecahkan dalam makalah ini dari
bahasan alat reproduksi pria dan wanita.
1) Studi Perpustakaan
2
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam pembuatan
makalah ini, kami menggunakan beberapa buku dengan judul Anatomi
Fisologi untuk Mahasiswa Keperawatan dan Anatomi Tubuh untuk
Mahasiswa Keperawatan.
2) Studi Referensi
Kami juga mencari bahan-bahan lain selain dari buku, yaitu dengan
menggunakan media masa berupa internet untuk melengkapi isi dari makalah
ini.
Penulisan makalah ini yaitu sebagai sebuah laporan kegiatan studi anatomi
fisiologi sistem reproduksi manusia. Sebagian besar isi makalah ini yaitu
membahas tentang proses, hormon-hormon, organ-organ, serta fungsi dari
setiap hormon dan organ yang berperan dalam sistem reproduksi manusia.
Adapun beberapa media yang kami jadikan sumber informasi dalam
pembuatan makalah ini, diantaranya adalah media cetak (buku) dan media
masa (internet).
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
3
1. Pengertian Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Reproduksi manusia adalah
upaya makhluk hidup khususnya manusia untuk mewariskan sifat-sifat induknya
kepada keturunan berikutnya dan mempertahankan kelestarian jenisnya.
Genetalia pada laki-laki tidak terpisah dengan saluran uretra, berjalan sejajar pada
kelamin luar laki-laki. Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian:
4
Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar, serta bentuk badan yang
besar dan kuat.
Fungsi testis:
1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus
seminiferous.
2. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstisial.
Kelenjar testis menghasilkan hormon FSH dan LH. Di samping itu testis dapat
menghasilkan hormon testosteron. Hormon testosteron ini disekresi oleh
testis, sebagian besar berkaitan dengan protein plasma. Beredar dalam darah
15-30 menit, kemudian disekresi.
Testosteron dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun. Pembentukan ini
meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas dan berlangsung hampir
sepanjang kehidupan. Berkurangnya kecepatan reproduksi setelah umur 40
tahun. Testosteron meningkat kecepatan sekresinya oleh beberapa kelenjar
utama pada kelenjar sebasea. Pada wajah menimbulkan jerawat, gambaran
yang paling sering pada pubertas.
b. Vesika seminalis
Kelenjar yang panjangnya 5-10 cm, berupa kantong seperti huruf S berbelok-
belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan bagian
terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi untuk
spermatozoa. Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula
seminalis. Dukstus besikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens.
Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama
duktus ejakulatorius yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubulo alveolar yang
terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung kemih. Sekret vesika
seminalis meupakan komponen pokok dari air mani. Fungsinya menghasilkan
cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.
c. Kelenjar prostat
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat
pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra bagian atas. Kelenjar prostat
kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya di bawah ksndung kemih mengelilingi
uretra terdiri dari kelenjar majemuk, saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan
secret cairan yang bercampur secret dan testis. Perbesaran prostat akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urine.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelnjar yang
terbagi atas empat lobus yaitu:
1) Lobus posterior
2) Lobus lateral
3) Lobus anterior
5
4) Lobus medial
Fungsi kelenjar prostat menambah cairan alkalis pada cairan seminalis
berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang
terdapatpada uretra dan vagma. Kelenjar burbo uretralis terletak di sebelah
bawah dari kelenjar prostat panjannya 2-5 cm. Fungisnya hampir sama
dengan kelenjar prostat.
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak di
sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Terdiri dari kepala/kaput yang
terletak di atas kutup testis. Badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh
lapisan viseral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran
ini dikelilinggi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput-epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara ke duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.
Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum
diejakulasi, dan memproduksi semen. Semen terdiri dari secret epididimis
vesika seminalis dan prostat serta mengandung spermatozoa yang dikeluarkan
setiap ejakulasi. Spermatozoa bergerak dalam semen, lingkungan cairan
alkalis melindungi dari keasaman.
b. Duktus deferens
Duktus deferens merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanais ingunalis.
Kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung
kemih di belakang kandung kemih. Akhirnya bergabung dengan saluran
vesika seminalis dan selanjutnya membentuk ejakulatorius, dan bermuara di
prostat. Panjang duktus deferens 50-40 cm berjalan bersama pembuluh darah
6
dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis, memanjang
pada bagian akhir berbentuk kumparan disebut ampula duktus deferentis.
Duktus ini terletak dalam osteum vesika seminlis berlanjut sebagai duktus
ejakulatoris yang menembus prostat.
c. Uretra
Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekaligus merupakan saluran
ejakulasi (mani). Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena
diatur oleh kegiatan kontraksi prostat.
3. Bangun penyambung
a. Skrotum & Fenikulus Spermatikus
Skrotum merupakan kantong yan menggantung di dasar pelvis, tempat
sepasang testis tersimpan. Di depan skrotum terletak penis, di belakang
skrotum terletak anus. Skrotum (kandung buah pelir), berupa kantung
yang terdiri atas kulit tanpa lemak. Subkutan berisi sedikit jaringan otot,
testis (buah pelir) berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis
yang dibentuk dari peritonuim.
Skrotum merupakan kantung kulit banyak mengandun pigmen, sebelah
dalamnya terdapat kantung yang dipisahkan satu sama lain oleh septum.
Tiap kantung berisi testis epididimis funikulus spermatikus. Lapisan
dinding abdomen turut serta dalam pembentukan dan pembungkus testis.
Tiap lapisan testikuler berhubungan dan bergabung dengan lapisan dinding
abdomen. Lapisan dalam (peritonium), tunika vaginalis testis mengelilingi
skrotum. Lapisan tengah, otot dan fasia dinding abdomen, fasia spermatika
interna dan fasia transfersal dinding abdomen melapisi tunika vaginalis.
M. creamster yang muncul dari M. obligues internus abdominalis yang
menggantungkan testis, dapat mengangkat testis menurut kemauan dan
refleks ejakulasi. Lapisan luar atau kulit skrotum merupakan lanjutan kulit
abdomen yang berpigmen mengandung kelenjar sebasea. Funikulus
spermatikus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis,
pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.
b. Penis
Penis terletak menggantung didepan skrotum. Bagian ujung penis disebut
glan penis. Bagian tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya disebut
radiks penis. Glan penis tertutup oleh kulit korpus penis, kulit penutup ini
disebut prepusium. Penis (zakar) terdiri atas jaringan seperti busa dan
terletak memanjang, tempat muara uretra dari glan penis adalah frenulum
atau kulup.
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama
lainny dilapisi jaringan fibrosa ringan erektil ini terdiri dari rongga-rongga
7
seperti karet busa. Dengan adanya rangsangan seksual, karet busa ini akan
dipenuhi darah sebagai vasoperasi. Berdasarkan ini terjadilah ereksi penis,
ereksi penis dipengaruhi oleh otot:
a. Muskulus iskia kavernosus, muskulus erector penis, otot-otot ini
menyebabkan erektil (ketegangan) pada waktu koitus (persetubuhan).
b. Muskulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urine. Penis
mempunyai tiga buah korpus kavernosa (alat pengeras zakar) yaitu dua
buah korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah punggung atas dari
penis. Satu korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah bawah dari
penis yang merupakan saluran kemih.
Korpus kavernosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung
banyak sekali pembuluh darah. Pada waktu akan mengadakan
hubungan kelamin (koitus), maka penis akan menjadi besar dan keras
oleh karena korpus tersebut. Korpus tersebut banyak mengandung
darah, dengan jalan demikian maka spermatozoid dapat dihantarkan
sampai pintu vagina.
Hormon Pria
Testosteron
Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstitial. Sel
ini terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferus, testis di bawah
rangsangan hormon, juga dinamakan ICSH (Interstitial Cel Stimulating Hormon)
dari hipofisis. Pengeluaran testosteron bertambah nyata pada pubertas dengan
pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih
berat, pembesaran genetalia.
Gonadotropin
Kelenjar hipofise anterior menyekresi dua hormon gonadotropin, FSH dan LH.
Kedua hormon ini mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual pria.
FSH untuk pengaturan spermatogenesis, perubahan spermatosid primer menjadi
spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis
berlangsung sempurna. LH mengurangi sekresi testosteron kembali ke tingkat
normal untuk melindungi terhadap pembentukan testosteron yang selalu sedikit.
8
Spermatogenesis
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang
berukuran kecil, dinamakan spermatogenia menjadi spermatosit membelah diri
membentuk dua spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom.
Setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa spermatid, pertama kali dibentuk
masih mempunyai sifat umum sel epiteloid. Kemudian sitoplasma menghilang,
spermatid memanjang menjadi spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan dan
ekor.
Sperma
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18
jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi
cairan yang mengandung hormon, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam
proses pematangan sperma. Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di
dalam epididimis.
Semen
Berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen
berfungsi mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatoris dan uretra, cairan
dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari
cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis
membentuk kuagulum yang lemah. Walaupun sperma dapat hidup beberapa
minggu dalam duktus genitalia pria, setelah sperma diejakulasi ke dalam
semen jangka hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.
10
Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon. Pelepasan hormon
gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis
anterior untuk menyekresi LH, hormon perangsang LH, dan FSH. LH
merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosterone oleh testis dan FSH
merangsang spermatogenesis.
Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus
anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan
hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH
yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH dan
sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang
GnRH.
Pengaturan Spermatogenesis
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus, pengikatan ini
mengakibatkan sel tumbuh dan mensekresi berbagai unsur spermatogenik
secara bersamaan. Testosteron berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang
interstisial, mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk
membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH maupun testosteron dapat
mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.
11
3.Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1. Alat
kelamin luar
( Genitalia
Eksterna)
a. Vulva
12
Labia Mayora adalah lipatan kulit yang menonjol secara longitudinal yg
memanjang ke bawah dan kebelakang dari mons pubis dan membentuk batas
lateral yg banyak mengandung saraf. Masing- masing labium mempunyai dua
Permukaan yaitu: bagian luar mempunyai pigmen dan di tutupi oleh rambut
keriting dan bagian dalam yg permukaannya licin karena di kelilingi oleh
folikel sebasea. Di samping itu juga terdapat pembuluh darah dan glandula
yg membentuk kommisura labialis posterior. Labia mayora berfungsi untuk
melindungi organ-organ reproduksi eksternal lainnya.
Labia minora adalah lipatan kecil yg terdapat di antara labia mayora. Labia
minora memanjang klitoris secara obligue ke bawah dan samping belakag
sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina. Ujung posterior labia minora
bergabung pada garis median oleh lipatan kulit disebut frenolum
e. Klitoris
13
g. Himen ( selaput dara).
Himen adalah lapias tipis yg menutupi bagian liang sanggama. Pada bagian
tengah terdapat lubang tempat keluarnya menstruasi, di bentuknya bervariasi
dan bila teregang akan terbentuk cincin. Pada waktu koitus (coitus) pertama,
himen robek di beberapa tempat dan pada sisa hymen yg telah reptur di
temukan penojolan kecil di sebut kurunkula mirtiformis ( caruncula
mirtiformis). Di anatara hymen dan frenolum labia terdapat lekukn kecil yg
disebut fossa navikularis( fossa navilkularis).
h. Orifisium vagina
Terdiri atas dua masa erektil dari masing masing sisi orifisium vagina yg
disebut pars intermedia, masing masing masa lateralis memiliki panjang 2,5
cm. ujung posterior diperpanjang dan berkontak dengan glandula vestibularis
mayor, ujung Anterior bergabung satu
dengan lain oleh pers intermedia dan permukaan dalam lapisan superfisialis
diafragma dan ditutupi oleh muskulus bulbokavernosus( muskulus
bulbocavernosus).
Terdiri atas dua bagian melingkar dengan warna merah kekuning kuningan
pada orifisium Vaginalis ujung posterior dari masing masing dari bulbus
vestibule dengan panjang dektus.
14
a.Vagina
b.Rahim (Uterus)
Uterus pada ora ng dewasa merupakan organ tebal seperti buah alpukat atau buah
peer yg sedikit gepeng, terletek dalam rongga pelvis antara rektrum dan kandung
kemih. Ukuran uterus adalah panjang 7- 7,5 cm dan lebar 2,5 cm. uterus pada
wanita dewasa umunya terletak di sumbu tulang panggul dalam posisi anteversio
15
fleksio, membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri kea rah depan
membentuk sudut120- 130 derajat dengan serviks uteri.
Uterus berfungsi sebagai: Siklus mentruasi, Kehamilan, serta Persalinan dan
sebagai tempat pertumbuhan embrio.
2. Korpus uteri
3. Serviks Uteri
2. Porsio Vaginalis
16
Kavum Uteri: Bagunan berupa segitiga dimana basis di bentuk oleh
permukaan dalam dari fundus diantara tuba uterine. Kavum uteri dilapisi
oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, bagian apeks dibentuk oleh
orifisium interna uteri dimana kavum uteri bergabung dengan kanalis
servisis (canalis cervicis) melalui orifisium uteri interna, terdiri dari :
Posisi Uterus
Uterus di bentuk firiformis dengan berat 14- 17 gram dan berada dalam rongga pelvis.
Pada waktu kandung kemih kosong korpus uteri hamper horizontal. Fundus berada 2 cm
di belakang simpisis pubis. Pada keadaan menstruasi, uterus membesar karaena lebih
banyak vaskularisasi( bentuk pembuluh darah dan jaringan baru) dan permukaan
membulat. Eksternus bentunya bulat, labia membengkak , endomertium menebal lebih
lunak.
17
2. Selama Kehamilan
3. Sesudah Melahirkan
Uterus hampir kembali pada ukuran semula, beratnya 4,2 gram karena h uteri lebih besar
pembuluh darah dan otot bertambahnya
Uterus menjadikan atropi dan pucat seningga lebih memisahkan uterus dan serviks
1. Arteri Uterina
Cabang dari hipogastrika, sebelum saampai bagian supra vaginal bercabang dua yaitu
cabang yang kecil arteri servika vaginalis memberikan darah untuk serviks dan bagian
atas vagina, sedangkan cabang utama membelok ke atas sepanjang pinggir uterus
menembus korpus uteri.
2. Areteri ovarika
3. Vena Uterus
Arahnya berlawanan dengan arteri, darah uterus( Vana arkuarta) akan bergabung
membentuk vena uterina pada tiap sisa sisa dan masuk ke vana hipogastrika. Darah dari
ovarium bagian atas ligamentum latum dikumpulkan oleh pleksus pelvini formis di dalam
ligementum latum masuk ke vena ovarika.
Pembuluh Saraf
Cabang dari pleksus hipogastrikus dan pleksus ovarikus dari nervi servikal III-IV.
Serambut aferens uterus masuk ke medulla spinalis melalui nervi torakal IX-XII.
c. Tuba Falopii
18
Saluran telur yg mengangkut ovum dari ovarium ke kavum uteri, panjangnya kurang
lebih 11-14 cm. Tuba falopii terdiri atas dua bagian mulai dari sisi pelvis ke sudut
superior lateral uterus. Masing masing tergantuug pada plika peritoneal masenterium yg
meliputi margo superior dan berdekatan dengan ligamentum latum.
d. Ovarium
Kelenjar yg terletak di kanan kiri uterus terikat oleh ligamentum uterus, ovarium
berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii propium yg terletak pada
lapisan belakang lugamentum latum. Sebagian besar ovarium terletak pada intra
peritoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium yg berada didalam
kavum peritoneal (cavum peritonei) dilapisi oleh epitel kubik silinder yg disebut juga
19
epitelium germanitivum. Pada lapisan bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan
dibawah tunika albuginea dit temukan lapisan yg banyak folikel. Setiap bulan folikel
ini berkembang menjadi folike de Graaf. Folikel ini merupakan bagian ovarium yg
terpenting, dapat di temukan di korteks ovarii (cortex ovarii) dalam letak yg beraneka
ragam dan dalam tingkat perkembangan dari satu sel telur yg dikelilingi oleh satu
lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yg matang terisi dengan
liquor folikuli yg mengandung esterogen dan siap berovulasi. Ovarium berfungsi
sebagai:
a. Perkembangan dan pelepasan ovum
b. Sintesa dan sekresi hormon steroid
Pembuluh Darah Ovarium
Arteri yg menyuplai ovarium dan tuba interna adalah arteri ovarika cabang dari aorta
abdominalis, masing- masing beranstomosis dengan arteri uterine dan member beberapa
cabang ke tuba uterine, cabang yg melalui mesovarium akan masuk ke hilus ovarium.
Vena muncul dari hilus dan membentuk plexus pompaniformasi. Vena ovarika yg
dibentuk dari plexus ini meninggalkan pelvis
Saraf Ovarium
Cabang dari nervus hipogastrikus atau pleksus pelvikus akan membentuk pleksus
ovarikus tuba interna (plexsus ovaricus tuba interna) yang menerima cabang dari nervus
internus.
4. Oksitosin, disekresikan oleh hipofisis wanita, berperan merangsang kontraksi uterus pada saat
persalinan.
5. Prostaglandin, disekrsikan oleh membrane janin, berfungsi meningkatkan intensitas
kontraksi uterus rahim ketika proses persalinan
6. Relaksin, dihasilkan oleh plasenta dan korpus luteum pada ovarium, berfungsi
merelaksasi dan melunakkan serviks serta melonggarkan tulang panggul sehingga
mempermudah persalinan
7. Mammotropin, disekresikan oleh hipofisis dan plasenta, berfungsi merangsang
pertumbuhan awal kelenjar susu (glandula mamae).
8. Prolaktin, disekresikan oleh hipofisis ibu pada minggu kelima kehamilan,
berfungsi ; meningkatkan sekresi air susu oleh glandula mamae.
SIKLUS MENSTRUASI
21
Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari
dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan
dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut
sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon
estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu
menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan
hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak
untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya
ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan
kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron
juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum
mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan
terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase
perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai
terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
22
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
REPRODUKSI
PERKEMBANGAN JANIN
23
Hasil konsepsi terpendam dalam endometrium uterus, mendapat makanan dari
darah ibu, selama 10 minggu organ-organ terbentuk. Embrio terbungkus dalam
dua membran sebelah dalam amnion dan sebelah luar korion yang merupakan
kantung yang berisi cairan melindungi fetus agar bergerak bebas dan tumbuh
secara seimbang. Selama perkembangan 8 minggu pertama, terbentuk plasenta
sehingga fetus akan terikat oleh tali pusat.
Peredaran darah yang terjadi pada janin yang masih dalam kandungan, agak
berlainan dengan peredaran darah bayi yang telah dilahirkan atau orang dewasa.
Keistimewaan peredaran darah janin dalam kandungan, yaitu oksigen dan zat
makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu. Hal ini dimungkinkan karena
adanya:
1. Foramen ovale. Lubang antara atrium dekstra dan atrium sinistra, lubang ini
akan tertutup sesudah bayi dilahirkan.
2. Duktus arteriosus botali. Pembuluh darah yang menghubungkan arteri
pulmonalis dengan aorta.
3. Duktus venosus. Pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan
vena kava inferior.
4. Plasenta. Jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot yang
mengandung banyak pembuluh darah, merupakan tempat pertukaran zat
karena zat yang diperlukan diambil dari darah ibu yang tidak berguna
dikeluarkan. Terbentuk kira-kira minggu ke-8 kehamilan merupakan bagian
24
konsepsi yang menempel pada endometrium uterus dan terikat kuat sampai
bayi lahir.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26