Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“METODE-METODE DALAM PEMBELAJARAN PKN”


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Hj. Asniwati, M. Pd.
Ngatini, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELAS 3D PGSD
Kelompok 3
Hernita : (1810125120042)
Desy Ramadaniyati : (1810125120052)
Wahyu Hidayat : (1810125210094)
Taniya Azzahra : (1810125220086)
Noor Muzdalifah : (1810125320072)
Damayanti : (1810125320077)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur semoga selalu tercurah kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia SD 1 untuk membuat sebuah makalah tentang Metode-Metode dalam Pembelajaran
PKN. Makalah Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 1 ini kami susun untuk
memenuhi tugas yang telah di berikan dosen kepada kami. Pada kesempatan ini kami juga ingin
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Asniwati, M. Pd sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan 1.
2. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik secara materi maupun non materi.
3. Teman-teman yang membantu penyusunan makalah ini.
4. Serta semua pihak yang membantu melancarkan dalam pelaksanaan tugas kami ini.
Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan kata-kata kami mohon maaf
karena sebagai makhluk tuhan yang tak sempurna pasti memiliki kekurangan. Kami juga
mengharapkan semoga tugas yang kami susun ini dapat memberi manfaat yang berguna bagi
para pembaca.

Banjarmasin, 15 September 2019

-Kelompok 3-

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan penulisan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran......................................................................................3
B. Metode Ceramah...............................................................................................................4
C. Metode Tanya Jawab.........................................................................................................6
D. Metode Pemberian Tugas..................................................................................................9
E. Metode Diskusi.................................................................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................................16
B. Saran .................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah
penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran
secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri
siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-
belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan. Hal ini berkaitan dengan kritik
masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi
hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah.
Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat
kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way
method. Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai
ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas
guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses
pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak
dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang
jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu metode pembelajaran yang
diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat
melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara
fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki
suatu kebebasan berpikir, berpendapat,aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat
membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan
pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap
tanggung jawab. Oleh karenanya kita sebagai calon guru harus memahami berbagai
metode yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang menarik agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan mampu
memahami apa yang disampaikan oleh guru. Tanpa metode pembelajaran guru akan lebih

1
sulit dalam penyampaian materi dan dalam proses pembelajarannyapun tidak akan
berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode pembelajaran?
2. Bagaimana metode ceramah dalam pembelajaran PKN?
3. Bagaimana metode tanya jawab dalam pembelajaran PKN?
4. Bagaimana metode pemberian tugas dalam pembelajaran PKN?
5. Bagaimana metode diskusi dalam pembelajaran PKN?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan memahami metode ceramah dalam pembelajaran PKN.
3. Untuk mengetahui dan memahami metode tanya jawab dalam pembelajaran PKN.
4. Untuk mengetahui dan memahami metode pemberian tugas dalam pembelajaran
PKN.
5. Untuk mengetahui dan memahami metode diskusi dalam pembelajaran PKN.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan proses
belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara menarik yang mampu
membangkitkan minatsiswa untuk melaksanakan pembelajaran.
Menurut Sutikno (2014: 33-34) dalam (http://digilib.unila.ac.id.pdf) metode secara
harfiah berarti “cara”. Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Jadi, metode pembelajaan adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hamzah dan Nurdin (2011: 7) dalam
(http://digilib.unila.ac.id.pdf), mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan akan dapat
menentukan keberhasilan dalam menyampaikan pembelajaran.
Komalasari (2010: 56) dalam (http://digilib.unila.ac.id.pdf) menyatakan bahwa metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan metode secara spesifik. Misalnya,penggunaan metode ceramah pada
kelas dengan jumlah siswa yang relatifbanyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Metode pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam
koridor metode yang sama.
Berdasarkan pendapat ahlidi atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalammelaksanakansebuah
pembelajaran yang ditampilkan secarapraktis. Tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

3
optimal dengan metode pembelajaan yang tepat dan menarik yang dapat membangkitkan
minat siswa dalam belajar.
Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual,
rasional, emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi warga
negara yang baik. Metode yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan
karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan
lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang
tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.

B. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap
guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor
kebiasaan baik dari guru atau pun siswa.
Langkah-langkah mempersiapkan ceramah yang efektif:
a. Rumusankan tujuan instruksional khusus yang luas.
b. Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode yang paling tepat.
c. Susun bahan ceramah. Gunakan “bahan pengait” atau advance organizer, yaitu materi
yang mendahului kegiatan belajar yang tingkat abstraksinya dan inklusivitasnya lebih
tinggi dari kegiatan belajar tersebut, tetapi berhubungan secara integral dengan bahan
baru itu.
d. Penyampaian bahan: keterangan singkat tapi jelas, gunakan papan tulis. Bila perlu
katakan dengan kata-kata lain. Berikan ilustrasi, beri keterangan tambahan, hubungkan
dengan masalah lain, berikan beberapa contoh yang singkat, kongkret, dan yang telah
dikenal oleh siswa. Carilah balikan (feedback) sebanyak-banyaknya selama berceremah
dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya buatlah ikhtisar yang
berfungsi memberikan informasi mengenai bahan pelajaran yang akan diberikan secara
garis besar. Ikhtisar juga berfungsi sebagai paduan selama guru mengajar, juga berfungsi

4
menghemat waktu mencatat, merangsang siswa untuk berpikir bila disertai dengan
pertanyaan-pertanyaan. Adakah resume, dan sebut kembali rumusan-rumusan yang
penting.
e. Adakah rencana penilaian. Tentukan teknik dan prosedur penilaian yang tepat untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan khusus yang telah dirumuskan.
Kelebihan dan kelemahan metode ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus
merupakan keunggulan metode ini.
1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam
hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang
lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokonya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnyakelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati temapt duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Disamping bebrapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya:
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.

5
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh
proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya
mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanaya mengandalkan kemampuan
auditfnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak
sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui
pendengarannya.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik
siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4) Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk
bertanya dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.

C. Metode Tanya Jawab


Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab
pertanyan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan :
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan
c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah
bertanya.
d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Jenis-jenis pertanyaan

6
Terdapat beberapa cara untuk menggolong-golongkan jenis-jenis pertanyaan.
Beberapa diantaranya : jenis-jenis pertanyaan menurut maksud nya, jenis-jenis oertanyaan
menurut taksonomi Bloom,dan jenis –jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan.
1. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan permintaan (compliance question). Pertanyaan yang mengharapkan agar
orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh :
Dapatkah Anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh seluruh kelas ?
b. Pertanyaan retorik (rhetorical question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh
guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.
Contoh :
Guru : “apakah yang dimaksud dengan mengajar? Mengajar adalah....
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun ( prompting question)
Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir.
Contoh :
Dasuki minggu lalu kita telah mempelajari teori-teori tentang terbentuknya bumi.
Coba Dasuki jelaskan kembali..?
d. Pertanyaan menggali (probling question)
Pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban
terhadap pertanyaan sebelumny.
Contoh:
“setelah kemarin kita mempelajari tentang sampah eletronik, bagaimana
pendapatmu tentang sampah eletronik tersebut...?
Dan apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap sampah eletronik tersebut...?

2. Jenis-jenis pertanyan menurut taksonomi Bloom


a. Pertanyan pengetahuan (recall question atau knowledge question)
Pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan
yang telah dipelajari siswa. Pengetahuaan ini biasanya: apa, di mana, kapan, siapa,
sebutkan.

7
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
Pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab dengan jalan mengorganisasi
informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri.
c. Pertanyaan penerapan (application question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal daengan cara
menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah
diterimanya.
d. Pertanyaan analisis (analysis question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara
mengidentifikasi, mencari bukti-bukti, dan menarik kesimpulan.
e. Pertanyaan sintesis (synthesis qeustion)
Ciri pertanyaan ini iyalah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih dari
satu dan menghendaki siswa mengembangkan potensi serta daya kresinya.
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation qeustion)
Pertanyaan semacam ini menghendaki siswanya untuk menjawab dengan cara
memberikan penilaian atau pendapat terhadap sesuatu.

3. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya serana


a. Pertanyaan sempit (narrow qeustion)
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup, dan biasanya kunci jawabannya
telah tersedia.
a) Pertanyaan yang sempit informasi langsung:
Pertanyaan semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat
informasi yang ada.
b) Pertanyaan sempit memusat
Pertanyaan ini menuntut murid agar mengambangkan ide atau jawabannya
dengan cara menuntunnya melalui petunjuk tertentu.
b. Pertanyaan luas (broad qeustion)
Ciri pertanyaan ini jawabannya lebih dari satu sebab pertanyaan ini belum
mempunyai jawaban yangn spesifik sehingga diharapkan hasil yang terbuka.
a) Pertanyaan luas terbuka (open-ended qeustion)

8
Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya
menurut cara dan gaya masing-masing.
b) Pertanyaan luas menilai (evaluating question)
Pertanyaan ini meminta siswa untuk merumuskan pendapat, menentukan sikap,
dan tukar menukar pendapat.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan.
b. Kecepatan dan selang waktu.
c. Arah dan distribusi penunjukan.
d. Menimbulkan sikap yang positif pada siswa.
e. Menuntun dan menggali potensis siswa.

D. Metode Pemberian Tugas


Metode penugasan adalah suatu metode mengajar secara individu dengan cara
penyajian bahan pelajarannya yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar. Metode penugasan diterapkan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengerjakan tugas yang berhubungan dengan pelajaran yang telah atau akan diterima
seperti mengerjakan soal,menyusun makalah,membuat kliping, menganalisis artikel,dan
sebagainya. Tujuannya adalah untuk menambah atau mempertajam pemahaman siswa
terhadap suatu materi yang dipelajari. Metode ini dapat dilakukan melalui tiga fase :
pertama, guru memberi tugas ;kedua, siswa melaksanakan/membuat tugas belajar; dan fase
ketiga, siswa mempertanggung jawabkan kepada guru apa yang telah mereka buat atau
pelajari.
Menurut Ahmadi bahwa metode resitasi memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihan menggunakan metode resitasi sebagai berikut :
a. Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.
b. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab baik dalam metode
ini siswa harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.
c. Membiasakan siswa giat belajar.
d. Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang
peribadatan di daerah masing-masing kehigupan sosial dan sebagainya.

9
Sedangkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dengan menggunakan metode resitasi
sebagai berikut :
a. Seringkali tugas rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu menahu
tentang pekerjaan itu.
b. Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu siswa dalam kemampuan dan
minat belajar.
c. Seringkali siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan
temannya.
d. Apabila tugas ini selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan
mental siswa.

E. Metode Diskusi
Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan
melalui cara tukar menukar informasi, memperahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Sedangkan metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permesalahan. Tujuan utama metode ini ialah untuk memecahkan suatu
permesalahan,menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuaan siswa serta
untuk membuat keputusan. Metode diskusi ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran di
mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini
banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses
pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: pertama, diskusi merupakan
metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara
spontan, sehingga hasil dari arah diskusi sulit ditentukan. Kedua, diskusi biasanya
memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat
terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas.

10
Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan
persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalamproses pembelajaran.
Pertama, diskusi kelompok, diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang
mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri. Kedua, diskusi kelomppok kecil, pada
diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok teridir dari 3-7 orang.
Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa
submasalah,setiap kelompo memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi
diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Diskusi yang baik bukan semata timbul dari peran guru, akan tetapi lebih tepat apabila
timbul dari murid setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya. Tetapi dalam
hal ini guru dapat pula memberikan arahan kepada peserta didik dalam memperoleh tema/
masalah yang tepat untuk didiskusikan, yang sebelumnya kepada peserta didik diberikan
tugas untuk memperlajari, memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik
diskusi. Ada beberapa kelebihan metode diskusi, antara lain (1) Memungkinkan adanya
interkasi antara guru dan siswa, juga antara siswa tersebut dengan siswa lainnya. (2) Guru
dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru dipelajarinya, seperti menilai
pemahaman mereka, apakah mereka salah mengerti atau bisa terhadap konsep baru tersebut.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut, dalam proses pelaksanaannya, guru
harus mengatur kondisi agar: (1) setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan
pendapatnya, (2) setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain, (3) setiap siswa
harus saling memberikan respon, (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mecatat
ide-ide yang dianggap penting, dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat
mengembangkan pengetahuaannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Adapaun kelebihan dan kelemahan dalam metode diskusi:
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar:
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
mebrikan gagasan dan ide-ide

11
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat
orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasi oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara
2. Kadang- pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak seusia dengan
yang direncanakan
4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran.

b. Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, antara lain:
1) Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompokadalah proses pemecahan
masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosuder
yang digunakan dalam jenis disukusi ini adalah: pertama,guru membagi tugas sebagai
pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi
penulis, kedua, sumber masalah (guru,siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan
masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan
untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber
masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2) Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelomppok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-
kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai
dengan guru menyajikan permasalahan umum,kemudian masalah tersebut dibagi-bagi

12
ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai
diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3) Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari bebrbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan
untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji
memberikan pandangannya tetang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri
dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel
berbeda denga jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara
langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang
melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan
dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk
merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
c. Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
1. Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap siswa
sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam
pelaksanaan.
 Menentukan jenis disukusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
wawasan siswa tentang suatu persoalan,maka dapat digunakan diskusi panel,
sedangkan jika diutamakan adalah mengembangkan gagasan, maka metode
simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
 Menetapkan masalah yang dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi
pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi dilingkungan

13
masyarakat dan dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan.
 Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi
seperti moderator,notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
2. Langkah diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
 Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran
diskusi.
 Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan disukusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi
yang akan dilaksanakan.
 Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah diterapkan. Dalam
pelaksanakan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain
sebagainya.
 Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
 Mengendalikan pembeicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal
ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi
melebar dan tidak fokus.
3. Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan
hal-hal sebagai berkiut:
 Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi
 Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai
umpan balik untuk perbaikan diskusi selanjutnya
d. Kegunaan metode diskusi
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

14
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya
c. Membantu siswa belajar berpikir kritis
d. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode ceramah artinya sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode penugasan
adalah suatu metode mengajar secara individu dengan cara penyajian bahan pelajarannya
yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode
diskusi ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan
kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah.
Proses belajar mengajar tanpa menggunakan metode atau tekhnik atau cara tidak
akan berjalan dengan baik, tidak teratur, dengan adanya metode yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran ini akan lebih memudahkan guru dalam penyampaian
materi, bahkan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sesuai yang kita
inginkan, peserta didikpun akan lebih memahami bahkan akan lebih semangat dalam
belajar dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan baik.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan atau kekurangan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran dari pembaca khususnya.
Kedepannya penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, J. dan Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Irfan, Andang. dan Mulyadin Edi. 2017. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.

Taniredja, T. dkk. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

http://digilib.unila.ac.id.pdf diakses pada tanggal 15 September 2019 jam: 20.52

https://lenterakecil.com/metode-pembelajaran-pkn/ diakses pada tanggal 15 September 2019


jam: 21.00

17

Anda mungkin juga menyukai