Abstak
Penelitian ini dilatarbelakangi karena lemahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik saat
pembelajaran sosiologi berlangsung, yang dicirikan dengan kurangnya interaktif saat pembelajaran,
kurang kreatif dalam memberikan contoh-contoh, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media pembelajaran articulate terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalen
pre-test post-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat
ditumbuhkembangkan melalui media pembelajaran articulate dalam metode pembelajaran problem
based learning (PBL). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran articulate memberi pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Media
ariculate dalam metode problem based learning (PBL) dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk
menyempurnakan proses pembelajaran sosiologi.
Abstract
This research is motivated by the lack of creative thinking abilities of students when sociology
learning takes place, which is characterized by a lack of interactive learning, less creative in providing
examples, this study aims to determine the effect of using articulate learning media on students'
creative thinking abilities. The method used in this study was quasi-experimental with a nonequivalent
pre-test post-test design. The results of the study show that creative thinking skills can be developed
through articulate learning media in problem based learning (PBL) learning methods. Based on the
results of data analysis, it can be concluded that the use of articulate learning media influences
students' creative thinking abilities. The ariculate media in the problem based learning (PBL) method
can be used as an alternative for teachers to perfect the sociology learning process.
826
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
827
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
828
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
829
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
830
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
831
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
berpikir kreatif mereka juga terasah. Guru informasi dalam bentuk texs, audio,
beserta peserta didik melihat hasil dari grafik, animasi, dan video. Multimedia
laporan tulisan yang mereka kerjakan, dalam konteks komputer adalah
kemudian guru memberikan tugas kepada pemanfaatan komputer untuk membuat
masing-masing kelompok untuk dan menggabungkan teks, grafik, audio,
mempresentasikan hasil rancangannya. video, dengan menggunakan tool yang
Peran guru disini sangat dibutuhkan memungkinkan pemakai berinteraksi,
sebagai fasilitator. Bila ada konsep awal berkreasi, dan berkomunikasi
yang tidak sesuai, guru harus senantiasa (hofsteter,2001). Multimedia dapat
meluruskannya. digunakan dalam bidang pendidikan
Pembelajaran dalam metode dalam penyampaian bahan pengajaran
based learning memang harus menuntut secara interaktif dan dapat mempermudah
ekstra guru bekerja keras untuk pembelajaran karena didukung oleh
mengawasi kegiatan peserta didik secara berbagai aspek suara, video, animasi, teks
detail dengan cara berkeliling untuk dan grafik. Tentunya cara ini sudah
melihat pekerjaan peserta didik banyak di terapkan di dunia pendidikan
perorangan maupun perkelompok dengan karena sangat membantu sekali guru-guru
menanyakan kesulitan-kesulitan apa yang untuk mengajar Peserta didik di sekolah.
ditemukan serta menyemangati peserta Pembelajaran dengan menggunakan
didik agar hasil yang dicapai untuk multimedia interaktif diharapkan dapat
menjawab soal kasus dapat maksimal. Ini meningkatkan kemampuan berpikir
termasuk tahapan yang ada dalam PBL kreatif Peserta didik dalam pembelajaran
bahwasannya peserta didik sosiologi dan dapat diharapkan menjadi
mempresentasikan bentuk laporan yang subuah solusi untuk menjadi daya Tarik,
sudah dibuatnya untuk menyampaikan motivasi bagi Peserta didik dalam proses
hasil pemikirannya melalui diskusi belajar sosiologi di SMAN 2 Garut.
kelompok kepada orang lain (Arends, Peranan teknologi pembelajaran
2008). Sejalan dengan pendapat tersebut dalam pemecahan masalah pembelajaran
menurut Lawson (dalam Dahar, berupaya untuk merancang,
2011:153) orang yang terampil dalam mengembangkan, dan memanfaatkan
berargumentasi, terampil pula dalam aneka sumber belajar sehingga dapat
menalar. Dengan meminta peserta didik memudahkan atau memfasilitasi
berargumentasi berarti memupuk seseorang untuk belajar, oleh karena itu
keterbukaan dalam diri mereka, yang teknologi pendidikan diperlukan untuk
merupakan suatu syarat untuk dapat menjangkau peserta didik
memperoleh daya nalar yang tinggi. dimanapun berada dan guru dapat
Dari hasil penelitian ini telah mengembangkan strategi pembelajaran
menunjukan pemanfaatan media untuk membangun dan menemukan jati
komputer dalam bentuk Aplikasi diri melalui proses pembelajaran yang
articulate dalam pembelajaran sosiologi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
dapat dijadikan sebagai salah satu Hal ini sesuia dengan apa yang di
alternative dengan melihat hasil post-test ungkapkan oleh Darmawan (2014: 163),
kelas eksperimen yang menunjukan Program pembelajaran yang dibangun
peningkatan cukup pesat disbanding dengan articulate engage ini bersifat
kelas kontrol. Menurut Darmawan tutorial, artinya bahwa pembelajaran bisa
(2015:32) multimedia adalah penggunaan secara lengkap menyajikan prosedur
beberapa media yang berbeda untuk pembelajaran yang cukup menarik,
menggabungkan dan menyampaikan sederhana dan menantang interaktif para
832
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
peserta didik. Program articulate engage dengan aktivitas peserta didik dalam
ini dapat digunakan untuk pembelajaran menggnakan media
mengembangkan beberapa logika atau pembelajaran articulate dalam metode
alur pembelajaran mulai dari yang bertipe pembelajaran problem based learning
linier hingga brancing. Program (PBL) berjalan dengan baik. Itu telihat
pembelajaran multimedia interaktif yang dari adanya peningkatan pembelajaran
telah dibuat melalui articulate engage pada setiap pertemuannya, sehingga
rasanya tidak sempurna jika tidak dapat dikatakan tidak ada kendala yang
didampingi oleh beberapa instrument bearti yang didalami peneliti selama
assessment hasil pembelajaran. Maka, melakukan pembelajaran. Sebelumnya
untuk kepentingan membangun soal-soal pembelajaran ini dapat dikelola dengan
dengan articulate ini dapat digunakan menyiapkan dulu database materi
articulate quizmaker. Program ini pembelajaran, sebagaimana dijelaskan
dikhususkan untuk membuat sejumlah dalam Darmawan, D. (2017) tentang
soal dengan logika penambahan jumlah pentingnya membangun Architecture
soal yang cukup mudah. Demikian juga Fedena Open Source ERP” For
dalam membangun logika untuk Educational Communication.
pertanyaan dan jawaban yang salah dan Pembelajaran dengan
betul cukup mudah, serta sistem menggunakan media pembelajaran
penskoran yang telah disediakan dan articulate dalam metode pembelajaran
tinggal di-setting untuk ketentuan problem based learning (PBL)
interval/ skala nilainya. memungkinkan untuk memelihara rasa
Sementara itu, dalam penelitian ingin tahu peserta didik melibatkan
Diana (2016:124) menyatakan dalam aktivitas pembelajaran sosiologi yang
metode problem based learning (PBL) dilakspeserta didikan dapat memberikan
peserta didik disuruh mencari solusi dari pengalaman konkrit bagi peserta didik.
masalah dengan mencari, memahami dan Selain itu, menurut Gaer (1998) bahwa
memperluas materi untuk memperkaya pembelajaran berbasis masalah dapat
argumen dari solusi yang diambil, jadi memberikan pengalaman belajar yang
peserta didik yang berperan aktif menarik dan bermakna bagi peserta didik.
sehingga kemampuan berpikir kreatif Hal ini didukung oleh Darmawan
peserta didik meningkat. Hal ini dapat (2015:38), media pembelajaran berbasis
dilihat dalam penelitian ini bahwa Peserta komputer dalam hal ini articulate
didik kelas eksperimen terlihat senang memiliki nilai lebih dibading media cetak
dalam pembelajaran sosiologi dengan biasa karena mampu mengaktifkan
media pembelajaran articulate dalam peserta didik untuk belajar, rasa
metode pembelajaran problem based ketertarikan terhadap sistem multimedia
learning (PBL) yang diberikan. media yang mampu menyuguhkan teks, gambar,
pembelajaran articulate dalam metode video, suara dan animasi. Secara bersama
pembelajaran problem based learning oleh peserta didik di alami mampu
(PBL) juga membuat mereka lebih aktif menyerap pembelajaran dan
di kelas untuk mengikuti pembelajaran mempresentasikan dapat
sehingga bias lebih percaya diri dan lebih mengembangkan keterampilan berpikir
berani mengungkapkan gagasan- peserta didik.
gagasannya. Berdasarkan kegiatan penelitian
Dari hasil observasi dapat yang dilakspeserta didikan dan
disimpulkan bahwa setiap aspek aktivitas kemampuan berpikir kreatif yang
guru dan siswa beralan baik. Begitu juga diperoleh maka dapat dikatakan proses
833
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
834
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
835
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
836
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
837
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Februari 2019
838