Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

INTERAKSI SOSIAL DAN PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori, Proses dan Konteks
Sosial Budaya Pendidikan

Dosen Pengampu
Dr. Soeparlan Kasyadi

Disusun oleh
Kelompok 4
1. Helen Utarni (20197279098)
2. Hitnatun Fatonah (20197279088)
3. Noviyani (20197279022)
4. Sutrisni (20197279097)
5. Zainura (20197279016)

FAKULTAS PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
lah makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah ini berjudul Interaksi Sosial
dan Pendidikan. Disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu Dr. Soeparlan Kasyadi pada mata kuliah Teori, Proses dan Konteks
Sosial Budaya Pendidikan pada jurusan S2 Pendidikan MIPA Fakultas
Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Dalam pembuatan makalah ini penuh dengan inspirasi dan tantangan baru
untuk segera diselesaikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Aamiin.

Jakarta, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosilal............................................................ 3

2. Pola Interaksi Sosial ...................................................................... 3


3. Ciri- Ciri Interaksi Sosial ............................................................... 4
4. Faktor – Faktor Pendorong Interaksi Sosial .................................. 5
5. Syarat- Syarat Terjadinya Interaksi Sosial..................................... 7
6. Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial..................................................... 8
7. Mengukur Hubungan Individu Dalam Interaksi Sosial.................. 14

B. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan ................................................................... 16
2. Pendidikan Modal Utama Untuk Sebuah Pembangunan................ 17

C. PENTINGNYA INTERAKSI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN...... 19

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 24


A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 24

DAFTARPUSTAKA...................................................................................... 26

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Untuk dapat bertahan hidup dan melangsungkan
hidupnya, maka manusia melakukan hubungan dan interaksi dengan
manusia lain. Hal tersebut dikarenakan pada hakikatnya manusia adalah
makhluk sosial. Hampir setiap waktu manusia saling berhubungan , baik
antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antar kelompok.
Kita bisa mencontohkan diri kita sendiri, ketika sedang berada di rumah,
kita selalu berhubungan dengan orang tua dan saudara kita. Sementara
pada saat kita berada di sekolah, kita berhubungan dengan teman, guru,
serta orang-orang yang berada dilingkungan sekolah.

Manusia berhubungan dan berinteraksi dengan sesamanya karena


mereka saling membutuhkan. Dalam diri setiap manusia mempunyai
sejumlah kebutuhan, kepentingan dan hasrat individual, tetapi tidak semua
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan sendirinya tanpa adanya orang
lain. Sebagai contoh kebutuhan mendapatkan pendidikan akan terpenuhi
apabila kita belajar dan beraktivitas di sekolah. Aktivitas belajar mengajar
di sekolah tidak bisa terjadi jika tidak ada guru, kepala sekolah, bahkan
penjaga sekolah. Dari contoh tersebut dapat kita lihat pentingnya
melakukan hubungan dan interaksi dengan orang lain, karena setiap orang
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan, kepentingan, dan
hasrat individualnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian interaksi sosial?
2. Bagaimana pola interaksi sosial ?
3. Bagaiman ciri-ciri interaksi sosial ?
4. Apakah faktor –faktor pendorong interaksi sosial ?

1
2

5. Apa syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?


6. Bagaimanakah bentuk-bentuk interaksi sosial?
7. Bagaimana mangukur hubungan individu dalam interaksi sosial?
8. Apakah Pendidikan itu?
9. Mengapa interaksi sosial penting dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial
2. Untuk mengetahui pola interaksi sosial
3. Untuk mengetahui ciri-ciri interaksi sosial
4. Untuk mengetahui faktor –faktor pendorong interaksi sosial
5. Untuk mengetahui yarat-syarat terjadinya interaksi sosial
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial
7. Untuk mengetahui hubungan individu dalam interaksi sosial
8. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
9. Untuk mengetahui mengapa interaksi sosial penting dalam pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam Soerjono


Soekanto, 1990:60-61), interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan
sosial. Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial
yang dinamis antara orang-perorangan, anatara individu dengan kelompok
manusia, dan antara kelompok manusia.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa interaksi sosial
adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antarperseorangan, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok yang lainnya. Interaksi sosial merupakan kunci dalam sendi-sendi
kehidupan sosial, karena tanpa interaksi tidak mungkin terjadi aktivitas dalam
kehidupan sosial. Secara sederhana, interaksi sosial terjadi apabila ada dua
orang saling bertemu, saling menegur, berkenalan, dan mempengaruhi. Pada
saat itulah sugesti interaksi sosial. Interaksi sosial tidak terbatas oleh waktu
tetapi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Artinya bisa terjadi pada waktu
siang hari, atau malam hari, dapat terjadi di pasar, di sekolah, di bioskop, atau
tempat-tempat lainnya. Dalam pergaulan hidup, interaksi sosial sangat penting
dan berguna untuk memperhatikan dan mempelajari masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat, baik bersifat perseorangan maupun kelompok.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula dalam
masyarakat. Misalnya, komunikasi antara dua partai atau diskusi antara dua
kelompok siswa di sekolah.

2. Pola Interaksi Sosial

Dari pengertian tersebut, kita dapat membedakan pola-pola interaksi


sosial dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam bentuk sebagai berikut.

3
4

a. Interaksi Sosial Antar Individu

Apabila dua individu bertemu, proses interaksi pun dimulai pada


saat mereka saling menegur., berjabat tangan dan berkomunikasi. Walaupun
dua individu yang bertatap muka itu tidak saling mengadakan aktivitas,
sebenarnya interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing pihak sadar
akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan syaraf
orang-orang yang bersangkutan.

b. Interaksi Sosial Antar Individu dan Kelompok


Wujud interaksi sosial semacam inidapat ditunjukkan pada contoh
seorang guru yang sedang mengadakan kegiatan belajar-mengajar di dalam
kelas. Pada tahap awal, guru mencoba menguasai kelasnya sehingga proses
interaksi sosial akan berlangsung dan berjalan seimbang antara guru dan
kelompok siswa.
c. Interaksi Sosial Antar Kelompok Manusia

Bentuk interaksi semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan


individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan dan berhubungan
dengan individu dalam kelompok lain. Misalnya, antara kedua keluarga
yang sebelumnya belum saling mengenal, kemudian dua keluarga tersebut
menjadi satu keluarga besar setelah terjadi ikatan perkawinan di antara dua
keluarga tersebut.

3. Ciri Interaksi Sosial

Dari bentuk pola-pola interaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa


interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.


b. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
atau lambang.
c. Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.
5

d. Adanya tujuan yang akan dicapai dari hasil-hasil interaksi sosial


tersebut.

4. Faktor- Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Faktor pendorong interaksi sosial yang kelihatan sangat sederhana,


sebetulnya merupakan satu proses yang rumit dan kompleks, karena
melibatkan faktor psikologis pada diri seseorang untuk menanggapi atau
merespon perasaan orang lain.

Menurut Soerjono Soekanto, miimal ada empat faktor pendorog


terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat, yaitu:

a. Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan tigkah laku orang lain untuk
diterapkan pada diri seseorang yang meniru proses tersebut. Imitasi
merupakan unsur tunggal dari segenap kehidupan sosial dalam wujud
hubungan antara dua orang yang bersifat saling meniru dan megikuti.
Contoh, orang akan meniru orang lain yang dianggap memiliki daya
pesona lebih tinggi dan pantas untuk ditiru, seperti cara berpakaian,
bergaul, bertigkah laku, dan berpidato.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
interaksi sosial dan mempunyai segi positif karena dapat mendorong
seseorang untuk memenuhi kaidah-kaidah, nilai, serta norma yang
berlaku dalam masyarakat. Akan tetapi, imitasi juga mempunyai segi
negatif, karena jika yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang, dan
individu yang menirupun akan cenderung bertindak menyimpang.
Imitasi juga dapat melemahkan dan mematikan pengembangan daya
kreasi seseorang karena si Pelaku cenderung pasif dan tidak inovatif
terhadap keadaan yang dialaminya.
6

b. Sugesti
Sugesti adalah suatu pendapat, saran, pandangan, atau sikap
yang diberikan seseorang kepada orang lain dan diterima tanpa disertai
daya kritik. Pada umumnya, sugesti diperoleh dari hal-hal berikut:
1) Orang yang berwibawa atau mempunyai kharisma, seperti ulama,
pemimpin negara, kyai, dai, orang tua atau cendekiawan.
2) Orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi, seperti presiden,
wakil presiden, panglima TNI, Kasad, Kasau, Kasal, gubernur dan
bupati.
3) Kelompok selebriti, seperti artis film, penyanyi dan penari.
4) Iklan di media massa, baik etak maupun elektronik.
5) Kelompok mayoritas atau yang berkuasa terhadap kelompok
minoritas atau yang dikuasai.
Seseorang dengan mudah tersugesti dapat disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
a) Ia sedang dilanda emosi sehingga menghambat daya nalarnya seara
rasional.
b) Kemampuan berpikir seseorang terpeah belah dan tidak
terkonsentrasi.
c) Pemberi sugesti mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk
menyampaikan saran atau pendapat kepada orang lain.
d) Dukungan mayoritas dari orang-orang disekitarnya.
e) Adanya dukungan pendapat dari orang-orang disekitarnya kepada
orang yang ragu-ragu.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah adanya kecenderungan atau keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara
keseluruhan). Identifikasi mempunyai sifat lebih mendalam dari pada
imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui proses
ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara
7

tidak sadar) maupun disengaja, karena seringkali seseorang


memerlukan tipe-tipe ideal tertentu dalam proses kehidupannya.
Proses identifikasi mempunyai pengaruh yang lebihkuat dan
mendalam jika dibandingkan dengan imitasi dan sugesti, sebab
seseorang merasa ingin belajar dari tokoh yang menjadi idolanya, yang
dihormati dan dikaguminya. Ia menganggap kedudukan dan
kemampuan orang yang diidolakannya lebih tinggi sehingga dapat
dijadikan sebagai panutan atau teladan.
d. Simpati
Simpati adalah proses ketika seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan
sangat penting karena ia merasakan bahwa dirinya seolah-olah berada
dalam keadaan yang dialami orang lain dan merasakan apa yang
dilakukan, bahkan diderita orang lain. Pada simpati, terjadi interaksi
sosial yang bercorak kasih sayang dan keinginan untuk memahami
orang lain, merasa tertarik pada orang lain dan bersedia mengadakan
kerja sama.
5. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi


tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

a. Kontak Sosial (Social Contact)


Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin
con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya
menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam
pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi
atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan
pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon,
radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak
menjadi syarat utama terjadinya kontak.
8

b. Komunikasi (Communication)
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal
terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan
perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan
perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam
komunikasi yaitu sebagai berikut.
1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan,
atau pikiran kepada pihak lain.
2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi
pesan, pikiran, atau perasaan.
3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi
dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5) Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan,
setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
6. Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),


persaingan (competition), bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict). Bentuk interaksi sosial meliputi proses asosiatif dan
disosiatif.

a. Proses Asosiatif
1) Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk utama dari perkembangan interaksi karena
dengan bekerja sama, pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi tersebut
akan memperoleh suatu tujuan bersama. Bentuk-bentuk dan pola kerja
sama sudah tampak dari masa kanak-kanak didalam kehidupan keluarga
sampai dewasa dalam kehidupan masyarakat. Bentuk dan pola-pola kerja
9

sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-


kebiasaan dan sikap tersebut di mulai dari kehidupan keluarga dan
kekerabatan. Bentuk kerja sama ini berkembang apabila orang dapat
digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada
kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian hari mempunyai manfaat
bagi semua orang.
 Faktor-faktor yang mendorong kerjasama adalah sebagai berikut.
a) Adanya keuntungan pribadi
b) Tujuan bersama
c) Kewajiban situasional misalnya membela tanah air
d) Motif-motif untuk mendorong orang lain
e)  Keinginan untuk mencapai suatu hasil yang lebih besar, dan
f) Adanya musuh bersama
2) Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu sebagai berikut:
a) Untuk menunjuk pada suatu keadaan, yaitu suatu kenyataan adanya
suatu keseimbangan (equalibrium) dalam interaksi antar orang dan
kelompok manusia lainnya.
b) Usaha menunjuk pada suatu proses akomodasi menunjukkan pada
usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian


yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu
proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama, artinya serupa
dalam pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-
ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses saat makhluk-makhluk
hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar.

 Tujuan-tujuan akomodasi antara lain.


1) Mengurangi pertentangan antar individu atau kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham atau pendapat.
10

2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan pada sementara


waktu.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama antarkelompok sosial
yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial,
psikologis, dan kebudayaan seperti dijumpai pada masyarakat
yang mengenal sistem kasta.
4) Mengusahakan peleburan anatarkelompok sosial yang terpisah,
misalnya melalui perkawinan campuran atau asimilasi dalam
arti luas.
3) Asimilasi
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha
mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau
kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental,
dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila
ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama,
sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

Menurut Koentjaraningrat asimilasi akan terjadi apabila terdapat


hal-hal sebagai berikut.

a) Kelompok manusia yang berbeda dalam kebudayaannya.


b) Pergaulan yang berlangsung secara intensif dan dalam jangka waktu
yang panjang diantara kelompok-kelompok masyarakat.
c) Kebudayaan dari masing-masing kelompok masyarakat yang
bertemu kemudian mengalami perubahan dan saling menyesuaikan
diri.
4) Akulturasi

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi terjadi apabila suatu


kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
11

unsur-unsur kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing


itu lambat laun diterima dan dioleh kedalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

Proses akulturasi di Indonesia telah terjadi dalam kurun waktu


yang sangat lama, mulai dari adanya kontak dengan kebudayaan Hindu
dan Budha, kebudayaan Islam dan kebudayaan Barat melalui penjajahan
bangsa-bangsa Eropa di Indonesia. Contoh konkret dari adanya kontak
kebudayaan tersebut tercermin dengan terjadinya akulturasi dalam wujud
sebagai berikut.

a) Masuknya Epos Mahabarata dan Ramayana dari kebudayaan India


dalam cerita wayang di Indonesia.
b) Arsitektur masjid Al Aqsa (Menara) Kudus Kulon di Jawa Tengah
yang memadukan kebudayaan Hindu dengan Islam.
c) Akulturasi budaya Eropa di bidang kesenian, pendidikan, politik
hukum, arsitektur, dan gaya hidup.
d) Akulturasi budaya dan sastra Arab dalam kesenian dan kesusastraan
Indonesia.
e) Akulturasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai
berikut.
f) Akulturasi antara masyarakat yang berkuasa dan masyarakat yang
dikuasai.
g) Akulturasi antara aspek material dan aspek immaterial.
h) Akulturasi antara golongan yang bersahabat dan golongan yang
bermusuhan.
i) Akulturasi antara masyarakat yang sama besarnya atau berbeda
besarnya.
j) Akulturasi antara seluruh masyarakat atau antara bagian-bagian dari
masyarakat.
12

b. Proses Disosiatif
Proses sosial disosiatif sering juga disebut sebagai proses oposisi
(oppositional process). Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang
melawan seseorang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah sebaga berikut.
a) Persaingan (Competition)
Persaingan adalah suatu proses sosial atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan
cara menarik perhatian publik tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu bersifat pribadi
dan tidak pribadi. Persaingan yang bersiat pribadi disebut rivalry. Di
dalam persaingan yang bersifat tidak pribadi, yang langsung bersaing
adalah kelompok Persaingan ada beberapa bentuk antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Persaingan di bidang ekonomi. Persaingan ini timbul karena
terbatasnya persediaan suatu benda atau barang apabila dibandingkan
dengan jumlah konsumen.
2) Persaingan di bidang kebudayaan. Persaingan ini terjadi bila terdapat
dua atau lebih kebudayaan tertentu.
3) Persaingan kedudukan dan peranan. Pada diri seseorang atau
kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang
atau kelompok yang terpandang.
4) Persaingan ras. Persaingan ras ini timbul karena adanya kesadaran dan
sikap atas perbedaan-perbedaan jasmani. Hal ini disebabkan karena
ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat dibandingkan unsur-unsur
kebudayaan lainnya.
13

b) Pertentangan
merupakan proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok
manusia yang berusaha memenuhi tujuan disertai ancaman atau
kekerasan.
 Sebab-sebab terjadinya pertentangan sebagai berikut:
1) Perbedaan antarindividu
Perbedaan pendirian dan perasaan memungkinkan timbulnya
bentrokan-bentrokan antarindividu atau antarkelompok.
2) Perbedaan kepribadian
Perbedaan kepribadian seseorang tergantung pada pola kehidupan
yang menjadi latar belakang pembentukan dan perkembangan
kepribadian tersebut.
3) Perkembangan kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok merupakan
sumber lain dari pertentangan. Wujud kepentingan yang berbeda,
misalnya perbedaan kepentingan ekonomi dan politik.
4) Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu
akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.   

Pertentangan merupakan suatu proses disosiatif yang agak


tajam, tetapi pertentangan dapat mempunyai fungsi positif bagi
masyarakat. Pertentangan dalam kelompok dapat membantu
menghidupkan kembali norma-norma sosial yang baru. Dengan
demikian, pertentangan merupakan suatu alat untuk menyesuaikan
norma-norma dengan keadaan dan kondisi baru atau perkembangan
masyarakat.

 Akibat adanya pertentangan jelas menimbulkan berbagai dampak.


Akibat-akibat pertentangan sebagai berikut.
14

a) Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain,


solidaritas antar warga kelompok biasanya akan bertambah erat.
Mereka bersedia berkorban demi keutuhan kelompoknya.
b) Apabila pertentangan antar golongan terjadi dalam suatu
kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan
retaknya persatuan kelompok tersebut.
c) Pada pertentangan yang berlangsung di dalam kelompok atau
antar kelompok selalu ada orang yang menaruh simpati kepada
kedua belah pihak.
d) Salah satu bentuk pertentangan yang terberat yaitu peperangan
yang dapat menyebabkan penderitaan berat, baik bagi pemegang
maupun bagi pihak yang kalah. Korbannya dapat berupa benda
dan jiwa.
e) Apabila kekuatan pihak-pihak yang bertentangan seimbang
mungkin timbul akomodasi. Ketidakseimbangan antara
kekuatan pihak-pihak yang mengalami bentrokan, akan
menyebabkan dominasi oleh satu pihak terhadap pihak
lawannya.
7. Mengukur Hubungan Individu Dalam Interaksi Sosial

Menurut tijauan sosiologi, seorang idividu dikatakan memiliki arti


ketika ia selalu mengadakan kontak dengan orang lain sehingga tercipta
interaksi yag dinamis. Dalam sosiologi, untuk mengukur derajat hubungan
seseorang dengan orang lain digunakan sosiometri yaitu suatu metode dalam
psikologi untuk menganalisis hubungan interpersonal yang berkaita dengan
suatu emosi dalam kelompok. Melalui sosiometri dapat diketahui beberapa hal
sebagai berikut.

a. Semakin sering seseorang bergaul dengan orang lain maka ia memiliki


hubungan yang baik dan sebaliknya, semakin sedikit seseorang bergaul
maka ia tidak mempunyai pergaulan yang baik. Adapun orang yang tidak
15

pernah mau bergaul atau melakukan kontak dengan orang lain maka ia akan
terasing dari pergaulan ataupun terisolir
b. Intim tidaknya seseorang dalam bergaul dapat mencerminkan intensitas
pergaulannya. Semakin jarang seseorang bergaul dengan temannya, maka
semakin tidak intim ia dengan temannya. Sebaliknya, semakin sering orang
bergaul dengan temannya maka ia akan semakin intim. Untuk menyebut
banyak sedikitnya teman bergaul seseorang dalam masyarakat dinamakan
popularitas dan seseorang yang memiliki banyak teman berarti ia memiliki
hubungan sosial yang baik.
c. Dalam interaksi yang dilakukan seseorang akan memilih ataupun menolak
seseorang untuk menjadi teman. Tindakan memilih ini dinamakan “tindakan
pemilihan”. 
16

B. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Penjelasan tersebut nampak jelas, bahwa pendidikan adalah
pembentuk kepribadian bangsa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Kehandalan/kualitas pendidikan akan
mempengaruhi kehidupan suatu bangsa dan masyarakat, baik sekarang
maupun masa yang akan datang. Dengan demikian kemampuan bangsa
dalam menghadapi masa depan sangat ditentukan oleh mekanisme dan
sistem pendidikan yang dimiliki dan sedang berjalan.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada
beberapa  dari mereka yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga saat
ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya
anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan ekonomi
yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi,
menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih
baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas,
berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini menciptakan lingkungan
belajar-mengajar yang kondusif, karena ditunjang dengan kualitas anak
didik yang punya daya pikir tinggi.  Selain itu, tersedianya sarana
prasarana yang lengkap membantu untuk mewujudkan pendidikan yang
mapan.

Dengan mempertimbangkan kondisi pendidikan nasional yang


belum semua memenuhi standart pendidikan nasional, menurut pemikiran
penulis sangat memandang perlu untuk membenahi pendidikan di
17

Indonesia dalam berbagai komponen. Dengan kompleksnya fenomena


masa depan, bangsa ini tidak cukup hanya dengan mewariskan pendidikan
ke generasi bangsa dengan kondisi pendidikan yang syarat dengan
kelemahan dan kekurangan. Diharapkan dengan dilakukan pembenahan
pendidikan yang ada, bangsa Indonesia akan mampu menyongsong masa
depan yang penuh ketidakpastian. Tidak seorangpun yang akan
mengetahui keadaan masa depan dengan pasti, walaupun berdasarkan data
yang telah ada dapat dilakukan prediksi – prediksi , namun itu semua
masih bersifat perkiraan dan belum pasti.
Berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi yang sampai saat
ini terus berjalan, kondisi kehidupan manusia di dunia ini/antara negara
satu dengan lainnya semakin tidak ada batas ruang dan waktu. Kondisi ini
akan memicu terjadinya persaingan hidup yang semakin ketat dari
berbagai sektor kehidupan manusia, maka manusia dan bangsa yang
majulah yang akan dapat bersaing dan bertahan dalam percaturan dunia.
Uraian tersebut menunjukkan betapa peran penting dari pendidikan yang
akan membentuk kepribadian dan kemampuan suatu bangsa dan
masyarakat dunia.
Kelemahan dan permasalahan yang menghantam sistem dan
mekanisme pendidikan bangsa Indonesia harus segera dibenahi dan
direformasi, agar generasi penerus bangsa mampu menghadapi tantangan
masa yang akan datang. Reformasi pendidikan harus dilakukan, agar dapat
menghasilkan generasi bangsa yang mampu menghadapi tantangan global.

2. Pendidikan Modal Utama Untuk Sebuah Pembangunan


Sesuai dengan preambule UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga merupakan salah
satu faktor penentu masa depan suatu bangsa. Oleh karenanya, negara
harus mementingkan elemen pendidikan dalam aspek kehidupan untuk
mencapai SDM yang berkualitas memberi perhatian dalam
mempersiapkan SDM yang kompetitif.
18

Sumber Daya Manusia yang berpendidikan akan menjadi modal


utama pembangunan nasional, terutama dalam bidang perekonomian
bangsa. Artinya, semakin banyak SDM yang berpendidikan pada suatu
negara maka semakin mudah pula untuk menyukseskan pebangunan
nasional. Akan tetapi, SDM yang dihasilkan pun harus bisa menjadi leader
dalam segala bidang dan siap menghadapi tantangan perkembangan
zaman. Bukan menjadikan tujuan pendidikan hanya untuk memperoleh
ijazah atau gelar bagi kepentingan pribadi.
Setidaknya ada 3 alasan mengapa pendidikan harus diletakkan pada
bagian terpenting dalam suatu bangsa. Pertama, untuk perkembangan
ekonomi bangsa. Pada Pendidikan, peserta didik mendapatkan
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan
berkompetensi dalam bidang ekonomi. Kedua, sebagai perbandingan nilai
investasi. Nilai balik yang diberikan dari perbandingan total biaya yang
digunakan untuk membiayai pendidikan lebih kecil dengan total
pendapatan yang diperoleh ketika memasuki dunia kerja. Ketiga, Fungsi
sosial, politik dan budaya. Kontribusi pendidikan terhadap pengembangan
SDM, perkembangan politik, sikap dan keterampilan kewarganegaraan,
serta untuk perkembangan budaya Indonesia.
Memberdayakan pendidikan dapat dilakukan dengan memberikan
perhatian penuh dan prioritas lebih pada pendidikan. Pemberdayaan dari
segi sistem, strategi, input serta outputnya sebagai pencapaian substansi
pendidikan. Pada pemberdayaan substansi pendidikan inilah diharapkan
tercapainya SDM yang berkualitas, adaptif serta generatif dalam mengatasi
berbagai permasalah yang begitu kompleks dimasa depan.
Inilah modal awal yang harus dikembangkan untuk menjadi aset
pembangunan nasional. Adanya SDM yang berkualitas tentunya harus
dibarengi dengan adanya nilai-nilai moral keinsanan pada diri setiap
individu, agar mampu memegang amanah dan selalu bertanggung jawab
atas segala perbuatan yang ia lakukan. Dan hanya dengan pemberdayaan
SDM inilah, bangsa kita bisa berdiri tegag sejajar dengan bangsa lain.
19

Hasil investasi melalui pendidikan ini memang tidak terlihat dalam


waktu yang singkat, butuh waktu yang lama untuk menikmati hasilnya.
Akan tetapi hasilnya dapat dirasakan oleh bangsa secara keseluruhan dari
berbagai bidang. Dalam pendidikan sebagai investasi ini bukanlah semata-
mata untuk mengumpulkan SDM sebanyak-banyaknya, akan tetapi SDM
yang berkualitaslah yang diprioitaskan sebagai modal utamanya.

C. PENTINGNYA INTERAKSI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi


antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-
model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru
mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan
kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai
orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar.

a) Guru Sebagai Guru.


Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa siswa, yang
berusaha agar semua siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diajarkan dengan baik.
b) Guru Sebagai Orangtua.
Tempat mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika
mengalami gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat
dengan guru, bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru
dan siswa bagaikan hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab,
harmonis, dan tulus. 3.
c) Guru Sebagai Teman.
Sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi
dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika siswa
tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang benar, dan menerima
saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa
mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.
20

Peran guru sebagai guru lebih dominan dilakukan dalam proses


pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran sehebat apapun perangkat
pembelajaran dibuat oleh guru dan kompetensi guru yang baik tanpa interaksi
antara guru dan siswa yang harmonis maka tujuan pembelajaran tidak dapat
tercapai optimal. Guru harus mampu menguasahi pola interaksi dan tehnik
komonikasi yang baik dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam
pembelajaran lebih dikenal dengan istilah interaksi edukatif. interaksi edukatif
secara spesifik merupakan proses atau interaksi belajarmengajar itu, memiliki
ciri-ciri khusus yang membedakan dengan bentuk interaksi lain.

 Ciri-ciri interaksi belajar mengajar tersebut yaitu:


a) Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak
dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud interaksi
belajar-mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai
pusat perhatian.
b) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang terencana. Agar dapat
mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu
adanya prosedur atau langkah-langkah sistematis dan relevan. Sebagai
contoh misalnya tujuan pembelajaran agar siswa dapat menunjukkan
Kota Banjarmasin, tentu kegiatannya tidak cocok kalau disuruh membaca
dalam hati, dan begitu seterusnya.
c) Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga
cocok untuk mencapai tujuan. Materi harus sudah didesain dan disiapkan
sebelum berlangsungnya interaksi belajar-mengajar.
d) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa
siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak
bagi berlangsungnya interaksi belajarmengajar. Aktivitas siswa dalam hal
ini, baik secara fisik maupun secara mental aktif. Jadi tidak ada gunanya
guru melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar, kalau siswa hanya
21

pasif saja. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus
melakukannya.
e) Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
Dalamperanannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi
yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
proses belajar-mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan
dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
f) Di dalam interaksi belajar-mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin
dalam interaksi belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah
laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati
oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun pihak
siswa.
g) Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
sistem berkelas (kelompok siswa), batas waktu menjadi salah-satu ciri
yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,
kapan tujuan itu harus sudah tercapai. Peran guru sebagai orang tua
dilakukan di lingkungan sekolah lebih bersifat hubungan emosional dan
penyeteraan perasaan guru dan siswa. Siswa akan merasa aman dan
nyaman di lingkungan sekolah.

Dalam hal ini guru harus tahu betul karakteristik siswa untuk
menentukan sikap yang berkaitan dengan kebijakan pembelajaran. Hal yang
harus diperhatikan guru berkenaan dengan karakteristik siswa antara lain :

1) Setiap siswa memiliki pengalaman dan potensi belajar yang berbeda.


2) Setiap siswa memiliki tendensi untuk menentukan kehidupanya sendiri.
3) Siswa lebih memberikan perhatian pada hal-hal menarik bagi dia dan
menjadi kebutuhannya.
4) Siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat kongkrit dan praktis.
5) Siswa lebih menyukai pemberian penghargaan (reward) dari pada
hukuman ( punishment )
22

Dalam berperan sebagai orang tua dan sebagai sahabat seorang guru
dalam proses pembelajaran dan berinteraksi harus memperhatikan hal-hal
dibawah ini:

a) Mendengarkan dan tidak mendominasi.


Karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka guru
harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif.
b) Bersikap sabar.
Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh
siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang kurang
lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru
telah merampas kesempatan belajar siswa.
c) Menghargai dan rendah hati.
Berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat yang sungguh-
sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka
d) Mau belajar.
Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa apabila dia
tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.
e) Bersikap sederajat.
Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa diterima
sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya
f) Bersikap akrab dan melebur.
Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab,
santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship), sehingga
siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru.
g) Tidak berusaha menceramahi.
Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh
karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang yang serba
tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan siswanya.
23

h) Berwibawa.
Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan
santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan
di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap
menghargainya.
i) Tidak memihak dan mengkritik.
Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat.
Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha
memfasilitasi komunikasi di antara pihakpihak yang berbeda pendapat,
untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
j) Bersikap terbuka.
Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan
kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan
untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa
memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
k) Bersikap positif.
Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan
menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan
keburukan-keburukannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut


hubungan antarperseorangan, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok yang lainnya. Interaksi sosial merupakan kunci dalam sendi-sendi
kehidupan sosial, karena tanpa interaksi tidak mungkin terjadi aktivitas dalam
kehidupan sosial. Secara sederhana, interaksi sosial terjadi apabila ada dua orang
saling bertemu, saling menegur, berkenalan, dan mempengaruhi. Pada saat itulah
sugesti interaksi sosial. Jadi, didalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial
yang membuat mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan masyarakat
dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.

“Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan


membina hidupyang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah
dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Menjadi
bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiapnegara
di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu
negaradi pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan,
sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna
seperti yang kita ketahui bahwasuatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber
Daya Manusia yang berkualitas baik darisegi spritual, intelegensi dan skill dan
pendidikan merupakan proses mencetak generasi  penerus bangsa. Apabila output
dari proses pendidikan ini gagal, maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan.

B. Saran

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Setiap individu tidak bisa hidup

24
25

sendiri, maka harus menjalin komunikasi antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya agar terjalin interaksi sosial yang baik di antara keduanya.
Individu yang tidak menjalin interaksi dengan individu lain tidak bisa
bersosialisasi dengan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Maka dari
itu interaksi sangatlah penting untuk menjalin hubungan baik antarindividu
maupun antarkelompok. Interaksi sosial juga sangat mempengaruhi kemajuan
pendidikan suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial

 Sosiologi SMA. 2006. Hubungan Idividu dalam Interaksi Sosial, hal 60.

Niniek Sri Wahyuni, Yusniati. 2004. Interaksi Sosial, Manusia dan Masyarakat


Pelajaran Sosiologi untuk SMA. Jakarta: Ganeca Exact.

http://forum.detik.com. http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivi
tas-dan-efisiensi-anggaran. http://www.detiknews.com. http://www.sib-
bangkok.org. 

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004.Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT


Rineka Cipta.sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-
pendidikan-di-indonesia.

http://www.infocomcareer.com http://wikipedia.org
http://google.com/pendidikan_hukum_di_indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai