Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR BERTANYA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
Dosen Pengampu :
Dr. H. METROYADI, SH, M.Pd
DIANI AYU PRATIWI, M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELAS 5D PGSD
KELOMPOK 1

Hernita 1810125120042
Bagus Ridhani 1810125210089
Rina Rizki Wulandari 1810125220066
Olivia Rahmi Lesmana 1810125220084
Riri Tania 1810125220085
Taniya Azzahra 1810125220086
Cyntia Dewi Pratiwi 1810125320067

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Keterampilan Dasar Bertanya” ini. Kami juga berterima kasih
kepada Bapak Dr. H. Metroyadi, SH, M.Pd dan Ibu Diani Ayu Pratiwi, M.Pd.
selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan peserta didik. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Banjarmasin, 03 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2

A. Latar Belakang..........................................................................................2

B. Rumusan Masalah.....................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Keterampilan Bertanya............................................................4

B. Tujuan bertanya secara umum...................................................................5

C. Prinsip Keterampilan Bertanya.................................................................6

D. Macam – Macam Keterampilan Bertanya.................................................7

1. Keterampilan Bertanya Dasar................................................................7

2. Keterampilan Bertanya Lanjutan...........................................................9

E. Hal – Hal yang Harus Dihindari dalam Bertanya....................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................15

B. Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari bertanya adalah kegiatan yang tak pernah
terlewatkan, dilakukan oleh setiap orang tanpa mengenal batas usia, dilakukan
dimana saja ketika si penanya menginginkan informasi terhadap sesuatu yang
tidak diketahuinya. Di pasar, di jalan, di rumah, di kantor, di pusat
perbelanjaan, di tempat bekerja, di sekolah dan ditempat lainnya, apakah
orang tua, para remaja, maupun anak-anak sering kita jumpai kegiatan tanya-
jawab.
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh calon guru dan para
guru, keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan
kebermaknaan pembelajaran. Dapat di bayangkan jika dalam satu jam
pembelajaran guru menjelaskan materi secara informatif saja, tanpa disertai
pertanyaan, apakah pertanyaan tersebut hanya sekedar pencingan agar siswa
memusatkan perhatian atau pertanyaan untuk menggali kemampuan berpikuir
siiwa. Maka rasanya proses pembelajaran akan monoton, kurang bergairah,
dan yang paling penting siswa kurang dirangsang untuk berpikir. Oleh karena
itu untuk menciptrakan pembelajaran yang bermakna dan menggugah siswa
untuk berpikir, maka guru harus terampil merencanakan, mengembangkan dan
menerapkan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran.
Bertanya dalam proses pembelajaran memiliki makna dan tujuan yang
luas, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari
pihak yang ditanya, akan tetapi untuk mendorong terjadinya aktivitas belajar
yang tinggi dari para siswa. Oleh karena itu keterampilan bertanya harus
dipelajari, dilatih dan dikembangkan, sehingga dengan menguasai cara
mengajukan pertanyaan yang berkualitas baik jenis maupun bentuknya, maka
siswa akan terangsang untuk berpikir, mencari informasi, mungkin melakukan
percobaan untuk menemukan jawabannya. Keberhasilan siswa menemukan
jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang berkualitas, akan menjadi
kepuasan tersendiri bagi siswa, dan ketika siswa berhasil melewati atau

2
memecahkan suatu permasalahan, biasanya akan semakin terdorong atau
termotivasi untuk menghadapi pertanyaan atau permasalahan berikutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah keterampilan bertanya itu?
2. Apa saja tujuan bertanya?
3. Bagaimanakah prinsip keterampilan bertanya?
4. Bagaimanakah macam-macam keterampilan bertanya?
5. Apa saja hal-hal yang harus dihindari dalam bertanya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan bertanya.
2. Untuk mengetahui tujuan bertanya.
3. Untuk mengetahaui prinsip keterampilan bertanya
4. Untuk mengetahui macam-macam keterampilan bertanya.
5. Untuk mengetahui hal - hal yang harus dihindari dalam bertanya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Bertanya


Secara etimologis keterampilan bertanya dapat dilihat maknanya dari dua
suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
“Bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam
menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Berdasarkan pada arti secara
etimologis tersebut, maka secara sedarhana keterampilan bertanya dapat
dirumuskan sebagai ”kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
mengajukan pertanyaan untuk meminta keterangan atau penjelasan dari orang
lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara” (Dadang S, 2012: 276).
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang
yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai
dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Keterampilan bertanya adalah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa berfikir dan memperoleh pengetahuan lebih
banyak. Keterampilan bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru
untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa (Arifmiboy, 2019: 122)
Keterampilan bertanya, bagi seseorang guru merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa demikian? Sebab melalui
keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih
bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan menjadi sangat
membosankan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi
pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu
dalam setiap proses pembelajaran, model pembelajaran apapun yang
digunakan bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang
tidak terpisahkan. Para ahli percaya, pertanyaan yang baik, memiliki dampak
yang positif terhadap siswa, diantaranya:

4
1. Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran.
2. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri
hakikatnya bertanya.
3. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban.
4. Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.

B. Tujuan Bertanya
Tujuan Bertanya dalam kegiatan Pembelajaran dimaksudkan agar peserta
didik memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir.Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan oleh guru dimaksudkan
juga agar dapat terjadi umpan balik antara guru dan peserta didik. Pertanyaan
juga dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berpikir dan
belajar, dengan membangkitkan pengertian baru. Guru dapat menyelidiki
penguasaan peserta didik, mendorong pengetahuan dalam situasi lain ( dengan
kenyataan), mengarahkan dan menarik perhatian peserta didik, dan mengubah
pendirian.
Helmiati, (2013: 57-58) Umumnya orang bertanya jika ia ingin
mengetahui apa yang belum diketahuinya. Di dalam kelas, guru bertanya
kepada siswa untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok
bahasan.
b. Membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
c. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
d. Mengaktifkan dan memproduktifkan siswa dalam pembelajaran.
e. Menjajaki hal-hal yang telah dan belum diketahui siswa terkait materi.
f. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa
belajar.
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan
informasi

5
h. Mengevaluasi dan mengukur hasil belajar siswa.
i. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang materi
pelajaran.
j. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pertanyaan
yang diajukan guru mempunyai beberapa maksud. Satu pertanyaan yang
diajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama.
Kadang-kadang hal ini tidak disadari, baik oleh siswa maupun oleh guru itu
sendiri, sebab pertanyaan itu berkembang.

C. Prinsip Keterampilan Bertanya


Keterampilan bertanya hendaknya digunakan dengan prinsip-prinsip berikut :
1. Guru dalam menyampaikan pertanyaan sebaiknya harus jelas dan
singkat agar mudah dipahami dan direspon dengan baik oleh peserta
didik
2. Pemberian acuan pertanyaan juga penting agar pikiran peserta didik
lebih terarah
3. Guru harus pandai-pandai dalam memberikan giliran kepada peserta
didik dalam menjawab
4. Bersikap adil tanpa pilih-pilih dalam memberikan pertanyaan kepada
peserta didik
5. Guru harus memberikan waktu dan kesempatan kepada peserta didik
untuk berfikir dalam mengolah jawaban
6. Guru sebaiknya menunjukkan antusias yang tinggi dalam
mendengarkan jawaban peserta didik. Kita perlu menunjukkan kepada
seluruh peserta didik bahwa kita menguasai persoalan yang dibahas dan
pertanyaan yang kita ajukan memang sangat menarik,bukan asal-asalan
bertanya saja. Hal ini dapat dibuktikan melalui sikap,baik pada waktu
mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban,Guru
sebaiknya menatap mata dan tersenyum pada peserta didik saat mereka
menjawab. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa guru sangat
menghargai jawaban peserta didik.

6
7. Guru harus memperhatikan urutan pertanyaan. Sebainya pertanyaan
dimulai dari pertanyaan yang mudah kepertanyaan yang sulit.
Syarat-syarat pertanyaan yang baik
1. Dikalimatkan dengan kalimat yang mudah ditangkap oleh siswa
2. Diajukan secara klasikal terlebih dahulu, kemudian secara individual
3. Urutan menjawab janganlah tetap atau alpabetis
4. Berikan giliran yang merata
5. Kemukakan pertanyaan dengan nada yang enak dan raut muka yang
manis.

D. Macam – Macam Keterampilan Bertanya


1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengertian Bertanya Dasar
Pertanyaan guru pada siswa seringkali tidak terjawab, karena siswa
kurang paham dengan pertanyaan tersebut. Dalam hal ini, pemahaman
guru terhadap komponen keterampilan bertanya merupakan faktor penting
yang harus dimiliki.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar
yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya dasar merupakan pertanyaan pertama atau sebagai
pertanyaan pembuka. Pertanyaan dasar merupakan pertanyaan, suruhan
atau pernyataan awal yang menjadi pembuka, untuk meminta penjelasan
atau keterangan (respon) dari pihak yang ditanya (Dadang S, 2012: 276).
b. Komponen – Komponen Bertanya Dasar
Uzer Usman (2010:7-78) Berikut ini komponen-komponen
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
Komponen-komponen bertanya dasar sebagai berikut:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, maka pertanyaan yang diberikan harus jelas dan singkat,
serta penyusunan kata-kata dalam pertanyaan pun harus
disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa.

7
2) Pemberian acuan
Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan
guru memberikan acuan memungkinkan siswa memakai serta
mengolah informasi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan
dan guru tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada pokok
bahasan yang sedang dibicarakan.
3) Pemusatan ke arah jawaban yang diminta
Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.
Penggunaannya pun tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok
dalam diskusi yang hendak ditanyakan.
4) Pemindahan giliran menjawab
Pemindahan giliran menjawab dapat dilakukan dengan cara
meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang
sama.
5) Penyebaran pertanyaan
Pemberian pertanyaan sebaiknya dilakukan secara acak
oleh guru. diharapkan agar setiap siswa mendapat giliran untuk
menjawab pertanyaan. Pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang
berbeda disebarkan untuk dijawab oleh siswa yang berbeda pula.
6) Pemberian waktu berpikir
Setelah memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan
waktu beberapa detik bagi siswa untuk berpikir. Teknik
memberikan waktu berpikir ini sangat perlu agar siswa mendapat
kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.
7) Pemberian tuntunan
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau
tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
hendaknya guru memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat
menemukan jawaban yang benar. Pemberian tuntunan dapat
dilakukan dengan cara:

8
a) Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan.
b) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana.
c) Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang
berhubungan dengan pertanyaan.

2. Keterampilan Bertanya Lanjutan


a. Pengertian Bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya
dasar, lebih mengutamakan pada usaha mengembangkan kemampuan
berpikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara (siswa)
agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berpikirnya
(Dadang S, 2012: 290).
Pertanyaan lanjutan adalah pertanyaan yang lebih mengutamakan
usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
kesempatan partisipasi mereka dan mendorong agar siswa berpikir
kritis (Helmiati, 2013: 61). Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas
landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu,
semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
keterampilan bertanya lanjut (Yuliana, L., 2010: 100).
b. Komponen Bertanya Lanjutan
Komponen-komponen bertanya lanjutan adalah sebagai berikut:
1) Pengubahan Tuntutan tingkat Kognitif dalam Menjawab
Pertanyaan
Pertanyaan yang diberikan guru dapat mengundang proses
mental yang berbeda, ada yang menuntut proses mental yang
rendah dan ada pula yang menuntut proses mental yang lebih
tinggi. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif maksudnya adalah
agar pertanyaan yang diberikan oleh guru hendaknya dapat
mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu
pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat kognitif yang lebih
tinggi. Pengubahan tingkat kognitif ini harus dilakukan guru untuk
memperdalam dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam

9
proses pembelajaran, karena jika guru hanya mengemukakan
pertanyaan yang maksudnya cenderung sama misal hanya dalam
konsep pemahaman, hal ini dapat menyebabkan pemikiran siswa
kurang berkembang.
2) Pengaturan Urutan Pertanyaan secara Tepat
Pertanyaan yang diberikan oleh guru harus memberikan
pertanyaan secara logis dan terurut, dengan mengambangkan
tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih
tinggi. Pertanyaan yang sifatnya berurut misalnya pertama seorang
guru mengajukan pertanyaan pemahaman, setelah itu pertanyaan
penerapan, analisis, sintesis dan diakhiri dengan pertanyaan tingkat
evaluasi.
Wahid (2010: 103) dalam (Febriana, 2015: 47-48) terdapat
jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom diantaranya
sebagai berikut:
a) Pertanyaan Ingatan (knowledge)
Pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang
mengharapkan siswa dapat mengenal atau mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari. Siswa tidak diminta untuk
memanipulasi informasi, tetapi hanya diminta untuk mengingat
informasi tersebut seperti yang mereka dapatkan dari kegiatan
belajarnya. Misalnya, dengan menggunakan kata-kata siapa,
apa, dimana, kapan, definisi, ingat, kenal dan yang sejenis
lainnya.
b) Pertanyaan Pemahaman (comprehension)
Pertanyaan untuk membimbing siswa mengorganisasikan
dan menyusun materi-materi yang telah diketahui sebelumnya.
Dalam menjawab pertanyaan ini siswa harus mampu memilih
fakta-fakta yang cocok, sehingga dalam menyampaikan
jawaban bukan sekedar mengingat kembali informasi, atau
fakta.

10
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan
pemahaman, misalnya: deskripsikan, uraikan, bandingkan, cari
perbedaannya, sederhanakan, katakan dengan bahasamu
sendiri, jelaskan ide pokok dari tulisan tersebut, dan yang
sejenisnya. Jawaban terhadap pertanyaan pemahaman seperti
dalam contoh di atas, adalah menuntut siswa merumuskan
secara deskirptif dengan menggunakan bahasa sendiri.
c) Pertanyaan Penerapan (aplication)
Pertanyaan penerapan menuntut siswa untuk menerapkan
pengetahuan baik berupa suatu aturan, generalisasi, aksioma,
atau proses pada suatu masalah dan menemukan jawaban yang
benar terhadap masalah itu. Adapun kata-kata kunci yang
sering digunakan dalam mengembangkan pertanyaan
penerapan antara lain seperti: terapkan, klasifikasikan,
gunakan, pilih, manfaatkan, tulis suatu conoth, pecahkan, dan
lain sebagaina yang sejenis
d) Pertanyaan Analisis (analysis)
Pertanyaan analisis, dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa secara lebih rinci, kritis dan
mendalam. Pertanyaan analsis biasanya dilakukan untuk
mengidentifikasi, mempertimbangkan dan menganalisis.
Adapun kata-kata kunci yang sering pakai untuk pertanyaan
analisis, antara lain: identifikasi motif atau sebab-sebab,
membuat kesimpulan, menemukan kejadian, dukungan,
analisis, mengapa, dan lain sebagainya.
e) Pertanyaan Sintesa (sintesis)
Pertanyaan sintesis digolongkan kedalam pertanyaan
tingkat tinggi yaitu untuk mendorong siswa menampilkan
pikiran yang original dan kreatif. Melalui pertanyaan sintesis
hasil yang diharapkan antara, seperti: menghasilkan
komunikasi-komunikasi yang asli, membuat ramalan,
memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Melalui pertanyaan

11
sintesis siswa didorong untuk berpikir secara kreatif sehingga
dapat menemukan pola jawaban yang bervariasi. Adapun kata-
kata kunci yang sering digunakan untuk pertanyaan sintesis
antara lain: memperkirakan, menghasilkan, menulis, rencana,
mengembangkan, mengkonstruksi, bagaimana kita bisa
meningkatkan, apa yang akan terjadi jika ..., bagaimana kita
bisa memecahkan, dan lain sebagainya.
f) Pertanyaan Evaluasi (evaluation)
Jenis pertanyaan evaluasi hampir sejenis dengan jenis
pertanyaan analisis dan sintesis, yaitu termasuk kedalam jenis
pertanyaan tinggi bahkan merupakan puncaknya. Pertanyaan
evaluasi menuntut kemampuan berpikir dan proses mental yang
tinggi dari siswa. Adapun kata-kata yang sering digunakan
untuk mengembangkan jenis pertanyaan evaluasi seperti:
putusan, argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, beri
pendapatmu, yang mana gambar yang paling balik, mana
pemecahan yang paling baik, apakah hal itu akan lebih baik,
dan lain sebagainya.
3) Menggunakan Pertanyaan Pelacak
Jika jawaban yang diberikan siswa dianggap benar oleh
guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan. Menurut
Helmiati (2013: 63-64), ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang
dapat digunakan oleh seorang guru.
a) Klarifikasi
Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru
dengan kalimat yang kurang tepat, maka guru memberikan
pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan
atau mengungkapkannya dengan kata-kata atau redaksi lain
sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh

12
siswa untuk mengulang jawabannya dengan kata atau kalimat
yang lebih lugas. Contoh pertanyaan: “Dapatkah kamu
menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?”
b) Meminta Siswa Memberikan Alasan
Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti
yang penunjang kebenaran suatu pandangan yang diberikan
dalam menjawab pertanyaan. Contoh pertanyaan: “Mengapa
kamu mengatakan demikian?”
c) Meminta Kesepakatan Pandangan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa
lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan serta
memberikan alasan terhadap suatu pandangan yang
diungkapkan oleh temannya, dengan maksud agar diperoleh
pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh pertanyaan: “Siapa yang setuju dengan jawaban itu?
Mengapa?”
d) Meminta Ketepatan Jawaban
Jika jawaban siswa belum tepat, guru dapat meminta
siswa untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh
jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode
pemberian pertanyaan dengan sistem bergilir.
e) Meminta Jawaban yang lebih Relevan
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa
menilai kembali jawabannya atau mengemukakan kembali
jawabannya menjadi lebih relevan
f) Meminta Contoh
Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka
guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau
contoh yang konkret. Contoh: “Dapatkah kamu memberi satu
atau beberapa contoh dari jawabanmu?”
g) Meminta Jawaban yang lebih Kompleks

13
Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa
menjadi lebih kompleks dan mampu menemukan ide-ide
penting lainnya. Contoh: Dapatkah kamu memberikan
penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan tadi?
h) Peningkatan Terjadinya Interaksi
Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi
siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
diberi tugas belajar, dan lain sebagainya (Yuliana, L., 2010:
103). Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
akan meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa selama
proses belajar, dengan kegiatan bertanya lanjutan oleh guru
diharapkan akan terjadinya proses interaksi yang kondusif
sehingga suasana pembelajaran di kelas tidak hanya terpusat
pada guru tetapi oleh semua siswa. Aktivitas yang disebabkan
oleh siswa sendiri akan menyebabkan terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan dengan maksimal yang akan
berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar.

E. Hal – Hal yang Harus Dihindari dalam Bertanya


Keterampilan bertanya melatih dan membantu peserta didik dalam
memperoleh pemahaman. Namun, tentunya pertanyaan-pertanyaan yang
dipilih harus sesuai dengan tujuan, kemampuan serta kaidah bertanya yang
baik. Pertanyaan yang diajukan sangat berpotensi membuat peserta didik
mudah menemukan konsep dan menjadikan peserta didik aktif dalam
pembelajaran. Jangan sampai pertanyaan yang diajukan malah membuat
peserta didik karena pertanyaan tidak jelas. Oleh karena itu, ada beberapa hal
yang perlu dihindari guru dalam proses belajar dan mengajar. Dalam Jurnal

14
Supartinah memuat beberapa hal yang perlu dihindari oleh guru dalam
mengajukan pertanyaan (Tim, 2015: 148-149) adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya guru tidak mengulangi pertanyaannya sendiri sebelum peserta
didik berpikir maksimal karena dapat mengakibatkan peserta didik tidak
konsentrasi.
2. Mengulangi jawaban peserta didik akan menyebabkan waktu terbuang.
Peserta didik tidak mendengar jawaban dari temannya yang lain karena
guru akan mengulanginya.
3. Janganlah menjawab pertanyaan sendiri sebelum peserta didik
mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan jawabannya,
sehingga peserta didik beranggapan tidak perlu memikirkan jawabannya
karena guru akan memikirkan jawabannya.
4. Hindari pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
Hal ini mengakibatkan guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa
yang benar dan kemungkinan akan terjadi interaksi selanjutnya.
5. Guru sebaiknya jangan mengajukan pertanyaan ganda.
Misalnya: Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke
Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat mereka itu bagi
bangsa Indonesia Hal ini akan mematahkan semangat peserta didik yang
hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua pertanyaan tersebut.
6. Guru jangan menunjuk seorang peserta didik atau menentukan peserta
didik tertentu untuk menjawabnya.
Hal ini akan mengakibatkan pesertadidik yang tidak ditunjuk tidak
memikirkan jawabanya karena merasa bukan menjadi kewajibannya
untuk ,menjawab.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keterampilan bertanya adalah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa berfikir dan memperoleh pengetahuan
lebih banyak. Keterampilan bertanya adalah cara-cara yang dapat
digunakan guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa.
2. Tujuan Bertanya dalam kegiatan Pembelajaran dimaksudkan agar peserta
didik memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir.
3. Keterampilan bertanya ada 2 macam yaitu, Keterampilan Bertanya Dasar
dan Keterampilan Bertanya Lanjut.
4. Salah satu prinsip keterampilan bertanya yaitu Guru dalam menyampaikan
pertanyaan sebaiknya harus jelas dan singkat agar mudah dipahami dan
direspon dengan baik oleh peserta didik
5. Hal – hal yang harus dihindari dalam bertanya yaitu guru sebaiknya tidak
mengulangi pertanyaan, mengulangi jawaban peserta didik, jangan
menjawab pertanyaan sendiri sebelum peserta didik mampu menjawabnya,
dll.

B. Saran
Keterampilan bertanya merupakan salah satu delapan keterampilan
mengajar yang memang harus dikuasai oleh guru. Keterampilan ini sangat
penting dalam proses pembelajaran khususnya guru agar dapat
memaksimalkan suatu pembelajaran dengan efektif maupun efisien. Maka dari
itu sebagai calon guru harus terus berlatih dalam mengembangkan
keterampilan dasar mengajar khususnya bertanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifmiboy. 2019. MICRO TEACHING: MODEL TADALURING. Ponorogo:


Wade Group.

Helmiati. 2013. MICRO TEACHING: Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Mukminan, dkk. 2013. Modul Pelatihan : Pengembangan Keterampilan Dasar


Teknik Instruksional ( Pekerti). Yogyakarta : UNY.

Sukirman, Dadang. 2012. PEMBELAJARAN MICRO TEACHING. Jakarta:


Kemenag.

Supartinah. (n.d.). Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/supartinah-
mhum/makalah-golo.pdf, 3.

W. N., Febriana. 2015. SKRIPSI: Kemampuan Guru Melaksanakan Keterampilan


Bertanya dalam Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP di SD Kecamatan
Mijen Kota Semarang. http://lib.unnes.ac.id/21546/1/1401411202-s.pdf.
Diakses tanggal 3 Oktober 2020.

Yuliana, L. 2010. Jurnal Keterampilan Bertanya Guru dalam Mengelola Proses


Belajar Mengajar Fondasia, Nomor 10/Vol. II/Th. VIII/September 2010.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=353785&val=462&title=KETRAMPILAN%20BERTANYA
%20GURU%20DALAM%20MENGELOLA%20PROSES%20BELAJAR
%20MENGAJAR. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.

16
Usman, Moh. Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. Penerbit PT.
RemajaRosdakarya, Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai