Oleh :
FITRIANI
2014901066
A. Pengertian
Menurut Mitayani (2013) Intranatal merupakan suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Menurut WHO (2015)
persalinan atau kelahiran dapat dikatakan normal apabila usia kehamilan
cukup bulan (37 - 40 minggu), persalinan terjadi secara spontan, presentasi
belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam, tidak ada komplikasi
pada ibu maupun janin.
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal apabila
prosesnya tejadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk,
2015).
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi, plasenta
dan selaput ketuban dari uterus ibu tanpa adanya komplikasi atau penyulit
bagi ibu dan bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu).
B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang
kompleks, faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba (2009) mulai dan
berlangsungnya persalinan, antara lain:
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira–kira
1–2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai
penenang bagi otot–otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan–perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
menjadi degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan
timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi: pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infus.
C. Manifestasi Klinis
a. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : Menjelang minggu ke 36 pada primigravida
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu
atas panggul yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut dan ketegangan ligamentum
rotandum
3) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi (sering BAK)
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua
hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering
sebagai his palsu.
d. Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
D. WOC/Pathway
E. Fase Persalinan
Menurut Bandiyah (2009) proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
a. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi
menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm
atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
a) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam
b) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam
c) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm
dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase
aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya
serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada
premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai
kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah
F. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin
untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi
dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik.
Gerakan tersebut, sebagai berikut:
1. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam
keadaan beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan
dengan ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis,
orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
6. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah
dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal
ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke
posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu
Arcus. Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis.
Bahu anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang
menyentuh di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian
menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu
lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir
(Varney, 2007).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa kala 1
a. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
b. Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
2. Diagnosa kala 2
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola
kontraksi semakin intense
b. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif,
penurunan masukan, perpindahan cairan.
c. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma
jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah
ketuban
3. Diagnosa kala 3
a. Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral,
muntah, diaforesis, peningkatan kehilangan cairan secara tidak
disadari, atonia uterus, laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen
plasenta.
b. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
c. Risiko infeksi b/d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan
4. Diagnosa kala 4
a. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari
mekanisme homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut,
vasokontriksi tidak komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan,
efek – efek hipertensi saat kehamilan)
b. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
INTERVENSI
1. Kala 1
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Nyeri Luaran : Manajemen nyeri
berhubungan Tingkat nyeri Observasi
dengan Tujuan Setelah Di - Identifikasi
kontraksi lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
uterus selama 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
persalinan - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
1
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali
Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
2 Ansietas b.d Luaran utama : Tingkat Reduksi ansietas
krisis ansietas Observasi :
situasional Tujuan : setelah - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
akibat proses dilakukan tindakan - Monitor tanda –tanda ansietas
persalinan keperawatan 1x30 menit Terapeutik :
diharapkan tingkat - Ciptakan suasana terapetik untuk
ansietas menurun dengan menumbuhkan kepercayaaan
kriteria hasil : - Temani pasien untuk mengurangi
Verbalisasi kecemasan
khawatir akibat - Pahami situasi yang membuat ansietas
kondisi yang - Dengarkan dengan penuh perhatian
dihadapi meningkat - Gunakan pendekatan yang tenang dan
(1) menjadi cuckup meyakinkan
menurun (4) Edukasi :
Perilaku gelisah - Jelaskan prosedur
meningkat (1) - Informasikan secara faktual mengenai
menjadi cukup diagnosis
menurun (4) - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
Perilaku tegang pasien
meningkat (1) Kolaborasi :
menjadi cukup - Kolaborasi pemberian obat
menurun (4)
Konsentrasi
memburuk (1)
cukup membaik (4)
2. Kala 2
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Nyeri akut Luaran : Manajemen nyeri
berhubungan Tingkat nyeri Observasi
dengan Tujuan Setelah Di - Identifikasi
tekanan lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
mekanik pada 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
bagian - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
presentasi , meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
dilatasi/ aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
peregangan menurun 2 menjadi Terapeutik
jaringan , cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
kompresi - Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
saraf, pola meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
kontraksi cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
semakin - Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
intense meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
1 - Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali
Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
2 Resiko Luaran Utama: Manajemen cairan
terhadap ketidakseimbangan cairan. Observasi
kekurangan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
volume cairan tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
b/d keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
kehilangan diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
aktif, seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
penurunan meningkat. - monitor status hemodinamik
masukan, - kekuatan nadi menurun Terapeutik
perpindahan 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
cairan. meningkat 4 jam
- tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
meningkat 4 Kolaborasi
- output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
menjadi cukup meni
gkat 4
- frekuensi nadi
memburuk 1 menjadi
cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
3 Resiko infeksi Luaran utama : tingkat Pencegahan infeksi
maternal b/d infeksi Observasi :
prosedur Tujuan : setelah - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
invasive dilakukan tindakan sistematik
berulang,
asuhan keperawatan Terapeutik :
trauma
jaringan, 1x30 menit diharapkan - Batasi jumlah pengunjung
pemajanan tingkat infeksi menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema
terhadap dengan kriteria hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
pathogen, - Kemerahan dengan pasien
persalinan meningkat (1) - Pertahankan teknik aseptik
lama atau menjadi cukup - Pada pasien berisiko tinggi
pecah ketuban menurun (4) Edukasi :
- Nyeri meningkat - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(1) menjadi cukup - Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
menurun (4) - Ajarkan ajarkan cara memeriksa kondisi
- Bengkak meningkat luka atau luka operasi
(1) menjadi cukup Kolaborasi :
menurun (4) - Kolaborasi pemberian imunisasi
3. Kala 3
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Risiko Luaran Utama: Manajemen cairan
kekurangan ketidakseimbangan cairan. Observasi
volume cairan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
b/d kurangnya tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
masukan oral, keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
muntah, diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
diaforesis, seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
peningkatan meningkat. - monitor status hemodinamik
1
kehilangan - kekuatan nadi menurun Terapeutik
cairan secara 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
tidak disadari, meningkat 4 jam
atonia uterus, - tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
laserasi jalan menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
lahir, meningkat 4 Kolaborasi
tertahannya - output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
fragmen menjadi cukup meni
plasenta. gkat 4
- frekuensi nadi
memburuk 1 menjadi
cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
2 Nyeri b/d Luaran : Manajemen nyeri
trauma Tingkat nyeri Observasi
jaringan, Tujuan Setelah Di - Identifikasi
respon lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
fisiologis 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
setelah - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
melahirkan. meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali
Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
3 Risiko infeksi Luaran utama : tingkat Pencegahan infeksi
b/d trauma infeksi Observasi :
jaringan, sisa Tujuan : setelah - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
plasenta yang dilakukan tindakan sistematik
tertahan
asuhan keperawatan Terapeutik :
1x30 menit diharapkan - Batasi jumlah pengunjung
tingkat infeksi menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema
dengan kriteria hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
- Kemerahan dengan pasien
meningkat (1) - Pertahankan teknik aseptik
menjadi cukup - Pada pasien berisiko tinggi
menurun (4) Edukasi :
- Nyeri meningkat - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(1) menjadi cukup - Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
menurun (4) - Ajarkan ajarkan cara memeriksa kondisi
- Bengkak meningkat luka atau luka operasi
(1) menjadi cukup Kolaborasi :
menurun (4) - Kolaborasi pemberian imunisasi
4. Kala 4
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Kekurangan Luaran Utama: Manajemen cairan
volume cairan ketidakseimbangan cairan. Observasi
b/d kelelahan Tujuan setelah dilakuan - Monitor status hidrasi (mis frekuensi nadi
/ kegagalan tindakan asuhan kekutan nadi akral pengisian kapiler
miometri dari keperawatan1x30 menit kelembapan mukosa.tugor kulit tekanan darah)
mekanisme diharapkan ketidak - monitor berat badan harian
homeostatik seimbangan cairan - monitor hasil pemeriksaan labor
(misal : meningkat. - monitor status hemodinamik
sirkulasi - kekuatan nadi menurun Terapeutik
uteroplasental 1 menjadi cukup - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
berlanjut, meningkat 4 jam
vasokontriksi - tugor kulit menurun 1 - beri asupan cairan sesuai kebutuhan
tidak komplet, menjadi cukup - beri cairan intravena jika perlu
ketidakadekua meningkat 4 Kolaborasi
1 tan - output urine menurun 1 - Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
perpindahan menjadi cukup meni
cairan, efek – gkat 4
efek - frekuensi nadi
hipertensi saat memburuk 1 menjadi
kehamilan) cukup meningkat 4
- takanan darah
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4 berat
badan memburuk 1
menjadi cukuo
membaik 4
- intake cairan
memburuk 1 menjadi
cukup membaik 4
2 Nyeri akut Luaran : Manajemen nyeri
b/d trauma Tingkat nyeri Observasi
mekanis / Tujuan Setelah Di - Identifikasi
edema lakukan intervensi selama lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
jaringan, 1x30 menit di harapkan: esitas nyeri
kelelahan - Kemampuan - Identifikasi skala nyeri
fisik dan meningkatkan - Identifikasi respon nyeri non verbal
psikologis, aktivitasi cukup - Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
ansietas. menurun 2 menjadi Terapeutik
cukup meningkat 4 - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Keluhan nyeri cukup mengurangi rasa nyeri (mis terapi
meningkat menjadi pijat,aromaterapi)
cukup menurun 4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Meringis cukup - Pertibangkan jenis dan sumber nyeri dalam
meningkat 2 menjadi pemilihan strategi meredahkan nyeri
cukup menurun 4 Edukasi
- Perinieum terasa - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
tertekan meningkat 1 - Jelaskan strategi meredahkan nyeri
menjadi cukup Kolaborasi
menurun 4 - Kolaborasi pemberian analgetik juga prlu
- Ketegangan otot
meningkat 1 menjadi Pengaturan posisi
sedang 3 Terapeutik
- Tempatkan pada matras atau tempat tidur yg
- Pola nafas sedang 3 tepat
menjadi cukup - Sediakan matras yang kokoh dan padat
membaik 4 - Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
- Tekanan darah sedang - Berikan bantal yang tepat pada leher
3 menjadi cukup - Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,sesuai
membaik 4 kebutuhan
- Hindari menepatkan pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Edukasi
- Infomasikan saat akan di lakukan perubahan
posisi
- Ajarkan cara menggunakan postur yang baik
dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Latihan pernafasan
Observasi
- Identifikasi indikasi di lakukan latihan
pernafasan
- Monitor frekuensi dan irama dan kedalaman
nafas
Terapeutik
- Sediakan tempat yang tenang
- Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan
di perut
- Pastikan tangan di dada mundur ke belakang
dan telapak tangan di perut maju ke depan saat
menarik nafas
- Ambil nafas dalam secara perlahan melalui
hidung dan tahan selama tujuh hitungan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernafasan
- Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali
Pemantauan nyeri
Observasi
- Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
- Monitor kualitas nyeri
- Monitor lokasi dan kualitas nyeri
- Monitor intesitas nyeri dengan menggunakan
skala
- Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
Referensi
Bundiyah. (2009). Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Damayanti, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II.
Yogyakarta: Deepublish.
Doenges, M. E. (2001). Rencana asuhan keperawatan maternal/bayi. (Edisi) 2.
Jakarta :EGC.
Manuaba. (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar. (2003). Sinopsis Obstruksi. Jakarta: EGC
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan Rujukan.
Jakarta : Kemenkes RI