Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG PROSES SOSIAL, NILAI SOSIAL, DAN

PERKEMBANGAN MASYARAKAT

Tugas Mata Kuliah Teori, Proses, dan Konteks Sosial Bagi Budaya Pendidikan
Dosen: Dr. Soeparlan Kasyadi

Oleh Kelompok 3
Fitriana (20197279061)
Dede Sarifiana (20197279062)
Afrida Yanti (20197279068)
Lina Nur Afifah (20197279058)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Proses Sosial, Nilai Sosial, dan Perkembangan
Masyarakat” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teori, Proses, dan Konteks Sosial Bagi Budaya Pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih
banyak kekurangan baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses sosial merupakan interaksi sosial antar individu atau kelompok.
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi
sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan
secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu
kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam hal baru akan terjadi apabila
orangorang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling
berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan
persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya.
Di masyarakat ada orang bekerja sama, ada orang berkompetisi, ada orang
berkonflik, ada proses asimilasi dan ada akomodasi. Tanpa memahami proses
sosial, mustahil kita dapat menjelaskan apa yang terjadi di masyarakat. Dengan
mengetahui dan memahami perihal proses sosial, nilai-nilai sosial, dan
perkembangan masyarakat dapat pula disumbangkan pada usaha bersama yang
dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa definisi dari proses sosial?
2. Apa sajakah nilai-nilai sosial?
3. Apakah perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari proses sosial;
2. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial;
3. Untuk mengetahui perkembangan sosial di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Sosial
1. Pengertian Proses Sosial
Proses sosial merupakan interaksi sosial antar individu atau kelompok. Untuk
memahami apa itu proses sosial mudah saja. Pertama-tama kita tahu, interaksi
sosial meliputi berbagai macam bentuk. Bentuk yang umum di masyarakat adalah
kerja sama, kompetisi, konflik, asimilasi dan akomodasi. Kelima bentuk interaksi
sosial tersebut bisa dinamakan sebagai proses sosial. Proses sosial bisa dilihat
sebagai mekanisme atau interaksi dalam hubungan sosial. Kerja sama merupakan
proses sosial yang asosiatif, artinya mengarah pada keteraturan sosial. Kompetisi
merupakan proses sosial yang disosiatif artinya mengarah pada kekacauan sosial.
Ahli sosiologi Maclver mengatakan bahwa proses sosial adalah pola perilaku
dimana relasi sosial antar anggota kelompok menghasilkan karakteristik yang
khas. Karakteristik yang khas tersebut bisa berupa perubahan kondisi ke atas atau
ke bawah, berkembang atau mundur, disintegrasi atau integrasi. Ginsbers
mendefinisikan proses sosial sebagai cara-cara interaksi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok, termasuk dalam membangun kerja sama, konflik,
diferensiasi, integrasi, pengembangan, dan pengeroposan hubungan sosial.
Menurut Gillin, dengan proses sosial, kita bermaksud mendeskripsikan cara-cara
berinteraksi yang bisa kita amati ketika individu atau kelompok bertemu dan
menciptakan sistem relasi atau apa yang terjadi ketika perubahan mendisrupsi pola
kehidupan sebelumnya.
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa proses sosial adalah suatu
bentuk perilaku sosial yang interaktif dan repetitif yang ditemukan dalam
kehidupan sosial. Kita akan kesulitan memahami apa itu proses sosial tanpa
memahami interaksi sosial, begitu pula sebaliknya. Di masyarakat ada orang
bekerja sama, ada orang berkompetisi, ada orang berkonflik, ada proses asimilasi
dan ada akomodasi. Tanpa memahami proses sosial, mustahil kita dapat
menjelaskan apa yang terjadi di masyarakat.
2. Syarat Terjadinya Proses Sosial
Park dan Burgess menyebutkan ada empat bentuk paling fundamental dari
proses sosial.
a. Kompetisi
Kompetisi merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok
berlombalomba untuk memperebutkan sumber daya yang jumlahnya terbatas.
Perebutan sumber daya bisa dilakukan secara fair atau tidak. Di masyarakat, kita
bisa melihat bagaimana kompetisi diatur sesehat mungkin. Namun selalu ada saja
cara-cara tidak fair yang digunakan demi meraih tujuan.
Sebagai contoh, seseorang ikut seleksi masuk universitas ternama dengan
menggunakan jasa calo. Cara ini jelas tidak fair. Tujuan menghalalkan segala cara
adalah dalil sesat kompetisi. Banyak sekali keberadaan institusi sosial di sekitar
kita yang didesain agar orang yang hidup di dalamnya berkompetisi. Bahkan
mungkin institusi sosial tidak bisa hidup tanpa kompetisi.
Sebagai contoh, sekolah tempat kita belajar. Setiap pagi kita harus sudah
datang sebelum jam masuk. Kalau tidak, kita akan mendapat teguran. Jika teguran
itu kita dapat berulang-ulang, bisa-bisa nilai jeblok sehingga tidak naik kelas.
Teman sekelas kita sudah mau lulus, kita masih berteman dengan adik kelas.
Datang ke sekolah itu sendiri sudah berupa kompetisi.
b. Konflik
Konflik merupakan proses sosial dimana untuk mendapatkan sumber daya
atau keuntungan, satu pihak harus menjegal pihak lain dengan menggunakan
ancaman dan kekerasan. Konflik adalah bagian dari dinamika sosial. Masyarakat
yang sedang berkonflik tensinya naik, sistem sosial tidak stabil dan hawanya
panas.
Sebagai contoh, pemain nomor punggung 10 disliding oleh bek lawan hingga
bek itu dikartu merah wasit. Padahal slidingnya tidak kena atau dengan kata lain,
no 10 melakukan diving atau pura-pura jatuh. Kiper yang menyaksikan adegan itu
dari dekat langsung mendorong pemain nomor 10 karena tidak fair. Akhirnya aksi
saling dorong terjadi, aksi saling pukul terjadi antar pemain. Sepak bola jadi
taekwondo.
Ilustrasi di atas bisa terjadi dalam konteks lain. Misalnya di masyarakat,
seorang ketua RT mendapat mandat dari kelurahan untuk membagi beras jatah
khusus bagi warganya yang miskin. Tiba-tiba banyak warga jadi miskin agar
dapat beras jatah. Beras yang jumlahnya sedikit habis oleh masyarakat yang
mendadak miskin. Warga yang benar-benar miskin tidak uman. Akhirnya ketua
RT diancam, kaca rumahnya pecah dilempar batu oleh orang tak dikenal.
c. Akomodasi
Akomodasi bisa dipahami sebagai bentuk penyelesaian konflik yang terjadi di
masyarakat. Bentuk penyelesaian konflik banyak macamnya. Pada prinsipnya,
hubungan sosial yang berpotensi konflik coba diredam. Proses meredam potensi
konflik agar normal kembali disebut akomodasi.
Sebagai contoh, seorang guru dan seorang murid berdebat tentang definisi
suatu istilah. Guru yakin pendapatnya benar. Murid yang mendapatkan ilmu dari
googlejuga yakin pendapatnya benar. Debat memanas karena keduanya sama-
sama ngeyel. Akhirnya murid lain mengangkat tangan menjadi penengah.
Akhirnya kedua pihak mengakui bahwa definisi istilah yang diperdebatkan hanya
benar dalam konteks tertentu. Sikap memediasi atau menjadi penengah merupakan
bentuk akomodasi. Mediasi merupakan salah satu contoh proses sosial yang cukup
sering kita lihat. Akomodasi sering muncul karena merupakan upaya meredam
konflik. Tanpa akomodasi, masyarakat mudah kacau.
d. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dimana individu atau masyarakat dengan
karakteristik kultural yang berbeda satu sama lain bertemu, berinteraksi, hidup
berdampingan sehingga terjadi penyelarasan atau peleburan budaya. Hasilnya,
terciptalah karakteristik budaya baru yang merupakan penyelarasan karakteristik
budaya yang berbeda.
Proses asimilasi juga jamak terjadi di masyarakat sebab diferensiasi sosial
adalah kenyataan yang ada dimana-mana. Setiap individu unik, setiap masyarakat
juga unik. Perbedaan karakteristik budaya merupakan keniscayaan dalam
kehidupan sosial.
Contoh asimilasi yang terjadi di masyarakat misalnya, mahasiswa yang
berasal dari daerah ngapak studi di negara berbahasa Inggris. Proses asimilasi
terjadi ketika ia berbicara dengan bahasa Inggris yang medok atau ngapak.
Asimilasi tersebut terjadi pada individu. Pada masyarakat, misalnya, orang Jawa
yang jadi fasih berbahasa Sunda setelah kuliah di Nangor.
B. Nilai Sosial
1. Pengertian Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatumasyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan
sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui
proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi olehkebudayaanyang
dianutmasyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat
yang lain terdapat perbedaantatanilai.
Nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan sistem
nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan 30 penyesuaian
sanasini. Maka dari itu, nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh
masyarakat luas dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga menjadi
nilai hidup manusia dalam berinteraksi dengan manusia yang lainnya.
2. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Ciri-ciri nilai sosial diantaranya sebagai berikut:
 Terbentuk melalui sosialisasi(proses belajar)

 Disebarkan di antara warga masyarakat(bukan bawaan lahir).

 Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial

manusia.
 Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial

 Memiliki pengaruh yang berbeda antar wargamasyarakat.

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
nilai dominandan nilai mendarah daging(internalized value).
a. Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya.
Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
• Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar
anggota masyarakatmenghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di
segala bidang, seperti politik,ekonomi,hukum, dan sosial.
• Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut.
• Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.
Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung
(mudik) pada hari-hari besar keagamaan, seperti lebaranatau natal.
• Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut.
Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan
kebanggaan atau prestise tersendiri.
b. Nilai mendarah daging (internalizedvalue)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan
kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses
berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah
tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan,
ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala
keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa
sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guruyang
melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak
tersebut.
Menurut Notonegoro, nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani
seseorang.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis
seseorang.
3. Fungsi Nilai Sosial
Nilai sosial mempunyai fungsi tertentu di masyarakat, secara umum fungsi
tersebut yaitu:
• Sebagai media pengawas, dengan daya tekan dan daya ikat nilai bisa
menuntun bahkan menekan manusia untuk berbuat baik dalam kehidupan
bermasyarakat.
• Penentu akhir bagi orang atau grup dalam memenuhi peran sosialnya di
kehidupan bermasyarakat.
• Sebagai alat solidaritas bagi anggota-anggota kelompok dalam
masyarakat.
• Membentuk pola pikir dan pola tingkah laku anggota-anggota masyarakat.
• Menyumbangkan seperangkat alat yang bisa digunakan untuk menetapkan
derajat sosial dari orang atau perorangan atau grup di kehidupan
masyarakat.
C. Perkembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif
dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama
yang setara. Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilaikeadilan,
kesetaraan,akuntabilitas, kesempatan, pilihan,partisipasi, kerja sama, dan proses
belajar keberlanjutan.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah untuk memberdayakan individudan
kelompokyang melalui pungutan kapasitas (termasuk kesadaran, pengetahuandan
keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan
komunitas mereka.Kapasitas tersebut berkaitan dengan pungutan aspek ekonomi
dan politik melalui pembentukan kelompok sosialbesar berdasarkan agenda
bersama.
Dalam proses pengembangan masyarakat aspek terpenting dari proses yaitu
bahwa proses harus melibatkan masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tak akan
tercapai tanpa partisipasipenuh. proses pengembangan masyarakat tidak dapat
dipaksakan dari luar, dan tidak dapat ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan
lokal atau departemen pemerintah. Proses pengembangan masyarakat harus
menjadi proses masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh
mereka sendiri. Hal ini tidak selalu mudah dicapai, karena orang-orang terbiasa
dibebankan, dan menyesuaikan dengan pedoman dasar. Namun tidak mungkin ada
pengembangan masyarakat dengan memberikan pembebanan. Setiap masyarakat
memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Segala sesuatu yang berjalan dalam satu masyarakat, tidak akan mungkin
bisa sama dengan masyarakat lainnya karena perbedaan karakteristik tersebut.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya sekarang ini makin
mengalami percepatan perubahan serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia. Percepatan perubahan itu terutama karena percepatan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, utamanya teknologi informasi.
Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang
dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat dimasa depan, yaitu :
1. Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal
batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling
ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar dengan kata lain
menjadikan dunia sebagai satu keutuhan dan satu kesatuan.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk menapai
kehidupan yang lebih baik. Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era
globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan.
Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat mengesankan, utamanya
dalam bidang-bidang transportasi, telekomunikasi dan informatika, genetika,
biologi molekul, serta bioteknologi, dan sebagainya. Globalisasi
perkembangan iptek dapat berdampak positif atau pun negatif, tergantung
pada kesiapan bangsa beserta kondisi sosial budayanya untuk menerima
limpahan informasi/teknologi itu. Segi positifnya antara lain memudahkan
untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi didunia, menguasai dan
menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi
negatif akan timbul apabila kondisi sosial budaya belum siap menerima
limpahan itu
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat Salah satu
perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi
dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan sebagainya.
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal atau pun nonverbal )
dikenal sebagai komunikasi antar pribadi (interporsenal communication), baik
komunikasi antar dua orang (dyadic communication ), maupun komunikasi
dalam kelompok kecil (small group communication ) dengan ciri pokok
adanya dialog diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk
komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang
dibedakan atas komunikasi pembicara – pendengar (speaker audience
communication ) umpama pada suatu rapat umum, dan komunikasi massa
seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya yang menyangkut penerima
yang sangat luas.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan
layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena
perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi
yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan
semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin
tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu
kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang
dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau
layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat
tersebut.
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
masa depan melalui pendidikan
1. Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan
perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau
kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat
bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adat istiadat, moral, dan
sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui
ganjaranhukuman, keteladanan (modeling), teknik klarifikasi nilai, dan
sebagainya.
2. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang
berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal
ya berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Seperti telah dikemukakan,
kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan,
pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencarian, sampai dengan sistem
teknologi dan peralatan. Unsur terakhir tersebutlah yang paling mudah
berubah dibandingkan dengan unsur lainnya; akan tetapi, perubahan
masyarakat Indonesia dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan
masyarakat informasi telah menyebabkan keseluruhan unsur-unsur tersebut
akan mengalami pengaruh yang kuat.
3. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa
depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik
untuk berperan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan
sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa
depan dengan segala kesempatan dan tantangannya. Seperti telah
dikemukakan, menjelang pelaksanaan PJP II, sektor pendidikan telah
meletakkan kerangka dasar pengembangannya melalui seperangkat
perundang-undangan (UU RI No. 2 tahun 1989 beserta peraturan
pelaksanaannya). Dengan penetapan kerangka dasar tersebut maka pendidikan
mempunyai suatu acuan dalam penyesuaian dengan keadaan yang selalu
berubah, utamanya perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia
dimasa yang akan datang.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung,
terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang
pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan lima strategi dasar
dalam era globalisasi tersebut yakni:
1. Pendidikan untuk pengembangan iptek, dipilih terutama dalam bidangbidang
yang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi
globalisasi .
2. Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen. Termasuk bahasa-
bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai
instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga
berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas
hidup dan hancurnya sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan ideologi, demi
ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan,
termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan nonformal, demi
penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber
daya manusia secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya
dapat diamati apabila perilaku masyarakat sudah sesuai dengan norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, maka interaksi sosial akan
berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila perilaku masyarakat tidak sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka
interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk.
Semoga dengan materi mengenai proses sosial, nilai sosial, dan
perkembangan masyarakat ini bisa memperdalam lagi pemahaman kita bagaimana
cara berkomunikasi yang baik sesuai dengan norma sosial yang ada, memupuk
rasa cinta pada tanah air, dan mengetahui akar penindasan rakyat Indonesia dan
arah perjuangan rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Nottingham, Elizabeth K. 1994. Agama dan Masyarakat. Jakarta; PT Raja


Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; Rajawali Press.
Lihat di https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosialdiakses 31 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai