Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENGERTIAN NILAI DAN KONSEP NILAI”


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1

DOSEN PENGAMPU
Dr. Hj. Asniwati, M.Pd
Ngatini, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELAS : 3D PGSD
KELOMPOK 6

AMALIA FITRIANI (1810125120045)


RINA RIZKI WULANDARI (1810125220066)
ZULAIHA (1810125220090)
DASUKI (1810125310025)
CHYNTIA DEWI PRATIWI (1810125320067)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Asniwati, M.Pd dan Ibu Ngatini, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 1 yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “PENGERTIAN NILAI DAN
KONSEP NILAI”. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya.

Banjarmasin, 5 Oktober 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumasan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai dalam Materi PKn ............................................................3
B. Fungsi dari Nilai..........................................................................................6
C. Macam-macam Nilai Menurut Para Ahli.....................................................7
D. Pengertian Konsep dalam Materi PKn ........................................................10
E. Nilai-Nilai yang ditanamkan Pada Diri Siswa dalam Pembelajaran PKn ...11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PKn adalah pendidikan kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang
menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam
Undang - Undang No. 2 tahun 1949. Undang - Undang ini berisi tentang diri
kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status
sebagai warga negara Indonesia (Winataputra 1995). Tujuan PKn adalah
untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik.
Karakteristik PKn sebagai pendidikan konsep, nilai, moral, dan norma dalam
pembelajaran PKn.
Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran
untuk mengelompokkan ide - ide atau peristiwa yang masih dalam angan -
angan seseorang. Dalam kehidupan sehari - hari manusia selalu berkaitan
dengan nilai. Manusia memberikan nilai kepada sesuatu. Nilai itu ada atau riil
dalam kehidupan manusia. Dengan nilai diharapkan manusia dapat terdorong
untuk melakukan tindakan agar harapannya dapat terwujud. Moral erat
kaitannya dengan akhlak yang mengandung makna tata tertib yang datang
dari hati nurani manusia. Sedang Norma adalah tolak ukur/alat untuk
mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian nilai dalam PKn?
2. Apa fungsi dari nilai?
3. Apa saja macam-macam nilai menurut para ahli?
4. Bagaimana pengertian konsep dalam materi PKN?
5. Apa saja nilai yang ditanamkan pada diri siswa dalam pelajaran PKN?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian nilai dalam PKN
2. Untuk mengetahui fungsi dari nilai
3. Untuk mengetahui macam-macam nilai menurut para ahli
4. Untuk mengetahui pengertian konsep dalam PKN?
5. Untuk memgetahui nilai yang dapat ditanamkan pada diri siswa dalam
pelajaran PKN

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai dalam Materi PKN


Nilai yang dalam bahasa inggris disebut “value” Menurut Djahiri
(1999),nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang
tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara
fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan
menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku.
Menurut Dictionary dalam winatapura (1989), nilai adalah harga atau
kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu
tersebut secara intrinsik memang berharga.
Di dalam dictionary of sociology and related sciences ditemukan bahwa
nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik
minat seseorang atau kelompok (the beleived capacity of any object to statisfy
a human desire). Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung
nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu, misalnya
bunga itu indah, perbuatan itu susila. Indah, susila adalah sifat atau kualitas
yang melekat pada bunga dan perbuatan. Dengan demikian, maka nilai itu
sebenarnya adalah suatu kenyataan yang “tersembunyi” di balik kenyataan-
kenyataan lainnya. Ada nilai itu, karena adanya kenyataan-kenyataan lain
sebagai pembawa nilai yang disebut wartrager (kaelan, 2003: 87)
Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti
umumnya konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam
pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam pikiran orang. Nilai
dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan
pada konteks pengalaman manusia.
Notonagoro berpendapat bahwa nilai-nilai pancasila tergolong nilai-nilai
Kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai material
Dan nilai vital. Dengan demikian, nilai-nilai lain secara lengkap dan

3
harmonis, Baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau
nilai estetis, Nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang
sistematika– Hirarkhis, yang dimulai dari sila ketuhanan yang maha esa
sebagai ‘dasar’ Sampai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia sebagai ‘tujuan’ (darmodiharjo, 1978).
Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. Pendidikan
kewarganegaraan SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai
pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-nilai
pancasila atau budaya pada kurikulum PKN SD. Mari kita cermati contoh
dibawah ini :
Nilai Benda kayu jati dianggap tinggi, sehingga kayu jati memiliki nilai
jual paling mahal daripada kayu kamper atau kayu lainnya. Secara intrinsik
kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas yang baik, tangguh, tidak
mudah kropos dan lebih kuat daripada kayu lainnya seperti kamper. Oleh
karena itu, sudah sewajarnya jika kayu jati, menurut pandangan masyarakat
khususnya pemborong, nilainya mahal.
Melalui pembelajaran yang di lakukan dalam lingkup sekolah Dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan
disekolah-sekolah. Secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak
kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan
dibeli dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat sebagai jiwa
bangsa.  
Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai
sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap
dan dalam cara bertindak.

4
Sebagai contoh adalah gotong-royong. Jika perbuatan gotong-royong
dimaknai sebagai nilai, maka akan lebih bermakna jika nilai gotongroyong
tersebut telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotong-
royong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan
adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bisa
dikerjakan secara bersamasama sebagai perwujudan dari rasa solidaritas yang
memiliki makna kebersamaan dalam kegiatan bergotong-royong.
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan
makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat
dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna,
dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting
untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar
pegangan hidup. Dengan demikian, nilai Pancasila perlu dipahamkan pada
anak SD.
Nilai dapat dibagi atas dua bagian, yakni:  
1. Nilai estetika, terkait dengan maslah keindahan atau apa yang dipandang
indah atau apa yang dapat dinikmati olaeh seseorang.
2. Nilai etika, dengan tindakan-tindakan/ perilaku/akhlak atau bagaimana
orang berprilaku. Etika terkait dengan masalah moral tentang mana yang
benar dan salah. 
Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagi berikut:
a. Menyenamgkan.
b. Berguna.
c. Memuaskan.
d. Menguntungkan.
e. Menarik.
f. Keyakinan.

5
B. Fungsi dari Nilai
EM. Kaswardi menyebutkan nilai adalah realitas abstrak yang merupakan
prinsip-prinsip yang menjadi pedoman hidup seseorang.4 Nilai merupakan
daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada
tindakan seseorang. Nilai mempunyai dua segi intelektual dan emosional,
kombinasi kedua dimensi tersebut menentukan sesuatu nilai beserta fungsinya
dalam kehidupan.
Fungsi utama dari nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994), fungsinya
ialah:
a. Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu dalam social
issues tertentu (Feather, 1994).
b. Mempengaruhi individu untuk lebih menyukai ideologi politik tertentu
dibanding ideologi politik yang lain.
c. Mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain.
d. Melakukan evaluasi dan membuat keputusan.
e. Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan mempengaruhi
orang lain, memberitahu individu akan keyakinan, sikap, nilai dan
tingkah laku individu lain yang berbeda, yang bisa diprotes dan
dibantah, bisa dipengaruhi dan diubah.
2) Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan
pengambilan keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992,
1994). Situasi tertentu secara tipikal akan mengaktivasi beberapa nilai
dalam sistim nilai individu. Umumnya nilai-nilai yang teraktivasi adalah
nilai-nilai yang dominan pada individu yang bersangkutan.
3) Fungsi motivasional. Fungsi langsung dari nilai adalah mengarahkan
tingkah laku individu dalam situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak
langsungnya adalah untuk mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga
nilai dikatakan memiliki fungsi motivasional. Nilai dapat memotivisir
individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu (Rokeach, 1973;
Schwartz, 1994), memberi arah dan intensitas emosional tertentu terhadap
tingkah laku (Schwartz, 1994). Hal ini didasari oleh teori yang menyatakan

6
bahwa nilai juga merepresentasikan kebutuhan (termasuk secara biologis)
dan keinginan, selain tuntutan sosial (Feather, 1994; Grube dkk., 1994)

C. Macam – Macam Nilai Menurut Para Ahli


Nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu –
masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan materialis
memandang bahwa nilai tertinggi adalah nilai meterial. Max Scheler
menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya.
Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :
1. Nilai - nilai kenikmatan
Dalam tingakatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan
dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang senang atau menderita
tidak enak.
2. Nilai - nilai kehidupan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan
misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.
3. Nilai - nilai kejiwaan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak
tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam
ini ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai
dalam filsafat.
4. Nilai - nilai kerohanian
Dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tak suci.
Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.

a. Walter G. Everet mengolongkan nilai - nilai manusiawi ke dalam 8


kelompok yaitu:
1) Nilai-nilai ekonomis. yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan
sistem ekonomi. Nilai-nilai ini ditunjukkan dengan harga pasar yang
meliputi semua benda yang dapat dibeli.

7
2) Nilai - nilai kejasmanian, yang meliputi hal-hal yang bersangkutan
dengan pemeliharaan kesehatan, efisiensi, dan keindahan kehidupan
jasmani.
3) Nilai - nilai hiburan, yang meliputi nilai-nilai permainan dan waktu
senggang yang dapat menyambungkan pada pengayaan kehidupan.
4) Nilai - nilai social, yaitu berasal dari keutuhan, kepribadian social
yang diinginkan.
5)  Nilai - nilai watak, yaitu keseluruhan dari keutuhan kepribadian yang
diinginkan
6)  Nilai - nilai estetis yaitu nilai-nilai keindahan pengetahuan dalam
alam dan karya seni.
7) Nilai - nilai intelektual, yaitu nilai-nilai pengaturan dan pengajaran
kebenaran.
8)  Nilai - nilai keagamaan, yaitu nilai nilai yang ada dalam agama
     
b. Jenis nilai menurut Prof. Drs. Notonegoro, S.H. ada 3 yaitu:
1) Nilai  materiil, yakni sesuatu yang berguna bagi sesama manusia atau
kebutuhan material ragawi manusia.
2) Nilai vital, yakni sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melaksanakan kegiatan.
3)  Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang bersumber dari jiwa
manusia dan berguna bagi kepentingan rohani manusia.Nilai kerohanian
dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Nilai kebenaran, bersumber pada akal pikiran manusia.
b) Nilai estetika, bersumber pada  perasaan manusia.
c) Nilai kebaikan, bersumber pada kehendak/nurani manusia.
d) Nilai religius yang bersifat mutlak dan bersumber pada keyakinan
manusia.
c. Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat dalam enam macam, yaitu :
1. Nilai teori
2. Nilai ekonomi

8
2. Nilai estetika
3. Nilai sosial
4. Nilai politik
5. Nilai religi
d. Raths (dalam fraenkel, 1978) mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk
melakukan penilaian,yakni perlu ada pilihan (chooses), penghargaan
(prizes) dan tindakan (acts).
1. Tindakan memilih hendaknya dilakukan secara bebas dan memilih dari
sejumlah alternatif dan melakukan memilih hendaknya dilandasi oleh
hasil pemikiran yang mendalam
2. Ada penghargaan atas apa yang telah dipilih dan dikenal oleh
masyarakat.
3. Melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya dan di manfaatkan dalam
kehidupan secara terus menerus.

Yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan Nilai:


1. Wawasan moral (kesadaran moral, dan wawasan nilai moral –
kemampuan mengambil pandangan orang lain, penalaran moral,
mengambil keputusan, pemahaman diri sendiri
2. Dimensi perasaan moral (kata hati atau nurani, harapan diri sendiri,
merasakan diri orang lain, cinta kebaikan, kontrol diri, merasakan diri
sendiri)
3. Perilaku moral (kompetensi, kemauan, kebiasaan) (Lickona,1992)
Pendelikon nilai di Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai-nilai
keagamaan, nilai demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
nilai sosial-kultural yang ber Bhinneka Tunggal Ika, karena demokrasi
Indonesia adalah demokrasi yang theistik / ber Ketuhanan Yang Maha
Esa.

9
D. Pengertian Konsep dalam Materi PKn
Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran
untuk mengelompokan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan
seseorang. Meski belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif
memiliki makna yang baik, begitu pula sebaliknya jika konsep itu bersifat
negatif maka akan memiliki makna negatif pula.
Menurut Brunner, setiap konsep mengandung suatu kata yang bernuansa
abstrak dan dapat digunakan untuk mengelompokkan ide, benda atau
peristiwa. Setiap konsep memiliki nama, contoh positif, contoh negative dan
ciri.
Misalnya, konsep “rakyat” merupakan sebutan umum untuk sekelompok
penghuni wilayah suatu negara yang ada dalam pemerintahan negara tertentu.
Konsep “demokrasi” merupakan sebutan abstrak tentang sistem kekuasaan
pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari
contoh tersebut, tampak bahwa konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang
berkaitan bukan hanya dengan contoh tertentu melainkan dengan konteks.
Perhatikan contoh konsep menurut Brunner yang berkaitan dengan HAM
dibawah ini :
1. Contoh : Konsep Hak Asasi manusia (HAM) di rumah dan sekolah.
2. Nama Konsep : Hak asasi manusia terhadap anak.
3. Contoh Positif : Adanya kesadaran dari orang tua, guru, masyrakat,
pemerintah terhadap hak-hak anak yang harus diberikan. Missal anak
diberi waktu belajar, bermain mengutarakan pendapatnya baik dirumah
disekolah maupun didalam masyarakat.
4. Contoh Negatif : orang tua yang merampas hak anak dengan memaksanya
untu berjualan Koran atau kue, sehingga dia tidak sempat belajar atau tidak
menyelesaikan sekolahnya.
5. Contoh lain dari guru : Yang diskriminasi terhadap sesama siswa
(misalnya karena amin anak kepala sekolah, maka amin diberi perhatian
yang lebig oleh guru), sedangkan siswa yang lain mendapat perhatian
secara wajar, bahkan anak yang tidak pandai juga kurang mendapat
perhatian dari guru.

10
Dengan demikian, konsep merupakan cara berpikir menggeneralisasikan
sejumlah anggota kelas yang khusus ke dalam satu contoh model yang tidak
tampak, termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda. Konsep bersifat
subjektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep dari pengalamannya
sendiri. Misalnya dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan
mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang menjadi sadar
akan pengertian dan atribut. Konsep bukanlah verbalisasi melainkan
kesadaran yang bersifat abstrak tentang atribut umum dari satu kelas. Konsep
merupakan kesadaran mental internal yang mempengaruhi perilaku yang
tampak. Konsep-konsep yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
diperoleh dari konsep yang telah biasa digunakan di lingkungan kehidupan
siswa atau masyarakat setempat.
Konsep dasar yang sering digunakan dalam pembelajaran PKn antara
lain: pemerintah, negara, bangsa, negeri, wilayah, pembangunan, negara
berkembang, negara sedang berkembang, negara tertinggal, pengambilan
keputusan, moral, nilai, karakter, perasaan, sikap, solidaritas, kekuasaan,
kekuatan rakyat, kelas penguasa, nasionalisme, demokrasi, perilaku, empati,
wewenang, politik, partai politik, pemilu, konstitusi, globalisasi dan lain-lain.

E. Nilai-Nilai yang ditanamkan Pada Diri Siswa dalam Pembelajaran PKn


Banyak nilai yang ditanamkan pada diri siswa dalam PKn untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu nilai yang penting ditanamkan
pada siswa yait nilai moral. PKn mengajarkan nilai moral pada siswa. Nilai
moral ini diajarkan guru kepada muridnya tentang bagaimana bersikap dalam
masyarakat yaitu antara lain: saling membantu, tolong menolong, dan sopan
santun dalam bertindak.Misalnya pada siswa SD pemberian materi lebih
ditekankan pada nilai-nilai moral yaitu bagaimana siswa bersikap dan
bertindak. Siswa ditekankan pada soal-soal tentang asas gotong royong dalam
masyarakat, tolong menolong antar sesama teman dan saling mengasihi,
menjenguk teman yang sakit dan sopan santun dalam berbicara dan bertindak.
Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan yaitu :

11
1) Pertama, berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan.
2) Kedua, berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti-korupsi.
3) Ketiga, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Keempat, berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
PKn di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat
negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern.
Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan
pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. PKn merupakan usaha untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan
hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara. Disini terihat bahwa PKn mengandung nilai
nasionalisme(kebangsaan), nilai agama, nilai persatuan dan nilai sosial.
1) Nilai Nasionalisme terlihat ketika dalam pelajaran PKn siswa diajarkan
tentang sikap kita terhadap negara yaitu harus bangga terhadap negara,
cinta tanah air dan rela membela negara. Nilai agama terlihat ketika
seorang guru mengajarkan tentang kewajiban manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Sesuai dengan Pancasila sila pertama yang berbunyi

12
KeTuhanan yang maha Esa jelas terlihat bahwa dalam PKn mengandung
nilai agama. Nilai-nilai tersebut penting ditanamkan kepada siswa.
2) Nilai persatuan adalah nilai yang harus ditanamkan kepada siswa. Nilai
ini dalam PKn ditunjukan dengan cara bagaimana siswa harus
menghargai perbedaan yang ada. Seperti semboyan negara kita bhinekha
tunggal ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetap satu yaitu negara
Indonesia. Dengan demikian siswa akan lebih mengahargai perbedaan di
keluarga, kelas dan masyarakat. Sesuai yang terdapat dalam Pancasila
sila ketiga, Persatuan Indonesia.
3) Nilai sosial juga nilai yang penting yang harus ditanamkan pada siswa.
Dalam PKn guru mengajarkan siswanya untuk memiliki jiwa sosial,
gotong royong dan saling membantu. Nilai ini penting karena siswa harus
bisa menjalani perannya sebagai masyarakat Indonesia dan harus dapat
bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat diimplementasikan di
sekolah. Misalnya dengan organisasi- organisasi yang di bentuk untuk
melatih siswa dalam bersosialisasi. Sesuai dengan Pancasila sila
keempat, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksaanaan
permusyawaratan perwakilan. Siswa diajarkan dalam musyawarah harus
mncapai mufakat. Di dalamnya juga mengandung nilai demokrasi. Dan
harus demokratis dalam pelaksanaanya.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai nilai Pancasila atau budaya
Bangsa Indonesia seperti yang tertuang dalam kurikulum PKn. Salah satu hal
yang paling penting dalam PKn yaitu nilai pendidikan. Dimana PKn ini
mengandung nilai pendidikan yang dapat membentuk karakter siswa menjadi
lebih baik.
Dalam mata pelajaran PKn salah satu ruang lingkupnya adalah norma,
hukum dan peraturan, meliputi:tertib dalam kehidupan keluarga ,tata tertib
disekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma- norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan
peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. Salah satu kompetensi

13
dasarnya siswa diharapkan mampu menerapkan norma-norma,kebiasaan, adat
istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini nilai disiplin sangat diperlukan. Maka
dari itu PKn merupakan pemenuhan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada
siswa tersebut.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan
kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu
yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn SD,
nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat
sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai Pancasila perlu
dipahamkan pada anak SD. Nilai dibagi menjadi dua yakni nilai etika dan
nilai estetika. Fungsi dari nilai yaitu nilai sebagai standar, rencana umum
dalam memecahkan konflik dan pengambilan keputusan, dan fungsi
motivisional. Nilai terbagi menjadi beberapa macam salah satunya adalah
nilai-nilai kenikmatan, kejiwaan, kehidupan, dan kerohanian.
Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran
untuk mengelompokan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan
seseorang. Meski belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif
memiliki makna yang baik, begitu pula sebaliknya jika konsep itu bersifat
negatif maka akan memiliki makna negatif pula.
Konsep dasar yang sering digunakan dalam pembelajaran PKn antara
lain: pemerintah, negara, bangsa, negeri, wilayah, pembangunan, negara
berkembang, negara sedang berkembang, negara tertinggal, pengambilan
keputusan, moral, nilai, karakter, perasaan, sikap, solidaritas, kekuasaan,
kekuatan rakyat, kelas penguasa, nasionalisme, demokrasi, perilaku, empati,
wewenang, politik, partai politik, pemilu, konstitusi, globalisasi dan lain-lain.

15
B. Saran
PKn di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pkn
diharapkan dapay membentuk watak atau karakteristik warga negara yang
baik. Karakteristik PKn sebagai pendidikan konsep, nilai, moral, dan norma
dalam pembelajaran PKn.

DAFTAR PUSTAKA

Darmodihardjo, dardji. 1996. Penjabaran Nilai-Nilai Pancasila dalam


Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali.
Kaswardi, EM.K.(ed.). 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.
Jakarta: Depdiknas.
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yagyakarta: Paradigma
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
https://www.academia.edu/11241276/MAKALAH_1_ (di akses 6 Oktober
2019 jam 19.00)

16

Anda mungkin juga menyukai