Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia
tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk
hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak
dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Kesehatan reproduksi ?
2. Bagaimana sistm reproduksi pada pria ?
3. Bagaimana system reproduksi pada Wanita?
4. Apa saja jenis jenis penyakit system reproduksi?
5. Bagaiamana pencegahan masalah penyakit pada system reproduksi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui bagaimana sistm reproduksi pada pria
3. Untuk mengetahui bagaimana system reproduksi pada wanita
4. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis penyakit pada system reproduksi
5. Untuk mengetahui bagaiamana pencegahan masalah penyakit pada system
reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
yang utuh. Jadi sehat bukan berarti sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan,
tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang mendukung Perempuan untuk melalui
proses reproduksi, baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar
kesehatan yang setinggi tingginya karena Kesehatan merupakan Hak Asasi
Manusia yang telah diakui dunia Internasional (World Health Organization, dalam
Nugroho, 2011).

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan


sosial secara utuh, tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
(Widyastuti, dkk, 2009).

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen


Kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang Kesehatan
reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan
gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi,
masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita, infertil, dan lain-lain.
(Baradero dkk, 2007).

2.2 Anatomi Reproduksi Pria


2.2.1 Alat Genetalia Dalam
a. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari
testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH)
dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
 Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.
 Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig
b. Tubulus seminiferus
Pada bagian dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut
saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran
terdiri atas jaringan epitel dan jaringan ikat. Pada jaringan epithelium
terdapat :
 Sel induk sperma : berfungsi sebagai calon sperma
 Sel sertoli : berfungsi member makan sperma
 Sel leydig : berfungsi menghasilkan hormone testosterone

2.2.2 Saluran Reproduksi


Saluran reproduksi adalah tempat sperma keluar atau jalan berupa
lubang kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran pengeluaran
pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang
atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang
terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian
ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,
spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput
(kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok
dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens Fungsi dari
epididimis yaitu tempat penyimpanan sementara sperma Sampai sperma
matang dan bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens (Duktus Deferens)
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke
dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya
(misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens
dan membentuk korda spermatika.
c. Saluran ejakulasi
Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula
seminalis dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma
agar masuk kedalam uretra. Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimakas,
yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya
mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis. Saraf merangsang
kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, cesikula
seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong semen keluar dari penis.
Leher kandung kemih juga berkontraksi agar seen tidak mengalir kembali
ke dalam kandung kemih. Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah
rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur. Akibatnya
aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar
dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
d. Uretra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat
di penis.
Uretra terdiri dari 2 fungsi:
 Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
 Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
2.2.3 Kelenjer kelamin Pria
a. Vesikula seminalis
Vesika seminalis berjumah sepasang, terletak dibawah dan atas kandung
kemih. Kelenjer ini merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga
disebut kantung semen, menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya
akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Getah yang dihasilkan berfungsi
untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. Fungsi
Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang
membentuk sebagian besar cairan semen.

b. Kelenjer prostat
Kelenjer prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak dibagian bawah
kandung kemih. Kelenjer prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolesterol, garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
 Lobus posterior
 Lobus lateral
 Lobus anterior
 Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina.
c. Kelenjer Cowper
Merupakan kelenjer yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjer
cowper mengahasilkan getah yang bersifat alkali.
2.2.4 Alat Genetalia Luar
a. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada dinding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada
pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang
mulai dari korona menutupi glans penis. Fungsinya yaitu untuk kopulasi
(hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memudahkan
semen masuk ke dalam organ reproduksi betina).
 Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih
besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
b. Skrotum ( Kantung Pelir)
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu
untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki
suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot
kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga
testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin)
atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya lebih hangat).
2.2.5 Gangguan Pada Organ Reproduksi
Organ reproduksi ini juga adakalanya mengalami gangguan biologi-
anatomis. Kelainan ini seharusnya diketahui sedini mugkin agar
memungkinkan tindakan operasi atau korektif untuk meminimalisasi efek
negatifnya. Jenis gangguan biologis dan anatomis yang sering dijumpai adalah
sebagai berikut:
a. Cryptorchidism, yaitu testis hanya satu atau tidak ada didalam
skrotumnya
b. Hipospadia, yaitu lubang keluar sperma/urine pada laki-laki disebelah
bawah, biasanya ketika buang air kecil alirannya “tidak deras”.
c. Pseudohermaphrodite, yaitu bentuk alat kelamin ganda laki-laki dan
perempuan, tetapi tidak sempurna (tidak memiliki lubang vagina
misalnya) atau tidak memiliki vagina
d. Micro penis, yaitu penis kecil/tidak berkembang

2.3 Anatomi Reproduksi Wanita


1. Genetalia eksterna
2.3.1 Vulva
Tampak dari luar mulai dari mons pubis sampai tepi perineum.

1) Tundun (Mons veneris).


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan
dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong.
Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia
mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran
labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal
1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat
berdekatan.
3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis
yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan
bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian.
Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu
membentuk fourchette.

4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat
erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat
saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-
laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora).
Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,
introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara
kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan
cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-
bakteri pathogen
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari
masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus
pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.
7) Perineum
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.
Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
2.3.2 Genetalia Interna
1. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim


dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina
terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm
dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam
vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi

 Forniks anterior
 Forniks dekstra
 Forniks posterior
 Forniks sinistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam


susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:

a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.


b. Alat hubungan seks
c. Jalan lahir pada waktu persalinan.
2. Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.

a. Korpus uteri : berbentuk segitiga


b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita
dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm
dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5
liter Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium (Perimetrium)

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.


Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan
urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.

b) Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah
arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan
sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang,
dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum
uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan
selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus.
Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat
persalinan.
c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari


kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat engeluarakan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

1) Ligamentum latum : Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada


tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. Fungsinya menahan uterus
dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
 Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
 Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
 Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
 Tuba fallopii terdapat di tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, panjangnya 12 cm, diameter 3 – 8 mm.
 Tuba fallopii terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
a. Pars interstitialis, bagian dari dalam dinding uterus mulai pada ostium
internum tuba.
b. Pars Isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus
merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.
c. Pars Ampularis, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S.
d. Pars Infundibulo, bagian akhir tuba yang mempunyai umbai yang
disebut dengan fimbrie, lubangnya disebut dengan ostium abdominal
tubae.
 Fungsi utama tuba yaitu :
a. Menangkap ovum saat yang dilepaskan saat ovulasi
b. Saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
c. Tempat terjadinya konsepsi
d. Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
membentuk blastula yang siap mengadakan inplantasi (penanaman)

4. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat
kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematanganfolikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita
memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:

a. Memproduksi ovum

b. Memproduksi hormone estrogen

c. Memproduksi progesteron.

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan


folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.

Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum


melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada
usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.

2.4 Gangguan pada sistem reproduksi manusia

1. Endometriosis

Gangguan ini adalah kelainan yang mempengaruhi rahim. Endometriosis


terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim (jaringan endometrium) tumbuh di
tempat lain di luar rahim seperti, di ovarium, daerah panggul, usus, dan lainnya.
Jaringan endometrium memungkinkan tumbuh di luar panggul.

Perubahan hormonal terkait siklus menstruasi membuat jaringan yang


ditempatkan secara abnormal ini meradang dan menyebabkan rasa sakit. Sama
seperti saat menstruasi, di mana lapisan rahim dilepaskan setiap bulan dengan cara
yang sama jaringan ini juga keluar setiap bulan.

Namun, karena tidak ada tempat untuk pergi, mereka menumpuk di daerah
panggul, yang menyebabkan:

 Menstruasi yang sangat menyakitkan


 Gangguan reproduksi
 Infertilitas
 Pembentukan bekas luka.
2. Displasia Serviks

Pada displasia serviks, terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam dan di


sekitar serviks. Meski pertumbuhan sel tidak normal di dalam dan sekitar serviks,
bukan berarti seseorang mengidap kanker. Namun jika kondisi ini tidak ditangani
bisa menjadi kanker.

Displasia menyebar melalui hubungan seks dan disebabkan oleh human


papillomavirus. Gangguan ini tidak menimbulkan gejala apa pun dan hanya bisa
dipastikan dengan pemeriksaan pap smear.

3. Fibroid Uterus

Fibroid uterus merupakan tumor yang terdiri dari jaringan dan sel otot
yang tumbuh di dalam dan di sekitar dinding rahim. Sebagian besar fibroid rahim
bersifat jinak.

4. Gangguan Menstruasi

Gangguan yang berkaitan dengan siklus menstruasi hampir selalu disebabkan


oleh ketidakseimbangan hormon. Selain itu kondisi ini juga berkaitan dengan
pembekuan, kanker, kista ovarium, fibroid rahim, genetika, dan penyakit menular
seksual. Beberapa gangguan yang sangat umum terkait siklus menstruasi adalah:

 Tidak adanya menstruasi atau amenore.


 Sindrom pramenstruasi.
 Fibroid.
 Perdarahan menstruasi yang berkepanjangan atau berat.
 Haid ringan atau tidak ada sama sekali.
 Gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD).

5. Kanker Ginekologi
Kanker ginekologi berarti semua jenis kanker yang pertama kali muncul di
organ reproduksi wanita. Beberapa jenis kanker ginekologi yang umum adalah:

 Kanker ovarium.
 Kanker serviks.
 Kanker vulva.
 Kanker Rahim.
 Kanker vagina.

6. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Banyak wanita yang tidak tahu bahwa mereka memiliki penyebab umum
kemandulan, hingga seorang wanita mencoba untuk hamil. Hal ini terkait dengan
ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi ovulasi dan bisa menyebabkan:

 Kista (kantung berisi cairan) pada salah satu atau kedua ovarium.
 Menstruasi tidak teratur.
 Kadar hormon yang tinggi bisa menyebabkan tubuh atau rambut berlebih
di wajah.

7.gonore
(bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri
pinggul dan gangguan reproduksi. Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang
lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan
menyebar ke jaringan yang lebih dalam. Biasanya membentuk koloni di
daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.

8. Sifilis (raja singa)


Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri anggota filum Spirochaetae. Bakteri
ini berbentuk spiral. Terdapat empat subspesies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema
pallidum pallidum, Treponema pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum, dan
Treponema pallidum endemicum. Tulisan ini akan membahas Treponema pallidum pallidum
yang merupakan penyebab sifilis pada manusia. Sumber

9. Herpes Simplex Genitalis


Herpes Genitali adalah infeksi yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (terutama
HSV=Herpes Simplex Virus type II), ditandai dengan timbulnya vesikula (vesikel = peninggian
kulit berbatas tegas dengan diameter kurang dari 1 cm dan dapat pecah menimbulkan infeksi
seperti koreng kecil) pada permukaan mukosa kulit (mukokutaneus), bergerombol di atas dasar
kulit yang berwarna kemerahan.

10. HIV / AIDS


HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah
dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-
11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh
akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui
penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan
membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T
pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.
11. Keputihan
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan
keputihan abnormal (patologis). keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi
setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa
subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar
dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih.
2.5 Pencegahan masalah pada sistem reproduksi.

Berikut beberapa cara menjaga kebersihan alat reproduksi yang mudah dilakukan.

 Selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil, serta sebelum dan
setelah melakukan hubungan seksual.
 Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
 Hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal
douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
 Mengganti celana dalam setiap hari dan pastikan bahan celana yang digunakan
mampu menyerap keringat dengan baik.
 Bagi pria, pertimbangkan untuk sunat karena tidak disunat dapat mengakibatkan
penumpukan kotoran pada kulup dan meningkatkan risiko infeksi bakteri

2.5.2 Menerapkan pola makan sehat

Memperhatikan apa saja makanan yang masuk ke tubuh juga bagian dari
upaya untuk menjaga kesehatan reproduksi. Pastikan mengonsumsi makanan
sehat dan bergizi tinggi. Makanan bergizi membantu tubuh memproduksi sel
sperma dan sel telur yang berkualitas. Zat gizi juga penting untuk mengurangi
risiko komplikasi kehamilan.

Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, berikut cara menjaga


kesehatan reproduksi melalui pola makan sehat.

 Hindari konsumsi lemak trans.


 Penuhi kebutuhan protein dari sayur, seperti kacang, tahu, serta biji-bijian.
 Pilih karbohidrat yang kaya akan serat, seperti gandum utuh, sayur, buah, dan
kacang.
 Minum multivitamin, seperti asam folat.
 Penuhi kebutuhan zat besi, seperti dari bayam, kacang, labu, tomat, dan buah

2.5.3 Hindari perilaku seks berisiko


Berhubungan seks dengan aman merupakan salah satu cara menjaga alat
reproduksi tetap sehat. Selain mengurangi risiko infeksi menular seksual, cara ini
juga mencegah kehamilan yang tak direncanakan.Prinsip berhubungan seks yang
aman tidak sebatas menggunakan kondom saja. Berikut bentuk perilaku seks
aman yang juga bisa menjaga kesehatan organ reproduksi.

 Menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, atau KB IUD.


 Tidak bergonta-ganti pasangan seks.
 Menjaga kebersihan organ intim sebelum dan setelah seks.
 Cek kembali riwayat seksual diri sendiri dan pasangan.
 Melakukan tes penyakit kelamin secara berkala.

2.5.4 Memeriksakan kesehatan reproduksi ke dokter secara rutin

Beberapa orang baru memeriksakan kesehatan reproduksi ketika


merencanakan kehamilan. Padahal, organ reproduksi harus diperiksa secara rutin
meski Anda tidak sedang berencana hamil.

Tindakan ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit yang bisa muncul tanpa
gejala di kemudian hari. Berikut jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi yang
umum dilakukan.

 Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count).


 Pemeriksaan urine.
 USG transvaginal atau abdomal.
 Histerosalpingografi (HSG).
 Tes penyakit kelamin, seperti tes sifilis dengan uji VDRL.
 Pap smear.

2.5.5 Menjalankan pola hidup sehat

Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga sistem reproduksi tetap sehat.
Tidak hanya organ reproduksi, pola hidup ini juga menjaga kesehatan tubuh
secara keseluruhan.
Beberapa pola hidup sehat yang bisa Anda terapkan, meliputi:

 berhenti merokok,
 tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan,
 berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit sehari,
 menjaga berat badan yang ideal,
 istirahat yang cukup, dan
 mengelola stres

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan
perempuan yang khusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel
kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan
(ovum).
 Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum
(kantung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari
vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
 Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons
pubis / mons veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia
minora (Bibir Kecil), clitoris, vestibulum, introitus / orificium vagina
dan perineum. Struktur dalamnya terdiri dari vagina (liang kemaluan),
uterus (rahim), salping / Tuba Falopi, dan ovarium.
 Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi Organ-organ interna
berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi lastocyst,
implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, 2011, Widyaastuti,dkk 2009,Baradero dkk 2007. Pengertian Kesehatan


reproduksi dan gangguan Kesehatan reproduksi.
Cunningham, et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta, EGC, hal 99 – 100.
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Ilmu Kandungan. ed 2 Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997; 44-102
WebMD. Diakses pada 2021. Women's Health: Top Reproductive Problems
Embry Women’s Health. Diakses pada 2021. Common Reproductive Health
Concerns That Every Women Should Be Aware Of
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa 2020, General Practitioner · Klinik Chika Medik
Prinsip upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi

Anda mungkin juga menyukai