Oleh :
FITRIANI
2014901066
(Ns. Febrianty, M. Kep, Sp. Kep. An) (Ns. Rina Mariyana, M. Kep)
B. Fisiologi neonatus
Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital
neonatus, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan
toleransi.
1. Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat
mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada
1
kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan
pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.
Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak
disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama
ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu
inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan
abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan
dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru
sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif
kecil, mudah terajadi air tropping.
2. Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian
ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri
jangtung, dari bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari
bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus
arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan
menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam
pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi
oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam
pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan
kira-kira 85/40 mmHg.
3. Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang
dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus
mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium
biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah
terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah
ditemukan pada fetus 7 – 8 bulan.
2
4. Hati Dan Metabolisme.
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan
morfologis, yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan
glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu
agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang
dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam
pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua
energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih
kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 %
dari karbohidrat.
5. Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu,
yaitu: aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada
neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu
dengan pembakaran ‘ Brown Fat ‘ yang memberikan lebih banyak energi
per gram dari pada lemak biasa.
6. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah
nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan
antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal ‘ Renal
Blood Flow ‘ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang
dewasa.
7. Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi.
Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki
ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘
misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan
sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
3
8. Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah
lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein
bertambah.
9. Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan
lamina proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga
fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya
terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui
plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat
melalui plasenta seperti illeus,taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit
virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel
plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam
kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus,
misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.
D. Klasifikasi Bayi
1. Bayi Aterm
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
4
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
f. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian
lebih kecil setelah 40x/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
h. Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada
bayi laki-laki testis sudah turun.
k. Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan
ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.
m. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama
n. Umur kehamilan 37-42 minggu
2. Bayi Prematur
a. Berat badan kurang dari 2499 gram
b. Organ-organ tubuh imatur
c. Umur kehamilan 28-36 minggu
3. Bayi Posmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
b. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
c. Verniks kaseosa dibadan kurang
d. Kuku-kuku panjang
e. Rambut kepala agak tebal
f. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
g. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
5
E. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan Fisik
1. Niai Apgar :
Tanda 0 1 2
Appereance Warna Biru, Pucat Badan Merah , Semua Merah
Kulit Ekst. Biru
Pulse Denyut Tidak ada < 100 > 100
Jantung
Grimace refleks Tidak ada Sedikit gerakan mimik Menangis kuat
Activity tonus otot Lemas Ada refleksi Ekstremitas Gerakan aktif
Respiration effort Tidak ada Lambat/ tidak teratur Baik/ menangis
usaha napas
Penilaiannya :
- Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
- Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen
terkendali
- Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
- Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat
bernafas normal kembali.
- Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
2. Berat Lahir : 2.500 – 4.000 gram
3. Kepala :
- ukuran lingkar kepala 31 – 35 cm
- terdapat kaput suksedaneum
4. Mata :
- tertutup rapat
- bila terbuka mungkin agak juling
5. Hidung : batang hidung menonjol
6. Mulut :
- refleks mengisap sudah baik
- memalingkan kepala jika pipi disentuh
7. Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
8. Dada :
- Dada bergerak simetris
- Bentuk
- Putting
6
- Bunyi nafas
- Bunyi jantung
9. Perut :
- ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
- perut lembek dan bundar
10. Pemeriksaan Refleks :
a. Refleks morro : bila posisi bayi dirubah secara tiba-tiba atau
mendengar suara yang keras, maka bayi akan menarik kedua tangan
dan kedua kaki mendekat ke tubuhnya serta ibu jari dan telunjuk akan
membentuk huruf C kemudian kembali lagi seperti semula.
Refleksinya berkurang usia 4 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
b. Refleks rooting dan sucking : bila pipi dan sudut mulut bayi disentuh
dengan ujung jari atau putting susu, bayi akan menoleh kearah
sentuhan, lalu membuka mulut dan mulai mengisap. Refleks ini
berkurang pada usia 6 bulan dan hilang pada usia 1 tahun.
c. Swallowing : beri cairan atau basahi lidah maka bayi akan menelang
sambil menghisap. Refleks ini selalu ada dan tidak hilang.
d. Stepping : bila bayi diberdirikan dengan bantuan dan telapak kakinya
didatarkan maka secara otomatis bayi akan melangkah. Refleks ini
hilang pada usia 1 sampai 2 bulan.
e. Palmar Graps : diletakkan jari pada telapak tangan bayi, maka bayi
akan menggenggan dengan kuat. Refleks ini akan berkurang pada usia
4 bulan.
f. Babinski : Refleks babinski akan hilang pada usia 1 tahun.
11. Alat Kelamin :
- pada bayi laki teraba buah zakar
- testis berada dalam skrotum
- penis berlubang
- pada bayi perempuan hymen sering tertutup
- uretra berlubang
- labia minor dan labia mayor
12. Dubur : dubur berlubang
7
13. Anggota Gerak :
- semua anggota gerak dapat bergerak bebas
- gerakan normal
- jumlah jari
14. Kulit :
- verniks
- warna
- pembengkakan atau bercak-bercak hitam
- tanda-tanda lahir
8
d. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan
harian untuk bayi baru lahir
e. Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap
4 jam), mulai dari hari pertama.
f. Pertahankan agar bayi selalu denga ibu.
g. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu
panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi. Ingat bahwa
kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa
saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
h. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
i. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
j. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
k. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit / infeksi.
l. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
m. Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut :
1) semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1 mg/hari selam tiga hari,
2) bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 –
1 mg I.M.
G. Pengkajian Keperawatan
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari kehidupan
intrauterus ke ekstra uterus dengan mengenalkan kepada anggota keluarga
sesuai kondisi neonatus.
1. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit. Tekanan
darah 60 mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40 mmHg sampai 45
mmHg untuk diatole. Bunyi jantung seperti murmur biasa terjadi selama
9
beberapa jam pertama kehidupan. Nadi perifer mungkin lemah, nadi
brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi daripada nadi femoralis.
2. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup bulan
tanpa ada kelainan dapat segera berkemih secara spontan. Abdomen lunak
tanpa distensi, bising usus akan aktif dalam beberapa jam setelah
kelahiran. Pengeluaran feses mekonium dalam 24 jam sampai 48 jam
setelah kelahiran.
3. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai 4000 gram
dengan panjang badan 44cm sampai 55cm.
4. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran. Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada selama 3 sampai
4 hari. Sutura cranial yang bertumpang tindih mungkin terlihat, sedikit
obliterasi fontanel anterior. Mata dan kelopak mata mungkin udema,
hemorargi subkonjungtiva atau hemorargi retina mungkin terlihat,
konjungtivitis selama 1 sampai 2 hari ungkin terjadi setelah penetesan obat
mata oftalmik terapeutik. Adanya reflex moro, plantar, genggaman
palmar, dan babinski’s.
5. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30 samapai
60/menit dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi nafas bilateral,
kadang-kadang krekels. Takipnea mungkin terlihat, diagfragmaik dan
abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dam abdomen. Pernapasan
dangkal dan cuping hidung kadang terlihat. Krekels pernapasan dapat
menetap selama beberapa jam pertama setelah kelahiran.
6. Keamanan
Suhu terntang dari 36,5⁰C sampai 37,5⁰C. kulit berwarna merah muda dan
ada pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin ada selama
beberapa hari periode transisi. Sefalohematoma dapat tampak sehari
10
setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2 sampai 3 hari kemudian
direabsorpsi perlahan selama 1 sampai 6 bulan.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya
kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang
menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
11
- Sistem pernafasan
Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur /
tidak, bunyi nafas
- Tali pusat
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan
jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena ).
- Sistem genitourinaria
Apakah hipospadia, epispadia, testis, BAK,
- Ekstrimitas
Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur
normal / abnormal.
- Sistem muskuluskletal
Tonus otot, kekuatan otot, kaku ?, lemah ?, asimetris.
- Kulit
Pustula, abrasi, ruam ptekie.
- Apgar Score.
-
normal.
- Sistem neurologis.
• Refleks moro = tidak ada, asimetris / hiperaktif.
• Refleks mengisap = kuat / lemah.
• Refleks menjejak = baik / buruk.
• Koordinasi refleks menghisap dan menelan.
d. Pemeriksaan Laboratorium.
- Sampel darah tali pusat.
- Jenis ketonuria.
- Hematokrit.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d obstruksi jalan nafas : banyaknya
mucus
b. Risiko penurunan suhu tubuh b/d proses pelepasan panas yang
berlebihan
c. Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat
3. Intervensi Keperawatan
Dianogsa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (3140) :
efektif b.d obstruksi jalan keperawatan selama … X Buka jalan nafas
nafas : banyaknya mucus. 24 jam, klien diharapkan Posisikan klien untuk memak-simalkan
Batasan karakteristik : mampu menunjukan jalan ventilasi
Dyspuea nafas yang paten dengan Identifikasi klien perlunya pema-sangan alat
Cyanosis indicator : jalan nafas buatan
Kelainan suara nafas Keluarkan sekret dengan suction
(kracles) Status Respirasi : Patensi Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Mata melebar Jalan Nafas (0410) : tambahan
Produksi sputan Pasien tampak Monitor respirasi dan ststus O2
Gelisah tenang(tidak cemas)
RR:30-60X/menit Suction Jalan Nafas (3160) :
12
Perubahan frekwensi Irama nafas teratur Auskultasi suara nafas sebelum dan
dan irama nafas Pengeluaran sputum sesudah suctioning
pada jalan nafas Informasikan pada keluarga tentang
Tidak ada suara nafas suctioning
tambahan Berikan O2 dengan menggunakan nasal
Warna kulit kemerahan untuk memfasilitasi suction nasotracheal
Gunakan alat yang steril setiap melakukan
tindakan
Berikan waktu istirahat pada klien setelah
kateter dikeluarkan dari naso trakeal
Hentikan suction dan berikan O2 jika klien
menunjukan bradikadi, peningkatan
saturasi O2, dll.
13
Suhu axila 36-37˚ C Pertahankan panas suhu tubuh bayi (missal :
RR : 30-60 X/menit segera ganti pakaian jika basah)
HR 120-140 X/menit Bungkus bayi dengan segera setelah lahir
Warna kulit merah muda untuk mencegah kehilangan panas
Tidak ada distress Jelaskan kepada keluarga tanda dan gejala
respirasi hipotermi / hipertermi
Hidrasi adekuat Letakkan bayi setelah lahir di bawah lampu
Tidak menggigil sorot / sumber panas
Bayi tidak gelisah Jelaskan kepada keluarga cara untuk
Bayi tidak letargi mencegah kehilangan panas / mencegah
panas bayi berlebih
Tempatkan bayi di atas kasur dan berikan
selimut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
______. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
______. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
15