Anda di halaman 1dari 48

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

 CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada kegiatan belajar kali kita akan mempelajari salah satu sistem dalam kehidupan manusia
yaitu sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta didik dapat menguasai secara mendalam
mengenai sistem reproduksi manusia. Secara khusus dapat (1) menyebutkan macam organ
penyusun sistem reproduksi pada manusia. (2) Mendeskripsikan fungsi sistem reproduksi. (3)
Mendata contoh gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi yang biasa dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. (4) Menyadari pentingnya menjaga kesehatan organ sistem reproduksi.

 POKOK MATERI

A. Macam organ penyusun sistem reproduksi pada manusia.


B. Fungsi sistem reproduksi.
C. Gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi yang biasa dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

 URAIAN MATERI

Masih ingatkah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Coba kamu ingat kembali ciri-ciri makhluk
hidup. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Apakah yang dimaksud
dengan berkembang biak? Apa yang kamu ketahui tentang perkembangbiakan makhluk hidup?
Perkembangbiakan disebut juga reproduksi. Kamu akan belajar tentang reproduksi pada bab ini.
Setelah belajar modul ini kamu diharapkan mampu menggambarkan tentang sistem reproduksi
manusia dan gangguannya.

Secara umum cara perkembangbiakan makhluk hidup dapat digolongkan menjadi reproduksi
aseksual (perkembangbiakan vegetatif) dan reproduksi seksual (perkembangbiakan generatif).
Reproduksi merupakan proses terbentuknya individu baru. Manusia tergolong makhluk hidup
yang melakukan reproduksi seksual. Oleh karena itu, dalam melakukan perkembangbiakan
melibatkan dua induk (orang tua) yang masing-masing mempunyai alat reproduksi yang
mendukung proses perkembangbiakan tersebut. Fenomena reproduksi manusia akan kamu
pelajari pada bab ini. Pada bab ini kamu akan mempelajari tentang organ reproduksi pada
manusia serta kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Gambar 1.1 Sistem reproduksi

Setiap makhluk hidup akan bereproduksi untuk kelangsungan jenisnya. Demikian juga
dengan manusia, mengalami reproduksi untuk kelangsungan hidupnya. Pertambahan jumlah
manusia melalui proses reproduksi. Agar proses reproduksi dapat berlangsung dengan baik
haruslah didukung dengan struktur organ reproduksi dan proses fisiologis yang sempurna. Apa
yang terjadi andaikata struktur organ reproduksi tersebut tidak sempurna? Apa yang terjadi jika
proses fisiologisnya juga tidak sempurna? Pada bab ini kamu akan mempelajari struktur alat
reproduksi manusia dan gangguan yang dapat terjadi. Ikutilah Kegiatan Penyelidikan berikut
untuk melihat upaya-upaya manusia menjaga kesehatan reproduksi dan perawatan balita yang
ada di sekitar kita.

A. Sistem Reproduksi pada Manusia


1. Organ Reproduksi pada Pria
Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi reproduksi, yaitu produksi sel kelamin dan
pelepasan sel-sel ke saluran sel kelamin wanita. Organ reproduksi pria terdiri atas empat bagian
utama, yaitu testis, vas defferens, kantong sperma, dan penis.

Gambar 1.2 Organ reproduksi pada pria

 Testis
Testis berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur. Testis tersimpan dalam suatu
kantong yang disebut skrotum atau kantong buah zakar. Testis berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel sperma dan hormon kelamin (testosteron).

 Vas deferens
Vas defferens merupakan saluran yang menghubungkan testis dan kantong sperma. Vas
defferens berjumlah sepasang. Bagian ujungnya terletak di dalam kelenjar prostat.

 Kantong sperma (vesikula seminalis)


Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan di bawah kantung kemih.
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total cairan. Cairan dari vesikula
seminalis berwarna jernih, kental, berlendir, mengandung asam amino dan fruktosa.
Cairan ini berfungsi untuk memberi makan pada sperma. Selain itu vesikula seminalis
juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi
untuk mendorong semen mencapai uterus.

 Penis
Di dalam penis terdapat uretra yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma.

2. Organ Reproduksi pada Wanita


Organ reproduksi seorang wanita terdiri atas ovarium (indung telur), oviduk/tuba fallopi
(saluran telur), dan vagina.

Gambar 1.3 Organ reproduksi pada wanita

 Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium
terletak di rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi
oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Setiap folikel mengandung satu
sel telur. Folikel merupakan struktur, seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan
berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel telur.

Sel telur yang telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi. Selain
menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron.

 Oviduk
Oviduk berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan
gerakan peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae
berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Pembuahan sel telur
oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim
(uterus).

Rahim merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga dilahirkan.


Rahim manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Pada wanita
yang belum pernah melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm dan lebar 4 cm.
Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang
besar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium menghasilkan banyak lendir
dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan
akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi
menstruasi.

 Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ tersebut
mempunyai banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang. Dalam
vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu
kelenjar bartholini.

3. Proses Reproduksi pada Manusia

Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu akan
membentuk sel-sel kelamin (gamet). Sel-sel kelamin yang dibentuk seorang pria disebut sel mani
(spermatozoa). Seorang pria dewasa menghasilkan lebih dari seratus juta sel sperma setiap hari.
Adapun sel-sel kelamin yang dibentuk oleh seorang wanita disebut sel telur (ovum). Proses
pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan ovum
disebut oogenesis. Kedua proses mengawali terjadinya perkembangbiakan pada manusia.

Gambar 1.4 Struktur spermatozoa

Gambar 1.5 Struktur ovum

Pada spermatogenis sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati
sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini
memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:

 Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel
kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium
menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
 Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
 Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi
disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen
tubulus seminiferus.
 Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder
yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-
masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom
kelamin (Y atau X).
 Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel
lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
 Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan
dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini
menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti


spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak
prosesnya lebih lanjut:

 Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
 Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
 Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari
oosit primer.
 Sel anak yang lebih kecil disebut badan kutub pertama yang kemudian membelah lagi.
 Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan kutub kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
 Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum
siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan
finalnya menjadi ovum yang matang.
 Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid
(2n).

Gambar 1.6 Spermatogenesis dan Oogenesis

Adapun jika setelah ovulasi sel telur tidak dibuahi sel sperma, jaringan dinding rahim yang telah
menebal dan mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh disebut haid (menstruasi).
Peristiwa tersebut terjadi pada wanita setiap ± 28 hari sekali. Luruhnya dinding rahim tersebut
ditandai dengan keluarnya darah melalui vagina.

B. Siklus Menstruasi

Satu sel telur dihasilkan oleh satu ovarium setiap 28 hari. Apa yang mengendalikan siklus
tersebut? Beberapa perubahan dalam sistem reproduksi dikendalikan oleh hormon. Hormon
merupakan cairan kimia yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan proses-proses
metabolisme dalam tubuh.
Perubahan yang terjadi tiap bulan pada organ reproduksi wanita disebut siklus menstruasi. Siklus
menstruasi pada seorang wanita terjadi setiap periode tertentu, misalnya 28 hari. Namun
demikian siklus menstruasi tersebut sangat bervariasi untuk tiap individu, yaitu berkisar antara
20-40 hari.

Perubahan-perubahan yang terjadi selama menstruasi menyangkut pemasakan sel telur dan
penebalan dinding rahim guna menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika sel telur di dalam
ovarium masak, dinding rahim menebal.

Lebih kurang pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur dihasilkan dari
ovarium, dan dikenal sebagai proses ovulasi. Sel telur tersebut tetap hidup selama 24-48 jam, dan
bergerak sepanjang saluran telur menuju ke rahim atau uterus. Sel telur tersebut dapat dibuahi
bila terdapat sperma yang hidup dalam saluran telur selama 48 jam sesudah atau sebelum
ovulasi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi di dalam saluran telur, maka akan luruh (rusak).
Dinding rahim akan luruh dan terjadi pendarahan. Peristiwa tersebut terjadi setiap bulan, dan
dikenal sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi berlangsung selama 4-6 hari.

Gambar 1.7 Siklus menstruasi

Saat menstruasi berlangsung, sel telur yang lain mulai mengalami pemasakan. Rahim juga mulai
menebal sebagai persiapan menerima sel telur lain tersebut. Menstruasi mulai terjadi saat organ
perkembangbiakan seorang gadis mulai masak.Pada sebagian besar gadis, menstruasi pertama
terjadi pada usia 8-13 tahun, dan terus berlanjut sampai usia 45-55 tahun. Pada usia 50-an siklus
menstruasi menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya, peristiwa ini disebut menopause.

C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Apakah kamu pernah mendengar tentang fertilisasi? Apa yang dimaksud dengan fertilisasi?
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Bagaimana proses fertilisasi terjadi dalam tubuh manusia?
Coba kamu pahami pembahasan berikut. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-
rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum
yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak
dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah
akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan
banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan.
Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesteron.
Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi. Coba kamu perhatikan
perkembangan embrio di bawah ini.

1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

Gambar 1.8 Embrio 4 minggu

2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari
tangan, hidung, dan kaki.
Gambar 1.9 Embrio 8 minggu

3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran
kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.

4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah
lengkap.

Gambar 1.10 Embrio 16 minggu

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.

Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Tahukah kamu
fungsi dari plasenta? Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut. Menyalurkan zat makanan
dari induk ke embrio. Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.


 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi

1. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium, bakteri ini biasa ditularkan melalui
kontak seksual, namun demikian bakteri ini juga dapat ditularkan melalui jalan lain, misalnya
bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka
pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan
tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah.

2. Gonorea (kencing nanah)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui
kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada saat urinasi, kadang-kadang urine
mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi
yaitu saluran sperma pada pria dan saluran tuba falopii pada wanita sehingga dapat
mengakibatkan kemandulan.

3. Herpes genitalis

Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes
simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada
daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.

4. HIV/AIDS
Kamu pasti pernah mendengar tentang AIDS. Apa kepanjangan dari AIDS? Tahukah kamu apa
penyebab dari AIDS? AIDS bukanlah penyakit pada sistem reproduksi. Namun, AIDS dapat
disebabkan karena adanya hubungan seksual, yang merupakan proses reproduksi pada manusia,
oleh penderita AIDS. AIDS (Acquired Immune-deficiency Disease Syndrome) adalah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang mulai dikenal pada abad ke-20. Berdasarkan data tahun 2004,
AIDS menjadi epidemik yang menyebabkan kematian di dunia sampai 3,1 juta jiwa.

a. Gejala HIV

Kamu telah mengetahui bahwa AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak
sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS
tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa
terserang berbagai penyakit.

Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak
memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5-7 tahun, tergantung dari
kekebalan tubuh si penderita.

Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan, tubuh terasa
lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian akan timbul bercak-
bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus,
serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun. Tahap
terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat berkurang. Pada
tahap ini biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan saraf,
dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk mengetahui apakah seseorang
dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap
banyaknya jumlah sel T pada darahnya.

b. Penularan HIV

Tahukah kamu cara penularan HIV? Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan
seksual. Virus HIV dapat menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum
suntik dan semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui
transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna
narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahyan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita
harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.
Gambar 1.11 Virus HIV/AIDS

c. Pencegahan HIV

Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari
penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu,
AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.

 Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
 Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
 Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan
darahnya.
 Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.

Latihan

1. Sebutkan fungsi plasenta.


2. Jelaskan proses spermatogenesis pada laki-laki.
3. Apa yang dimaksud dengan ovulasi?
4. Apa yang kamu lakukan jika di sekitar tempat tinggalmu ada orang yang mengidap
AIDS?
5. Jelaskan cara pencegahan terhadap virus HIV.

Rangkuman

1. Reproduksi merupakan proses terbentuknya individu baru. Reproduksi manusia tergolong


reproduksi seksual.
2. Dalam sistem reproduksi manusia melibatkan induk jantan dan induk betina. Tiap induk
memiliki organ-organ reproduksi.
3. Organ reproduksi utama pada pria meliputi testis, vas defferens, kantong sperma, dan
penis. Adapun organ-organ reproduksi wanita meliputi ovarium, oviduk, tuba fallopi, dan
vagina.
4. Pembuahan terjadi, jika sperma bertemu dengan ovum. Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk zigot. Zigot akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai
dilahirkan.
5. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi, antara lain sifillis, gonore, dan herpes
genetalis. Penyebabnya dapat berupa virus ataupun bakteri. Pada umumnya penyakit
tersebut ditularkan melalui hubungan seksual.

Tes Formatif

1. Berikut yang bukan alat reproduksilaki-laki adalah ….


1. vulva
2. epididimis
3. testis
4. uretra
2. Alat reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma adalah
….
1. vulva
2. vas deferens
3. penis
4. uretra
3. Serviks disebut juga ….
1. leher rahim
2. rahim
3. saluran telur
4. indung telur
4. Lapisan rahim paling luar adalah ….
1. endometrium
2. perimetrium
3. myometrium
4. uterus
5. Pembentukan sperma pada laki-laki dewasa terjadi di ….
1. tuba Fallopi
2. testis
3. rahim
4. ovarium
6. Pembentukan ovum terjadi di ….
1. tuba fallopi
2. ovarium
3. rahim
4. serviks
7. Proses pembentukan spermatozoa disebut ….
1. oogenesis
2. spermatogenesis
3. endometrium
4. menstruasi
8. Kepanjangan dari AIDS adalah ….
1. Acquired Immune-deficiency Disease Syndrome
2. Acquired Ideficiency Disease Syndrome
3. Acquired Immune Disease Syndrome
4. semua salah
9. Virus HIV menyerang ….
1. saraf
2. mata
3. sistem kekebalan
4. paru-paru
10. penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidumadalah ….
1. klamidia
2. sifilis
3. candidiasis
4. gonore

Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.
Arti tingkat penguasaan: 90 % – 100 % = baik sekali

80 % – 89 % = baik

70 % – 79 % = cukup

< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. a (vulva merupakan organ genital eksternal wanita)


2. d (di dalam penis terdapat uretra yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran
sperma)
3. a (leher rahim desebut juga dengan serviks)
4. b (rahim atau uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium (paling luar),
miometrium (lapisan tengah) dan endometrium (lapisan terdalam))
5. b (prduksi sperma terjadi di dalam testis)
6. b (Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum))
7. b (proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis)
8. a (AIDS /Acquired Immune-deficiency Disease Syndrome)
9. c (Virus HIV akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah
putih.
10. b. (sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Reece, dan Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid II1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Kimball John W. Biologi Edisi Kelima-Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Pearce Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta: PT. Gramedia

Setyaningsih Eko. 2010. Biology Bringing Science To Your Live. Jakarta: Bailmu
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI


SMP/MTs Kelas IX (Sistem Ekskresi)
07 Mei

TINJAUAN MATA PELAJARAN

Pendahuluan:

Salah satu upaya untuk melengkapi sumber belajar yang relevan dan bermakna guna
meningkatkan mutu pendidikan di SMP/MTs, dibuatlah modul ini yang disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, No. 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan berdasarkan kriteria buku pelajaran yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran
wajib dalam kurikulum SMP/MTs .IPA Terpadu diajarkan pada SMP/MTs kelas VII, VIII, dan IX
yang memuat penyatuan materi ajar Biologi, Fisika dan Kimia yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa-siswi bagaimana proses-proses dan kejadian yang terdapat di alam
sekitar. Melalui mata pelajaran ini siswa-siswi akan mendapat kesempatan untuk mengkaji
berbagai teori, proses, dan peristiwa yang terjadi di alam termasuk dalam diri manusia sendiri.

Dari modul mata pelajaran IPA Terpadu kelas IX ini, bagian Biologi mengacu pada Standar Isi
2006 dan KTSP terdiri dari (1) SK: 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia dan
(2) SK: 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Agar tujuan yang dirancang pada modul ini dapat dikuasai siswa dengan baik, siswa diminta
mempelajari modul sesuai dengan petunjuk yang ada pada modul. Selain itu siswa diminta
mengerjakan semua latihan dan tugas yang diberikan. Semoga berhasil dan sukses

Sasaran Umum:

SK: 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

KD: 1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator Pencapaian:

 Mendeskripsikan bentuk atau bangun organ-organ penyusun sistem ekskresi pada


manusia.
 Mendeskripsian fungsi sistem ekskresi.
 Mendata contoh gangguan pada sistem ekskresi yang biasa dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
 Menyadari pentingnya menjaga kesehatan organ sistem ekskresi.

MODUL

SISTEM EKSKRESI
Tujuan Pembelajaran:

 Siswa mampu mendeskripsikan bentuk atau bangun organ-organ penyusun sistem


ekskresi pada manusia.
 Siswa mampu mendeskripsian fungsi sistem ekskresi.
 Siswa mampu mendata contoh gangguan pada sistem ekskresi yang biasa dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

Pendahuluan

Pernahkah kamu melihat mesin kendaraan, mobil, traktor, atau mesin-mesin yang lain? Mesin
dapat hidup dan menghasilkan gerakan karena adanya proses pembakaran bahan bakar. Dari
proses tersebut, dihasilkan zat sisa berupa asap yang dikeluarkan melalui alat pembuangan.
Seperti mesin, tubuh kita memerlukan zat-zat tertentu dan mengeluarkan zat sisa yang tidak
berguna. Pada saat tertentu, kita perlu makan dan minum, dan pada saat yang lain tubuh
mengeluarkan keringat, urine, dan udara pernapasan. Fenomena sistem pengeluaran atau ekskresi
pada manusia akan kamu pelajari pada bab ini. Pada bab ini, kamu juga akan mempelajari
tentang alat-alat ekskresi pada manusia serta kelainan dan hubungannya dengan kesehatan.

Gambar 1.1 Mesin kendaraan

Pernahkah kamu berolahraga? Apakah kamu berkeringat setelah berolahraga? Keringat yang
dikeluarkan kulit merupakan zat sisa dari metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan lagi.
Kamu setelah belajar modul ini diharapkan mampu menggambarkan sistem ekskresi pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Masih ingatkah kamu ciri-ciri dari makhluk hidup? Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah
memerlukan makanan. Zat-zat makanan dalam tubuh makhluk hidup diubah menjadi energi.
Pada saat kamu duduk di kelas VIII, kamu telah belajar tentang sistem pencernaan. Proses
pencernaan dalam tubuh makhluk hidup menghasilkan sari makanan. Sari makanan ini dibakar
dalam sel menghasilkan energi. Tahukah kamu saat mengubah zat makanan menjadi energi, sel
menghasilkan limbah? Limbah yang dihasilkan berupa zat-zat sisa metabolisme. Zat ini tidak
dimanfaatkan lagi oleh tubuh. Oleh karena itu, zat ini harus dibuang agar tidak meracuni tubuh.
Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut proses pengeluaran atau ekskresi.
Pada tubuh manusia terdapat organ-organ yang mempunyai fungsi satu sama lainnya berbeda.
Tahukah kamu organ yang termasuk dalam sistem ekskresi? Zat diekskresikan keluar tubuh oleh
organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Kegiatan Belajar 1

Sistem Ekskresi pada Manusia

Proses metabolisme tubuh menghasilkan zat-zat sampah seperti karbondioksida, amonia, urea,
asam urat, atau bahkan air. Zat-zat sampah ini apabila dibiarkan menumpuk di dalam tubuh akan
meracuni dan berbahaya bagi tubuh. Untuk menghindari masalah akibat zat-zat sampah ini, zat-
zat tersebut harus dikeluarkan dari sel, jaringan, kemudian tubuh. Proses pengeluaran zat-zat
sampah ini dari sel, jaringan, dan tubuh disebut ekskresi. Proses pengeluaran (ekskresi) ini
hampir selalu melibatkan proses osmoregulasi, suatu proses untukmemelihara tekanan osmosis
dalam tubuh manusia dan hewan dalam menghadapi kondisi lingkungan.

Sistem sekresi sangat beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional.
Secara umum sistem eksresi, menghasilkan urin melalui dua proses utama: filtrasi cairan tubuh
dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Pertama, selama filtrasi darah dan
cairan tubuh lain, bergantung pada jenis sistem eksresi, terpapar ke suatu perkakas penyaringan
yang terbuat dari membran epitelium transpor yang selektif permeabel. Membran itu menahan
protein dan molekul besar lainnya dalam cairan tubuh: tekanan hidrostatik (tekanan darah pada
banyak hewan) memaksa air dan zat terlarut kecil, seperti garam, gula, asam amino, dan limbah
bernitrogen melewati perkakas itu dan masuk ke dalam sistem eksresi. Larutan cairan dalam
sistem eksresi itu disebut sebagai filtrat.

Bagian tubuh yang digunakan untuk melakukan osmoregulasi pada setiap macam hewan adalah
bervariasi.

a. Hewan sederhana (hewan berpori/porifera) bagian tubuh yang digunakan untuk mengatur
konsentrasi cairan tubuhnya cukup dengan proses difusi dan osmosis langsung melalui membran
sel.
b. Hewan bersel satu (misalnya Amoeba, Paramaecium), bagian tubuh yang digunakan dalam
osmoregulasi adalah vakuola kontraktil melalui mekanisme difusi dan osmosis.
c. Hewan darat, osmoregulasi terjadi melalui organ pengeluaran (ekskresi), berupa ginjal. Dalam
hal ini ginjal berperan sebagai organ ekskresi dan osmoregulasi.
d. Hewan vertebrata dan invertebrata air (amfibi, ikan, serangga) fungsi osmoregulasi melalui
organ khusus seperti insang, kulit, bahkan usus.

Gambar 1.2 Sistem ekskresi manusia


1. Ginjal (Ren)

Ekskresi yang sangat penting bagi vertebrata adalah ginjal. Ginjal, pembuluh darah yang
mengaliri ginjal dan struktur yang membawa urin yang terbentuk dalam ginjal keluar dari tubuh
merupakan komponen sistem ekskresi pada vertebrata. Ginjal manusia bentuknya seperti biji
kacang merah. Terletak di dalam rongga perut bagian belakang, di sebelah kanan kiri tulang
pinggang, sehingga sering disebut buah pinggang. Ginjal sebelah kanan sedikit lebih rendah
karena terdesak oleh hati. Setiap ginjal panjangnya 6 – 7½ cm dan tebal 1½ – 2½ cm. Pada orang
dewasa beratnya kira-kira 140 gram.

Apabila sebuah ginjal dipotong secara melintang maka akan tampak tiga lapisan. Bagian luar
disebut korteks atau kulit ginjal, di bawahnya ada medula atau sumsum ginjal dan di bagian
dalam berupa rongga yang disebut pelvis renalis atau rongga ginjal.

Gambar 1.3 Struktur ginjal

Ginjal kiri biasanya berukuran lebih besar daripada ginjal kanan. Ginjal kanan lebih rendah
letaknya daripada ginjal kiri karena terdesak oleh hepar (hati). Dari masing-masing ginjal
dikeluarkan zat sisa penyaringan darah berupa urine (air seni) yang dialirkan melalui ureter
menuju ke kandung kemih (vesika urinaria), kemudian melalui uretra dikeluarkan dari tubuh.
Secara anatomis ginjal tersusun atas lapisan luar yang disebut kulit ginjal (korteks) dan lapisan
sebelah dalam yang disebut sumsum ginjal (medula). Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal
yang disebut pelvis renalis. Bagian korteks mengandung jutaan alat penyaring yang disebut
nefron.

Satu nefron terdiri atas badan malpighi dan tubula. Badan malphigi tersusun atas kapsula
Bowman dan glomerulus yang berupa gulungan pembuluh darah. Fungsi ginjal adalah
menyaring darah.

Dari proses penyaringan ini dkeluarkan zat sisa berupa urine. Proses di dalam ginjal meliputi
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang berguna (reabsorpsi), dan pengeluaran
zat yang pada saat itu tidak diperlukan serta tidak dapat disimpan dalam tubuh (augmentasi).

Proses penyaringan berlangsung pada badan malpighi. Dalam hal ini glomerulus berperan
sebagai alat penyaring. Darah yang mengalir menuju glomerulus mengalami penyaringan yang
selanjutnya masuk ke kapsula Bowman. Sisa penyaringan berupa urine yang masih mengandung
banyak zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino. Zat-zat
yang masih diperlukan tubuh akan mengalami proses reabsorbsi atau penyerapan kembali di
dalam kapsul Bowman.
Urine yang telah terbentuk di ginjal selanjutnya diteruskan menuju kandung kemih melalui
ureter. Untuk sementara, urine ditampung dalam kandung urine sampai jumlah tertentu (sekitar
300 cc). Dari kandung urine diteruskan keluar tubuh melalui uretra dan pengeluarannya diatur
oleh otot sfinkter serta kegiatan susunan saraf, kecuali pada anak kecil atau pada orang yang
telah lanjut usia.

Jumlah urine yang dikeluarkan tidak hanya dipengaruhi banyaknya cairan yang diminum dan
pengaruh hormon antidiuretika, tetapi juga ditentukan jumlah garam yang harus dikeluarkan dari
darah agar tekanan osmosis darah tetap. Tahukah kamu, faktor lain yang memengaruhi jumlah
pengeluaran urine?

Ginjal menyaring darah sebanyak 1.500 liter per hari, sehingga ada beberapa zat yang harus
dibuang melalui alat pengeluaran. Tahukah kamu zat-zat apa saja yang dibuang melalui ginjal?
Urea, amonia, dan air dibuang melalui ginjal berupa urine. Urine yang dihasilkan dalam waktu
satu hari lebih kurang 1,5 liter. Apa yang kamu ketahui tentang urea, amonia, dan air? Kamu
dapat menjelaskannya setelah mempelajari pembahasan berikut.

a. Urea
Urea dibentuk oleh hati dari protein yang tidak diperlukan darah. Urea terdiri atas zat nitrogen
yang beracun bagi darah sehingga harus dibuang. Proses pembuangan ini disebut dengan
ekskresi.
b Amonia
Amonia merupakan hasil dari perombakan protein. Senyawa ini berbahaya bagi tubuh sehingga
harus dikeluarkan secara teratur melalui proses ekskresi.
c. Air

Air sangat penting dalam proses metabolisme tubuh, tapi jika jumlah air terlalu berlebih akan
membuat konsentrasi darah menjadi tidak konstan. Untuk itu, kelebihan air harus dibuang
supaya keseimbangan konsentrasi darah terjaga. Proses ini disebut dengan osmoregulasi.

Tahukah kamu proses terbentuknya urine? Pembentukan urine terjadi di ginjal. Proses
pembentukan urine adalah sebagai berikut.

 Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui
pembuluh darah menuju ke glomerulus.
 Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang terlarut dalam
darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat yang bermolekul
kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula, maka zat-zat tersebut disebut dengan
filtranglomerulus.
 Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian filtraglomerulus
tersebut akan diteruskannke tubulus proksimal.
 Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih
diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya yang tidak diserap atau
tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
 Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi. Tahukah kamu
apa yang dimaksud dengan augmentasi? Augmentasi adalah penambahan zat-zat yang
tidak diperlukan ke dalam urine primer sehingga menjadi urine sekunder. Urine sekunder
adalah urine sesungguhnya.
 Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter dan
ditampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter, tetapi dapat berubah tergantung
dari jumlah cairan yang masuk. Urine yang normal berwarna bening orange pucat tanpa endapan,
baunya tajam (pesing), sedikit asam terhadap lakmus (pH 6).

Pada orang sakit, urine bisa digunakan sebagai indikator terjadinya gangguan di dalam tubuh.
Karena setiap zat yang tidak digunakan oleh sel dibuang melalui urine. Jika dalam urine terdapat
zat-zat yang masih berguna, ini berarti adanya kerusakan pada glomerulus atau tubulus.
Kerusakan tersebut juga bisa menyebabkan zat-zat racun akan kembali masuk ke dalam tubuh.

2. Kulit (Integumen)

Kamu pasti tidak asing dengan kulit tubuhmu. Apa yang kamu ketahui tentang kulit tubuh?
Tahukah kamu, mengapa kulit termasuk salah satu alat pengeluaran? Apa yang terjadi pada
kulit kita saat berolahraga? Berkeringat, bukan?

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada permukaan kulit terdapat
kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori
kulit berupa keringat. Keringat tersusun dari air dan garam-garam mineral terutama garam dapur
(NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein.

Gambar 1.4 Lapisan kulit

Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi
karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis,
dermis dan jaringan ikat bawah kulit.

a. Epidermis (Kulit Ari)

Kulit ari adalah kulit yang paling luar dan sangat tipis sekali. Kulit ari terdiri atas dua lapis, yaitu
lapisan tanduk dan lapisan malpighi.

 Lapisan tanduk

Lapisan tanduk yaitu lapisan kulit ari yang paling luar dan merupakan lapisan mati sehingga
mudah mengelupas, tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Lapisan ini akan selalu
baru, jika mengelupas tidak akan terasa sakit atau mengeluarkan darah karena tidak terdapat
pembuluh darah dan saraf.
 Lapisan malpighi

Lapisan malpighi merupakan kulit ari yang berada di bawah lapisan kulit tanduk. Lapisan ini
tersusun dari sel-sel hidup yang selalu membelah diri. Pada lapisan ini terdapat pembuluh kapiler
yang berperan untuk penyampaian nutrisi. Sel-sel yang hidup tersebut mengandung melanin.
Apakah yang dimaksud dengan melanin? Melanin adalah pigmen sel yang mewarnai kulit dan
melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari. Produksi melanin akan
meningkat jika terlalu banyak mendapatkan sinar matahari sehingga warna kulit akan menjadi
lebih gelap. Pigmen lainnya adalah keratin. Jika pigmen keratin dan melanin bergabung, maka
warna kulit menjadi kekuningan. Bila lapisan malpighinya tidak mengandung pigmen, maka
orang tersebut dinamakan albino. Setiap orang memiliki pigmen yang berbeda-beda sehingga
ditemukan bermacam-macam warna kulit seperti warna putih, sawo matang, kuning langsat, dan
hitam.

Di permukaan kulit ari terdapat pori-pori yang merupakan muara kelenjar minyak dan ditumbuhi
oleh rambut, kecuali kulit ari yang ada di telapak tangan dan kaki tidak ditumbuhi rambut. Kulit
ari pada telapak tangan dan kaki terdiri atas empat lapis, yaitu:

Gambar 1.5 Lapisan kulit ari

 stratum korneum,
 stratum granulosum,
 stratum lusidum, dan
 stratum germinalis.

b. Dermis (Kulit Jangat)

Kulit jangat atau dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis. Dermis lebih tebal dari pada epidermis. Dermis mempunyai serabut
elastik yang memungkinkan kulit merenggang pada saat orang bertambah gemuk, dan kulit
bergelambir pada saat orang menjadi kurus.

Pada lapisan dalam dermis akan kamu temui:

 Pembuluh kapiler, berfungsi untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit.
 Kelenjar keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk
menghasilkan keringat.
 Kelenjar minyak (glandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak supaya kulit
dan rambut tidak kering dan mengkerut.
 Kantong rambut, memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada
saat dingin dan rasa takut, rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini
disebabkan karena di dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan
rambut.
 Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf rasa panas, saraf rasa dingin, dan saraf sentuhan.

c. Jaringan Ikat Bawah Kulit

Jaringan ikat bawah kulit berada di bawah dermis. Jaringan ini tidak memiliki pembatas yang
jelas dengan dermis, sebagai patokannya adalah mulainya terdapat sel lemak. Pada lapisan kulit
ini banyak terdapat lemak. Apa fungsi dari lapisan lemak tersebut? Lapisan lemak berfungsi
untuk melindungi tubuh terhadap benturan, menahan panas tubuh, dan sebagai sumber energi
cadangan.

Kamu telah mengenal bagian-bagian dari kulit. Tahukah kamu apa fungsi dari kulit? Selain
sebagai tempat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat
pembentukan vitamin D dari provitamin D, tempat menyimpan kelebihan lemak, sebagai
pelindung, dan indera peraba. Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya,
maka kulit dapat berfungsi sebagai:

a. Indra peraba dan perasa. Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang bisa menangkap
rangsangan berupa suhu, nyeri, dan tekanan. Rangsangan tersebut akan disampaikan ke otak
sebagai pusat informasi sehingga kita dapat mengetahui apa yang kita sentuh.
b. Pelindung tubuh terhadap luka dan kuman. Kulit melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa
tekanan, dan gangguan yang bersifat kimia. Selain itu, kulit juga melindungi tubuh dari
gangguan yang bersifat biologis, seperti serangan bakteri dan jamur. Kulit juga menjaga tubuh
supaya tidak kehilangan banyak air dan melindungi tubuh dari sinar ultraviolet.
c. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet cahaya
matahari. Di dalam kulit terdapat provitamin D yang dapat diubah menjadi vitamin D dengan
bantuan sinar ultraviolet matahari pada waktu pagi hari. Vitamin D sangat penting untuk
pembentukan tulang.
d. Penyimpan kelebihan lemak. Kulit dan jaringan bagian bawah bekerja sebagai tempat
penyimpanan air. Jaringan adipose di bawah kulit sebagai tempat penyimpanan lemak. Cadangan
lemak dapat dibakar sehingga menghasilkan panas dan energi untuk mengatasi udara dingin.
Untuk itulah, biasanya orang yang memiliki banyak lemak atau orang gemuk lebih tahan dengan
udara dingin.
e. Pengatur suhu tubuh. Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar
dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian
suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas
dari benda yang disentuh, misalnya menyentuh pakaian.

Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar keringat tidak
mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi pengeluaran panas dari tubuh.
Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang berperan dalam keadaan dingin adalah
ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang air kecil pada waktu dingin.

Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah kemampuan kulit
sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur oleh pusat pengatur panas di sumsum lanjutan
agar konstan 36o–37,5o C. Bila suhu badan meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi
panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan
dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa kedinginan,
pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.

Air, urea dan garam secara aktif disekresikan dari kapiler kulit oleh tubulus dari kelenjar
keringat. Keringat disekresikan ke permukaan kulit yang kemudian menguap. Untuk penguapan
ini diperlukan panas dan panas yang diperlukan diambil dari tubuh sehingga suhu tubuh
menurun. Hal ini merupakan salah satu cara mengatur suhu tubuh. Banyaknya keringat yang
dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan,
makanan, kesehatan, dan emosi.

Sebagai penutup bahasan kulit, coba analisalah kasus berikut. Di berbagai kota di Indonesia
banyak ditemukan penduduk yang mengalami kelainan pada kulit yaitu kulit bersisik seperti ikan
sehingga seringkali diistilahkan dengan manusia bersisik. Jelaskan pendapat kalian tentang
kasus ini!

3. Paru-paru (Pulmo)

Pembahasan tentang organ paru-paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem
pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat
ekskresi.

Gambar 1.6 Struktur paru-paru

Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat pernapasan. Selain itu paru-paru juga
bertindak sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kedua zat ini
harus dikeluarkan supaya tidak mengganggu fungsi tubuh. Paru-paru terletak di dalam rongga
dada dan bagian bawahnya menempel pada diafragma.

Paru-paru termasuk organ pengeluaran karena udara pernapasan yang dikeluarkan mengandung
karbondioksida dan air yang dihasilkan dari kegiatan sel. Keluarnya air bisa dilihat ketika kamu
bernapas dalam udara dingin berupa kabut. Setiap hari tubuh melepaskan kurang lebih 350 ml
air dalam bentuk uap air melalui sistem pernapasan.

Karbondioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru-paru yang lembab. Pada
manusia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui
paru-paru berasal dari aktivitas metabolisme yang merupakan zat buangan dari respirasi. Asal
dan jumlah air yang dikeluarkan dari paru-paru tidak begitu penting karena tubuh mengandung
air yang jumlahnya relatif banyak.

4. Hati (Hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan beratnya sekitar 2 kg
pada orang dewasa. Hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi dan ekskresi. Mengapa hati dapat
dikatakan sebagai alat sekresi? Hati menghasilkan empedu. Oleh karena itu, hati sebagai alat
sekresi. Hati dikatakan sebagai alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat
sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Intinya ialah
hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi kedalam
empedu dan urine.

Gambar 1.7 Struktur hati

Di dalam hati, sel-sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan diubah
menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu keluar bersama
feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan urine manjadi berwarna kuning.

Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel hati berfungsi sebagai tempat
perombakan sel-sel darah merah dan menguraikan hameglobin sehingga menghasilkan zat
warna empedu (bilirubin). Zat warna empedu ini dikeluarkan ke dalam urin dan feses. Hati juga
berperan dalam pembentukan urea dari amonia, yang kemudian dikeluarkan lewat ginjal bersama
urin.

a. Menghasilkan getah empedu

Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam
kantung empedu kemudiandisalurkan ke usus 12 jari.

Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna
empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi
lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna
empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang
mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga
membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan
urine kuning kecoklatan.

a. Menghasilkan urea

Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka
harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.

Selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, hati juga mempunyai fungsi lain yang berguna bagi
tubuh antara lain:
 menyimpan gula dalam bentuk glikogen,
 menawarkan racun,
 membuat vitamin A yang berasal dari provitamin A,
 mengatur kadar gula dalam darah,
 membuat fibrinogen serta protombin,
 menghasilkan zat warna empedu, dan
 tempat pembentukan urea.

Rangkuman

1. Setiap makhluk hidup menghasilkan sisa-sisa metabolisme yang harus dibuang. Ekskresi
berarti pengeluaran sisa-sisa metabolism yang sudah tidak dipakai lagi oleh darah. Zat-
zat yang dikeluarkan disebut ekskret. Ekskret dapat berupa cairan dan zat terlarut yang
dikeluarkan sebagai urine, keringat, dan karbon dioksida.
2. Alat-alat ekskresi pada manusia, yaitu ginjal dan kulit. Tugas alat-alat ekskresi adalah
mengatur mekanisme homeostasis tubuh.
3. Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Secara anatomis ginjal tersusun atas lapisan
luar yang disebut kulit ginjal (korteks) dan lapisan sebelah dalam yang disebut sumsum
ginjal (medula). Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.
4. Fungsi ginjal untuk menghasilkan urine. Proses di dalam ginjal meliputi penyaringan
(filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang berguna (reabsorpsi), dan pengeluaran zat
yang pada saat itu tidak diperlukan serta tidak dapat disimpan dalam tubuh (augmentasi).
5. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh. Secara anatomi, kulit terdiri atas lapisan luar
(epidermis), lapisan dalam (dermis), dan lapisan bawah dermis (hipodermis).
6. Kulit berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan-kerusakan fisik
karena gesekan, penyinaran, kuman-kuman, dan zat kimia. Selain itu, kulit juga berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsangan dari luar,
dan sebagai alat ekskresi yang berupa keringat.
7. Hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi karena hati menghasilkan empedu, dan sebagai
alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat sisa yang berasal dari sel
darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam limpa.

Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat pernapasan, tapi selain itu paru-paru juga
bertindak sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida dan uap air.

Kegiatan Belajar 2

Gangguan pada Sistem Ekskresi

Alat-alat ekskresi dapat mengalami gangguan karena adanya kelainan dan penyakit. Kelainan
dan penyakit tersebut di antaranya terjadi pada ginjal dan kulit. Tahukah kamu apa saja kelainan
dari penyakit menyerang sistem ekskresi pada manusia?

1. Gangguan pada Ginjal

a. Batu ginjal
Pernahkah kamu mendengar orang sakit batu ginjal? Tahukah kamu penyebab orang sakit batu
ginjal? Batu ginjal terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam ginjal sehingga
menghambat keluarnya urine dan menimbulkan nyeri. Bagaimana cara mengatasi penyakit ini?
Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk
membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan
garam kalsium.

Gambar 1.8 Batu ginjal

b. Radang ginjal (nefritis)

Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya
glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk
kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan
di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah
secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang
memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
Gambar 1.9 Gejala nefritis

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan
diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat
tinggi. Mengapa demikian? Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian.
Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal
yang asli dapat kembali berfungsi.

Gambar 1.10 Cangkok ginjal

d. Glukosuria

Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering
juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah
meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali
kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.

Gambar 1.11 Gula

e. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain
dalam urine. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada proses filtrasi.

Gambar 1.12 Albumin dalam urine

e. Hematuria

Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut
disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal
ataupun disebabkan karena infeksi pada bagian ginjal.

Gambar 1.13 Darah dalam urine

f. Piuria

Piuria yaitu terdapatnya nanah dalam air kemih. Keadaan ini menunjukkan terdapatnya infeksi
pada ginjal atau saluran air kemih.

2. Gangguan pada Kulit

a. Skabies

Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang
sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain.
Gambar 1.14 Skabies

b. Eksim (dermatitis)

Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit tersebut menyebabkan kulit
menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik.

Gambar 1.15 Gejala eksim

c. Jerawat

Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak. Penyakit
tersebut umumnya dialami anak-anak masa remaja. Jerawat biasanya menyerang bagian wajah,
dada atas, dan punggung. Bekas jerawat dapat menimbulkan bopeng. Pemijitan jerawat secara
tidak benar perlu kamu hindari, sebab hal tersebut dapat menyebabkan infeksi. Cara pencegahan
timbulnya jerawat yang paling mudah yaitu makan makanan yang seimbang, cukup tidur dan
olah raga, serta rajin menjaga kebersihan kulit.
Gambar 1.16 Jerawat pada wajah

d. Biang keringat

Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang
keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat
terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-
bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang
keringat.

Orang yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak terlalu tinggi, akan lebih mudah
terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat yaitu daki, leher,
punggung, dan dada.

Gambar 1.17 Biang keringat pada bayi

Agar kamu tidak terkena biang keringat, aturlah ventilasi ruangan dengan baik. Selain itu, jangan
berpakaian yang terlalu tebal dan ketat. Namun, jika kamu sudah terlanjur terserang biang
keringat, taburkan bedak di sekitar biang keringat. Apabila bintik-bintik biang keringat sudah
mengeluarkan nanah, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

e. Biduran
Pernahkah kamu menderita biduran? Apa yang menyebabkan biduran? Bagaimana ciri-ciri
orang menderita biduran? Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi
bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa
gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. Jika
penyakit ini disebabkan oleh alergi, maka cara pencegahannya adalah dengan menghindari bahan
makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi. Pengobatan dapat dilakukan dengan
menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.

Gambar 1.18 Biduran pada kaki

f. Ringworm

Pernahkah kamu mendengar tentang ringworm? Apa yang kamu ketahui tentang ringworm?
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya
bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap
kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.

Gambar 1.19 Gejala ringworm dan jamur penyebabnya


g. Psoriasis

Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala
menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di
kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Apa penyebab psoriasis? Penyebab pasti dari penyakit
ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya
gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem
kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T
yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.

Gambar 1.20 Psoriasis pada lengan

h. Kanker kulit

Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan. Penyakit ini
lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih
sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau
menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.

Gambar 1.21 Kanker pada kulit

3. Gangguan pada Hati

a. Hepatitis

Pernahkah kamu melihat orang penderita hepatitis? Apa penyebab dari hepatitis? Hepatitis
adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya
virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih
berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Tahukah kamu cara
pencegahannya? Kamu dapat mencegahnya dengan melakukan vaksinasi.
Gambar 1.22 Virus Hepatitis B

b. Penyakit kuning

Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan
empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan
warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata
berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh
terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur
dengan cairan empedu.

Gambar 1.23 Penyakit kuning

4. Gangguan pada Paru-paru

a. Asma

Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan
penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan
susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi
lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
Gambar 1.24 Bronkiolus normal dan penderita asma

b. Tuberculosis (TBC)

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. TBC dapat
menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis
menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita
latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang menjadi active
tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu
untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi
terutama pada bagian paru-paru. TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut.

 Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin).

Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat
bertahan untuk 10-15 tahun, sehingga pada usia 12-15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.

 Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.


 Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang lebih
6 bulan tidak boleh putus.

Gambar 1.25 Penyebaran asma

c. Pneumonia

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di
alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
Gambar 1.26 Ilustrasi penderita pneumonia

Latihan

1. Jelaskan proses pembuatan urine.


2. Gambar dan jelaskan sistem ekskresi pada kulit.
3. Hati dapat berfungsi sebagai alat sekresi dan ekskresi. Apa perbedaan sekresi dan
ekskresi pada hati?
4. Tuliskan penyakit yang terjadi di hati dan bagaimana cara pencegahannya.
5. Kita sering mendengar orang terkena sakit ginjal, seperti batu ginjal, gagal ginjal, dan
radang ginjal. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah penyakit-penyakit tersebut?

Rangkuman

1. Kelainan dan penyakit pada ginjal, antara lain batu ginjal, nefritis, gagal ginjal,
glukosuria, albuminuria, hematuria, dan piuria.
2. Kelainan dan penyakit pada kulit, antara lain skabies, eskim (dermatitis), jerawatan,
biang keringat, biduran, ringworm. Psoriasis dan kanker kulit.
3. Kelainan dan penyakit pada hati, antara lain hepatitis serta penyakit kuning
4. Kelainan dan penyakit pada paru-paru, antara lain asma, tuberculosis (TBC) serta
pneumonia.

Tes Formatif

1. Ginjal menyaring zat sisa yang berupa ureum dari dalam ….


1. getah bening
2. hormon
3. darah
4. usus
2. Organ tubuh yang bertanggung jawab untuk mengatasi zat racun yang masuk ke dalam
tubuh adalah ….
1. ginjal
2. hati
3. kulit
4. paru-paru
3. Cara kulit mengatur suhu tubuh adalah ….
1. mengeluarkan minyak
2. mengeluarkan air
3. mengeluarkan panas
4. mendirikan bulu-bulu
4. Bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah terdapat pada ….
1. glomerulus
2. lengkung henle
3. kapsula Bowman
4. tubulus kontraktil
5. Paru-paru sebagai organ ekskresi mengeluarkan .…
1. H2O
2. H2O dan CO2
3. O dan CO2
4. H2O dan O
6. Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah ….
1. mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi
2. mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang masih dibutuhkan oleh tubuh
3. mengeluarkan zat sisa yang masih dapat dipergunakan lagi
4. mengeluarkan feses dari hasil pencernaan.
7. Bagian kulit yang berperan untuk menyimpan lemak adalah ….
1. lapisan kulit ari
2. lapisan kulit malpighi
3. lapisan kulit jangat
4. lapisan kulit bawah
8. Berikut ini merupakan penyakit yang terjadi pada kulit, kecuali….
1. ringworm
2. psoriasis
3. biduran
4. nefritis
9. Feses berwarna kuning karena.…
1. Adanya bakteri penguning
2. Proses pembusukan
3. Warna cairan lambung
4. Warna empedu
10. Fungsi hati berikut berkaitan dengan pengeluaran ….
1. mengubah provitamin A menjadi vitamin A
2. menimbun gula dalam bentuk glikogen
3. membongkar jenis protein tertentu
4. merombak sel darah merah yang rusak menjadi empedu

Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.

Arti tingkat penguasaan: 90 % – 100 % = baik sekali

80 % – 89 % = baik

70 % – 79 % = cukup

< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. c (Darah yang mengalir menuju glomerulus mengalami penyaringan yang berupa ureum)
2. b (hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi
kedalam empedu dan urine)
3. c (Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan
mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat)
4. a (Proses penyaringan berlangsung pada badan malpighi. Dalam hal ini glomerulus
berperan sebagai alat penyaring)
5. b (Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat pernapasan. Selain itu paru-paru
juga bertindak sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap
air (H2O))
6. a (Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut proses pengeluaran atau ekskresi
yang juga merupakan fungsinya)
7. d (jaringan ikat bawah kulit merupakan lapisan kulit bawah yang banyak menyimpan
lemak)
8. d(nefritis disebut juga dengan radang ginjal dang ginjal terjadi karena adanya kerusakan
nefron pada ginjal , khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri)
9. d (di dalam hati, sel-sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin
akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu
keluar bersama feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan urine manjadi
berwarna kuning)
10. d (Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel hati berfungsi sebagai
tempat perombakan sel-sel darah merah dan menguraikan hameglobin sehingga
menghasilkan zat warna empedu (bilirubin))

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Reece, dan Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid II1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Kimball John W. Biologi Edisi Kelima-Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Pearce Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta: PT. Gramedia

Setyaningsih Eko. 2010. Biology Bringing Science To Your Live. Jakarta: Bailmu

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan.

.D → 1.3 Mendeskripsikan Sistem Koordinasi dan Alat Indera pada Manusia dan
hubungannya dengan Kesehatan.

Sistem Koordinasi pada Manusia

Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secarateratur dan selaras, kecuali jika ada
gangguan atau kelainan. Halini disebabkan karena ada sistem yang mengatur kerja berbagai
sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi. Sistem koordinasi pada manusia terdiri
dari sistem saraf, sistem indera,dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bersama-sama
dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, misalnya
mengatur kontraksi otot,perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar
dalam tubuh.

1. Organisasi Sistem Saraf


Sistem saraf berperan penting untuk merasakan perubahan-perubahan yang terjadi di luar atau di
dalam tubuh,menafsirkannya, dan memberi respon (menjawab) dalam bentuk kontraksi otot atau
dapat berupa sekresi kelenjar. Fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut.

a) Menerima informasi atau rangsangan berupa perubahan yang terjadi di dalam lingkungan
melalui reseptor.

b) Mengatur dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima.

c) Mengatur dan memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan dalam bentuk gerak atau
sekresi kelenjar.

Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari sistem saraf.
Sel-sel ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi, sehingga bila mengalami kerusakan tidak
dapat diperbaiki. Jadi kamu harus berhati-hati agar sistem saraf tidak mengalami gangguan.

1. Sel Saraf (Neuron)

Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Seperti pada Gambar 1.15 , bagian-bagian sel
saraf adalah sebagai berikut.

1) Badan sel, di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh selaput
plasma. Fungsi badan sel saraf adalah menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke neurit
atau akson.

2) Dendrit, merupakan juluran dan bercabang-cabang yang keluar dari badan sel, berfungsi
menerima dan membawa rangsang ke badan sel.

3) Neurit atau akson merupakan juluran badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan
rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya.

Daerah pertemuan ujung-ujung neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di tempat inilah
rangsangan diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
Gambar 1.16

Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi sel saraf sensorik, motorik, dan
perantara.

1) Sel saraf sensorik, berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor (indera) dan
meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.

2) Sel saraf motorik, berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tulang
belakang menuju reseptor (otot/kelenjar tubuh).

3) Sel saraf perantara/asosiasi ( interneuron ), sebagai perantara neuron sensorik dengan neuron
motorik.
Mekanisme kerja sistem saraf adalah sebagai berikut. Rangsangan yang diterima reseptor
diteruskan menuju susunan saraf pusat. Dendrit membawa rangsang ke badan sel dan diteruskan
menuju neurit. Rangsang diteruskan ke dendrit sel saraf yang lain melalui sinapsis. Pada sinapsis
terdapat cairan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin dihasilkan oleh ujung neurit
yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari neurit ke dendrit sel saraf lain ( Gambar 1.17).
Kerja asetilkolin dapat terganggu oleh obat-obatan tertentu. Apabila kerja asetilkolin terganggu,
sinapsis tidak akan mampu menghantarkan impuls saraf. Akibatnya akan terjadi gangguan pada
koordinasi tubuh.

b. Susunan Saraf pada Manusia

Susunan saraf manusia terdiri dari susunan saraf sadar dan saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf
sadar terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi. Sedangkan sistem saraf tak sadar terdiri dari saraf
simpatik dan parasimpatetik. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut.

1) Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem
saraf tepi.

a) Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-
tulang tengkorak. Perlindungan bagi otak sangat penting sebab otak merupakan organ vital yang
mengatur kerja sistem organ yang lain. Otak manusia dapat dibedakan menjadi otak besar
(serebrum), otak kecil (serebelum ) dan sumsum lanjutan ( medula oblongata). Perhatikan
Gambar 1.18.

Otak besar mencakup 80% berat otak, permukaan luarnya disebut korteks yang berwarna
kelabu (disebut substansi grisea ). Bagian ini tersusun dari enam lapisan sel yang berfungsi
sebagai penerima, menganalisis, dan menyimpan informasi. Oleh karena itu bagian otak besar
memegang peranan penting dalam aktivitas intelektual. Di bawah korteks

terdapat bagian medula yang berwarna putih (disebut substabsi alba). Medula terdiri dari akson-
akson yang bermielin dan banyak serabut saraf. Otak besar terbagi menjadi dua belahan yang
mengendalikan kegiatan tubuh yang berbeda. Belahan kiri mengendalikan kegiatan tubuh
sebelah kanan dan sebaliknya belahan kanan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri.

Fungsi otak besar yaitu untuk menyimpan memori, tempat berpikir, pusat kesadaran dan
kemauan, tempat menerjemahkan rangsangan yang masuk baik melalui pendengaran maupun
penglihatan, dan mengoordinasikan gerak serta mengendalikan semua kegiatan yang disadari.

Otak kecil berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di belakang otak besar. Otak kecil terdiri
dari dua belahan kanan dan kiri. Ada bagian yang berbentuk bulat (disebut vermis ) dan seperti
sayap (disebut hemisfer). Fungsi otak kecil adalah mengatur gerak tak sadar dari otot-otot
rangka, bekerja sama dengan telinga dalam untuk mengatur keseimbangan tubuh, dan
mempertahankan postur tubuh.
Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum tulang belakang.
Terletak di bawah otak besar dan di depan otak kecil. Sumsum lanjutan tersusun dari dua lapisan,
yaitu lapisan berwarna putih di sebelah luar, sedangkan lapisan berwarna abu-abu di sebelah
dalam. Fungsinya adalah untuk mengatur kegiatan tubuh yang tidak disadari, misalnya
pengaturan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan.

Sumsum tulang belakang berbentuk silinder agak gepeng. Letaknya memanjang di antara ruas-
ruas tulang belakang dimulai dari ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang kedua.
Susunan sumsum tulang belakang sama dengan sumsum lanjutan. Lapisan luar berwarna putih
(substansi alba), terdiri dari dendrit dan neurit. Lapisan dalam berwarna abu-abu (substansi
grisea ) yang banyak mengandung sel saraf. Kalau kamu perhatikan, susunan ini berkebalikan
dengan susunannya pada otak. Pada bagian dalam sumsum tulang belakang terdapat bagian yang
berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Coba perhatikan Gambar 1.19 . Sayap ini ada yang
mengarah ke depan dan ada yang ke belakang. Bagian sayap yang mengarah ke depan disebut
akar ventral yang banyak mengandung sel saraf motorik. Sedangkan sayap yang mengarah ke
belakang disebut akar dorsal yang banyak mengandung sel saraf sensorik. Kedua sel saraf ini
dihubungkan dengan saraf konektor (saraf penghubung).

Fungsi sumsum tulang belakang yaitu sebagai pusat gerak refleks, pengantar rangsangan
sensorik dari indera ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke alat tubuh.

b) Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat dengan organ-organ
tubuh. Terdiri dari serabut-serabut saraf yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang, yaitu
12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang.

Serabut saraf yang keluar dari otak disebut sistem saraf kranial, arahnya menuju ke alat tubuh
atau otot tertentu. Serabut saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut sistem saraf
spinal, arahnya menuju alat-alat tubuh misalnya kaki dan tangan.

2) Sistem Saraf Tak Sadar

Sistem saraf tak sadar/saraf otonom bekerja di luar pengaruh sistem saraf sadar. Sistem saraf tak
sadar terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik. Kedua saraf itu bekerja pada efektor
(alat/organ tubuh) yang sama, tetapi sifat kerjanya sering berkebalikan.

a) Sistem Saraf Simpatetik

Terdiri dari 25 pasang simpul saraf/ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang sebelah
depan, dimulai dari ruas tulang leher sampai tulang ekor. Masing-masing simpul saraf
dihubungkan dengan sistem saraf spinal yang keluar menuju organ-organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, ginjal, pembuluh darah, dan pencernaan. Perhatikan fungsi saraf simpatetik pada
Tabel 1.1.

b) Sistem Saraf Parasimpatetik

Susunan saraf parasimpatetik ini berkaitan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Saraf
parasimpatetik menuju organ yang dikendalikan oleh saraf simpatetik, sehingga bekerja pada
efektor yang sama. Fungsi sistem saraf parasimpatetik disajikan pada Tabel 1.1.
C. Gerak Sadar dan Gerak Refleks

Aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar , artinya gerakan
yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu memberi perintah kepada otot-otot
untuk melakukan gerakan tersebut. Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut.

Selain gerak sadar, kamu juga dapat melakukan gerakan spontan tanpa disadari yang disebut
gerak refleks . Contohnya bila tanganmu menyentuh benda panas tanpa sengaja, maka secara
spontan kamu akan menarik tangan menjauhi benda panas itu. Perhatikan jalannya impuls pada
gerak refleks berikut ini.

Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik dan
suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks. Perhatikan contoh pada Gambar
1.20 .

Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks kranial
(yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini hanya melibatkan sebagian kecil dari otak.
Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang
belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak refleks
di atas melibatkan lengkung refleks spinal.

2. Kelainan pada Sistem Saraf

Sistem saraf dapat mengalami gangguan atau kelainan. Beberapa contoh gangguan pada
sistembuh) saraf manusia adalah sebagai berikut.

1. Epilepsi, merupakan kelainan pada sel-sel saraf di otak sehingga penderita tidak dapat
merespon berbagai rangsangan. Otot-otot rangka penderita sering berkontraksi secara
tidak terkontrol. Epilepsi dapat disebabkan karena cacat sejak kelahiran, kelainan
metabolisme, infeksi, adanya racun yang merusak sel-sel saraf, kecelakaan pada kepala,
dan tumor.
2. Neuritis , adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi, kekurangan
vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.
3. Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu.
Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.
4. Strok, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh
darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi
2. Alat Indera

Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan
dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera)

yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera
penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).

1. Indera Penglihatan (Mata)

Indera penglihatan pada manusia berupa mata. Bagian luar mata terdiri dari alis, kelopak mata,
bulu mata, dan kelenjar air mata. Alis tersusun dari rambut kasar yang terletak melintang diatas
mata. Fungsinya adalah untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat. Kelopak mata terdiri
dari kelopak atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak daripada kelopak mata
yang bawah. Fungsinya untuk menjaga mata dari debu, sinar, dan melindungi mata agar tidak
mengalami kekeringan. Bulu mata merupakan barisan rambut terletak tepat di depan mata.
Fungsi untuk menjaga agar debu dan kotoran tidak masuk ke mata dan menghindari dari cahaya
yang menyilaukan. Kelenjar air mata terletak di sebelah dalam kelopak mata atas. Kelenjar ini
menghasilkan air mata yang berfungsi untuk membasahi mata, sehingga permukaannya tidak
kering.

Bagian dalam mata terdiri dari otot, dinding bola mata, dan lensa mata. Perhatikan Gambar
1.21 .

1) Otot penggerak mata, terdiri dari tiga pasang otot, yaitu otot penggerak atas, samping, dan
bawah. Selain itu terdapat otot pemutar atas dan bawah, yang berfungsi menggerakkan bola mata
ke segala arah. Apabila salah satu otot penggerak bola mata tidak berfungsi akan menyebabkan
juling.

2) Dinding bola mata, terdiri dari tiga lapisan.

a) Lapisan luar ( sklera), berada di bagian belakang yang berwarna agak gelap dinamakan
selaput tanduk. Sklera bagian depan bening dan tembus cahaya dinamakan kornea . Kornea ini
bertugas untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata.

b) Lapisan tengah (koroid/selaput jala), banyak mengandung pembuluh darah. Pada bagian
depan terdapat selaput pelangi atau iris yang akan menentu-kan warna mata seseorang. Bagian
tengah iris berlubang yang disebut pupil, fungsinya untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk.

c) Lapisan dalam mata (retina). Pada retina terdapat sel-sel yang peka terhadap cahaya dan
mengandung saraf penglihatan. Fungsi retina adalah untuk menangkap bayangan. Bagian yang
paling peka terhadap rangsangan cahaya dinamakan bintik kuning . Agar bayangan dapat dilihat
dengan jelas, maka titik fokus bayangan harus jatuh tepat di bagian bintik kuning. Pada retina
juga terdapat bintik buta yang terletak pada tempat membeloknya saraf-saraf penglihatan,
sehingga bagian retina ini tidak memiliki se-sel reseptor cahaya. Karena tidak terdapat sel-sel
reseptor, bayangan yang jatuh di bintik buta tidak dapat kamu lihat.
3) Lensa mata , terletak di belakang selaput pelangi, tepatnya di belakang pupil. Lensa mata
dapat mencembung dan mencekung. Jika kamu mengamati benda jauh, maka lensa mata akan
mencekung. Sebaliknya jika kamu mengamati benda yang dekat, maka lensa mata akan
mencembung. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan mencekung disebut daya
akomodasi .

Mata dapat mengalami gangguan atau kelainan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Rabun jauh ( miopi), adalah kelainan mata sehingga penderita tidak dapat melihat benda-
benda yang jaraknya jauh. Hal ini disebabkan karena lensa mata terlalu menebal, sehingga
bayangan jatuh di depan retina. Miopi dapat dibantu dengan kacamata berlensa cekung.
Perhatikan Gambar 1.22

2) Rabun dekat ( hipermetrop i), adalah kelainan mata sehingga penderita tidak dapat melihat
dengan jelas benda-benda yang jaraknya dekat dengan mata. Disebabkan karena lensa mata
terlalu memipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata berlensa cembung. Perhatikan Gambar 1.23 berikut ini.

3) Astigmatisme, yaitu keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak
mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis
horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa
silindris.

4) Presbiopi , ialah suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena


bertambahnya usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang

5) Glaukoma, ialah tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata
adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu
lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan
kebutaan.

6) Katarak, ialah kerusakan pada bagian kornea yang disebabkan oleh proses ketuaan, sinar
X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat
menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit.

7) Buta warna, merupakan jenis kelainan yang bersifat genetis. Orang yang menderita
penyakit ini ada empat macam yaitu buta warna hitam putih (monokromat) , buta warna merah
(protanopia), buta warna hijau (deutera-nopia) , dan buta warna biru (tritanopia).

b. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)

Hidung merupakan indera yang berfungsi untuk mencium/membaui sesuatu. Daerah yang
sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung ( Gambar 1.24).

Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.


1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.

2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.

Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan
mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat.
Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara
sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai
reseptor pembau lebih banyak. Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan-
kelainan itu antara lain sebagai berikut.

1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga
hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus

2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga
menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang

c. Indera Pengecap (Lidah)

Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Permukaan lidah agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan yang disebut papila . Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu
sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.

Setiap bagian lidah mempunyai tingkat sensitivitas terhadap rasa yang berbeda-beda ( Gambar
1.25 ).

Ujung lidah dapat mengecap keempat rasa utama, tetapi paling sensitif terhadap rasa manis dan
asin, bagian samping lidah peka untuk rasa asam, dan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa
pahit. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi
selanjutnya berjalan lambat.

Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-
rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai
rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu
sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan,
walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.

d. Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indera peraba dan perasa pada manusia. Pada awal bab ini kamu telah
mempelajari struktur kulit dan hubungannya dengan sistem ekskresi. Selain menghasilkan
keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Reseptor peraba peka terhadap
sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dingin, kasar, dan halus. Selain terdapat di daerah dermis,
sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di
permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang. Perhatikan Gambar
1.26 .
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2.
Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung

saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-
ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah
kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan.
Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille .

Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan-kelainan pada kulit antara lain sebagai
berikut.

1) Jerawat (acne) , ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah,
leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas
terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas
kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan
media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.

2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal
dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia
(karbol, sabun, cat rambut, dan lain-lain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.

e. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)

Telinga manusia berfungsi sebagai indera pendengaran dan keseimbangan. Seperti pada
Gambar 1.27:

telinga terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut.

1) Telinga luar, terdiri dari daun telinga, saluran telinga, kelenjar minyak, dan selaput gendang
telinga. Fungsi telinga luar untuk menangkap suara atau bunyi.

2) Telinga tengah (rongga timpani), berupa suatu rongga kecil berisi udara, terletak di dalam
tulang dan dindingnya dilapisi sel-sel epitel. Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang
pendengaran yaitu tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah berhubungan dengan
tenggorokan melalui saluran estachius . Fungsi saluran eustachius ini adalah menyeimbangkan
tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar.

3) Telinga dalam, terdiri bagian saluran yang berlekuk- lekuk tersusun atas beberapa bagian
yaitu tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran, dan rumah siput (koklea)
yang di dalamnya terdapat cairan endolimfe. Fungsi telinga dalam untuk menerima rangsangan.

Proses mendengar dapat digambarkan sebagai berikut. Gelombang suara menggetarkan udara
dan diterima oleh daun telinga, kemudian dipantulkan ke saluran telinga luar. Gelombang suara
menggetarkan gendang telinga. Getaran kemudian diteruskan oleh tulang pendengaran ke
tingkap jorong, sehingga cairan limfa pada rumah siput bergetar. Getaran ini menyebabkan sel-
sel rambut ikut bergetar, akibatnya ujung saraf pendengaran terangsang. Impuls saraf kemudian
diteruskan oleh saraf pendengaran ke otak besar. Rangsangan kemudian diterjemahkan sebagai
bunyi atau suara.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak
indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah
lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap
gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-
sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan
badan.

Telinga dapat mengalami gangguan pendengaran yang disebut tuli. Ada dua macam tuli yaitu
sebagai berikut.

1) Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran
yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan
kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.

2) Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.

Telinga dapat mengalami gangguan pendengaran yang disebut tuli. Ada dua macam tuli yaitu
sebagai berikut.

1) Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran
yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan
kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.

2) Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.

4. Sistem Hormon

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus
sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin bila ada
rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian
hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target,
hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas
tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin
pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin,
dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).

a. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil,
kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis
mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh
(mastergland). Beberapa hormon yang dihasilkan hipofisis adalah sebagai berikut.

1) Hormon somatotrof, berfungsi untuk mengatur pertumbuhan sel tubuh dan anabolisme
protein.

2) Hormon perangsang tiroid ( tiroid stimulating hormone / TSH), untuk mengatur sekresi
hormon tiroksin oleh kelenjar tiroid.
3) Hormon adenokortikotropik, untuk mengontrol sekresi beberapa hormon yang dihasilkan
oleh korteks adrenal.

4) Hormon perangsang folikel ( follicle stimulating hormone / FSH), untuk merangsang


perkembangan folikel dan produksi estrogen pada wanita. Sedangkan pada pria merangsang sel-
sel pada testis untuk menghasilkan sperma.

5) Hormon prolaktin, untuk membantu kelahiran dan merangsang produksi susu oleh kelenjar
susu.

6) Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin, hormon yang dihasilkan dapat menurunkan
produksi urin dan meningkatkan tekanan darah

b. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi untuk memacu kecepatan reaksi
kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolism tubuh. Dalam mem- produksi
tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama
mengakibatkan pembesaran kelenjar.

Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil pada anak-
anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan laju metabolisme
rendah, berat badan berlebihan, dan bentuk tubuh menjadi kasar. Kelebihan hormon tiroksin
menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah gugup,nadi dan napas cepat dengan tidak
teratur, mulut menganga, dan mata lebar.

c. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid
(parathormon ). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan
meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.

d. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar
anak ginjal ( suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian
luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan
glukokortikoid . Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu
metabolism karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang
ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.

Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin ( epinefrin ). Hormon adrenalin


memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan
darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap
perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).

e. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans


Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar
pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon . Hormon insulin dan glukagon
bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi,
insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa
dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan
bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah
banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.

f. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai
kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan endokrin selain
fungsi utamanya untuk memproduksi sel-sel kelamin.

1) Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron . Sekresinya diatur oleh


hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,
payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus
agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.

2) Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma


(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut
juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.

Sumber :

Wasis dan Sugeng Yuli Irianto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 3 untuk SMP dan MTs Kelas
IX. PT. Sekawan Cipta Karya : Jakarta

Share this:

Share this:
 Twitter
 Facebook

Tinggalkan komentar

Ditulis oleh arinazulfayunitayunus pada Mei 7, 2012 in Uncategorized

← Hand Out – Sistem Koordinasi


MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMP/MTs Kelas IX
(Sistem Reproduksi) →

Berikan Balasan

 Pos-pos Terakhir
o MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMP/MTs Kelas IX
(Sistem Pernapasan)
o MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMP/MTs Kelas IX
(Sistem Reproduksi)
o MODUL IPA TERPADU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMP/MTs Kelas IX
(Sistem Ekskresi)
o Hand Out – Sistem Koordinasi

o Modul – Sistem Reproduksi

 Arsip
o Mei 2012

o April 2012

 Kategori
o Uncategorized

 Meta
o Mendaftar

o Masuk log

o RSS Entri

o RSS Komentar

o WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai