Anda di halaman 1dari 40

Hari/ Tanggal : Senin/ 22 April 2019

Kelompok :4
Tampil : 11

MAKALAH KELOMPOK
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
“Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran Dalam Pembelajaran Fisika”

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Cici Dwi Tisa Haspen 18175006


Intan Fadilla 18175015
Novelia Prima 18175023

Pendidikan Fisika (S2) A

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr.Hj. Festiyed, M.S.
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Fisika dengan
judul“Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran Dalam Pembelajaran Fisika”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S. dan Ibu Dr.
Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Padang, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. .. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... .. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………. 3
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 3
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………….. 4
A. Landasan-landasan mengenai Asesmen Penalaran……………………. 4
1. Landasan Agama …………………………………………………. 4
2. Landasan Yuridis …………………………………………………. 7
B. Asesmen Penalaran……………………………………………………. 9
C. Dasar pemikiran Asesmen Penalaran………………………………... 12
1. Taksonomi Bloom …………………………………………………. 12
2. Norris-Ennis’s Framework................................……………………. 15
3. Marzano.............................................................................................. 17
4. Quellmalz ........................................................................................... 20
D. Dasar pemikiran Asesmen Penalaran………………………………... 26
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………............. 29
A. Matrik Hubungan.............................................................. ……………. 29
BAB IVKESIMPULAN……………………………………………………… 35
A. Kesimpulan........................................................................................... . 35
B. Saran …………………………………………………………………... 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... . 36

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan sebuah proses yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari ketiga proses
pembelajaran ini. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika guru tidak hanya
berhasil dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, tetapi juga
berhasil melaksanakan penilaian sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku
yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut penilaian autentik atau penilaian
proses yang menghendaki guru membuat asesmen, sehingga penilaian tidak hanya
dilakukan di akhir pembelajaran, tetapi disepanjang proses pembelajaran.
Kenyataan yang ada dilapangan banyak guru yang hanya melakukan
penilaian di akhir Kompetensi Dasar berupa ulangan harian. Sangat jarang
ditemukan guru membuat penilaian proses seperti tuntutan kurikulum 2013. Hal
ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk waktu belajar yang singkat yang
tidak memungkinkan guru melaksanakan asesmen disepanjang proses
pembelajaran.
Menjawab masalah tersebut, seorang guru perlu memiliki keterampilan
dalam asessmen. Guru perlu memahami bagaimana memberikan asessmen yang
baik di setiap pembelajaran. Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses
atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-
variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh
guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al., 1992:95;
Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangya
meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam
pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik
sebagaimana dikemukakan oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut.
“A general term enhancing all methods customarily used to appraise performance
of an individual pupil or group. It may refer to a broad appraisal including many
sources of evidence and many aspect of pupil’s knowledge, understanding, skills

1
and attitudes; An assess-ment instrument may be any method and procedure,
formal or in-formal, for producing information about pupil….”
Istilah asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen
diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of collecting data which is
shows the develompment of learning”. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa
asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa.
Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan hal yang penting yang dinilai
dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tidak dapat dikesampingkan. Asesmen
juga merupakan kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa.
Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan
keberhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses
pembelajaran. Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi
yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai
siswa. Stiggins (1994:3,67) mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang
layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh
pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:
1. Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi
pengetahuan suatu mata pelajaran
2. Reasoning Outcomes,yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
menggunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason)dan
memecahkan suatu masalah.
3. Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang
berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan
pengetahuan.
4. Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang
didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
5. Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari
dan mengaplikasikan pengetahuan.

2
Penalaran merupakan salah satu target hasil belajar yang dapat dilihat dari
bagaimana seseorang berpikir dalam memecahkan setiap pertanyaan, kemampuan
bernalar merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tergambar salah
satunya melalui berpikir kritis. Untuk mengetahui kemampuan penalaran pada
seseorang dapat digunakan berbagai teknik asesmen, baik berupa asesmen tertulis
maupun asesmen lisan (Susanti, 2014).
Jadi asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan. Kerangka
dalam asesmen penalaran terdiri dari Taksonomi Bloom, Kerangka Norris-Ennis,
Kerangka Quellmalz, dan dimensi pembelajaran Marzano.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan
permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen penalaran?
2. Bagaimana bentuk-bentuk dari asesmen penalaran?
3. Bagaimana merancang dan mengembangkan asesmen penalaran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui asesmen penalaran,
2. Menjelaskan bentuk-bentuk asesmen penalaran,
3. Merancang dan mengembangkan asesmen penalaran,

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi bagi pembaca dan pendidik untuk dapat memahami
asesmen penalaran,
2. Sebagai referensi untuk dapat menyusun dan mengembangkan soal evaluasi
pembelajaran denganasesmen penalaran.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan-Landasan Mengenai Asesmen Penalaran


1. Landasan Agama
Kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan
terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya
agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam
segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai
sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan
Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya
adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga
dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia
diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang
kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui
berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya Dalam Al-Qur’an surat Al-
Ankabut ayat 2-3 :

Artinya :“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)


mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi?Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang
dusta”. (QS: 29:2-3)

4
Ayat ini menjelaskan fungsi test adalah untuk mengukur prestasi. Ukuran
prestasi seorang hamba dimata Allah SWT diantaranya adalah membedakan
hamba yang keimanannya dusta dengan yang benar-benar beriman. Test dalam
pembelajaran fisika itu adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Peserta didik mana yang benar-benar menguasai kompetensi dan mana yang perlu
diremedial. Sejalan dengan Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 22-24:

22

23

24

Artinya : “Kepada para malaikat diperintahkan, kumpulkanlah orang-orang yang


dzalim beserta teman sejawat mereka dan sembah-sembahan yang
selalu mereka sembah selain Allah. Maka tunjukkanlah kepada
mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian
karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya dimintai
pertanggungjawaban.” (QS. AS-Shaffat: 22-24)

Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai
pertanggung jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Begitu juga
karakteristik test yang baik memiliki praktikabilitas yang mudah memeriksanya
dan memiliki petunjuk – petunjuk yang jelas. Allah SWT dengan kuasanya adalah
mudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan hambaNya selama hidup di dunia.
Pentingnya ujian dalam kehidupan manusia.Seperti yang dijelaskan, bahwa hidup
dan mati sengaja diciptakan Allah swt sebagai ujian bagi setiap manusia, agar Dia
tahu siapa yang terbaik di antara mereka.

5
Surat al baqarah : 284

Artinya; “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Dan jika kamu melahirkanapa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-Baqarah : 284)

Selain itu menurut surah Al-Baqarahayat 31-32:

Artinya: “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha suci
Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana."

6
2. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam BAB I pasal 1 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen penndidikan, pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Pasal 57 Ayat (1)
evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.Ayat (2) evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan
program pendidikan non formal.
b. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar prosespendidikan
dasar dan menengahmenjelaskan bahwaperencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penilaian
proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajarandengan
menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
c. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 mengatur tentang standar penilaian
pendidikan menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dalam BAB II pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian hasil peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Selanjutnya tujuan penilaian dinyatakan pada BAB III pasal 4
ayat 1 yaitu untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan. Kemudian pada
BAB VII pasal 14 ayat 1menyatakan bahwa instrumen penilaian yang digunakan
oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan

7
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkatperkembangan peserta didik.
Adapun tugas dan wewenang BSNP diatur dalam Pasal 76 Ayat 3: Untuk
melaksanakan tugas-tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk:
1) Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
2) Menyelenggarakan ujian nasional;
3) Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan;
4) Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Menurut BSNP, penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian
digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran. Informasi tentang
prestasi dan kinerja siswa tersebut merupakan proses pengolahan data yang
diperoleh melalui kegiatan assessment baik dengan pengukuran maupun non
pengukuran. Dapat dikatakan bahwa proses pengukuran dan non pengukuran
untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu ini
disebut dengan assessment. Hasil pengukuran akan selalu berupa angka-angka
atau data numerik, sedang hasil non pengukuran akan berupa data kualitatif.
Informasi tersebut dapat digunakan oleh pendidik untuk berbagai keperluan
pembelajaran diantaranya adalah:
 Menilai kompetensi peserta didik;
 Bahan penyusunan laporan hasil belajar; dan
 Landasan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Prinsip penilaian
hasil belajar:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;

8
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
b. Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
semester, akhir tahun. Dan/atau kenaikan kelas.

B. Asesmen Penalaran
1. Pengertian Penalaran
Penalaran berasal dari kata nalar dalam KBBI mempunyai arti pertimbangan
tentang baik buruk, kekuatan pikir atau aktivitas yang memungkinkan seseorang

9
berpikir logis. Sedangkan penalaran yaitu cara menggunakan nalar atau proses
mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Purnamasari, 2014) istilah penalaran
merupakan terjemahan dari reasoning yaitu suatu proses untuk mencapai
kesimpulan logis dengan berdasarkan pada fakta dan sumber yang relevan.
Sedangkan menurut Keraf (dalam Bernard, 2014) menjelaskan penalaran sebagai
proses berpikir yang berusaha mmenghubungkan fakta-fakta yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan.
Menurut Suriasumantri (dalam Mulia, 2014) penalaran adalah suatu proses
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai
suatu kegiatan berpikir, penalaran memiliki dua ciri, yaitu berpikir logis dan
analitis. Berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu
atau logika tertentu dengan kriteria kebenaran tertentu. Ciri yang kedua yaitu
analitis merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Pada
hakikatnya analisis merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-
langkah tertentu.
Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Indonesia penalran adalah :
1. Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis;
jangkauan pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak
logis haruslah dikikis habis.
2. Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau
prinsip

Keraf (1982) dalam Shadiq (2004) menjelaskan penalaran (jalan pikiran


ataureasoning) sebagai “Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan
fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu
kesimpulan”. Secara lebih lanjut, Fadjar Shadiq mendefinisikan bahwa penalaran
merupakan suatu kegiatan, suatu proses atausuatu aktivitas berfikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada

10
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah
adalah proses kemampuan berpikir seseorang untuk mendapatkan suatu
pengetahuan baru dengan cara melogikakan konsep-konsep yang diketahuinya
berdasarkan bukti-bukti yang ada dan mengkontradiksikannya dengan
pengetahuan yang sebelumnya.

2. Jenis-jenis Penalaran
Dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran :
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Penalaran induktif adalah proses menarik
kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan
fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
a) Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual
dalam menuju kesimpulan umumnya.
b) Analogi
Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki
empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2) Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
c) Hubungan Kausal
Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam
lagi :

11
1) Sebab – akibat
2) Akibat – sebab
3) Akibat – akibat
2. Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah
diketahui dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru
yang bersifat lebih khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah
silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam
satu pernyataa baru yang disebut konklusi.
Faktor-faktor penalaran deduktif :
1. Terdapat pada kalimat utama
2. Penjelasannya berupa hal-hal yang umum
3. Kebenarannya jelas dan nyata
3. Pengertian Asessment
Istilah asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen
diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of collecting data which is
shows the develompment of learning”.
Menurut NRC dalam Sukaesih (2010) Asessmen merupakan proses penting
karena hasilnya dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran, memandu
belajar peserta didik, menentukan tingkat/urutan, membuat perbedaan,
pengembangan teori pendidikan, merumuskan kebijakan, mengalokasikan
sumberdaya, dan mengevaluasi kurikulum.
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa asesmen merupakan istilah yang
tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun,meskipun proses belajar siswa
merupakan halyang penting yang dinilai dalam asesmen, faktorhasil belajar juga
tidak dapat dikesampingkan. Asesmen juga merupakan kegiatan pengumpulan
bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan
untuk menilai kompetensi siswa.

4. Pengertian Asessment Penalaran

12
Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.

5. Bentuk-Bentuk Asesmen Penalaran


Keterampilan penalaran dapat dievaluasi melalui beberapa bentuk asesmen,
yaitu:
a. Selected respons assessment
Asesmen ini dapat menilai beberapa bentuk penalaran, yang termasuk
didalamnya bentuk tes pilihan ganda, isian singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan melengkapi.
b. Essay assessment
Asesmen ini menuntut deskripsi dalam bentuk penulisan dari solusi
permasalahan kompleks yang memberikan pemikiran ke arah penalaran.
c. Performance assessment
Melalui asesmen ini, siswa dapat diamati langsung saat mereka menyelesaikan
suatu permasalahan atau menguji suatu produk, dan menarik kesimpulan
melalui keterampilan penalaran siswa.
d. Personal communication
Asesmen ini melatih siswa untuk menyampaikan pemikirannya secara lisan
atau dapat diberikan pertanyaan balik mengenai penalarannya terhadap suatu
hal.

C. Dasar PemikiranAsesmenPenalaran
Nuryani Rustaman menyatakan bahwa kerangka dalam asesmen penalaran
terdiri dari Taksonomi Bloom, Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan
dimensi pembelajaran Marzano. Masing-masing dasar pemikiran tersebut akan
diuraikanselanjutnya.
1. Taksonomi Bloom
Secara umum, Bloom menyatakan klasifikasi kemampuan hasil belajar
terbagimenjadi :

13
a. Ranah Kognitif: Merupakan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b. Ranah Afektif: Berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakanterhadap suatu obyek
c. Ranah Psikomotor: Kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan (berkaitandengan gerak fisik).
Berdasarkanklasifikasi dari kemampuanhasil belajar tersebut, penalaran
termasuk dalam pada ranah kognitif.
Pada tahun 1956, Benjamin Bloom menulis “Taxonomy atas Tujuan
Pendidikan. Domain Kognitif”, dan sejak saat itu deskripsi dari enam tingkat
proses berpikir yang dibuatnya dengan segera diadaptasi serta digunakan dalam
berbagai macam ragam konteks. Daftar atas proses kognitif yang dibuatnya,
disusun dan diurutkan dari yang paling sederhana, mengingat kembali
pengetahuan yang telah dimiliki, sampai denganyang paling rumit, yaitu
memutuskan nilai dan manfaat dari suatu gagasan. Tabel 1 menunjukkan tingkat
pemikiran yang pada awalnya dikemukakan Bloom :

Tabel 1. Taksonomi Bloom Awal

14
Sebagaimana model teoretik lainnya, taksonomi yang dibuat oleh Bloom
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekuatan terbesarnya adalah taksonomi
tersebut mengangkat topik yang sangat penting mengenai proses berpikir dan
menempatkan sebuah struktur diseputar topik tersebut yang bermanfaat bagi para
praktisi. Banyak guru yang memiliki pertanyaan seputar belajar dan mengajar
terangsang untuk menghubungkannya dengan berbagai tingkat dari taksonomi
yang dibuat oleh Bloom, dan dapat dipastikanmenjadikan guru-guru tersebut
bekerja lebih baik, khususnya dalam mendorongterwujudnya kemampuan berpikir
dengan tingkat keteraturan yang lebih tinggi.
Pada tahun 1999, Lorin Anderson bersama dengan beberapa rekan kerjanya
menerbitkan sebuah versi terbaru dari taksonomi Bloom yang
mempertimbangkan jangkauan yang lebih luas dari berbagai faktor yang
berdampak pada kegiatan pembelajaran. Taksonomi yang diperbaharui ini
berusaha memperbaiki beberapa kekeliruan yang ada pada taksonomi yang asli.
Tidak seperti versi 1956, taksonomi yang baru membedakan antara “tahu tentang
sesuatu” (knowing what), isi dari pemikirannyaitu sendiri, dan “tahu tentang
bagaimana melakukannya” (knowing how), sebagaimana prosedur yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dimensi proseskognitif
atas perbaikan taksonomi yang dibuat oleh Bloom tersebut, sebagaimana
versiaslinya, memiliki enam kecakapan seperti tabel 2.

15
Tabel 2. Taksonomi Bloom terbaru
No Kategori Penjelasan Kata Kerja Kunci
1 Mengingat Kemampuan Mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, meng-
menyebutkan kembal ingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan,
iinformasi / meng-ulang, mengurutkan, menamai,
pengetahuan yang menempatkan,menyebutkan.
tersimpan dalam
ingatan.
2 Memahami Kemampuan Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan,
memahami instruksi mengurai-kan, mengartikan, menyatakan kembali,
dan menegaskan menafsirkan, meng-interpretasikan, mendiskusi-kan,
pengertian/makna ide menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga,
atau konsep yang telah menge-lompokkan, membericontoh, merangkum
diajarkan baik dalam menganalogikan, mengubah, memperkirakan.
bentuk lisan, tertulis,
maupun grafik/
diagram
3 Menerapkan Kemampuan Memilih, menerapkan, me-laksanakan, mengubah,
melakukan sesuatu dan meng-gunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi,
mengaplikasikan menginter-pretasikan, menunjukkan, membuktikan,
konsep dalam situasi menggambar-kan, mengoperasikan, menjalankan
tetentu. memprogramkan, mem-praktekkan, memulai

4 Menganalisis Kemampuan Mengkaji ulang, membedakan, membandingkan,


memisahkan konsep ke meng-kontraskan,memisahkan, menghubungkan,
dalam beberapa menunjukan hubungan antara variabel, memecah
komponen dan meng- menjadi beberapa bagian, menyisihkan, men-duga,
hubungkan satu sama mempertimbangkan mempertentangkan, menata ulang,
lain untuk mencirikan, mengubah struktur, melakukan
memperoleh pe- pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir,
mahaman atas konsep mengkerangka-kan
tersebut secara utuh.
5 Mengevaluasi/ Kemampuan Mengkajiulang, mempertahankan, menyeleksi,
Menilai menetapkan derajat mempertahankan, meng-evaluasi, mendukung,
sesuatu berdasarkan menilai, menjustifikasi, mengecek, mengkritik,
norma, criteria atau memprediksi, membenarkan, menyalahkan
patokan tertentu
6 Mencipta Kemampuan Merakit, merancang, menemu-kan, menciptakan,
memadukan unsure mem-peroleh, mengembangkan, memformulasikan,
unsur menjadi sesuatu mem-bangun, membentuk, melengkapi,membuat,
bentuk baruyang utuh menyempurnakan, melakukan inovasi , mendisain,
dan koheren, atau menghasilkan karya.
membuat sesuatu yang
orisinil

16
2. Norris-Ennis’s Framework
Menurut Norris-Ennis Framework dalam stiggin (1994) terdapat 12
indikator keterampilan kritis yang dikelompokkan dalam 5 aspek keterampilan
berpikir kritis. Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi. Menurut Michael F. Shaughnessy dalam
(http://educationinjapan.wordpress.com) “Higher-order thinking is an umbrella
term that encompasses bother critical thinking.” Pendapat ini sejalan dengan
pendapat FJ King di atas bahwa kemampuan berpikir kritis termasuk salah satu
aspek dalam berpikir tingkat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keterkaitan antara berpikir tingkat tinggi dengan kemampuan berpikir kritis adalah
kemampuan berpikir kritis termasuk aspek di dalam berpikir tingkat tinggi, seperti
di tunjukkan pada table 3 berikut.
Tabel 3. Indicator keterampilan berpikir kritis Norris Ennis

17
Tabel 4. Penjelasan Dasar Pemikiran Norris Ennis
Kategori Mengingat Menganalisis Membandingkan Menyimpulkan Mengevaluasi

Deksripsi Mengingat atau Memahami Menjelaskan Penalaran Mengekspresikan


mengenali fakta- hubungan bagaimana hal- induktif atau dan
fakta kunci, Antara seluruh hal serupa dan deduktif. Dalam mempertahankan
definisi, konsep, dan bagian bagaimana tugas deduktif, sebuah pendapat.
dll;mengulangi komponen dan mereka berbeda. siswa alasan Tugas evaluasi
Verba atau para antara sebab Perbandingan dari Mengharuskan
frase informasi dan akibat; dapat berupa generalisasi ke mahasiswa untuk
yang telah sortasi dan sederhana atau spesifik kasus menilai kualitas,
diberikan kategorisasi; kompleks. dan diminta kredibilitas, nilai
kepada siswa memahami Sederhana untuk atau kepraktisan
bagaimana perbandingan mengenali atau menggunakan
Sesuatu bekerja didasarkan pada menjelaskan didirikan kriteria
dan bagaimana Sejumlah kecil bukti. Dalam dan menjelaskan
bagian-bagian sangat jelasa tugas induktif, bagaimana
dari sesuatu tribut. siswa diberi Criteria tersebut
yang cocok Perbandingan bukti terpenuhi atau
bersama-sama; Complex atau rincian dan tidak terpenuhi
pemahaman Memerlukan diminta untuk
kausal pemeriksaan berhubungan
hubungan; lebih dan
mendapatkan Serangkaian mengintegrasik
informasi dari luasatributdaridu an
tabel, grafik, aataulebihhal. Informasi untuk
diagram, dan Perbandingan dating dengan
peta. Analisis mulaidenganselu generalisasi
lebih dari ruh /
Pengulangan sebagianhubung
hafalan; andalamanalisisk
melainkan ategori dan
melibatkan membawamerek
Merenung aselangka
penataan
pengetahuan
dengan cara
baru

Contoh menetapkan menganalisa membandingkan mengadakanhip mengevaluasi


kata-kata daftar label merobohkan kontras otesa solusiterbaik
pemicu nama mengenali hubungan membedakan mempersatukan membenarkan
ulangi yang apa cara kerjanya sama menggunakanb membela
ketika bagaimana itu berbeda ukti kecaman
digunakan menerapkanatur membela

18
memberikan an
contoh menyamarataka
n
membuat
bagaimanakalau
menyimpulkan
meramalkan
menyimpulkan
menerapkan
memecahkan
Kategori Pengetahuan Analisa Analisa Aplikasi Evaluasi
yang sesua dan pemahaman
idengan
Bloom

3. Marzano’s Dimension of Learning


Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, telah mengusulkan
apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan” (2000).
Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah
digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan berpikir yang
dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas,
yang mempengaruhi bagaimana siswa berpiki, dan menghadirkan teori yang
berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para
siswanya.
Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan
Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar.
Ketiga system tersebut adalah Sistem-Diri (Self-System), Sistem Metakognitif,
dan Sistem Kognitif. Sewaktu berhadapan dengan pilihan untuk memulai tugas
baru, Sistem-Diri memutuskan apakah melanjutkan kebiasaan yang dijalankan
saat ini atau masuk dalam aktivitas baru; Sistem Metakognitif mengatur berbagai
tujuan dan menjaga tingkat pencapaian tujuan-tujuan tersebut; Sistem Kognitif
memroses seluruh informasi yang dibutuhkan, dan Domain Pengetahuan
menyediakan isinya.

19
Ada lima dimensi belajar yang dikemukakan Marzano (1992), yaitu:
a. Sikap dan persepsi (Attitude dan perceptions)
b. Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (Acquire and integrate
knowledge)
c. Mengembangkan dan menghaluskan pengetahuan (Extend and refine
knowledge)
d. Menggunakan pengetahuan secara bermakna (use knowledge meaningfully)
e. Kebiasaan berpikir produktif (productive habits of maind)
Kelima dimensi belajar yang telah disebutkan diatas saling berhubungan
satusama lain dan tidak dapat berjalan dalam keadaan terpisah. Dimensi pertama
dan kelimamerupakan dasar untuk menjalankan dimensi kedua, ketiga, dan
keempat. Jika siswamemiliki sikap persepsi negative terhadap pembelajaran,
maka proses belajar yangmeliputi dimensi dua, tiga dan empat pada siswa tidak
akan berjalan dengan baik.Sebaliknya bila siswa memiliki sikap dan persepsi
positif maka siswa akan belajar lebih banyak dan hal-hal yang terkait dengan
dimensi dua, tiga dan empat dapat dilaksanakandengan baik. Demikian halnya
bila siswa telah terbiasa berpikir secara produktif, maka proses belajar pada diri
siswa akan terfasilitasi. Dimensi belajar tersebut saling berinteraksi dapt dilihat
pada Gambar 1 berikut

20
Gambar 1. Interaksi Lima Dimensi Belajar
Hasil dari taksonomi Marzano menggambarkan konsep kognitif dan proses
metakognitif, sebagaimana konsepkonsep tadi berhubungan dengan manfaatnya,
motivasinya serta emosi sebagai pendukung. Berikut ini ada enam level yang
dikemukakan oleh Robert Marzano:

Tabel 5. Penjelasan Dasar Pemikiran Marzano


Sistem Level Deskripsi
Kognitif Retrieval (pengetahuan) Prosedur dari proses
pengetahuan, mengingat
kembali atau melakukan.
Comprehension(pemahaman) Proses dari urutan atau
struktur pengetahuan,
langkah-langkah dan
gambarannya secara
mendasar untuk
pemahaman dasar atau
pemahaman awal.
Analysis (analisis) Proses mengakses dan
menguji pengetahuan
mengenai persamaan
dan perbedaan, serta
mendiagnosa kesalahan.

21
Utilization (penggunaan) Proses penggunaan
pengetahuan, menyikapi,
memecahkan masalah,
merencanakan
investigasi,
merencanakan
keputusan, dan
mengaplikasikan.

4. Kerangka Pemikiran Quellmalz


Quellmalz (1987) memberikan kita visi lain yang sangat baik dari proses
penalaran. Proses berfikir yang dikemukan oleh Quellmalz relatif sederhana,
gamblang, sangat mudah untuk dianalisa dan dipakai oleh guru dan siswa. Setelah
mengkaji kerangka kerja pendidikan, psikologi dan kerangka filsafat yang
disajikan dalam literatur profesional selama beberapa dekade, Quellmalz
menemukan bahwa hal-hal tersebut memiliki elemen-elemen dasar: ingatan
(recall), analisa (analysis), perbandingan (comparison), kesimpulan (inference),
dan penilaian (evaluation).
Stiggins (1988) mengemukakan kerangka pemikiran Quellmalz tentang
penalaran sebagai berikut.
Tabel 6. Quellmalz Framework of Thinking Skills (Stiggins, et.al, 1988)
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
Mengingat Kebanyakan Definisi, daftar, Dapatkah Knowledge
(recall) pertanyaan dari label, nama, kamu and
kategori ini identitas, siapa, mengemukaka comprehens
mengharuskan apa, kapan. n kembali atau ion
untuk mengingat memparafrase
atau mengenal pengetahuan
fakta-fakta yang penting?
penting, definisi,
konsep, aturan,
dan prinsip.
Pertanyaan
“mengingat”

22
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mengharuskan
siswa untuk
mengulang kata
demi kata atau
menguraikan
informasi yang
diberikan
dengan kata-kata
sendiri. Untuk
mengingat
informasi, siswa
harus sering
berlatih dan
menghubungkan
satu konsep
dengan konsep
yang lain.

Analisis Pada kategori Menganalisis, Apa saja hal- Analysis


(analysis) ini, siswa memutuskan, hal /
membagi hubungan, komponen-
keseluruhan bagaimana komponen/ele
elemen menjadi sesuatu men-elemen
beberapa beroperasi, yang penting
komponen- bagaimana dan
komponen. sesuatu bagaimana
Memahami digunakan, hubungan
hubungan antara memberikan antara satu
keseluruhan dan contoh. dengan
bagian- lainnya?
bagiannya dan
antara sebab dan
akibat;
menyortir dan

23
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mengkategorika
n; memahami
bagaimana suatu
proses dan
bagaimana
bagian dari
sesuatu cocok
satu sama lain;
memahami
hubungan
kausal,
mendapatkan
informasi dari
chart, grafik,
diagram, dan
peta. Analisis
lebih dari
sekedar
mengulang
hafalan;
sebaliknya,
analisis
melibatkan
penyusunan
ilmu
pengetahuan
secara reflektif
dan dengan cara
yang baru.

Perbandin Pertanyaan pada Membandingkan Bagaimana Analysis


gan kategori ini , hal-hal ini
(comparis mengharuskan memperlihatkan sama atau
on) siswa untuk perbedaan, berbeda?
mengenal atau menghubungkan

24
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
menjelaskan , membedakan.
persamaan dan
perbedaan.
Perbandingan
sederhana
didasarkan pada
satu atau
beberapa sifat
yang lebih
nyata,
sedangkan
perbandingan
kompleks
memerlukan
identifikasi yang
lebih luas dari
sejumlah
karateristik
tentang suatu hal
yang ingin
dibandingkan.
Perbandigan
dimulai dengan
keseluruhan/seb
agian hubungan
dalam kategori
analisis dan
membawanya ke
tahapan
selanjutnya.

Penarikan Jenis pertanyaan Hipotesis, Mengingat apa Application


kesimpula pada kategori ini sintesis, yang anda and
n terdiri dari penggunaan ketahui, apa synthesis

25
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
(inference penalaran secara fakta, yang akan
) induktif atau menggunakan terjadi jika kita
deduktif. Dalam aturan, melakukan
tugas deduktif, menggeneralisas sesuatu berikut
penalaran siswa ikan, ini?
dimulai dari menciptakan,
generalisasi ke menduga,
pemisalan memprediksi,
spesifik dan menyimpulkan,
diminta untuk menggunakan,
mengenalkan memecahkan.
atau
menjelaskan
fakta-fakta.
Dalam tugas
induktif, siswa
diberi pemisalan
atau uraian dan
mampu
menghubungkan
dan
mengintegrasika
n informasi
untuk menuju ke
generalisasi.

Penilaian Kategori ini Mempertimbang Menurut Synthesis


(evaluatio menuntut siswa kan, pendapatmu, and
n) untuk mengevaluasi, yang mana evaluation
mengungkapkan solusi terbaik, yang akan
dan membenarkan, menjadi
mempertahanka mempertahanka tindakan yang
n pendapat. n, mengkritik. terbaik?
Tugas menilai Mengapa?
mengharuskan
siswa untuk

26
Persamaan
dengan
Kategori Definisi Kata Kunci Contoh
Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mempertimbang
kan kualitas,
kredibilitas,
manfaat atau
kegunaan
menggunakan
kriteria yang
telah ditetapkan
dan menjelaskan
bagaimana
kriteria tersebut
cocok atau tidak.

D. MELIBATKAN PESERTA DIDIK DALAM MENILAI PENALARAN


Aspek penalaran dan bukti yang dapat dinilai efektif (namun tidak
eksklusif) dibawah kondisi terkendali meliputi:
Penggunaan penalaran fisika
Siswa menunjukkan kemampuan mereka untuk alasan matematis
dengan menunjukkan langkah-langkah yang diambil dalam mencapai
solusi. Mereka harus mendapatkan kredit untuk pekerjaan mereka, yang
mungkin sulit pada tes pilihan ganda.
Memahami bukti
Siswa menunjukkan bahwa mereka memahami sifat penting bukti
fisika melalui jawaban mereka untuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan mereka untuk:
o Lengkap langkah-langkah dalam suatu bukti yang diberikan (baik
membuat pernyataan yang sesuai dengan alasan atau memberikan
alasan untuk pernyataan yang diberikan)
o Membangun hubungan antara langkah-langkah dalam suatu bukti
yang diberikan (mengidentifikasi mana dari langkah-langkah

27
sebelumnya dalam bukti yang diperlukan untuk menyimpulkan
pernyataan didirikan di langkah a)
o Menemukan kesalahan dalam bukti yang diberikan
o Mengevaluasi validitas bukti yang diberikan
o Membandingkan dan mengevaluasi pembenaran yang berbeda
untuk soal yang diberikan (empiris penjelasan, bukti berdasarkan
contoh generik, berdasarkan bukti-
bukti aksiomatik sistem)
Belajar untuk membuktikan
Pembangunan bukti di bawah kondisi pengujian adalah latihan yang
valid tapi satu yang hati-hati membutuhkan persiapan. Jika satu-satunya
cara di mana bukti dinilai, mungkin mengakibatkan siswa memiliki
pandangan terdistorsi dan negatif dari proses yang fisika sampai pada
kesimpulan. Sebuah faktor penting untuk mempertimbangkan adalah
sebelumnya pengetahuan tentang mahasiswa yang mengambil test: jika
mereka sudah melihat buktinya dalam pertanyaan, maka tujuan penilaian
yang valid. Alternatif tugas tugas yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan siswa untuk membangun bukti-
bukti termasuk meminta mereka untuk:
o Garis besar bukti
o Mengidentifikasi pengetahuan fisika yang diperlukan untuk suatu
bukti tertentu
o Mengisi langkah hilang dalam bukti yang diberikan
o Menyediakan satu set petunjuk untuk orang lain untuk membangun
bukti
o Mengadaptasi bukti yang diberikan kepada situasi baru di mana
satu atau lebih elemen yang telah berubah atau asumsi telah
diubah
o Memberikan bukti alternatif untuk situasi tertentu
Menyediakan "lokal" bukti (yang bekerja dalam diri-berisi subset dari
sebuah aksiomatik sistem.

28
BAB III

PEMBAHASAN

A. Matrik Pengertian Asessment Penalaran


Istilah Pengertian Menurut ahli Kesimpulan
Penalaran Penalaran berasal dari kata nalar dalam KBBI mempunyai arti Penalaran adalah adalah proses
pertimbangan tentang baik buruk, kekuatan pikir atau aktivitas yang kemampuan berpikir seseorang untuk
memungkinkan seseorang berpikir logis. Sedangkan penalaran yaitu mendapatkan suatu pengetahuan baru
cara menggunakan nalar atau proses mental dalam mengembangkan dengan cara melogikakan konsep-konsep
pikiran dari beberapa fakta atau prinsip yang diketahuinya berdasarkan bukti-bukti
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Purnamasari, 2014) istilah yang ada dan mengkontradiksikannya
penalaran merupakan terjemahan dari reasoning yaitu suatu proses dengan pengetahuan yang sebelumnya.
untuk mencapai kesimpulan logis dengan berdasarkan pada fakta
dan sumber yang relevan
Keraf (dalam Bernard, 2014) menjelaskan penalaran sebagai proses
berpikir yang berusaha mmenghubungkan fakta-fakta yang
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan
Menurut Suriasumantri (dalam Mulia, 2014) penalaran adalah suatu
proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan
Fadjar Shadiq mendefinisikan bahwa penalaran merupakan suatu
kegiatan, suatu proses atausuatu aktivitas berfikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar
berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah
dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya
Asessment asesmen (assessment) dalam Stiggins (1994) sebagai penilaian Asesmen merupakan istilah yang
proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). tepat untuk penilaian proses belajar siswa

29
Menurut NRC dalam Sukaesih (2010) Asessmen merupakan proses dan kegiatan pengumpulan bukti yang
penting karena hasilnya dapat digunakan untuk merencanakan dilakukan secara sengaja, sistematis, dan
pengajaran, memandu belajar peserta didik, menentukan berkelanjutan serta digunakan untuk
tingkat/urutan, membuat perbedaan, pengembangan teori menilai kompetensi siswa.
pendidikan, merumuskan kebijakan, mengalokasikan sumberdaya,
dan mengevaluasi kurikulum
asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai ”The process of
collecting data which is shows the develompment of learning”.
Asessment Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja untuk membuat hubungan
Penalaran antara pengalaman dan pengetahuan agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.

30
B. Contoh Soal

No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal


1. As early as the 11th century, Chinese doctors were 1. Recognising scientifically
manipulating the immune system. By blowing pulverised investigable questions.
scabs from a smallpox victim into their patients’ nostrils, they (menyadari pertanyaan)
could ofteninduce a mild case of the disease that prevented a 2. Identifying evidence needed in a
more severe onslaught later on. In the 1700s, people rubbed scientific investigation.
their skins with dried scabs to protect themselves from the (identifikasi bukti yang
disease. These primitive practices were introduced into dibutuhkan untuk investigasi)
England and the American colonies. In 1771 and 1772, during 3. Drawing or evaluating
a smallpox epidemic, a Boston doctor named Zabdiel conclusions.
Boylston scratchedthe skin on his six-years-old son and 285 4. Communi-cating valid
other people and rubbed pus from smallpox scabs into the conclusions.
wounds. All but six of his patients survived. 5. Demonstra-ting understanding of
Example item 1: What idea might Zabdiel Boylston have scientific concepts.
been testing?
Example item 2:Give two other pieces of information that
you would need to decide howsuccessful Boylston’s approach
was.
2. Pengendara disarankan meninggalkan banyak ruang Proccess 1: Describing, explaining
antara mobil mereka dengan mobil didepannya ketika and predincting scientific
mengendarai mobil dengan cepat karena mobil yang cepat Phenomena
membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti Proccess 2: Understanding scientific
Pertanyaanya: Jelaskan kenapa mobil yang bergerak Investigation
cepat membutuhkan jarak yang jauh untuk berhenti daripada Proccess 3: Interpreting Scintific
mobil yang bergerak pelan? evidence and conclusion
Alasan:________________________________________

31
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
Full credit:
Code 2: Answers that mention that:
 The greater momentum of a vehicle when it is moving
more quickly means that it will move further whilst
slowing down that a slower vehicle, given the some force
AND
 It takes longer to reduce speed to zero from a greater
speed, so the car will travel further in this time
Partical Credit:
Code 1: Answers that mention only one of the above points
No Credit:
Code 0: Other responses, or repetition of the statement, e.g that it
takes longer to stop because of its speed
3. Science Example 3: SCHOOL MILK STUDY Identifying scientific issues
In 1930, a large-scale study was carried out in the schools a. Recognising issues that it is
in a region of Scotland. For four months, some students possible to investigate
received free milk and some did not. The head teachers in scientifically
each school chose which of their students received milk. Here b. Identifying keywords to search
is what happened: for scientific information
• 5 000 school children received an amount of unpasteurised milk c. Recognising the key features of a
each school day scientific investigation
• Another 5 000 school children received the same amount of Explaining phenomena scientifically
pasteurised milk d. Applying knowledge of science in
• 10 000 school children did not receive any milk at all a given situation
All 20 000 children were weighed and had their heights e. D escribing or interpreting
measured at the beginning and the end of the study. phenomena scientifically and
predicting changes

32
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
f. Identifying appropriate
descriptions, explanations, and
predictions
Using scientific evidence
g. Interpreting scientific evidence
and making and communicating
conclusions
h. Identifying the assumptions,
evidence and reasoning behind
conclusions
i. Reflecting on the societal
implications of science and
technological
 developments

33
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal
 Explain phenomena scientifical-ly
 Evaluate and design scientific
enquiry
 Interpret data and evidence
scientifical-ly

34
No. Contoh Soal Karakteristik Penalaran Soal

35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah:
1. Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
2. Kerangka dalam asesmen penalaran terdiri dari Taksonomi Bloom,
Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan dimensi pembelajaran
Marzano.

B. Saran
Pada pembelajaran fisika di kelas, diharapkan guru dapat
mengaplikasikan asesmen penalaran dan lebih memperhatikan bagaimana aturan
dalam asesmen penalaran ini, maka diharapkan para guru atau pendidik senantiasa
mempelajari bagaimana penggunaan dan pelaksanaan yang sesungguhnya
sehingga semua bentuk soal dapat lebih terarah dan mudah dimengerti.

35
DAFTAR PUSTAKA

Stiggins, R, J. 1994. Student-Centered Clasroom assessment. New York :


Maxwell Macmillan International.

Stiggins, R. J. Maggie, M. G, Karen, R.W. (1988). Measuring Thinking Skills in


the Classroom. Journal of Education Measurement, Vol. 26, No. 3, pp. 233-
246.

Susanti, Try. (2014). Asesmen Penalaran Inch. Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 21, No.1,
pp. 72-78.

Quellmalz, Edys. (1987). Developing Reasoning Skills in Baron, J & Sternberg,


R. Teaching Skills: Theory & Practice. New York: Freeman Press.

Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, E.P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Belajar
Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory
and Practice. Japan: Shizuoka University.

36

Anda mungkin juga menyukai