Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri manusia adalah berkembang biak. Manusia
berkembang biak untuk meneruskan keturunan dan melestarikan harmoni
alam. Untuk berkembang biak, manusia memakai alat reproduksi yang
dimilikinya.
Secara ringkas, alat reproduksi adalah sarana yang di gunakan
manusia untuk berkembang biak. Alat reproduksi manusia terdiri dari sistem
reproduksi. Sistem reproduksi adalah rangkaian interaksi organ dan zat dalam
suatu organisme. Sistem reproduksi manusia terbagi menurut sistem jenis
kelamin, yaitu sistem reproduksi pria dan wanita.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia
tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.

B. Tujuan
1. Memberi informasi tentang bagian-bagian organ dari sistem reproduksi
pada manusia
2. Memberi informasi tentang sistem reproduksi pria
3. Memberi informasi tentang sistem reproduksi wanita
4. Memberi informasi tentang hormon pria dan wanita
5. Memberi informasi tentang siklus menstruasi
6. Mengetahui proses spermatogenesis yang terjadi di testis.
7. Mengetahui proses oogenesis yang terjadi di ovarium.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
yaitu dengan metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan

Sistem Reproduksi 1
mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
judul makalah kami yaitu “ Sistem Reproduksi Pria dan Wanita”, baik berupa
buku maupun informasi di internet.

D. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam penulisan makalah ini ,penulis memberikan ruang lingkup
yaitu meliputi: anatomi dan fisiologi tentang organ reproduksi pria dan
wanita serta spermatogenesis dan oogenesis, hormon-hormon yang
mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita, dan siklus menstruasi pada
wanita.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Dan Sistematika Penulisan
BAB II: Pembahasan yang terdiri dari sistem reproduksi laki-laki dan
reproduksi perempuan.
BAB III: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Sistem Reproduksi 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Reproduksi
Reproduksi dijadikan kegiatan organ kelamin laki-laki dan wanita yang
khusus yaitu testis menghasilkan sel kelamin laki-laki yaitu sperma dan ovari
menghasilkan sel kelamin wanita yaitu ovarium Testis dan ovarium
adakalanya disebut gonad laki-laki dan gonad wanita. Organ-organ ini juga
menghasilkan hormon yang membuat sifat kelamin laki-laki dan sifat kelamin
wanita berkembang. Prosduksi hormon-hormon ini dikendaliakn hormon
gonadotropik dari kelenjar hipofisis.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang
mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria
testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon
testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-
tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih
besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis,
jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar. Sedangkan
seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan
hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi
semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul
membesar. Pada wanita, payudara juga dianggap sebagai organ reproduksi
tambahan. Bagian sistem reproduksi yang tampak dari luar dikenal sebagai
genitalia eksterna.
Reproduksi diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila
makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

Sistem Reproduksi 3
B. SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA

Sumber: Martini,Fundamental of Anatomy dan Physiology Volume 2


Seventh Edition
Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi
besar: pertama, spermatogenesis (pembentukan sperma); kedua, kinerja
kegiatan seksual pria; dan ketiga, pengaturan fungsi reproduksi oleh
berbagai hormon. Fungsi pada reproduksi ini disertai oleh pengaruh pada
hormon kelamin pria terhadap organ asesorius pria, pada metabolisme sel,
pada pertumbuhan, dan pada fungsi tubuh lain.
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduksi atau organ kelamin pria dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi
dalam. Organ reproduksi luar pria teridiri dari penis dan skrotum. Organ
reproduksi dalam pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran dan kelenjar
asesoris. Organ reproduksi luar pria teridiri dari penis dan skrotum.

C. ORGAN-ORGAN REPRODUKSI PRIA


1. Organ bagian luar sistem reproduksi pria:
a. Penis
b. Skrotum

Sistem Reproduksi 4
2. Organ bagian dalam sistem reproduksi pria:
a. Testis
b. Epididimis
c. Duktus Deferens
d. Duktus Ejakulatorius
e. Vesikula Seminalis
f. Kelenjar Prostat
g. Kelenjar Bulbouretralis
h. Uretra

Sumber: http://pewidya.blogspot.co.id/p/pelajaran-keenam.html

1. Organ bagian luar sistem reproduksi pria:


a. Penis

Sistem Reproduksi 5
Sumber : http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/08/bagian-organ-
alat-reproduksi-pria-laki-fungsi.htm

Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung penis


disebut glan penis. Bagian tengah disebut kosrpus penis dan
pangkalnya disebut radik penis, glan penis tertutup oleh korpus penis,
kulit penutup ini disebut Preputium. Penis (zakar) terdiri atas jaringan
seperti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari glan
penis adalah prenulum atau kulup.
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu
sama lain dilapisi jaringan fibrosa. Jaringan erektil ini terdiri atas
rongga-rongga seperti karet busa. Dengan adanya rangsangan seksual,
karet busa ini akan dipengaruhi darah sebagai akibat dari vasopenis.
Berdasarkan ini terjadilah ereksi penis. Ereksi penis dipengaruhi oleh
otot:
1) Muskulus iskia kavernosus, muskulus erektor penis, otot-otot
ini menyebabkan erektil (ketegangan) pada waktu koitus
(persetubuhan).
2) Muskulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urin. Penis
mempunyai 3 (tiga) buah korpus kavernosa (alat pengeras
zakar) yaitu: dua buah korpus kavernosus uretra, terletak di
sebelah punggung atas dari penis. Satu korpus kavernosus

Sistem Reproduksi 6
uretra, terletak di sebelah bawah dari penis dari penis yang
merupakan saluran kemih.

Korpus kavernosus penis teridiri dari jaringan yang


mengandung banyak sekali pembuluh darah. Pada waktu akan
mengadakan hubungan kelamin (koitus), maka penis kana menjadi
besar dan keras oleh karena korpus tersebut. Korpus tersebut banyak
mengandung darah, dengan jalan demikian maka spermatozoid dapat
dihantarkan sampai pintu vagina.
b. Skrotum

Sumber: http://anfis-mariapoppy.blogspot.co.id/2011/01/reproduksi-
pria.html

Sepasang kantong yang menggantung di dasar pelvis. Pada bagian


depan skrotum terdapat penis dan di belakangnya terdapat anus.
Skrotum adalah berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak,
memiliki sedikit jaringan otot yang berada didalam pembungkus
disebut tunika vaginalis, yang dibentuk dari peritoneum. Skrotum
banyak mengandung pigmen dan di dalam terdapat kantong-kantong,
setiap kantong berisi epididimis fenikulus spermatikus.

Sistem Reproduksi 7
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Bentuk
skrotum bervariasi dalam beberapa keadaan misalnya pada pengaruh
panas, orang tua, dan keadaan lemah skrotum akan memanjang dan
lemas, sedangkan dalam keadaan dingin, pada orang muda akan
memendek dan berkerut.

Suhu didalam skrotum rata-rata adalah beberapa derajat celcius


lebih rendah dari pada suhu tubuh (inti) normal. Penurunan testis ke
lingkungan yang lebih dingin ini sangat penting karena
spermatogenesis adalah proses yang peka suhu dan tidak dapat
berlangsung pada suhu tubuh normal. Dengan demikian, seorang
kriptorkid tidak dapat menghasilkan sperma hidup. Kontaksi refleks
otot-otot skrotum pada pajanan ke lingkungan yang dingin akan
mengangkat kantung skrotum sehingga testis lebih dekat ke abdomen
yang hangat. Sebaliknya, pajanan ke panas menyebabkan relaksasi
otot sehingga kantung skrotum lebih bergantung dan testis menjauhi
tubuh yang lebih hangat.

Lapisan skrotum:
1) Kulit : warna kecoklatan, ntipis, dan mempunyai
flika/rugae. Pada kulit tedapat folikel sebasea yang
dikelilingi oleh rambut keriting dimana akarnya terlihat
melalui kulit.
2) Tunika Dartos : berisi lapisan otot polos yang tipis
sepanjang basis skrotum. Tunika dartos ini membentuk
septum yang membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk
testis yang terdapat dibawah permukaan penis.

2. Organ bagian dalam sistem reproduksi pria


a. Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki, terdiri atas 2 buah
glandula yang memproduksi semen, terdapat di dalam skrotum

Sistem Reproduksi 8
digantung oleh fenifukulus spermatikus. Pada bayi dalam
kandungan, testis terdapat dalam kavum abdominalis di belakang
peritoneum,sebelum kelahiran akan turun ke kanalis inguinalis
bersama dengan fenkulus spermatikus kemudian masuk nke dalam
skrotum.

Sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-dan-
organ-alat-reproduksi-pada-pria-manusia.html

Testis berlokasi didalam skrotum,kantong pada kulit


diantara paha atas. Suhu didalam skrotum kurang lebih 35℃, sedikit
lebih rendah dari suhu tubuh yang dibutuhkan untuk memproduksi
sperma. Pada janin laki-laki, testis tumbuh dekat ginjal kemudian
turun ke skrotum tepat sebelum lahir. Masing-masing testis memiliki
panjang sekitar 4 cm dan lebar 2,5 cm dan didalamnya terbagi
menjadi 2 lobus. Masing-masing lobus berisi tubulus seminiferous.
Tempat spermatogenesis berlangsung.
Pembungkus testis:
1) Fasia spermatika eksterna
Suatu membran yang tipis memanjang ke arah bawah di antara
fenikulus dan testis lalu berakhir pada cincin subkutan
inguinalis.
2) Lapisan kremasterika

Sistem Reproduksi 9
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan
muskulus obligus abdominalis internus dan fasies abdominus
internus.
3) Fasies spermatika interna
Suatu membran tipis dan menutupi fenikulus spermatikus. Fasia
ini akan berakhir pada cincin inguinalis interna bersama
dengan fasia transversalis yaitu lapisan otot dimana lapisan ini
sesuai dengtan muskulus obligus abdominis internus dan
fasianya.
Fungsi testis:
1) Membentuk gamet – gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan
ditubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel
interstisial. Kelenjar testis menghasilkan hormon FSH dan LH.
Hormon testosteron ini disekresi oleh testis, sebagian besar
berkaitan dengan protein plasma.

b. Epididimis

Sumber: http://epididymalhypertension.blogspot.co.id/

Epididimis adalah pipa dengan panjang sekitar 6 cm, yaitu berliku-


liku pada pemukaan posterior masing-masing testis. Dalam

Sistem Reproduksi 10
epididimis, sperma mengalami maturasi lengkap dan flagelnya mulai
berfungsi. Otot polos pada dinding epiddimis akan menggerakan
sperma masuk ke duktus. Epididis terdiri atas:
1) Kaput epididmis berhungan erat dengan bagian atas testis
sebagai dukstus eferens dari testis,
2) Kaput epididmis (badan) ditutpi oleh membran serosa
servikalis sepanjang pinggir posterior,
3) Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi
oleh membran serosa berhubungan dengan duuktus deferens,
4) Ekstremitas superior (bagian yang besar),
5) Ekstremitas inferior (seperti titik).
Di antara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut
sinus epididimis (fossa digitalis). Sebagian epididmis ditutupi oleh
lapisan viseral. Lapisan pada bagian mediastinum menjadi lapisan
parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus
deferens merupakan bagian dari kaput epididmis, tempat
bermuaranya spermatozoa disimpan masuk ke dalam vas deferens.
Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma
sebelum diejakulasi, dan memproduksi semen.

Semen terdiri dari sekret epididimis vesika dan prostat serta


mengandung spermatozoa yang dikeluarkan setiap ejakulasi.
Spermatozoa bergerak dalam semen, lingkungan cairan alkalis
melindungi dari keasaman.

c. Duktus Deferens

Sistem Reproduksi 11
Sumber: https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19073.htm

Duktus deferens disebut juga vas deferens. Duktus deferens


memanjang dari epididimis dalam skroktum pada masing-masing
sisisnya kedalam rongga abdomen melalui kanalis inguinalis.
Saluran ini merupakan muara pada dinding abdomen untuk
funikulus spermatikus, yaitu selubung jaringan ikat yang
mengandung duktus deferens, pembuluh darah, dan saraf.

Duktus deferens adalah duktus ekskretorius dari testis dan


merupakan lanjutan dari kanalis epididimis dengan panjang 50-60
cm. Mulai ari bagian bawah, kauda epididmis berbelit-belit, secara
berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis dan sisi
medialis bagian frenikulus spermatikus melalui cincin kanalis
inguinalis, lalu masuk ke fenikulus spermatika membelok
sepanjang sisi lateral arteri epigastrika, kemudian menjurus ke
belakang agak turun ke fosaa iliaka eksterna mencapai kavum
pelvis. Bagian ini terdapat di antara peritonealis dan dinding
lateralis pelvis, selanjutnya turun pada sisi medial ureter, berbelok-
belok membentuk sudut turun ke medial agak ke depan di antara
fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis.

d. Duktus Ejakulatorius

Sistem Reproduksi 12
Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari
garis tengah, masing-masing duktus akan membentuk gabungan
vesikula seminalis dengan duktus deferens, panjangnya 2 cm mulai
dari lobus medialis basis glandula prostata berjalan ke depan
bawah diantara lateralis dari utrikulus prostatikus berakhir ke
dalam pinggi urtikulus.
Duktus Ejakulatorius menerima sperma dari duktus deferens
dan sekresi vesikula seminalis disisinya. Kedua duktus
Ejakulatorius bermuara didalam uretra.

e. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan dua ruangan diantara fundus
kantung kemih dan rektum. Masing-masing ruangan berbentuk
piramid, dimana permukaan anterior berhubungan dengan fundus
kantung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak di atas
rektum yang dipisahkan oleh fasia rekto vesikalis.

Sumber: http://musyrifahbiologi.blogspot.co.id/2011/03/vesikula-
seminalis.html

Panjang vesikula seminalis sekitar 5-10 cn dan merupakan


kelenjar sekresi yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini banyak
mengandung fruktoza dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang

Sistem Reproduksi 13
merupakan sumber energi bagi spermatozoa. Vesikula seminalis
bermuara pada duktus deferens dan bergabung dengan duktus
deferens. Penggabungan ini disebut duktus ejakulatorius.
Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang disebut
semen sebagai pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi, vesikula
seminalis mengeluarkan isinya ke dalam duktus ejakulatorius sehingga
menambah semen ejakulasi serta mukosa.

f. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terdapat dibawah orifisium uretra interna dan
sekeliling permukaan uretra, melekat dibawah kandung kemih
dalam rongga pelvis dibawah posterior simpisis pubis. Prostat
merupakan suatu kelenjar yang mempunyai empat lobus (posterior,
anterior, lateral, dan medial). Fungsi kelenjar prostat adalah
mengeluarkan cairan alkali seperti susu yang mengandung asam
sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap
tekanan pada uretra.
Kelenjar prostat mensekresi cairan encer, seperti susu, bersifat
asam yang mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, enzim
pembeku, dan profibrinilisin. Selama emisi, simpai kelenjar prostat
berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan
yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah bagian terbesar
semen. Sifat asam dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu
keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan-cairan vas deferens
relatif asam karena adanya hasil akhir metabolisme sperma, dan
sebagi akibatnya, menghambat fertilisasi sperma. Juga, sekret
vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat motil
optimal sampai pH sekitarnya mencapai 6 sampai 6,5. Akibatnya,
merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostat menetralkan
sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan sangat
meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma.

Sistem Reproduksi 14
Prostat dipertahankan posisinya oleh bagian-bagian berikut.
1) Ligamentum pubo prostatika
2) Lapisan dalam diafragma urogenilitas
3) Muskulus levator ani pars anterior
4) Muskulus levator prostat bagian dari muskulus levator ani

g. Kelenjar Bulbouretralis
Disebut juga Glandula Cowper, glandula bulbouretralis terletak
di belakang lateral pars membranasea uretra, diantara kedua lapisan
diafragma urogenitalis dan disebalah bawah dari kelenjar prostat
dan bermuara kedalam uretra. Kelenjar bulbouretralis berfungsi
untuk mensekresikan cairan yang berfungsi sebagai pelumas.

Sekresinya yang bersifat basa akan menyelimuti bagian dalam


uretra sesaat sebelum ejakulasi, yang akan menetralisasi keasaman
urin yang mungkin keluar. Kelenjar bulbouretralis dibungkus oleh
simpai jaringan ikat tipis yang diluarnya terdapat serat-serat otot
rangka. Jaringan ikatnya banyak mengandung serat elastin, serat
otot rangka, dan serat otot polos.

h. Uretra

Sistem Reproduksi 15
Sumber: https://octari.wordpress.com/tag/prostat/
Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekaligus
merupakan saluran ejakulasi (mani) dan memiliki bagian terpanjang
yang tertutup oleh penis. Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan
ejakulasi karena diatur oleh kegiatan konstraksi prostat. Uretra
memiliki 2 fungsi:
1) Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih.
2) Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

D. HORMON PADA PRIA


1. Hormon testoteron
Hormon testoteron dihasilkan oleh sel intersisial Leyding yang
terletak diatara tubulus seminiferous. Sel ini sedikit pada bayi dan
anak, namun banyak pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel intersisial
banyak menghasilkan hormon testoteron setelah disekresi testis.
Sebagian besar testoteron berikatan longgar dengan protein plasma
yang berdar dalam darah. Fungsi testoteron :
a. Meningkatkan kematangan sperma

Sistem Reproduksi 16
b. Memulai perkembangan karakteristik kelamin sekunder :
1) Perkembangan oragn reproduksi
2) Perkembangan laring
3) Pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh

2. Hormon gonadotropin
Kelenjar hiposfisis anterior menghasilkan dua macam hormon
yaitu luteinizing hormone (LH) dan folicle stimulating hormone
(FSH). Sekresi testoteron selama kehidupan fetus penting untuk
peningkatan pembentukan organ seks pria. Perubahan
spermatogenesis menjadi spermatosit terjadi di dalam tubulus
seminiferus dan dirangsang oleh FSH. Namun FSH tidak dapat
menyelesaikan pembentukan spermatozoa karena itu testoteron
disekresi secara serentak oleh sel interstisial yang berdifusi menuju
tubulus seminiferus untuk proses pematangan akhir spermatozoa.

3. Hormon Estrogen
Hormon esterogen dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh
hormon perangsan folikel yang memungkinkan spermatogenesis
menyekresi protein pengkat endogen untuk mengikat testosteron dan
esterogen serta membawa keduanya kedalam cairan lumentubulus
seminiferous untuk pematangan sperma.

4. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang
fungsi metabolism testis. Secara khusus meningkatkan pembelahan
awal spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan
spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

Sistem Reproduksi 17
E. SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan
ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis.

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid


(2n atau mengandung 23 pasang kromosom). Secara mitosis,
spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n).
Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder
secara meiosis (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder
ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui fase
meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid
yang sama bentuk dan ukurannya. 
Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang
bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi
yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari.
Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses
spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.

Sistem Reproduksi 18
Sumber: http://blog-
reproduksi.blogspot.co.id/2013/03/spermatogenesis.html

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai
memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun),
dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia
tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu
bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina
sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi
adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang
diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :

Sistem Reproduksi 19
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya
sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan
kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal
yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa
masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.

Sumber : http://blog-
reproduksi.blogspot.co.id/2013/03/spermatogenesis.html

F . SISTEM REPRODUKSI WANITA

Sistem Reproduksi 20
Sumber: Martini Fundamental of Anatomy dan Physiology Volume 2 Seventh
Edition
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal
dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga
vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora
dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba
falopii, uterus dan vagina.

1. Organ bagian luar sistem reproduksi wanita:


a. Mons pubis
b. Labia mayor
c. Labia minor
d. klitoris
e. Prepusium klitoris
f. Vestibulum
g. Fourchette
h. Perineum

2. Organ bagian dalam sistem reproduksi wanita:


a. Vagina

Sistem Reproduksi 21
b. Uterus
c. Tuba falopi
d. Ovarium

Sumber: http://pewidya.blogspot.co.id/p/sistem-organ-reproduksi-
wanita.html

1. Organ Reproduksi Wanita bagian luar


a. Mons pubis

Sistem Reproduksi 22
Sumber: http://rizkinisfiramdhini.blogspot.co.id/2015/08/biologi-
reproduksi-organ-reproduksi.html

Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan


berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di
atas simfisis pubis. Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea
(minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada
masa pubertas, yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan
haid. Rata-rata menarche (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun.
Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis
selama koitus (hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia,
jumlah jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis
menipis.

b. Labia mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi
labia minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor
memiliki panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak

Sistem Reproduksi 23
meruncing pada ujung bawah.  Labia mayor melindungi labia minor,
meatus urinarius, dan introitus vagina (lubang vagina).
Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya
memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringan sekitarnya dan ditutupi
rambut yang kasar (sama dengan rambut di mons pubis) dan semakin
menipis kearah luar perineum. Permukaan medial (arah dalam) labia
mayor licin, tebal, dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini
mengandung suplai kelenjar sebasea dan banyak kelenjar keringat serta
banyak mengandung pembuluh darah. Labia mayor sensitive terhadap
nyeri, sentuhan, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan
saraf yang menyebar luas, yang berfungsi sebagai rangsangan seksual.

c. Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang
memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan
fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan
mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia
minor membengkak, bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik.
Kelenjar di labia minor juga melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak
membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara kedua labia
minor disebut vestibulum.

d. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang
terletak di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian
yang terlihat sekitar 6×6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris
dinamakan glans dan lebih sensitive daripada badannya. Saat wanita
secara seksual terangsang, glands dan badan klitoris membesar.

Sistem Reproduksi 24
Sumber: http://healthy-bidanku.blogspot.co.id/2012/02/anatomi-organ-
reproduksi-wanita.html

Kelenjar sebasea klitoris mensekresi smegma, suatu substansi


lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon (senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius)
dan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon
tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Klitoris
bearasal dari kata dalam bahasa Yunani, yang berarti “kunci” karena
klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh
darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitive
terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris
yaitu untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.

e. Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah
menjadi bagian medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian
atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk
seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk
membentuk frenulum. Terkadang prepusium menutupi klitoris.
Akibatnya, daerah ini terlihat seperti sebagai suatu muara, yaitu
sebagai meatus uretra. Bila memasukkan kateter ke daerah yang
sensitive ini, maka dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.

Sistem Reproduksi 25
f. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak
antara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum  terdiri dari
dua muara uretra, kelenjar parauretra (vetibulum minus atau Skene),
vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau
Bartholin). Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman,
busa sabun), panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat).
g. hymen
Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat
elastic, tetapi kuat, dan terletak di sekitar introitus vagina. Pada wanita
yang perawan, hymen dapat menjadi penghalang pada pemeriksaan
dalam, pada insersi tampon menstruasi atau koitus. Hymen ini bersifat
elastic sehingga memungkinkan distensi dan dapat mudah robek.
Terkadang hymen menutupi seluruh orifisum yang menyebabkan
hymen tertutup secara abnormal dan menghalangi pasase aliran cairan
menstruasi, pemasangan alat (spekulum), atau koitus. Setelah
pemasangan alat, pemakaian tampon, atau melahirkan pervaginam,
dapat terlihat sisa robekan hymen (karunkulae hymen atau karunkula
mirtiformis).
h. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah
bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan hymen.
i. Perineum
Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan
perineum.

Sistem Reproduksi 26
2. Organ Reproduksi Wanita bagian dalam
a. Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genetalia eksterna dengan
genetalia interna. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5
cm. Sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah tepi bawah
simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui jika memasukkan
jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik. Pada puncak
vagina terdapat bagian yang menonjol dari leher Rahim, disebut porsio.

Epitel vagina merupakan epitel skuamosa dalam beberapa lapisan.


Lapisannya tidak mengandung kelenjar akan tetapi mengadakan
transudasi. Pada anak kecil epitel ini sangat tipis sehingga mudah
terkena infeksi. Mukosa vagina berlipat-lipat secara horizontal, lipatan
ini dinamakan rugae. Dibawah ini epitel vagina terdapat jaringan ikat
dan otot yang susunannya seperti usus. Dinding belakang vagina lebih
panjang dan membentuk forniks posterior, forniks lateralis sinistra, dan
forniks lateralis dekstra.

b. Uterus

Sumber: http://islamicmedicine4u.blogspot.com/

Sistem Reproduksi 27
Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal seperti buah
alpokat atau buah pir yang sedikit gepeng, terletak dalam rongga pelvis
di antara rectum dan kandung kemih. Panjang uterus 7-7,5 cm, lebar 5
cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di
sumbu tulang panggul dalam posisi anteversiofleksi, membentuk sudut
dengan vagina. Korpus uteri kea rah depan membentuk sudut 120-130
derajat dengan serviks uteri.
Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri (Dasar Rahim), ditutupi oleh peritoneum,
berhubungan dengan fascies vesikalis dan permukaan
internalis. Pada bagian atas bermuara tuba uterine yang
menembus dinsing uterus. Di bawah ini dan di depan titik
pertemuan ini terdapat ligamentum dan di belakang
ligamentum terdapat ovarium.
2) Korpus uteri, di dalamnya terdapat rongga (kavum uteri)
yang membuka keluar melalui saluran kanalis servikalis
yang terletak pada serviks, bagian ini merupakan tempat
berkembangnya janin.
3) Serviks uteri, merupakan bagian uterus yang menyempit,
berbentuk kerucut dengan apeks yang menjurus ke bawah
dan ke belakang dan sedikit lebar di pertengahan. Sumbu
panjang serviks sama dengan sumbu panjang korpus,
berbentuk garis bengkok ke depan. Serviks dibagi atas dua
bagian :
a) Porsio supravaginalis
b) Porsio vaginalis
Kavum uteri merupakan bangunan berupa segitiga, yang basis nya
dibentuk oleh permukaan dalam dari fundus uteri di antara tuba uterine.
Kavum ini dilapisi oleh selaput lender yang kaya dengan kelenjar. Bagian
apeks dibentuk oleh onrisium interna uteri tempat kavum uteri bergabung
dengan kanalis servisis melalui orifisium. Uteri interna terdiri dari :

Sistem Reproduksi 28
1) Endometrium : Terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar
yang banyak, mengandung pembuluh darah yang berlekuk-
lekuk. Bagian korpus uteriendonmetrium licin dan bagian
serviks berkelok-kelok. Kelenjar nya bermuara pada kanalis
servikalis. Pertumubuhan dan fungsii endometrium
dipengaruhi oleh hormone steroid ovarium.
2) Myometrium : lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa
hingga dapat mendorong isinya pada waktu persalinan dan
dapat mengecil kembali setelah plasenta keluar.
3) Perimetrium (lapisan luar) : dilapisi oleh peritoneum
visceral, ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau
peritoneum uterus, mendapat darah dari arteri uterine
cabang dari arteri iliakan interna yang menjadi arteri
ovarika

c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi adalah saluran telur yang mengangkat ovum dari
ovarium ke kavum uteri. Panjangnya rata-rata 11-14 cm. Tuba
fallopi ada 2 bagian, mulai dari sisi pelvis ke sudut superior lateral
uterus. Masing tergantung pada plika peritoneal mesenterium yang
meliputi margo superior dan berdekatan dengan ligamentum latum.

Sistem Reproduksi 29
Sumber: http://obatherbaltubafallopi.com/

Tuba fallopi terdiri dari :


1) Pars interstisialis : Bagian tuba yang terdapat di dalam
uterus
2) Pars ismika : Bagian yang sempit pada sudut antara uterus
dan tuba
3) Pars ampularis : Bagian yang membentuk salluran yang
lebar meliputi ovarium
4) Infundibulum : Bagian ujung tuba yang terbuka mempunyai
umbul yang disebut fimbrae, melekat pada ovarium untuk
menangkap telur yang dilepas oleh ovarium menuju tuba
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, merupakan
bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri dari M.
longitudinal dan M.sirkuler. Bagian dalam terdapat mukosa berlipat-
lipat kea rah longitudinal terutama pada bagian ampula. Mukosa
mempunyai serabut yang mengeluarkan sekresi (getah) yang
menimbulkan arus ke arah kavum uteri. Tuba uterine mengarah
kolateral sejauh ekstremitas inferior daro ovarium, naik sepanjang tepi

Sistem Reproduksi 30
mesovarium. Akhir nya turun dan berhubungan dengan margo posterior
dan fasis medialis dari ovarium, berhubungan dengan fimbrae tuba
uterine. Rongga yang bertangkai disebut apendiks vesikulosa.
4. Ovarium
Kelenjar yang terletak dikanan dan kiri uterus terikat oleh
ligamentum uterus. Ovarium berhubungan dengan uterus melalui
ligamentum ovary propium, terletak pada lapisan belakang ligamentum
latum. Sebagian besar ovarium terletak pada intraperitonial dan tidak
dilapisi oleh peritoneum.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonii dilapisi oleh
epitelium kubik silindrik, disebut epitelium germinativum. Di bawah
epitel ini terdapat tunika albugenia dan di bawah tunika albugenia
ditemukan lapisan banyak folikel. Setiap bulan folikel ini berkembang
menjadi folikel de graaf. Folikel ini merupakan bagian ovarium yang
terpenting, dapat di temukan di korteks ovarii dengan beraneka ragam
tingkat perkembangan. Satu sel telur dikelillingi oleh satu lapisan sel-sel
saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yang matang terisi dengan
liquour folikuli yang mengandung estrogen dan siap berovulasi.
Arteri yang menyuplai ovarium dan tuba interna adalah arteri
ovarika, cabang dari aorta abdominalis. Masing-masing beranastomosis
dengan arteri uterine, memberi beberapa cabang ke tuba uterin. Cabang
yang melalui mesovarium masuk ke hilus ovarium. Vena muncul dari
hilus dan membentuk pleksus pompaniformasis. Vena ovarika dibentuk
dari pleksus.
Saraf ovarium berasal dari cabang dari nerveus hipogastrikus atau
pleksus pelvikus dan membentuk pleksus ovarikus. Tuba interna
menerima cabang dari nervus internus.

G. HORMON PADA WANITA


1. Hormon esterogen.
Hormon esterogen disekresi oleh sel-sel praceheintrafolikel
ovarium, korpus latum dan plasenta. Sebagian kecil dihasilkan oleh korteks

Sistem Reproduksi 31
adrenal. Esterogen mempermudah pertumuhan follikel ovarium dan
meningkatkkan tuba uteril, jumlah otot uterus, dan kadar protein kontaktil
uterus. Esterogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi
FSH. Dalam beberapa keadaan menghambat sekresi LH dan pada keadaan
lain meningkatkan LH. Esterogen meningkatkan pertumunhan duktus-
duktus yang terdapat pada kelenjar mamae. Merupakn hormone feninisme
wanita, terutama disebabkan oleh hormone androgen. Kerja esterogen pada
uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya menyangkut inetraksi dan
reseptor protein dalam sitoplasma sel. Hormone mempengaruhi organ
seksual yaitu pembesaran ukuran tubafallopii, uterus, dan vagina,
pengendapan lemak pada mosveneris, pubis, dan labia, mengawali
pertumbuhan mamae. Kelenjar mamae berkembang dan menghasilakan
susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh raambut pada pubis dan
aksila serta kulit menjadi lembut.
2. Hormon progesteron
Hormone progesterone dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta.
Hormone ini bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan
perubahan siklik dalam serviks dan vagina. Progesterone juga terpengaruh
anti-entrogenik pada sel-sel miometrium. Selain itu menurunkan kepekaan
otot endometrium, sensitifitasmiometrium terhadap oksitosin, dan aktifitas
listrik spontan myometrium sambil meningkatkan potensial membran,
serta bertanggung jawab mwningkatkan suhu basal pada saat ovulasi. Efek
progesterone pada tuba fallopii meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada
kelenjar mamae, hormone progesterone meningkatkan perkembangan
lobules dan alveoulus kelenjar mamae.
3. Hormon perangsang folikel
hormone ini mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlagnya
terus menerus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus
anterior kelejar hipofisis. Pemebntukan FSH ini akan berkurang pada
pembentukan atau pemberian estrogen pada jumlah yang cukup, yaitu
ketika pada hamil.

Sistem Reproduksi 32
a. Hormon luteid
Hormone ini bekerja sama dengan FSH menyebabkan
terjadinya sekresi estrogen dari folikel D Graaf. LH juga
menuyebabkan substansi progrenteron pada sel granulosa. Bila
esterogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan
menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH
bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH yang
dapat merangsang terjadinya ovulasi

b. Hormon prolactin
Hormone ini ditemukan pada wanita ynag mengalami
mestruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan
menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidofil) dari lobus
anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini untuk
mempertahankan produksi progrenteron dari korpus luteum.
Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih
tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilkan factor pelepas
gonadotropin.

H. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam
ovarium. Di dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium
(oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung
23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah
dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya
berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri
dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit
primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan
cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya
mengandung sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini

Sistem Reproduksi 33
mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun
hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama
pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan
mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas
jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan
memacu oosit primer untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit
primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda
ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer
(berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi
fertilisasi oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila
ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan
dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder
membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit
sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah
menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis
dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum

Sistem Reproduksi 34
Sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-
pembentukan-sel-telur-oogenesis-pada-wanita.html

Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder


berada dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh
cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer
berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel
sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang
menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel
yang telah matang)   Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder
folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mengalami degenersi membentuk korpus albikan.

I. Glanula Mamaria

Sistem Reproduksi 35
Sumber: Dangstars.blogspot.com
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram. Payudara terletak pada otot pektoralis mayor, seratus anterior,
dan oblikus eksterna, biasanya dari iga kedua sampai iga keenam, dan
dari sternum sampai ke garis mid-aksila. Struktur glanula mamaria
berhubungan dengan kulit, tetapi fungsi nya berhubungan dengan
sistem reproduksi karena kelenjar ini dapat memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Glanula mamaria terdapat dalam payudara,yang terletak
anterior terhadap muskulus pektoralis mayor, jaringan kelenjar
dikelilingi oleh jaringan adipose. Galndula alveolaris memproduksi
susu setelah kehamilan. Susu masuk ke duktus laktiferus yang
berkumpul pada puting susu. Kulit disekeliling puting susu
berpikmentasi, disebut areola.
Pembentukkan susu berlangsung dibawah kendali hormon. Selama
kehamilan, kadar esterogen dan progesterone yang tinggi
mempersiapkan kelenjar untuk memproduksi susu. Prolaktif dari
kelenjar hipofisis anterior melakukan sistesis susu setelah kehamilan.
Pengisapan putting susu oleh bayi akan merangsang hipotalamus
untuk menyalurkan infus saraf ke galndula hipofisis posterior, yang
mensekresi oksitosin, yang menyebabkan pengeluaran susu. Pada
payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

Sistem Reproduksi 36
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Korpus dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Alveolus, yaitu
unit terkecil yang memproduksi susu. yang lebih besar (duktus
laktiferus).

b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.


Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan
yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada
kulitnya. Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat,
kelenjar lemak dari montgomery yang membentuk tuberkel
dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini
akan menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang
payudara selama menyusui. Di kalang payudara terdapat
duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air
susu.

c. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak


payudara.
Pada tempat ini terdapat lubang – lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung serat
saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat – serat
otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat – serat otot
yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus. Bentuk puting ada empat,
yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).

J. SIKLUS MENSTRUASI

Sistem Reproduksi 37
Sumber: https://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-
wanita/

Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut mestruasi (haid).
Siklus menstruasi, selaput lendir rahim dari hari ke hari terjadi perubahan
yang berulang selama satu bulan mengalami empat masa (stadium)
a. Stadium menstruasi (desquamasi)
Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut
stratum basale berlangsung selama empat hari. Dengan haid,
keluar darah, potongan endometrium dan lendir dari serviks.
Darah ini tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator)

Sistem Reproduksi 38
yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan
mukosa, banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
b. Stadium post-menstruum (regenerasi)
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, berangsur –
angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi
dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal
endometrium kira – kira 0,5 mm (berlangsung selama empat
hari).
c. Stadium intermenstruum (proliferasi)
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5
mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain
(berlangsung kira-kira 5-14 hari dari hari pertama haid).
d. Stadium praemenstruum (sekresi)
Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan
mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel
telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur.
Stadium ini berlangsung 14-28 hari, kalau tidak terjadi
kehamilan maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan
berulang lagi siklus menstruasi.

Sistem Reproduksi 39
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kita panjatkan Puji Syukur Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Pengkajian Sistem Reproduksi Manusia”
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatab makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya Penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Bukittinggi, 24 oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...................................................................................
.........i

Sistem Reproduksi 40
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
...ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Reproduksi
B. Sistem Reproduksi pada Pria
C. Organ-organ Reproduksi Pria
D. Hormon pada Pria
E. Spermatogenesis
F. Sistem Reproduksi Wanita
G. Hormon pada Wanita
H. Oogenesis
I. Glanula Mamaria
J. Siklus Menstruasi
K. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hal-hal yang disampaikan diatas,dapat disimpulkan bahwa sistem
reproduksi manusia mempunyai struktur, fungsi, serta juga proses dan
mekanisme yang sangat luas terjadi didalamnya. Dengan reproduksi, setiap

Sistem Reproduksi 41
makhluk hidup mampu mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunan yang
berikutnya dan juga dapat mempertahankan kelestarian jenisnya. Dari sini juga
dapat disimpulkan bahwa hal ini sangat berguna bagi masyarakat, khususnya
remaja agar dapat menjaga kesehatan reproduksinya agar terhindar dari Penyakit
Menular Seksual (PMS).

B. Saran

Daftar pustaka
Guyton. 2011.Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
Gibson John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.
Jakarta: EGC.
Martini H Frederic. 2004. Fundamental of Anatomy dan Physiology
Volume 2 Seventh Edition. USA: Pearson Benjamin Cummings.
Pearce C Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Santoso Gunardi. 2005. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI. Jakarta: FK-
UI Jakarta.
Syaifuddin. 2010. Atlas Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Salemba
Medika.

http://pewidya.blogspot.co.id/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html

Sistem Reproduksi 42
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-dan-organ-alat-
reproduksi-pada-pria-manusia.html

Sistem Reproduksi 43

Anda mungkin juga menyukai