DI SUSUN OLEH:
MISDA
RIZAL
SITI HASANAH
ZAHRATUN NISA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas sosiologi ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“interaksi interaksi
sosial” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu
dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat diperlukan serta
layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bpk. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut
front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience,
penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of
performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan
outsider. Berdasarkan penjelasan di atas maka, penulis dapat menyimpulkan
bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok. Interaksi sosial merupakan suatu
pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai
sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai
dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan
baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik.
Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing, maka proses sosial itu
sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
2
•Asimilasi: membangun masjd bercorak tionghoa dengan tujuan
mengurangi perbedaan antarkelompok.
Adapun yang menjadi manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
BAB II
3
PEMBAHASAN
Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Untuk itu dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar suku-suku di Kaidipang satu sama lain
maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling
berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk
kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan
bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa
adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang
lain tidak dapat disebut interaksi. Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan judul dalam penelitian ini adalah “Interaksi Sosial Masyarakat
Gorontalo dan Masayarakat Kaidipang’’Ada beberapa bentuk interaksi sosial
yang perlu diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tentu berinteraksi
satu sama lain. Hal itu dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial
membutuhkan orang lain untuk bisa terus bertahan hidup.
Secara umum, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekitar kita
dalam kehidupan sehari-hari. Jenis interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni
interaksi sosial asosiatif dan disosiatif.
1. Kompetisi
4
Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif, di mana
orang-orang atau kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.
Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan
fisik.
2. Kontravensi
3. Konflik sosial
Konflik sosial atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang
terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antarindividu atau
kelompok.Adanya konflik ditandai dengan ancaman, kekerasan dan kontak
fisik antar pihak-pihak yang bertentangan.
Bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan. Ingat, ya, begitu
mendengar kata "asosiatif", yang terbayang adalah kegiatan-kegiatan yang
bersifat "baik". Bentuk interaksi sosial asosiatif bisa berupa kerja sama, asimilasi,
dan akulturasi.
1. Kerja Sama
Kerja sama, secara istilah berarti suatu usaha yang dilakukan bersama antara
individu atau kelompok, tujuannya untuk mencapai satu tujuan atau
beberapa tujuan bersama. Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah bentuk
interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan. Ingat, ya, begitu mendengar
kata "asosiatif", yang terbayang adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat
5
"baik". Bentuk interaksi sosial asosiatif bisa berupa kerja sama, asimilasi, dan
akulturasi.
2. Asimilasi
3. Akulturasi
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
Bentuk interaksi konflik, sebuah interaksi sosial yang timbul karena perbedaan
atau ketidaksukaan terhadap pihak lain. Berdasarkan temuan lapangan konflik
yang terjadi antara orangtua dengan anak, anak dengan anggota keluarga, dan
anak dengan teman sebaya. Hal ini terlihat dari temuan penelitian yaitu:
(3) Anak meluapkan kekesalan dengan berkata kasar kepada teman saat
bermain, (4) Adik menendang punggung anak saat tidak mau bergantian ain
handphone,
(7) Anak berkata kasar kepada adik ketika adiknya melemparkan bola
kearahnya.
interaksi sosial yang terjadi pada anak usia 7-8 tahun diantaranya
Faktor imitasi, anak belajar meniru perilaku yang dapat diterima secara
sosial terhadap apa yang telah dilihatnya. Faktor imitasi yang terjadi
pada subjek penelitian yaitu: (1) Anak mengikuti gaya dan tingkah laku
8
Sugesti merupakan keinginan yang timbul pada seseorang karena
(1) Anak melakukan ibadah sholat 5 waktu karena orangtua selalu mengingatkan
anaknya dari sedini mungkin,
(2) Orangtua menasehati anak perihal belajar agar anak dapat berprestasi di
sekolah,
(3) Anak rajin belajar agar anak berhasil dan sukses seperti bude dan pakdenya.
(1) Anak mengikuti gaya bicara tokoh idolanya saat bermain Isquishy,
(3) Anak selalu bermain bola setiap hari karena anak ingin menjadi pemain sepak
bola hebat yang ada ditimnas,
(4) Anak rajin belajar karena ingin pintar dan sukses seperti pakde dan budenya.
Faktor simpati merupakan perasaan tertarik, yang timbul tidak atas dasar logos
rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak memiliki rasa simpati terhadap orang lain seperti:
(2) Anak ikut berbahagia dengan adanya kabar gembira dari sanak saudara, dan
(3) Anak juga memberikan perhatian kepada anggota keluarga jika ada yang
sedang sakit.
Interaksi sosial asosiatif anak usia 7-8 tahun yang dibesarkan oleh orangtua
tunggal ditandai dengan
9
(1) Anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya di sekolah,
(4) Anak juga mempunyai standar penilaian sendiri untuk mengenal satu sama
lain,
Interaksi sosial anak 7-8 tahun yang dibesarkan oleh orangtua tunggal juga
mengalami interaksi sosial yang kurang berkembang di lingkungan masyarakat.
Hal ini terlihat dari hasil penelitian yaitu:
(3) Anak lebih senang bermain games online dan bermain sosial media
dibandingkan bermain dengan teman sebayanya di lingkungan rumah.
Interaksi sosial anak usia 7-8 tahun yang dibesarkan oleh orangtua tunggal yang
diakibatkan karena perceraian dan kematian menimbulkan reaksi yang bersifat
fisik dan emosional. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa adannya interaksi sosial
disosiatif yang terjadi pada orangtua dengan anak, anak dengan anggota
keluarga, dan anak dengan teman sebaya. Perilaku disosiatif yang terjadi pada
anak usia 7-8 tahun yaitu:
(2) Anak berkata kasar kepada teman sebayanya saat bermain di lingkungan
rumah,
10
(5) Orangtua berkata kasar kepda anak-anaknya,
(6) Anak merampas mainan adiknya dengan paksa, dan (7) Orangtua
melemparkan benda ke anaknya jika tidak melaksanakan perintah.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Rifki, Maulana. "Interaksi sosial masyarakat Islam dan Kristen dalam perspektif
Georg Simmel: studi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial Islam-
Kristen di Dusun Mutersari Desa Ngrimbi Kabupaten Jombang."
PhD diss., UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.
12