Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS INTRANATAL CARE (INC)

Oleh :

FITRIANI
2014901066

CI Ruangan Pembimbing Akademik

( ) (Ns. Rina Mariyana, M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE (INC)

A. Pengertian
Menurut Mitayani (2013) Intranatal merupakan suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Menurut WHO (2015)
persalinan atau kelahiran dapat dikatakan normal apabila usia kehamilan
cukup bulan (37 - 40 minggu), persalinan terjadi secara spontan, presentasi
belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam, tidak ada komplikasi
pada ibu maupun janin.
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal apabila
prosesnya tejadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk,
2015).
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi, plasenta
dan selaput ketuban dari uterus ibu tanpa adanya komplikasi atau penyulit
bagi ibu dan bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu).

B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang
kompleks, faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba (2009) mulai dan
berlangsungnya persalinan, antara lain:
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira–kira
1–2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai
penenang bagi otot–otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan–perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
menjadi degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan
timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi: pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infus.

C. Manifestasi Klinis
a. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : Menjelang minggu ke 36 pada primigravida
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu
atas panggul yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut dan ketegangan ligamentum
rotandum
3) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi (sering BAK)
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua
hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering
sebagai his palsu.
d. Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

D. WOC/Pathway

E. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut Mochtar (2003) faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya:
a. Power atau tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang
dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim. Geralan
memendek dan meneval otot-otot Rahim yang terjadi sementara waktu
disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi
mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut diafragma) digunakan
dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar
dan merupakan kekuatan eksplusi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunteer ibu.
2. Passage atau jalan lahir
Janin lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal.
3. Passanger
a. Janin: bagian yang paling besar dank eras adalah kepala janin. Posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan
b. Sikap (habitus): meunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan
sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin
umumnya dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung dan
kaki dalam keadaan fleksi serta lengan bersilang didada.
c. Letak janin: bagian sumbu panjang janin berada berhadapan sumbu
ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan
sumbu panjang ibu
d. Presentasi: menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
Rahim yang dapar dijumpai pada [al[asi atau pemeriksaan dalam.
Contoh: presentasi kepala, bokong atau bahu
e. Posisi: indicator untuk menentukan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan atauoun belakang.
f. Plasenta: harus melalui jalur lahir, yang menyertai janin namun
plasenta jarang menghambat pada persalinan normal
4. Psikologis
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realistis kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan anak. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum
pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
5. Penolong
Mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.

E. Fase Persalinan
Menurut Bandiyah (2009) proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
a. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi
menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm
atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
a) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam
b) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam
c) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm
dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase
aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya
serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada
premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai
kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil


pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina\
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga
uterus secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran
rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah
lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas
vagina.
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Tali pusat memanjang
c. Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
a. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
1) Schultze: lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling
sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu
terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula
pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini
perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
2) Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir
duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
b. Fase pengeluaran uri
1) Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas
simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk
artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
2) Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat
kembali artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
3) Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali
pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah
lepas.
c. Jika plasenta tidak keluar selama 30 menit setelah kelahiran bayi
maka dilakukan eksplorasi.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan, antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan : Perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc

F. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin
untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
1. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam
keadaan beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan
dengan ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis,
orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
6. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah
dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal
ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke
posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu
Arcus. Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis.
Bahu anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang
menyentuh di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian
menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu
lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir
(Varney, 2007).

G. Konsep Asuhan Keperawatan


PENGKAJIAN
1. Kala I
a. Anamnesa
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravida dan para
3) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
4) Riwayat alergi obat
5) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami
selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi,
apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah
pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan
pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah
segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu
kesulitan berkemih?
6) Riwayat kehamilan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau
nyeri epigastrium)
b. Pemeriksaan fisik
1) Tunjukkan sikap ramah
2) Minta mengosongkan kandung kemih
3) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
4) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan),
untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua
kontraksi.
5) Pemeriksaan abdomen
a) Menentukan tinggi fundus
b) Kontraksi uterus
Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan
lamanya kontraksi
c) Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
d) Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
e) Menentukan penurunan bagian terbawah janin
f) Pemeriksaan dalam
(1) Nilai pembukaan dan penipisan serviks
(2) Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah
masuk rongga panggul
(3) Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. Kala II
a. Aktivitas /istirahat
1) adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan
sendiri/ relaksasi.
2) Letargi.
3) Lingkaran hitam di bawah mata.
b. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara
kontraksi.
c. Integritas Ego
1) Respon emosional dapat meningkat.
2) Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat
ini klien terlibat mengejan secara aktif.
d. Eleminasi.
1) Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus.
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
3) Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine
dikeluarkan selama upaya mendorong.
e. Nyeri/ Ketidak nyamanan
1) Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
2) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
3) Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
4) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
5) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan
berakhir 60-90 dtk.
6) Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
f. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
g. Keamanan
1) Diaforesis sering terjadi.
2) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
h. Sexualitas
1) Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
2) Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
3) Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
4) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
6) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex.
3. Kala III
a. Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
kemudian kembali ke tingkat normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
3) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
d. Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau
laserasi jalan lahir mungkin ada.
e. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat
plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah
melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus
berubah dari discoid menjadi bentuk globular.
f. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu tubuh), status mental klien.
2) Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau
sesudah melahirkan plasenta.
3) Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.
4. Kala IV
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
1) Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas
vagal
2) TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia / anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
3) Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 –
500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesaria
c. Integritas Ego
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal :
eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir
dan perawatan segera pada neonatal.
d. Eleminasi
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis, kateter
mungkin dipasang
3) Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan
selama persalinan dan kelahiran.
e. Makanan / Cairan : Dapat mengeluh haus, lapar, mual
f. Neurosensori
Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes
mellitus, remaja, atau pasien primipara)
g. Nyeri / Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya
setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung
kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan “menggigil”.
h. Keamanan
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i. Seksualitas
1) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilikus
2) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap
dengan hanya beberapa bekuan kecil
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak dengan puting tegang
j. Penyuluhan / Pembelajaran : Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa kala 1
a. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
b. Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
2. Diagnosa kala 2
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola
kontraksi semakin intense
b. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif,
penurunan masukan, perpindahan cairan.
c. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma
jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah
ketuban
3. Diagnosa kala 3
a. Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral,
muntah, diaforesis, peningkatan kehilangan cairan secara tidak
disadari, atonia uterus, laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen
plasenta.
b. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
c. Risiko infeksi b/d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan
4. Diagnosa kala 4
a. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari
mekanisme homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut,
vasokontriksi tidak komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan,
efek – efek hipertensi saat kehamilan)
b. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.

INTERVENSI
1. Kala 1
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Nyeri Luaran : Manajemen nyeri
berhubungan Tingkat nyeri Observasi
dengan Tujuan Setelah Di - Identifikasi
kontraksi lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
uterus selama 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
persalinan - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
1
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi

Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali

Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
2 Ansietas b.d Luaran utama : Tingkat Reduksi ansietas
krisis ansietas Observasi :
situasional Tujuan : setelah - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
akibat proses dilakukan tindakan - Monitor tanda –tanda ansietas
persalinan keperawatan 1x30 menit Terapeutik :
diharapkan tingkat - Ciptakan suasana terapetik untuk
ansietas menurun dengan menumbuhkan kepercayaaan
kriteria hasil : - Temani pasien untuk mengurangi
 Verbalisasi kecemasan
khawatir akibat - Pahami situasi yang membuat ansietas
kondisi yang - Dengarkan dengan penuh perhatian
dihadapi meningkat - Gunakan pendekatan yang tenang dan
(1) menjadi cuckup meyakinkan
menurun (4) Edukasi :
 Perilaku gelisah - Jelaskan prosedur
meningkat (1) - Informasikan secara faktual mengenai
menjadi cukup diagnosis
menurun (4) - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
 Perilaku tegang pasien
meningkat (1) Kolaborasi :
menjadi cukup - Kolaborasi pemberian obat
menurun (4)
 Konsentrasi
memburuk (1)
cukup membaik (4)

2. Kala 2
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Nyeri akut Luaran : Manajemen nyeri
berhubungan Tingkat nyeri Observasi
dengan Tujuan Setelah Di - Identifikasi
tekanan lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
mekanik pada 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
bagian - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
presentasi , meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
dilatasi/ aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
peregangan menurun 2 menjadi Terapeutik
jaringan , cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
kompresi - Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
saraf, pola meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
kontraksi cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
semakin - Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
intense meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
1 - Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi

Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali

Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
2 Resiko Luaran Utama: Manajemen cairan
terhadap ketidakseimbangan cairan. Observasi
kekurangan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
volume cairan tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
b/d keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
kehilangan diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
aktif, seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
penurunan meningkat. - monitor status hemodinamik
masukan, - kekuatan nadi menurun Terapeutik
perpindahan 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
cairan. meningkat 4 jam
- tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
meningkat 4 Kolaborasi
- output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
menjadi cukup meni
gkat 4
- frekuensi nadi
memburuk 1 menjadi
cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
3 Resiko infeksi Luaran utama : tingkat Pencegahan infeksi
maternal b/d infeksi Observasi :
prosedur Tujuan : setelah - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
invasive dilakukan tindakan sistematik
berulang,
asuhan keperawatan Terapeutik :
trauma
jaringan, 1x30 menit diharapkan - Batasi jumlah pengunjung
pemajanan tingkat infeksi menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema
terhadap dengan kriteria hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
pathogen, - Kemerahan dengan pasien
persalinan meningkat (1) - Pertahankan teknik aseptik
lama atau menjadi cukup - Pada pasien berisiko tinggi
pecah ketuban menurun (4) Edukasi :
- Nyeri meningkat - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(1) menjadi cukup - Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
menurun (4) - Ajarkan ajarkan cara memeriksa kondisi
- Bengkak meningkat luka atau luka operasi
(1) menjadi cukup Kolaborasi :
menurun (4) - Kolaborasi pemberian imunisasi

3. Kala 3
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Risiko Luaran Utama: Manajemen cairan
kekurangan ketidakseimbangan cairan. Observasi
volume cairan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
b/d kurangnya tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
masukan oral, keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
muntah, diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
diaforesis, seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
peningkatan meningkat. - monitor status hemodinamik
1
kehilangan - kekuatan nadi menurun Terapeutik
cairan secara 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
tidak disadari, meningkat 4 jam
atonia uterus, - tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
laserasi jalan menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
lahir, meningkat 4 Kolaborasi
tertahannya - output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
fragmen menjadi cukup meni
plasenta. gkat 4
- frekuensi nadi
memburuk 1 menjadi
cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
2 Nyeri b/d Luaran : Manajemen nyeri
trauma Tingkat nyeri Observasi
jaringan, Tujuan Setelah Di - Identifikasi
respon lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
fisiologis 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
setelah - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
melahirkan. meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi

Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali

Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
3 Risiko infeksi Luaran utama : tingkat Pencegahan infeksi
b/d trauma infeksi Observasi :
jaringan, sisa Tujuan : setelah - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
plasenta yang dilakukan tindakan sistematik
tertahan
asuhan keperawatan Terapeutik :
1x30 menit diharapkan - Batasi jumlah pengunjung
tingkat infeksi menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema
dengan kriteria hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
- Kemerahan dengan pasien
meningkat (1) - Pertahankan teknik aseptik
menjadi cukup - Pada pasien berisiko tinggi
menurun (4) Edukasi :
- Nyeri meningkat - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(1) menjadi cukup - Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
menurun (4) - Ajarkan ajarkan cara memeriksa kondisi
- Bengkak meningkat luka atau luka operasi
(1) menjadi cukup Kolaborasi :
menurun (4) - Kolaborasi pemberian imunisasi
4. Kala 4
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Kekurangan Luaran Utama: Manajemen cairan
volume cairan ketidakseimbangan cairan. Observasi
b/d kelelahan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
/ kegagalan tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
miometri dari keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
mekanisme diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
homeostatik seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
(misal : meningkat. - monitor status hemodinamik
sirkulasi - kekuatan nadi menurun Terapeutik
uteroplasental 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
berlanjut, meningkat 4 jam
vasokontriksi - tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
tidak komplet, menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
ketidakadekua meningkat 4 Kolaborasi
1 tan - output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
perpindahan menjadi cukup meni
cairan, efek – gkat 4
efek - frekuensi nadi
hipertensi saat memburuk 1 menjadi
kehamilan) cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
2 Nyeri akut Luaran : Manajemen nyeri
b/d trauma Tingkat nyeri Observasi
mekanis / Tujuan Setelah Di - Identifikasi
edema lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
jaringan, 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
kelelahan - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
fisik dan meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
psikologis, aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
ansietas. menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi

Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali

Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
Referensi
Bundiyah. (2009). Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Damayanti, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II.
Yogyakarta: Deepublish.
Doenges, M. E. (2001). Rencana asuhan keperawatan maternal/bayi. (Edisi) 2.
Jakarta :EGC.
Manuaba. (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar. (2003). Sinopsis Obstruksi. Jakarta: EGC
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan Rujukan.
Jakarta : Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai