Kelompok :4
Tampil : 11
MAKALAH KELOMPOK
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
“Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran Dalam Pembelajaran Fisika”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr.Hj. Festiyed, M.S.
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Fisika dengan
judul“Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran Dalam Pembelajaran Fisika”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S. dan Ibu Dr.
Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. .. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... .. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………. 3
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 3
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………….. 4
A. Landasan-landasan mengenai Asesmen Penalaran……………………. 4
1. Landasan Agama …………………………………………………. 4
2. Landasan Yuridis …………………………………………………. 7
B. Asesmen Penalaran……………………………………………………. 9
C. Dasar pemikiran Asesmen Penalaran………………………………... 12
1. Taksonomi Bloom …………………………………………………. 12
2. Norris-Ennis’s Framework................................……………………. 15
3. Marzano.............................................................................................. 17
4. Quellmalz ........................................................................................... 20
D. Dasar pemikiran Asesmen Penalaran………………………………... 26
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………............. 29
A. Matrik Hubungan.............................................................. ……………. 29
BAB IVKESIMPULAN……………………………………………………… 35
A. Kesimpulan........................................................................................... . 35
B. Saran …………………………………………………………………... 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... . 36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan sebuah proses yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari ketiga proses
pembelajaran ini. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika guru tidak hanya
berhasil dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, tetapi juga
berhasil melaksanakan penilaian sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku
yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut penilaian autentik atau penilaian
proses yang menghendaki guru membuat asesmen, sehingga penilaian tidak hanya
dilakukan di akhir pembelajaran, tetapi disepanjang proses pembelajaran.
Kenyataan yang ada dilapangan banyak guru yang hanya melakukan
penilaian di akhir Kompetensi Dasar berupa ulangan harian. Sangat jarang
ditemukan guru membuat penilaian proses seperti tuntutan kurikulum 2013. Hal
ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk waktu belajar yang singkat yang
tidak memungkinkan guru melaksanakan asesmen disepanjang proses
pembelajaran.
Menjawab masalah tersebut, seorang guru perlu memiliki keterampilan
dalam asessmen. Guru perlu memahami bagaimana memberikan asessmen yang
baik di setiap pembelajaran. Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses
atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-
variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh
guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al., 1992:95;
Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangya
meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam
pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik
sebagaimana dikemukakan oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut.
“A general term enhancing all methods customarily used to appraise performance
of an individual pupil or group. It may refer to a broad appraisal including many
sources of evidence and many aspect of pupil’s knowledge, understanding, skills
1
and attitudes; An assess-ment instrument may be any method and procedure,
formal or in-formal, for producing information about pupil….”
Istilah asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen
diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of collecting data which is
shows the develompment of learning”. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa
asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa.
Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan hal yang penting yang dinilai
dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tidak dapat dikesampingkan. Asesmen
juga merupakan kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa.
Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan
keberhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses
pembelajaran. Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi
yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai
siswa. Stiggins (1994:3,67) mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang
layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh
pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:
1. Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi
pengetahuan suatu mata pelajaran
2. Reasoning Outcomes,yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
menggunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason)dan
memecahkan suatu masalah.
3. Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang
berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan
pengetahuan.
4. Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang
didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
5. Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari
dan mengaplikasikan pengetahuan.
2
Penalaran merupakan salah satu target hasil belajar yang dapat dilihat dari
bagaimana seseorang berpikir dalam memecahkan setiap pertanyaan, kemampuan
bernalar merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tergambar salah
satunya melalui berpikir kritis. Untuk mengetahui kemampuan penalaran pada
seseorang dapat digunakan berbagai teknik asesmen, baik berupa asesmen tertulis
maupun asesmen lisan (Susanti, 2014).
Jadi asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan. Kerangka
dalam asesmen penalaran terdiri dari Taksonomi Bloom, Kerangka Norris-Ennis,
Kerangka Quellmalz, dan dimensi pembelajaran Marzano.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan
permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen penalaran?
2. Bagaimana bentuk-bentuk dari asesmen penalaran?
3. Bagaimana merancang dan mengembangkan asesmen penalaran?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui asesmen penalaran,
2. Menjelaskan bentuk-bentuk asesmen penalaran,
3. Merancang dan mengembangkan asesmen penalaran,
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi bagi pembaca dan pendidik untuk dapat memahami
asesmen penalaran,
2. Sebagai referensi untuk dapat menyusun dan mengembangkan soal evaluasi
pembelajaran denganasesmen penalaran.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Ayat ini menjelaskan fungsi test adalah untuk mengukur prestasi. Ukuran
prestasi seorang hamba dimata Allah SWT diantaranya adalah membedakan
hamba yang keimanannya dusta dengan yang benar-benar beriman. Test dalam
pembelajaran fisika itu adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Peserta didik mana yang benar-benar menguasai kompetensi dan mana yang perlu
diremedial. Sejalan dengan Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 22-24:
22
23
24
Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai
pertanggung jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Begitu juga
karakteristik test yang baik memiliki praktikabilitas yang mudah memeriksanya
dan memiliki petunjuk – petunjuk yang jelas. Allah SWT dengan kuasanya adalah
mudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan hambaNya selama hidup di dunia.
Pentingnya ujian dalam kehidupan manusia.Seperti yang dijelaskan, bahwa hidup
dan mati sengaja diciptakan Allah swt sebagai ujian bagi setiap manusia, agar Dia
tahu siapa yang terbaik di antara mereka.
5
Surat al baqarah : 284
Artinya; “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Dan jika kamu melahirkanapa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-Baqarah : 284)
6
2. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam BAB I pasal 1 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen penndidikan, pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Pasal 57 Ayat (1)
evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.Ayat (2) evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan
program pendidikan non formal.
b. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar prosespendidikan
dasar dan menengahmenjelaskan bahwaperencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penilaian
proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajarandengan
menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
c. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 mengatur tentang standar penilaian
pendidikan menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dalam BAB II pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian hasil peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Selanjutnya tujuan penilaian dinyatakan pada BAB III pasal 4
ayat 1 yaitu untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan. Kemudian pada
BAB VII pasal 14 ayat 1menyatakan bahwa instrumen penilaian yang digunakan
oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan
7
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkatperkembangan peserta didik.
Adapun tugas dan wewenang BSNP diatur dalam Pasal 76 Ayat 3: Untuk
melaksanakan tugas-tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk:
1) Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
2) Menyelenggarakan ujian nasional;
3) Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan;
4) Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Menurut BSNP, penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian
digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran. Informasi tentang
prestasi dan kinerja siswa tersebut merupakan proses pengolahan data yang
diperoleh melalui kegiatan assessment baik dengan pengukuran maupun non
pengukuran. Dapat dikatakan bahwa proses pengukuran dan non pengukuran
untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu ini
disebut dengan assessment. Hasil pengukuran akan selalu berupa angka-angka
atau data numerik, sedang hasil non pengukuran akan berupa data kualitatif.
Informasi tersebut dapat digunakan oleh pendidik untuk berbagai keperluan
pembelajaran diantaranya adalah:
Menilai kompetensi peserta didik;
Bahan penyusunan laporan hasil belajar; dan
Landasan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Prinsip penilaian
hasil belajar:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
8
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
b. Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
semester, akhir tahun. Dan/atau kenaikan kelas.
B. Asesmen Penalaran
1. Pengertian Penalaran
Penalaran berasal dari kata nalar dalam KBBI mempunyai arti pertimbangan
tentang baik buruk, kekuatan pikir atau aktivitas yang memungkinkan seseorang
9
berpikir logis. Sedangkan penalaran yaitu cara menggunakan nalar atau proses
mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Purnamasari, 2014) istilah penalaran
merupakan terjemahan dari reasoning yaitu suatu proses untuk mencapai
kesimpulan logis dengan berdasarkan pada fakta dan sumber yang relevan.
Sedangkan menurut Keraf (dalam Bernard, 2014) menjelaskan penalaran sebagai
proses berpikir yang berusaha mmenghubungkan fakta-fakta yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan.
Menurut Suriasumantri (dalam Mulia, 2014) penalaran adalah suatu proses
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai
suatu kegiatan berpikir, penalaran memiliki dua ciri, yaitu berpikir logis dan
analitis. Berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu
atau logika tertentu dengan kriteria kebenaran tertentu. Ciri yang kedua yaitu
analitis merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Pada
hakikatnya analisis merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-
langkah tertentu.
Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Indonesia penalran adalah :
1. Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis;
jangkauan pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak
logis haruslah dikikis habis.
2. Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau
prinsip
10
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah
adalah proses kemampuan berpikir seseorang untuk mendapatkan suatu
pengetahuan baru dengan cara melogikakan konsep-konsep yang diketahuinya
berdasarkan bukti-bukti yang ada dan mengkontradiksikannya dengan
pengetahuan yang sebelumnya.
2. Jenis-jenis Penalaran
Dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran :
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Penalaran induktif adalah proses menarik
kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan
fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
a) Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual
dalam menuju kesimpulan umumnya.
b) Analogi
Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki
empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2) Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
c) Hubungan Kausal
Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam
lagi :
11
1) Sebab – akibat
2) Akibat – sebab
3) Akibat – akibat
2. Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah
diketahui dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru
yang bersifat lebih khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah
silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam
satu pernyataa baru yang disebut konklusi.
Faktor-faktor penalaran deduktif :
1. Terdapat pada kalimat utama
2. Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
3. Kebenarannya jelas dan nyata
3. Pengertian Asessment
Istilah asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen
diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of collecting data which is
shows the develompment of learning”.
Menurut NRC dalam Sukaesih (2010) Asessmen merupakan proses penting
karena hasilnya dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran, memandu
belajar peserta didik, menentukan tingkat/urutan, membuat perbedaan,
pengembangan teori pendidikan, merumuskan kebijakan, mengalokasikan
sumberdaya, dan mengevaluasi kurikulum.
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa asesmen merupakan istilah yang
tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun,meskipun proses belajar siswa
merupakan halyang penting yang dinilai dalam asesmen, faktorhasil belajar juga
tidak dapat dikesampingkan. Asesmen juga merupakan kegiatan pengumpulan
bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan
untuk menilai kompetensi siswa.
12
Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
C. Dasar PemikiranAsesmenPenalaran
Nuryani Rustaman menyatakan bahwa kerangka dalam asesmen penalaran
terdiri dari Taksonomi Bloom, Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan
dimensi pembelajaran Marzano. Masing-masing dasar pemikiran tersebut akan
diuraikanselanjutnya.
1. Taksonomi Bloom
Secara umum, Bloom menyatakan klasifikasi kemampuan hasil belajar
terbagimenjadi :
13
a. Ranah Kognitif: Merupakan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b. Ranah Afektif: Berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakanterhadap suatu obyek
c. Ranah Psikomotor: Kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan (berkaitandengan gerak fisik).
Berdasarkanklasifikasi dari kemampuanhasil belajar tersebut, penalaran
termasuk dalam pada ranah kognitif.
Pada tahun 1956, Benjamin Bloom menulis “Taxonomy atas Tujuan
Pendidikan. Domain Kognitif”, dan sejak saat itu deskripsi dari enam tingkat
proses berpikir yang dibuatnya dengan segera diadaptasi serta digunakan dalam
berbagai macam ragam konteks. Daftar atas proses kognitif yang dibuatnya,
disusun dan diurutkan dari yang paling sederhana, mengingat kembali
pengetahuan yang telah dimiliki, sampai denganyang paling rumit, yaitu
memutuskan nilai dan manfaat dari suatu gagasan. Tabel 1 menunjukkan tingkat
pemikiran yang pada awalnya dikemukakan Bloom :
14
Sebagaimana model teoretik lainnya, taksonomi yang dibuat oleh Bloom
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekuatan terbesarnya adalah taksonomi
tersebut mengangkat topik yang sangat penting mengenai proses berpikir dan
menempatkan sebuah struktur diseputar topik tersebut yang bermanfaat bagi para
praktisi. Banyak guru yang memiliki pertanyaan seputar belajar dan mengajar
terangsang untuk menghubungkannya dengan berbagai tingkat dari taksonomi
yang dibuat oleh Bloom, dan dapat dipastikanmenjadikan guru-guru tersebut
bekerja lebih baik, khususnya dalam mendorongterwujudnya kemampuan berpikir
dengan tingkat keteraturan yang lebih tinggi.
Pada tahun 1999, Lorin Anderson bersama dengan beberapa rekan kerjanya
menerbitkan sebuah versi terbaru dari taksonomi Bloom yang
mempertimbangkan jangkauan yang lebih luas dari berbagai faktor yang
berdampak pada kegiatan pembelajaran. Taksonomi yang diperbaharui ini
berusaha memperbaiki beberapa kekeliruan yang ada pada taksonomi yang asli.
Tidak seperti versi 1956, taksonomi yang baru membedakan antara “tahu tentang
sesuatu” (knowing what), isi dari pemikirannyaitu sendiri, dan “tahu tentang
bagaimana melakukannya” (knowing how), sebagaimana prosedur yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dimensi proseskognitif
atas perbaikan taksonomi yang dibuat oleh Bloom tersebut, sebagaimana
versiaslinya, memiliki enam kecakapan seperti tabel 2.
15
Tabel 2. Taksonomi Bloom terbaru
No Kategori Penjelasan Kata Kerja Kunci
1 Mengingat Kemampuan Mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, meng-
menyebutkan kembal ingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan,
iinformasi / meng-ulang, mengurutkan, menamai,
pengetahuan yang menempatkan,menyebutkan.
tersimpan dalam
ingatan.
2 Memahami Kemampuan Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan,
memahami instruksi mengurai-kan, mengartikan, menyatakan kembali,
dan menegaskan menafsirkan, meng-interpretasikan, mendiskusi-kan,
pengertian/makna ide menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga,
atau konsep yang telah menge-lompokkan, membericontoh, merangkum
diajarkan baik dalam menganalogikan, mengubah, memperkirakan.
bentuk lisan, tertulis,
maupun grafik/
diagram
3 Menerapkan Kemampuan Memilih, menerapkan, me-laksanakan, mengubah,
melakukan sesuatu dan meng-gunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi,
mengaplikasikan menginter-pretasikan, menunjukkan, membuktikan,
konsep dalam situasi menggambar-kan, mengoperasikan, menjalankan
tetentu. memprogramkan, mem-praktekkan, memulai
16
2. Norris-Ennis’s Framework
Menurut Norris-Ennis Framework dalam stiggin (1994) terdapat 12
indikator keterampilan kritis yang dikelompokkan dalam 5 aspek keterampilan
berpikir kritis. Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi. Menurut Michael F. Shaughnessy dalam
(http://educationinjapan.wordpress.com) “Higher-order thinking is an umbrella
term that encompasses bother critical thinking.” Pendapat ini sejalan dengan
pendapat FJ King di atas bahwa kemampuan berpikir kritis termasuk salah satu
aspek dalam berpikir tingkat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keterkaitan antara berpikir tingkat tinggi dengan kemampuan berpikir kritis adalah
kemampuan berpikir kritis termasuk aspek di dalam berpikir tingkat tinggi, seperti
di tunjukkan pada table 3 berikut.
Tabel 3. Indicator keterampilan berpikir kritis Norris Ennis
17
Tabel 4. Penjelasan Dasar Pemikiran Norris Ennis
Kategori Mengingat Menganalisis Membandingkan Menyimpulkan Mengevaluasi
18
memberikan an
contoh menyamarataka
n
membuat
bagaimanakalau
menyimpulkan
meramalkan
menyimpulkan
menerapkan
memecahkan
Kategori Pengetahuan Analisa Analisa Aplikasi Evaluasi
yang sesua dan pemahaman
idengan
Bloom
19
Ada lima dimensi belajar yang dikemukakan Marzano (1992), yaitu:
a. Sikap dan persepsi (Attitude dan perceptions)
b. Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (Acquire and integrate
knowledge)
c. Mengembangkan dan menghaluskan pengetahuan (Extend and refine
knowledge)
d. Menggunakan pengetahuan secara bermakna (use knowledge meaningfully)
e. Kebiasaan berpikir produktif (productive habits of maind)
Kelima dimensi belajar yang telah disebutkan diatas saling berhubungan
satusama lain dan tidak dapat berjalan dalam keadaan terpisah. Dimensi pertama
dan kelimamerupakan dasar untuk menjalankan dimensi kedua, ketiga, dan
keempat. Jika siswamemiliki sikap persepsi negative terhadap pembelajaran,
maka proses belajar yangmeliputi dimensi dua, tiga dan empat pada siswa tidak
akan berjalan dengan baik.Sebaliknya bila siswa memiliki sikap dan persepsi
positif maka siswa akan belajar lebih banyak dan hal-hal yang terkait dengan
dimensi dua, tiga dan empat dapat dilaksanakandengan baik. Demikian halnya
bila siswa telah terbiasa berpikir secara produktif, maka proses belajar pada diri
siswa akan terfasilitasi. Dimensi belajar tersebut saling berinteraksi dapt dilihat
pada Gambar 1 berikut
20
Gambar 1. Interaksi Lima Dimensi Belajar
Hasil dari taksonomi Marzano menggambarkan konsep kognitif dan proses
metakognitif, sebagaimana konsepkonsep tadi berhubungan dengan manfaatnya,
motivasinya serta emosi sebagai pendukung. Berikut ini ada enam level yang
dikemukakan oleh Robert Marzano:
21
Utilization (penggunaan) Proses penggunaan
pengetahuan, menyikapi,
memecahkan masalah,
merencanakan
investigasi,
merencanakan
keputusan, dan
mengaplikasikan.
22
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mengharuskan
siswa untuk
mengulang kata
demi kata atau
menguraikan
informasi yang
diberikan
dengan kata-kata
sendiri. Untuk
mengingat
informasi, siswa
harus sering
berlatih dan
menghubungkan
satu konsep
dengan konsep
yang lain.
23
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mengkategorika
n; memahami
bagaimana suatu
proses dan
bagaimana
bagian dari
sesuatu cocok
satu sama lain;
memahami
hubungan
kausal,
mendapatkan
informasi dari
chart, grafik,
diagram, dan
peta. Analisis
lebih dari
sekedar
mengulang
hafalan;
sebaliknya,
analisis
melibatkan
penyusunan
ilmu
pengetahuan
secara reflektif
dan dengan cara
yang baru.
24
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
menjelaskan , membedakan.
persamaan dan
perbedaan.
Perbandingan
sederhana
didasarkan pada
satu atau
beberapa sifat
yang lebih
nyata,
sedangkan
perbandingan
kompleks
memerlukan
identifikasi yang
lebih luas dari
sejumlah
karateristik
tentang suatu hal
yang ingin
dibandingkan.
Perbandigan
dimulai dengan
keseluruhan/seb
agian hubungan
dalam kategori
analisis dan
membawanya ke
tahapan
selanjutnya.
25
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
(inference penalaran secara fakta, yang akan
) induktif atau menggunakan terjadi jika kita
deduktif. Dalam aturan, melakukan
tugas deduktif, menggeneralisas sesuatu berikut
penalaran siswa ikan, ini?
dimulai dari menciptakan,
generalisasi ke menduga,
pemisalan memprediksi,
spesifik dan menyimpulkan,
diminta untuk menggunakan,
mengenalkan memecahkan.
atau
menjelaskan
fakta-fakta.
Dalam tugas
induktif, siswa
diberi pemisalan
atau uraian dan
mampu
menghubungkan
dan
mengintegrasika
n informasi
untuk menuju ke
generalisasi.
26
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mempertimbang
kan kualitas,
kredibilitas,
manfaat atau
kegunaan
menggunakan
kriteria yang
telah ditetapkan
dan menjelaskan
bagaimana
kriteria tersebut
cocok atau tidak.
27
sebelumnya dalam bukti yang diperlukan untuk menyimpulkan
pernyataan didirikan di langkah a)
o Menemukan kesalahan dalam bukti yang diberikan
o Mengevaluasi validitas bukti yang diberikan
o Membandingkan dan mengevaluasi pembenaran yang berbeda
untuk soal yang diberikan (empiris penjelasan, bukti berdasarkan
contoh generik, berdasarkan bukti-
bukti aksiomatik sistem)
Belajar untuk membuktikan
Pembangunan bukti di bawah kondisi pengujian adalah latihan yang
valid tapi satu yang hati-hati membutuhkan persiapan. Jika satu-satunya
cara di mana bukti dinilai, mungkin mengakibatkan siswa memiliki
pandangan terdistorsi dan negatif dari proses yang fisika sampai pada
kesimpulan. Sebuah faktor penting untuk mempertimbangkan adalah
sebelumnya pengetahuan tentang mahasiswa yang mengambil test: jika
mereka sudah melihat buktinya dalam pertanyaan, maka tujuan penilaian
yang valid. Alternatif tugas tugas yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan siswa untuk membangun bukti-
bukti termasuk meminta mereka untuk:
o Garis besar bukti
o Mengidentifikasi pengetahuan fisika yang diperlukan untuk suatu
bukti tertentu
o Mengisi langkah hilang dalam bukti yang diberikan
o Menyediakan satu set petunjuk untuk orang lain untuk membangun
bukti
o Mengadaptasi bukti yang diberikan kepada situasi baru di mana
satu atau lebih elemen yang telah berubah atau asumsi telah
diubah
o Memberikan bukti alternatif untuk situasi tertentu
Menyediakan "lokal" bukti (yang bekerja dalam diri-berisi subset dari
sebuah aksiomatik sistem.
28
BAB III
PEMBAHASAN
29
Menurut NRC dalam Sukaesih (2010) Asessmen merupakan proses dan kegiatan pengumpulan bukti yang
penting karena hasilnya dapat digunakan untuk merencanakan dilakukan secara sengaja, sistematis, dan
pengajaran, memandu belajar peserta didik, menentukan berkelanjutan serta digunakan untuk
tingkat/urutan, membuat perbedaan, pengembangan teori menilai kompetensi siswa.
pendidikan, merumuskan kebijakan, mengalokasikan sumberdaya,
dan mengevaluasi kurikulum
asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of
collecting data which is shows the develompment of learning”.
Asessment Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja untuk membuat hubungan
Penalaran antara pengalaman dan pengetahuan agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
30
B. Contoh Soal
31
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
Full credit:
Code 2: Answers that mention that:
The greater momentum of a vehicle when it is moving
more quickly means that it will move further whilst
slowing down that a slower vehicle, given the some force
AND
It takes longer to reduce speed to zero from a greater
speed, so the car will travel further in this time
Partical Credit:
Code 1: Answers that mention only one of the above points
No Credit:
Code 0: Other responses, or repetition of the statement, e.g that it
takes longer to stop because of its speed
3. Science Example 3: SCHOOL MILK STUDY Identifying scientific issues
In 1930, a large-scale study was carried out in the schools a. Recognising issues that it is
in a region of Scotland. For four months, some students possible to investigate
received free milk and some did not. The head teachers in scientifically
each school chose which of their students received milk. Here b. Identifying keywords to search
is what happened: for scientific information
• 5 000 school children received an amount of unpasteurised milk c. Recognising the key features of a
each school day scientific investigation
• Another 5 000 school children received the same amount of Explaining phenomena scientifically
pasteurised milk d. Applying knowledge of science in
• 10 000 school children did not receive any milk at all a given situation
All 20 000 children were weighed and had their heights e. D escribing or interpreting
measured at the beginning and the end of the study. phenomena scientifically and
predicting changes
32
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
f. Identifying appropriate
descriptions, explanations, and
predictions
Using scientific evidence
g. Interpreting scientific evidence
and making and communicating
conclusions
h. Identifying the assumptions,
evidence and reasoning behind
conclusions
i. Reflecting on the societal
implications of science and
technological
developments
33
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
Explain phenomena scientifical-ly
Evaluate and design scientific
enquiry
Interpret data and evidence
scientifical-ly
34
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah:
1. Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
2. Kerangka dalam asesmen penalaran terdiri dari Taksonomi Bloom,
Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan dimensi pembelajaran
Marzano.
B. Saran
Pada pembelajaran fisika di kelas, diharapkan guru dapat
mengaplikasikan asesmen penalaran dan lebih memperhatikan bagaimana aturan
dalam asesmen penalaran ini, maka diharapkan para guru atau pendidik senantiasa
mempelajari bagaimana penggunaan dan pelaksanaan yang sesungguhnya
sehingga semua bentuk soal dapat lebih terarah dan mudah dimengerti.
35
DAFTAR PUSTAKA
Susanti, Try. (2014). Asesmen Penalaran Inch. Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 21, No.1,
pp. 72-78.
36