Dosen Pengampu :
Alfi Rahmadini, M.Psi., Psikolog
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
A. Kesimpulan ...............................................................................................23
B. Saran ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era saat ini kehidupan social selalu dikaitkan dengan sebuah ikatan dan
juga perasaan. Di dalam beberapa kegiatan yang dilakukan golongan
masyarakat sangat identik mencakup kepada proses mental atau perasaan.
Dapat dikatakan bahwa struktur tubuh manusia mengalami perubahan baik di
dalam perasaan ataupun perubahan secara fisik. Hal ini merupakan sebuah
proses yang disebut dengan psikologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan dan perkembangan?
2. Apa saja tujuan dan manfaat psikologi pendidikan dan perkembangan?
3. Apa saja ruang lingkup psikologi pendidikank dan perkembangan?
4. Apa saja kaitan psikologi pendidikan dan perkembangan terhadap
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari psikologi pendidikan dan
perkembangan.
1
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari psikologi pendidikan dan
perkembangan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dari psikologi pendidikan dan
perkembangan.
4. Untuk mengetahui kaitan psikologi pendidikan dan perkembangan
terhadap pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Psikologi yang kita pelajari berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology
“, yang berpusat pada dua kata dari bahasa Yunani yaitu “psyche” berarti
jiwa, dan “ logos ” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti
“ilmu jiwa “ atau ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas tentang
kejiwaan dan tingkah laku manusia (Nyayu Khodijah, 2014). Psikologi yang
terkait di dalam pendidikan mencangkup kepada perubahan-perubahan dan
dinyatakan sebagai suatu proses atau produk. Pendidikan sebagai suatu proses
meliputi semua bentuk kegiatan yang menguntungkan individu dalam
kehidupan sosial dan dalam hal ini dapat membantu pemindahan kebiasaan-
kebiasaan, norma-norma, kepercayaan keagamaan, bahasa, dan lembaga-
lembaga sosial dari suatu generasi kepada generasi yang lain. Hal itu
dibangun di atas pengalaman-pengalaman dari suatu generasi untuk generasi
yang akan datang. Melalui dari proses pendidikan ini individu dapat berfikir,
memberi penghargaan dan berbuat. Pendidikan sebagai suatu produk, meliputi
semua perubahan-perubahan yang berlangsung sebagai hasil dari partisipasi
individu dalam pengalaman-pengalaman belajar. Tujuan pendidikan berbeda
menurut tuntutan kebudayaan, potensi individu dan cita-cita. Dengan
demikian produk pendidikan yang merupakan hal yang representataif buat
seluruh hasil belajar berbeda antara pendukung kebudayaan dari suatu
kelompok dan antara anggota-anggota dari kelompok yang sama.
Psikologi terbagi dua macam yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah ilmu yang membahas tentang aktifitas jiwa pada
umumnya yang normal, dewasa dan beradab. Sedangkan Psikologi khusus
merupakan ilmu yang membahas tentang aktifitas manusia berdasarkan
kekhususannya. Psikologi khusus ini akan terus berkembang sesuai dengan
3
perkembangan ilmu dan teknologi. Diantara yang termasuk dalam psikologi
khusus ini adalah psikologi pendidikan.
4
pendidikan dalam memahami makna pembelajaran, peserta didik,
proses belajar, dan strategi pembelajaran.
5
Menurut Elfi Yuliani Rochmah (2014) mengatakan bahwa
perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses
yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam
perkembangan manusia banyak sekali terjadinya perubahan-perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan tersebut
menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat
tetap dan maju. Psikologi merupakan ilmu yang membahas tingkah laku
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Tingkah laku yang
dimaksud merupakan suatu aktivitas yang meliputi proses berpikir,
beremosi, dan pengambilan keputusan. Sebagai suatu disiplin ilmu,
psikologi perkembangan merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-
konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui penelitian.
Dengan kata lain psikologi perkembangan bertumpu pada gagasan-
gagasan dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau
informasi untuk diolah menjadi teori yang valid sebagai tempat
berpijaknya suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah. Dengan
demikian,psikologi perkembangan membahas tentang perkembangan dan
pertumbuhan individu sepanjang hayat.
6
dan saling mempengahi bagian – bagiannya yaitu pada spikis dan
fisiknya.
2. Progresif, perubahan yang bersifat maju, meninggkat, dan mendalam
baik secara fisik maupun psikis.
3. Berkesinambungan, perubahan atau perkembangan pada fungsi
secara berkelanjutan atau dengan berurutan (Dahlan Djawat, 2011).
7
maka mutu suatu lembaga pendidikan dapat meningkat dengan baik yaitu
memiliki seorang pendidik yang professional dalam memeberikan
pembelajaran kepada peserta didik.
8
4. Memberikan bimbingan kepada peserta didik. Pendidik sejatinya
adalah seorang pembimbing, harus mampu membimbing, membantu
peserta didiknya dalam menemukan jati dirinya, membantu agar
peserta didik dapat berkembang sesuai dengan potensi dan bakat yang
dimilikinya dan juga sesuai dengan apa yang diminatinya.
5. Mengevaluasi hasil belajar. Setelah proses pembelajaran yang panjang,
diakhir terdapat evaluasi belajar. Setiap peserta didik pasti memiliki
perbedaan kemampuan dalam menerima materi-materi selama
pembelajaran. Maka dari itu, pendidik harus mampu dalam
memberikan penilaian dan evaluasi secara adil kepada seluruh peserta
didiknya sesuai dengan kemampuannya selama proses belajar
mengajar.
2. Tujuan dan Manfaat Psikologi Perkembangan
9
3. Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang
selaras dengan tingkat perkembangan.
4. Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan
kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga
proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai
tujuannya (Husdarta, 2012).
10
d. Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar.
e. Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi dalam belajar.
f. Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar.
g. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan
dengan pengalaman-pengalaman belajar insidental dan informal
terhadap suatu individu.
h. Nilai dan manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil
sekolah serta akibat dan pengaruh psikologi yang ditimbulkan oleh
konsidi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa (Ahmad Fauzi,
2004).
11
lain. Maka dapat penulis simpulkan bahwa ruang lingkup perkembangan
psikologi terjadi untuk membantu proses pemahaman tingkah laku dan
segala aspek perbuatan.
Dari berbagai macam aspek pendidikan, hal yang paling penting dalam
penidikan adalah aspek psikologinya. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku manusia baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungan. Di sisi lain cara berperilaku manusia
dipengaruhi oleh jenjang pendidikannya. biasanya, orang yang jenjang
pendidikannya tinggi maka perilaku nya akan lebih baik dan memiliki wibawa
dibandingkan orang yang jenjang pendidikannya lebih rendah. Adanya kaitan
yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar, maka
tidak mengheran apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan
bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah masalah belajar
dengan kata lain psikologi pendidikan memusatkan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar. Dengan adanya keterkaitan antar
psikologi pendidikan terhadap pembelajaran, terdapatlah beberapa kontribusi
psikologi pendidikan terhadap pembelajaran diantaranya yaitu:
12
d. Psikologi memberikan intuisi untuk belajar maksudnya apa yang telah
peserta didik pelajari harus benar-benar bisa dipahami dan belajar lebih
dari sekedar mengingat fakta secara verbal.
e. Tidak hanya mengejar tujuan pembelajaran akan tetapi psikologi
pendidikan juga mengajarkan untuk mengejar tujuan yang lain.
f. Psikologi pendidikan juga menanamkan kemauan untuk belajar dan minat
belajar bagi peserta didik melalui latihan dan tes (Akhmad Sudrajat,
2009).
13
pendidikan yang diushakannya, sebab boleh jadi akan berakibat fatal terhadap
anak didik.
14
proses mengikuti pembelajaran di kelas. Guru di kelas dapat melakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan masalah attention deficit yang dihadapi
siswa di kelas Guru hendaknya mengadopsi metode dan strategi pembelajaran
yang menarik perhatian pembelajaran sehingga siswa dapat merasa sangat
nyaman dari awal hingga akhir kelas.
Dengan memahami psikologi pendidikan, diharapkan para guru dapat
melewati pertimbangan psikologis:
a. Tetapkan tujuan pembelajaran dengan tepat. Dengan pemahaman
psikologi pendidikan yang tepat, diharapkan guru dapat lebih tepat dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dibutuhkan sebagai tujuan
pembelajaran. Misalnya dengan mencoba mengaplikasikan pemikiran
Bloom pada klasifikasi perilaku pribadi dan mengaitkannya dengan teori
pengembangan diri.
b. Pilih strategi atau metode pembelajaran yang tepat. Diharapkan dengan
memahami psikologi pendidikan yang sesuai, guru dapat menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan pribadi, jenis dan metode pembelajaran, serta
tingkat perkembangan yang dialami siswa.
c. Memberi bimbingan bahkan memberikan konseling Selain pembelajaran,
tanggung jawab dan peran guru juga diharapkan dapat membimbing
siswa. Tentunya dengan memahami psikologi pendidikan, diharapkan
para guru dapat memberikan bantuan psikologis yang tepat dan benar
melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan
keakraban.
d. Mempromosikan dan memotivasi pembelajaran siswa. Promosi artinya
bekerja keras mengembangkan segala potensi yang dimiliki siswa, seperti
bakat, bakat dan minat. Sedangkan motivasi berarti mendorong siswa
untuk melakukan tindakan tertentu, terutama tindakan pembelajaran.
Tanpa pemahaman penuh tentang psikologi pendidikan, guru akan
15
kesulitan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah fasilitator dan
promotor pembelajaran siswa.
e. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Efek pembelajaran
membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan. Guru yang sangat
memahami psikologi pendidikan dapat menciptakan suasana sosial dan
emosional yang baik di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan
nyaman dan bahagia.
f. Berinteraksi dengan siswa secara tepat. Pemahaman guru tentang
psikologi pendidikan memungkinkan untuk berinteraksi dengan siswa
secara lebih bijak dan lebih pengertian serta menjadi karakter yang
menarik di hadapan siswa.
g. Menilai hasil belajar yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi
pendidikan dapat membantu guru melakukan evaluasi yang lebih adil
terhadap pembelajaran siswa dalam hal evaluasi teknis, realisasi prinsip
evaluasi, dan penentuan hasil evaluasi.
Siswa yang menunjukkan sikap dan perilaku acuh tak acuh atau apatis
dalam proses pembelajaran di kelas juga menunjukkan bahwa siswa tersebut
mengalami ketidakmampuan belajar dan motivasi belajar yang rendah. Untuk
mengatasi gejala rendahnya minat dan motivasi belajar yang ditunjukkan
siswa di dalam kelas, faktor psikologis tersebut akan mempengaruhi proses
pembelajaran dan kualitas siswa di kelas, guru harus mampu memilih dan
menerapkan metode, strategi dan metode pembelajaran yang dapat
dikembangkan untuk menuumbuhkan minat belajar dan motivasi belajar
peserta di kelas.
16
diskusi,metode pembelajaran koperatif, metode penemuan dan penyelidikan
(discovery and inquiry learning), metode Contextual Teaching Learning
(CTL), metode eksperimen,dan berbagai metode, strategi, dan pendekatan
pembelajaran yang menuntut aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas, di laboratorium dan di tempat belajar lainnya.
Oleh Umi Kalsum Yaitu Jurnal Mubtadiin, Vol. 7 01 Januari -Juni 2021.
17
1.) Kajian Biologis
Pada dasarnya peristiwa psikologis berkaitan dengan aktivitas
otak dan sistem saraf. Otak manusia memiliki lebih dari sepuluh
miliar sel saraf dan jumlah interkoneksi yang hampir tidak
terbatas. Pendekatan biologis untuk mempelajari manusia dan
spesies lain berupaya mengkaitkan perilaku yang terlihat terhadap
peristiwa listrik dan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh. Kajian
biologis menghasilkan perkembangan dalam penelitian belajar dan
memori. Pendekatan biologis dimaksudkan untuk mempelajari
manusia dan spesies lain dengan mengaitkan perilaku yang terlihat
terhadap peristiwa di dalam otak dan sistem saraf. Pendekatan ini
mencoba menentukkan neurobiologis24 yang mendasari perilaku
dan mental.
2.) Kajian Perilaku
Dengan pendekatan perilaku dapat dipelajari seseorang melalui
perilakunya dan bukan pada otak dan sistem sarafnya. Intropeksi
terhadap perilaku memiliki kualitas tersendiri yang
membedakannya dari observasi dalam bidang ilmu pengetahuan
lain. Dengan mempelajari apa yang dilakukan oleh seseorang yaitu
perilakunya maka ilmu psikologi yang objektif dapat
dikembangkan. Behaviorisme adalah sebutan yang ditujukan pada
kajian psikologi tentang perilaku, yang di dalamnya memuat
tentang peran stimulus-respon yang mempelajari stimulus-respon
yang masih relevan di lingkungan, respon yang ditimbulkan oleh
stimuli tersebut dan hadiah atau hukuman yang terjadi setelah
respon tersebut. Pendekatan perilaku tidak memutuskan
perkembangan mental seseorang tanpa mempertimbangkan antara
stimulus dan respon. Melalui stimulus-respon tersebut kajian
18
perilaku dapat mengambil suatu kesimpulan yang objektif
mengenai aktivitas mental seseorang.
3.)_Kajian Kognitif
Kajian kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme.
Penelitian kajian kognitif ini didasarkan pada asumsi bahwa (1)
hanya dengan mempelajari proses mental secara objektif maka
manusia dapat memperoleh pemahaman sepenuhnya tentang apa
yang dilakukan oleh seseorang. (2) menggunakan analogi antara
pikiran dan dan komputer. Informasi yang masuk diproses dengan
berbagai cara, dipilih, dibandingkan dan dikombinasikan dengan
informasi yang lain. Perspektif kognitif berkembang sebagai reaksi
terhadap sempitnya pandangan stimulus-respon. Memahami
tindakan manusia semata-mata dalam pengertian stimulus dan
respon mungkin telah memadai untuk meneliti bentuk perilaku
yang sederhana, tetapi pendekatan ini telah mengabaikan sangat
banyak bidang penting fungsi manusia.
4.) Kajian Psikoanalitik.
Konsep psikoanalitik tentang perilaku manusia dikembangkan
oleh Sigmud Freud. Asumsi dasarnya adalah bahwa sebagian besar
perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar. Dengan proses
bawah sadar Freud meyakinkan bahwa ada rasa takut dan
keinginan yang tidak disadari dalam diri seseorang yang sangat
mempengaruhi perilakunya. Kajian psikoanalitik melihat bahwa
semua tindakan memiliki suatu penyebab tetapi penyebab itu lebih
merupakan suatu motif bawah sadar ketimbang penalaran rasional
yang menggerakkan perilaku manusia. Kajian psikoanalitik
memberikan cara baru untuk memandang beberapa masalah dalam
kejiwaan seseorang.
2. Memahami Peran Psikologi Pendidikan
19
Penyertaan pendidikan dalam usaha pembangunan di berbagai bidang
jelas diperlukan. Stimulasi dan penyertaan upaya pendidikan pada
masyarakat yang sedang membangun ternyata membuka hasil yang
memuaskan di dalam mengatasi persoalan-persoalan baik itu persoalan
di bidang politik, sosial, ekonomi maupun sosial budaya.41 Posisi
pendidikan adalah posisi yang sentral dan dan universal yang mutlak
ada dan harus diperhatikan secara khusus, karena ujung tombak akan
setiap kebijakan keputusan yang akan diambil suatu pribadi atau
instansi akhirnya harus ditentukan kembali kepada tingkat tinggi
rendahnya pengetahuan yang telah diperoleh seseorang, dan juga
kepada para pendidik di mana para pendidik dituntut unutk
memberikan perhatian sebesar-besarnya bagi mutu pendidikan.
Khoron Rosyadi menyatakan:
“Dengan demikian ada hubungan fungsional antara dunia
pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, dan hal ini merupakan
hubungan kemesraan antara dunia pendidikan dengan pembangunan di
mana keduanya saling mengisi. Dalam UUD 1945 dengan jelas
dinyatakan bahwa keberhasilan kita membangun republik ini
tergantung pada kualitas para pelaksana atau aktor-aktor yang
membangun... di mana para pelakasana atau aktor pembangunan akan
terlahir melalui proses pematangan yang cukup lama dari rahim dunia
pendidikakan sebagai pabrik”.
Penguasaan prinsip kejiwaan peserta didik dalam hal belajar
dapat menolong dan merangsang semangat peserta didik untuk belajar
dengan lebih efisien dan lebih produktifitas lagi. Produktivitas dan
efisiensi pembelajaran dapat dinilai berdasarkan kepada keseluruhan
proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk
merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Dan dalam
proses perencanaan, penataan serta pendayagunaan sumber daya
20
tersebut seorang pendidik haruslah menciptakan proses atau suasana
dan kegairahan belajar yang sesuai dengan keadaan psikis peserta
didik. Pengajar dituntut bukan hanya mentransferkan pelajaran kepada
peserta didik, tetapi juga dituntut untuk melakukan tindakan dan cara
hidup yang sesuai dengan apa yang diajarkan. Oleh karena itu seorang
pendidik haruslah seorang yang telah mengerti tentangkepribadiannya
sendiri sebagai seorang pengajar sebelum ia mengerti kepribadian
peserta didiknya.
Para pendidik memandang psikologi sebagai sumber
pengetahuan mengenai manusia agar dapat membuat praktek
pendidikan dan hipotesis atau penunjuk dalam praktek-praktek
pendidikan, dalam hubungan ini psikologi pendidikan dapat membantu
tugas para pendidik untuk memilih metode belajar yang tepat agar
pendidikan dapat berjalan secara efektif.Tugas seorang pendidik tidak
hanya terletak pada penyiapan bahan pengajaran dan penyajiannya
tetapi meliputi juga perencanaan dan pengarahan evaluasi belajar dan
kegaiatan mengajar. Dan dalam perencanaan serta evaluasi ini maka
diperlukan beberapa pendekatan agar pendidik mengukur kemajuan
atau kegagalan peserta didik dan juga berusaha menilai segi-segi lain
yang berkaitan dengan interaksi belajar-mengajar. Pendekatan tersebut
harus didasarkan kepada pemahaman kan kepribadian peserta didik.
Dari uraian diatas maka penulis merumuskan bahwa tugas
psikologi pendidikan dalam proses belajar-mengajar tidak hanya
mencakup peningkatan mutu belajar peserta didik dalam kaitan dengan
perkembangan psikisnya namun juga mempelajari perkembangan
peserta didik dalam interaksinya dengan pelajaran dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pembelajaran dalam pendekatanpendekatan
yang dapat mempengaruhi pembelajaran
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23