“Keragaman Budaya”
Disusun Oleh:
Elsa Ray sandita (20197279011)
Mara Vitalaya (20197279038)
Yola Ratal (20197279069)
Atikah Alfiani (20197279070)
Awaliya Nurul .H (20197279075)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
akan kemampuan penulis yang tebatas untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
daerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka
hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga
komunitas desa, atau kota, atau sebagai kelompok adat yang lain, bisa
menampilkan corak yang khas. Corak khas dari suatu biasa tampil karena
kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil, berupa suatu unsur
kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus. Atau karena diantara pranata-
pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus, atau dapat juga karena warganya
menganut suatu tema budaya yang khusus. Corak khas tadi juga disebabkan
karena adanya kompleks unsur yang lebih besar. Berdasarkan atas corak
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya yang tinggi. Dalam makalah ini
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat di
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
di Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Multikulturalisme
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis,
dan yang memperkenalkan etnik yang tidak perlu dan tidak mendukung ke
suatu sistem arti nilai bentuk organisasi social, sejarah adat serta kebiasaan.
budaya etnis orang lain, sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan
kebudayaan.
Konsep multikulturalisme adalah suatu posisi multikultural untuk
tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang ada. Dengan kata
multikulturalisme dan tiap sukunya memiliki identitas diri yang sangat kuat.
budaya yang ada, kita juga dapat memperkuat ikatan emosional antar suku
dari budaya yang berbeda. Dengan menerima adanya keragaman budaya, kita
memperkaya budaya.
lama dikenal sebagai masyarakat yang bersifat majemuk. Hal itu dengan
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa tetapi tetap merupakan satu
perbedaan suku bangsa, agama, daerah dan etnis. Perbedaan itu seringkali
terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang
lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan
dilihat dari perbedaan bahasa, adat istiadat, religi, tipe kesenian, dan
Misalnya dari konflik tentang perbedaan pendapat dalam diskusi. Dari konflik
dua macam konflik yaitu konflik tingkat ideologi atau gagasan dan konflik
tingkat politik. Berdasarkan jenisnya ada tiga, yaitu konflik rasial, konflik
Oleh karena itu, penulis dalam makalah ini akan mengungkap berbagai
1. Asimilasi
dan intensif dalam waktu lama yang dilakukan antar kelompok dengan
asimilasi akan mudah terjadi jika didorong oleh toleransi dan sikap saling
2. Akulturasi
Akulturasi di sini adalah proses sosial yang muncul bila suatu kelompok
unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing ini seiring waktu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri dengan tidak
3. Sintesis
kebudayaan asli.
4. Penetrasi
Penetration pasipique
Penetration violante
dalam masyarakat.
yaitu:
1. Faktor Geografis
untuk pergerakan manusia, barang dan jasa. Oleh karena itu daerah ini
2. Faktor Historis
yang berbeda ini akan berinteraksi antara satu dengan yang lain
lain.
Lampung, dan jika kita melihat dari teori Simmel, maka akan dapat kita
JAWA
SUNDA BALI
BUDAYA BARU
ETNIS LAINNYA
baru dari hasil multikultural yang saling bersinggungan setiap saat (Sudjarwo,
2005). Proses dialektika budaya serupa ini akan terus berjalan sepanjang waktu,
1. Amalgamasi
silang serupa ini maka proses pembentukan budaya baru akan lebih cepat.
Budaya baru ini dapat saja berbeda dari budaya induknya, atau juga terjadi
sinkretisme.
ini pun yang meredam terjadinya konflik sosial. Oleh karena itu proses ini
dapat juga disebut sebagai katup pengaman sosial dalam proses interaksi
sosial.
disertai menilai dalam arti merendahkan atau membuat gradasi. Justru etnik
Ada sesuatu yang menarik pada konsep other dan inner pada etnik
Oleh sebab itu pada acara atau peristiwa tertentu sesama etnik lampung harus
etniknya.
tidak pernah terjadi karena bersumber dari etnik (konflik horizontal), tetapi
justru lebih pada penguasaan lahan. Konflik lahan ini memiliki sejarah yang
vertikal). Akhir-akhir ini menjadi tajam karena ada kepentingan politik lokal
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi
yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita
tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau
B. Saran
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar
kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena
arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari
dengan rasa kesadaran yang tinggi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
saling menghormati antara satu dengan yang lain agar tercipta kedamaian,