NIM : 4115162180
Kelas : PPKn B 2016
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran PPKn
Dosen : Dr. Hj. Etin Solihatin, M.Pd
A. KOMPETENSI INTI :
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui diskusi dengan pendekatan saintifik peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian, faktor penyebab, perwujudan, dan permasalahan yang muncul
akibat keberagaman di Indonesia
2. Menjelaskan konsep prinsip persatuan dalam keberagaman di Indonesia
3. Memaparkan perwujudan prinsip persatuan dalam keberagaman di Indonesia
4. Menyebutkan contoh sikap yang mencerminkan perilaku siswa dalam menyikapi
keberagaman di sekitarnya
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian keberagaman
2. Faktor penyebab keberagaman di Indonesia
3. Perwujudan keberagaman di Indonesia
4. Permasalahan yang muncul dalam keberagaman di Indonesia
5. Prinsip persatuan dalam kesatuan sebagai upaya untuk menyikapi keberagaman
G. MEDIA PEMBELAJARAN:
1. Media : Gambar dan video
2. Alat /Bahan : Komputer/laptop, LCD,Power Point.
3. Sumber belajar :
- Buku Pelajaran PKn Kelas IX
- Referensi/internet yang sesuai materi pokok
- Koran / majalah sesuai materi yang dibahas
- TV, mengikuti kasus-kasus yang tengah terjadi sesuai dengan topik yang dibahas
- Tayangan video yang sesuai dengan konten pembelajaran
I. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Mensyukuri 1
Instrumen: lihat Lampiran ...
2. Sikap sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi :
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Santun 1
2. Peduli 1
Instrumen: lihat Lampiran ...
3. Pengetahuan
a. Teknik : Tes lisan
b. Bentuk Instrumen : Quis
c. Kisi-kisi :
NO Indikator Butir
Instrumen
1 1
2 2
3 3
4 4
4. Keterampilan
a. Kisi-kisi :
No. Keterampilan Teknik Bentuk instrumen Butir Instrumen
1. Mengobservasi Produk Rubrik 1
2. Diskusi Observasi Lembar observasi 2
3. Presentasi Observasi Lembar observasi 3
Sikap Spiritual
Sikap Spiritual Sikap Sosial
NO Total Skor
Nama Mensyukuri Santun Peduli
1-4 1-4 1-4
1
2
3
Keterangan:
a. Sikap Spriritual
1) Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
- Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas yang berbeda agama.
2) Rubrik pemberian skor:
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
b. Sikap Sosial.
1. Sikap Santun
1) Indikator sikap sosial “santun”
- Tidak berkata-kata kotor dan kasar
- Tidak menyela pembicaraan.
- Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
- Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
2) Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
2. Sikap peduli
1) Indikator sikap sosial “santun”
- Mengingatkan teman jika ada kesalahan
- Selalu menjaga barang-barang milik sekolah
- Tidak mencorat-coret sembarangan
- Menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan nyaman
2) Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
Tema :
Sub Tema :
Sub sub Tema :
Kelompok : .................
Kelas /Smt : IX/1
Alokasi Waktu : 5 menit
No Skor
Kategori
Urut 1 2 3 4
A KUALITAS
1 Persiapan baik
2 Organisasi jelas
3 Memberikan informasi yang didukung
oleh fakta / data
4 Informasi disampaikan dengan jelas
5 Argumentasi
6 Pernyataan (statement) bersifat persuasif
B ETIKA
1 Menghormati argumentasi teman dan
tidak emosional
2 Saling mendengarkan dan merespon
3 Tidak menghina (menyela pembicaraan)
4 Tidak mendominasi pembicaraan
5 Secara aktif ikut terlibat
C LAIN.-LAIN
1 Cara mengevaluasi atau mengkritik teman
2 Membuat kesimpulan sementara
berdasarkan bukti yang disampaikan
kedua
Jumlah Keseluruhan
Keterangan: Skor 4: Baik Sekali, Skor 3: Baik, Skor 2: Cukup, Skor 1: Kurang.
KRITERIA:
45 ke atas = A (Baik Sekali & Berkualitas)
30-44 = B (Baik)
15-29 = C (Cukup)
< 14 = D (Kurang memenuhi syarat)
KOMENTAR:..
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Tema :
Sub Tema :
Sub sub Tema :
Kelompok : .................
Kelas /Smt : IX/1
Alokasi Waktu : 3 menit
Keterangan :
Skor rentang antara 1 – 4 dengan rincian :
4 = Amat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
𝑥 4 = 2,8
20
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19
Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40
MATERI PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara ke-7 terluas di dunia. Dengan total luas wilayah
sebesar 5.193.250 km². Secara geografis, wilayah Indonesia terletak pada posisi silang
di antara 2 benua dan 2 samudera, yaitu Benua Asia dan Australia, serta Samudera
Hindia dan Pasifik. Dengan leyak strategis ini, memungkinkan Indonesia untuk
memperluas lalu lintas perdagangan serta hubungan internasional dengan negara-
negara lain. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk terbanyak
ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat dengan total jumlah
penduduk kurang lebih mencapai 262 juta jiwa yang tersebar di ribuan pulau dari
Sabang hingga Merauke. Maka dengan fakta ini, tidak heran jika Indonesia memiliki
keberagaman di dalamnya.
A. Definisi Keberagaman
Secara umum, keberagaman adalah suatu kondisi di dalam masyarakat di
mana terdapat berbagai perbedaan. Misalnya perbedaan Suku, Ras, dan Agama
(SARA), sosial, dan budaya. Istilah keberagaman juga dikenal dengan heterogen,
plural, dan multikultural.
Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta
perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan perbedaan pada
masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan
kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan
lainnya.
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar
manusia dan lingkungannya
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam,
Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka.
Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan
tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya,
meskipun jumlahnya termasuk sedikit.
Menurut hasil penelitian Hilderd Geertz, di Indonesia terdapat lebih kurang 300 suku
bangsa yang berbeda. Masing-masing suku tersebut tinggal dan mendiami pulau-pulau yang
tersebar di seluruh Nusantara.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu,
pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku
bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan
adat istiadat.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan
lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai pengertian ras, namun secara
umum ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-
ciri fisik yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya
karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk
muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisil yang lain.
Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap
budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem
kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah
adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah
adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang
membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari binatang
buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan
barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat,
pakaian adat, tradisi, dan sebagainya.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas
seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal
yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-
suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di
Papua.
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam,
Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka.
Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan
tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya,
meskipun jumlahnya termasuk sedikit.
Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi
dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat
Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP
yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut telah
dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan
Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan
Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Untuk dapat menjaga kelestarian kehidupan bangsa dan negara maka kita selaku warga
negara kiranya wajib memahami kondisi keanekaragaman yang ada di lndonesia. Kepulauan
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. berjajar pulau pulau, terdiri atas
pulau besar dan kecil, serta mempunyai keanekaragaman binatang dan tumbuhan sering
disebut banyak orang dengan untaian ratna mutu manikam. Kekayaan sumber daya alamnya
yang melimpah dan terhampar luas di garis khatulistiwa sering disebut orang sebagai
rangkaian zamrud khatulistiwa.
Sebelum istilah Indonesia lahir, wilayah ini disebut dengan nusantara. Nusantara berasal
dari dua kata, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara berarti di sela-sela/di antara. Kata
Nusantara menunjuk pada teritorial lndonesra yang berupa negara kepulauan yang dipisahkan
oleh lautan.
Keragaman bangsa Indonesia terlihat dari banyaknya suku yang ada di Indonesia, di mana
masing masing suku mempunyai sejarah sendiri-sendiri dan melahirkan kebudayaan yang
berbeda. Masing-masing suku menciptakan kreasi seni, bahasa, rumah adat, sistem
pengetahuan dan teknologi, dan adat istiadat yang berbeda. Banyaknya kerajaan yang pernah
ada di Nusantara. Masing-masing meninggalkan jejak-jejak budaya dan peradaban luhur yang
berupa kearifan lokal dan sejarah dalam masyarakatnya.
Pada zaman Kerajaan Majapahit ditulis sebuah buku karangan Mpu Tantular yang
berjudul Sutasoma. Di dalam buku yang ditulis dengan bahasa Sanskerta itu terdapat
ungkapan seloka Bhinneka Tunggal Ika tan hanna dharma mangrwa yang berarti berbeda
tetapi satu (kesatuan) itu tidak ada kebenaran sejati (Tuhan) itu mendua. Pada halaman 120
bait kakawin Wasantilaka. Teks asli Bhinneka Tunggal Ika selengkapnya berbunyi sebagai
berikut.
a. Rwaneka dhatu winuwus wara budda wicwa, yang berarti dua adanya (satu dzat Tuhan)
itu dikatakan orang disebut Budda dan Ciwa.
b. Bhinneki Rakwa ring apan kena parwa nossen, yang berarti berbeda ini konon tetapi
manakah dapat dibagi dua.
c. Mangkang jinatwa kalawan Ciwa tatwa tunggal, yang berarti demikian kesejatian Budda
dengan kesejatian Ciwa itu satu.
d. Bhinneka tunggal ika tan hanna dharma mangrwa, yang berarti berbeda tetapi satu
(kesatuan) itu tidak ada kebenaran sejati (Tuhan) itu mendua.
Apabila kita cermati teks asli Bhinneka Tunggal Ika tersebut, ternyata terdapat
pergeseran makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Pergeseran dari konteks religius menjadi
konteks persatuan (sila ketiga Pancasila). Makna Bhinneka Tunggal Ika sesungguhnya adalah
lambang kesatuan Budda dan Ciwa, dua agama besar waktu itu. Makna ini kemudian
bergeser menjadi makna persatuan dan kesatuan dari berbagai keragaman yang ada.
Sejak masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia, semboyan Bhinneka Tunggal Ika
senantiasa digunakan untuk menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Semboyan tersebut mengandung pesan agar keanekaragaman Indonesia selalu
dipelihara dan dipandang sebagai milik bersama bangsa Indonesia. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia itu diwariskan oleh keberadaan suku bangsa yang telah mendiami
wilayah Nusantara selama ratusan tahun. Latar belakang sejarah dan lingkungan tempat
tinggal serta alam sekitarnya memberi pengaruh yang kuat bagi lahirnya keanekaragaman
bangsa Indonesia.
Keberagaman yang ada dalam bangsa Indonesia secara positif tentu saja semakin
memperkaya khazanah bangsa Indonesia. Namun di sisi lain, secara negatif keberagaman
yang ada akan berpotensi konflik apabila sewaktu-waktu terjadi benturan atau gesekan.
Konflik yang mungkin terjadi adalah konflik antar suku, agama, ras, dan golongan. Bahkan
ada pula ancaman disintegrasi bangsa. Pemahaman terhadap makna Bhinneka Tunggal Ika
masih dalam tahap pengertian saja, belum sampai pada tahap tindakan, yaitu saling
menerima, menghargai, dan menghormati. Kita kembalikan lagi konsep keberagaman sebagai
hal yang memang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan manusia
dalam keberadaan yang berbeda-beda, bukan untuk saling bermusuhan, namun untuk hidup
berdampingan dan saling bekerja sama.
Negara Indonesia yang berbentuk negara kepulauan memiliki karakteristik dan ciri khas
yang dibingkai dalam asas Nusantara. Asas Nusantara adalah suatu konsep yang memandang
wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, yang terdiri atas Wilayah perairan dan di
dalamnya terdapat pulau dan kepulauan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, bangsa
Indonesia belum sepenuhnya mampu mengeioia wilayahnya dalam satu kesatuan yang utuh
dan bulat dengan segenap isinya. Masih ada beberapa wilayah Indonesia yang belum dapat
dimanfaatkan dan diberdayakan segala potensi yang terkandung di dalamnya Secara
maksimal untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Akibatnya, ada keinginan-keinginan
untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ataupun terjadinya
perpindahan penduduk di sekitar perbatasan ke negara yang bersebelahan.
Dinamika pergolakan masalah sosial yang bersumber dari isu-isu keberagaman dan
perbedaan budaya lokal seringkali terjadi. Selain itu, perbedaan peradaban antarsuku bangsa
masih menjadi fenomena tersendiri yang mewarnai keberagaman bangsa Indonesia. Sebagian
masyarakat Indonesia masih terasing dan sebagian lagi masih berpendidikan rendah.
Akibatnya, terjadi ketimpangan terhadap kemajuan di bidang pendidikan dan pembangunan.
Permasalahan lain yang juga sering muncul adalah hubungan timbal balik yang tidak
seimbang antara penduduk asli dengan para pendatang atau keturunan asing. Fenomena yang
terjadi adalah sebagian penduduk asli pada umumnya tidak siap bersaing dengan para
pendatang. Sehingga terjadi kecenderungan semakin tertinggal di berbagai bidang. Seperti
ekonomi, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya. Hal tersebut tentu saja harus diantisipasi
sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi konflik sosial dan dikhawatirkan akan
berpotensi pada terancamnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DISKUSI KELOMPOK
Sebagai seorang pelajar, yang bisa dilakukan adalah menerapkan konsep toleransi
dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap toleran antar sesama individu, terlepas dari
perbedaan agama, suku, budaya, bahasa, dan ras. Saling menghargai dan
menghormati satu sama lain demi terciptanya keharmonisan dan keselarasan
dalam kehidupan bermasyarakat
TES PENGUASAAN MATERI
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman?
2. Sebutkan contoh konkrit keberagaman yang ada di
Indonesia?
3. Bagaimana peran siswa dalam menyikapi keberagaman
di sekitarnya?
Jawaban :
1. Keberagaman adalah suatu kondisi di dalam masyarakat di mana terdapat
banyak perbedaan. Misalnya perbedaan Suku, Ras, Agama, Sosial, Budaya,
dan lain-lain.
2. Adanya keberagaman suku, ras, agama, dan budaya. Misalnya Andi berasal
dari suku Bugis (Makassar), beragama Islam. Sementara Paulus berasal dari
suku Asmat (Papua) beragama Protestan.
3. Bersikap toleransi antar sesama individu, terlepas dari perbedaan agama, suku,
budaya, bahasa, dan ras. Saling menghargai dan menghormati satu sama lain
demi terciptanya keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan
bermasyarakat