Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori, Proses dan Konteks
Sosial Budaya Pendidikan
Dosen Pengampu
Dr. Soeparlan Kasyadi
Disusun oleh
Kelompok 4
1. Helen Utarni (20197279098)
2. Hitnatun Fatonah (20197279088)
3. Noviyani (20197279022)
4. Sutrisni (20197279097)
5. Zainura (20197279016)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
lah makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah ini berjudul Interaksi Sosial
dan Pendidikan. Disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu Dr. Soeparlan Kasyadi pada mata kuliah Teori, Proses dan Konteks
Sosial Budaya Pendidikan pada jurusan S2 Pendidikan MIPA Fakultas
Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Dalam pembuatan makalah ini penuh dengan inspirasi dan tantangan baru
untuk segera diselesaikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. INTERAKSI SOSIAL
B. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan ................................................................... 16
2. Pendidikan Modal Utama Untuk Sebuah Pembangunan................ 17
DAFTARPUSTAKA...................................................................................... 26
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian interaksi sosial?
2. Bagaimana pola interaksi sosial ?
3. Bagaiman ciri-ciri interaksi sosial ?
4. Apakah faktor –faktor pendorong interaksi sosial ?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial
2. Untuk mengetahui pola interaksi sosial
3. Untuk mengetahui ciri-ciri interaksi sosial
4. Untuk mengetahui faktor –faktor pendorong interaksi sosial
5. Untuk mengetahui yarat-syarat terjadinya interaksi sosial
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial
7. Untuk mengetahui hubungan individu dalam interaksi sosial
8. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
9. Untuk mengetahui mengapa interaksi sosial penting dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertian Interaksi Sosial
3
4
a. Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan tigkah laku orang lain untuk
diterapkan pada diri seseorang yang meniru proses tersebut. Imitasi
merupakan unsur tunggal dari segenap kehidupan sosial dalam wujud
hubungan antara dua orang yang bersifat saling meniru dan megikuti.
Contoh, orang akan meniru orang lain yang dianggap memiliki daya
pesona lebih tinggi dan pantas untuk ditiru, seperti cara berpakaian,
bergaul, bertigkah laku, dan berpidato.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
interaksi sosial dan mempunyai segi positif karena dapat mendorong
seseorang untuk memenuhi kaidah-kaidah, nilai, serta norma yang
berlaku dalam masyarakat. Akan tetapi, imitasi juga mempunyai segi
negatif, karena jika yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang, dan
individu yang menirupun akan cenderung bertindak menyimpang.
Imitasi juga dapat melemahkan dan mematikan pengembangan daya
kreasi seseorang karena si Pelaku cenderung pasif dan tidak inovatif
terhadap keadaan yang dialaminya.
6
b. Sugesti
Sugesti adalah suatu pendapat, saran, pandangan, atau sikap
yang diberikan seseorang kepada orang lain dan diterima tanpa disertai
daya kritik. Pada umumnya, sugesti diperoleh dari hal-hal berikut:
1) Orang yang berwibawa atau mempunyai kharisma, seperti ulama,
pemimpin negara, kyai, dai, orang tua atau cendekiawan.
2) Orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi, seperti presiden,
wakil presiden, panglima TNI, Kasad, Kasau, Kasal, gubernur dan
bupati.
3) Kelompok selebriti, seperti artis film, penyanyi dan penari.
4) Iklan di media massa, baik etak maupun elektronik.
5) Kelompok mayoritas atau yang berkuasa terhadap kelompok
minoritas atau yang dikuasai.
Seseorang dengan mudah tersugesti dapat disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
a) Ia sedang dilanda emosi sehingga menghambat daya nalarnya seara
rasional.
b) Kemampuan berpikir seseorang terpeah belah dan tidak
terkonsentrasi.
c) Pemberi sugesti mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk
menyampaikan saran atau pendapat kepada orang lain.
d) Dukungan mayoritas dari orang-orang disekitarnya.
e) Adanya dukungan pendapat dari orang-orang disekitarnya kepada
orang yang ragu-ragu.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah adanya kecenderungan atau keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara
keseluruhan). Identifikasi mempunyai sifat lebih mendalam dari pada
imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui proses
ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara
7
b. Komunikasi (Communication)
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal
terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan
perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan
perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam
komunikasi yaitu sebagai berikut.
1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan,
atau pikiran kepada pihak lain.
2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi
pesan, pikiran, atau perasaan.
3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi
dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5) Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan,
setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
6. Bentuk Interaksi Sosial
a. Proses Asosiatif
1) Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk utama dari perkembangan interaksi karena
dengan bekerja sama, pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi tersebut
akan memperoleh suatu tujuan bersama. Bentuk-bentuk dan pola kerja
sama sudah tampak dari masa kanak-kanak didalam kehidupan keluarga
sampai dewasa dalam kehidupan masyarakat. Bentuk dan pola-pola kerja
9
b. Proses Disosiatif
Proses sosial disosiatif sering juga disebut sebagai proses oposisi
(oppositional process). Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang
melawan seseorang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah sebaga berikut.
a) Persaingan (Competition)
Persaingan adalah suatu proses sosial atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan
cara menarik perhatian publik tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu bersifat pribadi
dan tidak pribadi. Persaingan yang bersiat pribadi disebut rivalry. Di
dalam persaingan yang bersifat tidak pribadi, yang langsung bersaing
adalah kelompok Persaingan ada beberapa bentuk antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Persaingan di bidang ekonomi. Persaingan ini timbul karena
terbatasnya persediaan suatu benda atau barang apabila dibandingkan
dengan jumlah konsumen.
2) Persaingan di bidang kebudayaan. Persaingan ini terjadi bila terdapat
dua atau lebih kebudayaan tertentu.
3) Persaingan kedudukan dan peranan. Pada diri seseorang atau
kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang
atau kelompok yang terpandang.
4) Persaingan ras. Persaingan ras ini timbul karena adanya kesadaran dan
sikap atas perbedaan-perbedaan jasmani. Hal ini disebabkan karena
ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat dibandingkan unsur-unsur
kebudayaan lainnya.
13
b) Pertentangan
merupakan proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok
manusia yang berusaha memenuhi tujuan disertai ancaman atau
kekerasan.
Sebab-sebab terjadinya pertentangan sebagai berikut:
1) Perbedaan antarindividu
Perbedaan pendirian dan perasaan memungkinkan timbulnya
bentrokan-bentrokan antarindividu atau antarkelompok.
2) Perbedaan kepribadian
Perbedaan kepribadian seseorang tergantung pada pola kehidupan
yang menjadi latar belakang pembentukan dan perkembangan
kepribadian tersebut.
3) Perkembangan kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok merupakan
sumber lain dari pertentangan. Wujud kepentingan yang berbeda,
misalnya perbedaan kepentingan ekonomi dan politik.
4) Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu
akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
pernah mau bergaul atau melakukan kontak dengan orang lain maka ia akan
terasing dari pergaulan ataupun terisolir
b. Intim tidaknya seseorang dalam bergaul dapat mencerminkan intensitas
pergaulannya. Semakin jarang seseorang bergaul dengan temannya, maka
semakin tidak intim ia dengan temannya. Sebaliknya, semakin sering orang
bergaul dengan temannya maka ia akan semakin intim. Untuk menyebut
banyak sedikitnya teman bergaul seseorang dalam masyarakat dinamakan
popularitas dan seseorang yang memiliki banyak teman berarti ia memiliki
hubungan sosial yang baik.
c. Dalam interaksi yang dilakukan seseorang akan memilih ataupun menolak
seseorang untuk menjadi teman. Tindakan memilih ini dinamakan “tindakan
pemilihan”.
16
B. PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
pasif saja. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus
melakukannya.
e) Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
Dalamperanannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi
yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
proses belajar-mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan
dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
f) Di dalam interaksi belajar-mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin
dalam interaksi belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah
laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati
oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun pihak
siswa.
g) Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
sistem berkelas (kelompok siswa), batas waktu menjadi salah-satu ciri
yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,
kapan tujuan itu harus sudah tercapai. Peran guru sebagai orang tua
dilakukan di lingkungan sekolah lebih bersifat hubungan emosional dan
penyeteraan perasaan guru dan siswa. Siswa akan merasa aman dan
nyaman di lingkungan sekolah.
Dalam hal ini guru harus tahu betul karakteristik siswa untuk
menentukan sikap yang berkaitan dengan kebijakan pembelajaran. Hal yang
harus diperhatikan guru berkenaan dengan karakteristik siswa antara lain :
Dalam berperan sebagai orang tua dan sebagai sahabat seorang guru
dalam proses pembelajaran dan berinteraksi harus memperhatikan hal-hal
dibawah ini:
h) Berwibawa.
Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan
santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan
di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap
menghargainya.
i) Tidak memihak dan mengkritik.
Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat.
Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha
memfasilitasi komunikasi di antara pihakpihak yang berbeda pendapat,
untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
j) Bersikap terbuka.
Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan
kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan
untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa
memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
k) Bersikap positif.
Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan
menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan
keburukan-keburukannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Setiap individu tidak bisa hidup
24
25
sendiri, maka harus menjalin komunikasi antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya agar terjalin interaksi sosial yang baik di antara keduanya.
Individu yang tidak menjalin interaksi dengan individu lain tidak bisa
bersosialisasi dengan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Maka dari
itu interaksi sangatlah penting untuk menjalin hubungan baik antarindividu
maupun antarkelompok. Interaksi sosial juga sangat mempengaruhi kemajuan
pendidikan suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
http://forum.detik.com. http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivi
tas-dan-efisiensi-anggaran. http://www.detiknews.com. http://www.sib-
bangkok.org.
http://www.infocomcareer.com http://wikipedia.org
http://google.com/pendidikan_hukum_di_indonesia
26