Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat pendidikan sebagai salah satu acuan untuk memperbaiki pendidikan di
Indonesia. Karena dalam memperlajari Filsafat Pendidikan Kita lebih tahu dasardasar pendidikan. Dengan mempelajarinya maka generasi yang akan datang akan
lebih memahami tentang pendidikan dan aliran filsafat pendidikan, supaya kita
dapat mengambil hikmah pembelajaran dari aliran-aliran filsafat pendidikan
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan progresivisme?
2. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan perennialisme?
3. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan esensialisme?
4. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan idealisme?
5. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan realisme?
6. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan rekonstruksionisme?
7. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan materialisme?
8. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaiman prinsip dari aliran filsafat
pendidikan eksistensialisme?
9. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan pragmatisme?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan progresivisme
2. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan perennialisme
3. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan esensialisme

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan idealisme


Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan realisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan materialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan eksistensialisme
Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan pragmatisme

BAB II PEMBAHASAN
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1. ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Progresivisme merupakan filsafat yang dimulai pada tahun 1918.
Filsafat ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini tidak

mungkin benar di masa mendatang. Karenanya, cara terbaik mempersiapkan para


siswa untuk suatu masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka
dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka
mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan
kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini. Melalui analisis diri dan refleksi
yang berkelanjutan, individu dapat mengidentifikasi nilai-nilai yang tepat dalam
waktu yang dekat. Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
harus berpusat pada anak (child-centered) bukannya memfokuskan pada guru atau
bidang muatan.
Progresifisme melancarkan suatu gerakan untuk perubahan sosial dan
budaya dengan penekanan pada perkembangan individual dan mencakup cita-cita
seperti :
a) Cooperation ,yaitu kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan.
b) Sharing ,yaitu berbagi peran dan turut ambil bagian dalam berbagai kegiatan.
c) Adjustment ,yaitu fleksibel untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
perubahan yang terjadi.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Beberapa tokoh dalam aliran ini: George Axtelle, William O. Stanley, Ernest
Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
a) William James ( 1842-1910 )
b) John Dewey ( 1859-1952 )
c) Teori Dewey tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan
kepada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka
muncullah Cild Centered Curiculum, dan Cild Centered School.
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang
belum jelas.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Adapun prinsipnya yaitu:
a)
b)
c)
d)

Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.


Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, ataupengarah.
Sekolah adalah masyarakat kecil dari masyarakat besar.

e) Sekolah harus kooperatif dan demokratif


f) Aktivitas lebih focus pada pemecahan masalah, bukan untuk pengajaran
materi kajian.
2. ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME
Perenialisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang lahir pada
abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi,
kekal, atau selalu. Dari makna yang terkandung dalam kata itu aliran perenialisme
mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang kepada nilai-nilai dan norma
yang bersifat kekal abadi. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap
pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang
menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi
dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama
dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada
usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu kembali kepada
kebudayaan masa lampau, regressive road to culture. Oleh sebab itu
Perennialisme

memandang

penting

peranan

pendidikan

dalam

proses

mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa


lampau yang dianggap cukup ideal dan yang telah terpuji ketangguhannya.
Perennialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang.
Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi pada prinsip-prinsip
umum dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan oleh penganut
Perennialisme. Tujuan dari pendidikan, menurut pemikir perenialis, adalah
memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip
atau gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN PERENIALISME
Tokoh-tokoh aliran perenialisme seperti Plato(427-347 SM), Aristoteles
(384-322 SM), St. Thomas Aquinas.

C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PERENNIALISME


Prinsip-prinsip umum ideal yang di maksud dalam aliran filsafat
perenialisme berhubungan dengan nilai ilmu pengetahuan, realita dan moral yang
mempunyai

peranan

penting

dan

memegang

kunci

bagi

keberhasilan

pembangunan kebudayaan saat ini. aliran ini memandang penting peranan


pendidikan dalam hal mengembalikan kebudayaan masa lampau yang dianggap
cukup ideal dan telah teruji kehebatannya ketika menahan arus keterbelakangan
budaya. Dengan demikian, peranan pendidik/guru bagi perenialisme adalah
mengajar dalam arti memberi bantuan kepada anak didik untuk dapat berfikir jelas
dan mampu mengembangkan potensi-potensi yg ada pada diri anak didik.
3. FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN ESENSIALISME
A. DEFINISI FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN ESENSIALISME
Awalnya, esensialisme merupakan suatu filsafat pendidikan konservatif
yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trand-trend progresif di
sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak
standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Esensialisme yang
muncul pada zaman Renaissance tersebut memiliki ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresivisme. Esensialisme menolak pandangan progresifisme yang
mengakui adanya sifat realitas yang serba berubah, fleksibel, partikular dan bahwa
nilai-nilai itu relatif. Menurut esensialisme landasan semacam itu kurang tepat
untuk pendidikan, sebab dapat menimbulkan pandangan pendidikan yang
berubah-ubah, pelaksanaan yang tidak stabil dan tidak menentu ,bahkan dapat
menimbulkan kehilangan arah pendidikan. Karena itu,menurut esensialisme
pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan.
Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-nilai itu perlu dipilih yang mempunyai
tata yang jelas dan yang telah diuji oleh waktu. Nilai-nilai yang dapat memenuhi
adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat
abad belakangan ini dengan perhitungan zaman renaisans, sebagai pangkal sejarah
timbulnya konsep-konsep pikiran yang disebut esensialisme.

Esensialisme didukung atau dilandasi oleh filsafat idealisme dan


realisme.

Idealisme

esensialisme,tetapi

dan

tidak

realisme

lebur

secara

menjadi

bersama-sama

satu,masing-masing

mendukung
aliran

tidak

melepaskan sifat utama masing-masing.


Aliran filsafat esensialisme adalah aliran filsafat pendidikan yang
didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
umat manusia. Aliran ini ingin mengembalikan kepada kebudayaan-kebudayaan
lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi
kehidupan manusia.
Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi
terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan
materialistic. Esensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang
esensial yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat fundamental,atau unsur
mutlak yang menentukan keberadaan sesuatu.
Menurut esensialisme,yang esensial tersebut harus diwariskan kepada
generasi muda agar dapat bertahan dari waktu ke waktu karena itu esensialisme
tergolong tradisionalisme. Tujuan pendidikan aliran ini adalah untuk meneruskan
warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakulmulasi
dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu
kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Menurut William C. Bagley ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme
adalah sebagai berikut :
a) Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar
awal yang memikkat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari
dalam diri siswa.
b) Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa
balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies mansia.
c) Oleh karena kamampuan untunk kedisiplinan diri harus menjad tujuan
pendidikan.
d) Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang
pedidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri
lemah.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT ESENSIALISME


Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa
orang pelopornya, seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed,
dan Isac L. Kandell, Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 1831), George
Santayana.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan adanya sintesa antara
ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan
landasan spiritual. Sedangkan, George Santayana memadukan antara aliran
idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai
itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan
pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu. Walaupun idealisme
menjunjung asas otoriter atau nilai-nilai, namun juga tetap mengakui bahwa
pribadi secara aktif bersifat menentukan nilai-nilai itu atas dirinya sendiri.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT ESENSIALISME
Prinsip prinsip filsafat pendidikan aliran Esensialisme antara lain :
1) Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan
keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
2) Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak
didik.
3) Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah
ditentukan.
4) Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan
dengan disiplin mental.
5) Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum,
karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata. Pendidikan yg berjiwakan
esensialisme terpusat pada guru atau pendidik
4. ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Idealisme termasuk aliran filsafat pada abad modern. Idealisme berasal
dari bahasa Inggris yaitu Idealism dan kadang juga dipakai istilahnya mentalism
7

atau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibnez
pada mula awal abad ke-18. Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang
hadir dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan jiwa dan roh.
Beberapa pengertian Idealisme :
a. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu
penjelmaan pikiran.
b. Untuk menyakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan
aktivitas-aktivitas pikiran.
c. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiranpikiran, diri, roh, ide-ide, pemikiran mutlak dan lain sebagainya dan bukan
berkenaan dengan materi.
d. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk
fisik tidak ada.
e. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. Dunia eksternal
tidak bersifat fisik.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan,
pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objekobjek dan daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir sebagai hal dasar
atau lebih dulu ada bagi materi dan bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah
sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akalpikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan materialisme yang
berpendapat bahwa materi adalah nyata ada, sedangkan akal-pikir (mind) adalah
sebuah fenomena pengiring.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan
materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak
pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak
berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental
tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak
diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian dari alam semesta.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT IDEALISME


Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Plato (477 -347 SM), Immanuel
Kant (1724 -1804), Pascal (1623-1662), J. G. Fichte (1762-1914 M.), F. W. S.
Schelling (1775-1854 M.), G. W. F. Hegel (1770-1031 M.) Menurut Plato tentang
teori pengetahuan, idealisme mengemukakan pandangan bahwa pengetahuan yang
diperoleh melallui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah
merupakan hasil akal belaka, karena akal dapat membedakan bentuk spiritual
murni dan benda-benda diluar penjelmaan material. Sedangkan Menurut Hegel,
dunia adalah roh, yang mengungkapkan diri dalam alam, dengan maksud agar roh
tersebut sadar akan dirinya sendiri. Hakikat roh dapat berupa ide atau pikiran.
Mereka dapat mewakili pandangan idealisme.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Prinsip yang mendasari pengetahuan idealisme adalah rasionalisme
mengemukakan bahwa indra kita hanya memberikan materi mentah bagi
pengetahuan. Pengetahuan tidak ditemukan dari pengalaman indra , melainkan
dari konsepsi, dalam prinsip-prinsip sebagai hasil aktivitas Berpandangan bahwa
nilai itu absolut. Tidak berubah darijiwa

generasi ke generasi. Pada

hakikatnya nilai itu tetap. Contohnya : hukum moral kewajiban manusia


manusia untuk berlaku jujur, adil, ikhlas, pemaaf, kasih sayang sesama manusia
dimanapun berada.
Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Tujuan, untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan
dasar, serta kebaikan sosial.
b. Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan
praktis untuk memperoleh pekerjaan.
c. Metode, diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan
yang lain), tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
d. Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan
dasarnya.

e. Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui


kerja sama dengan alam.
5. ALIRAN FILSAFAT REALISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT REALISME
Memasuki abad ke-20, realisme muncul. Real berarti yang aktual atau
yang ada, kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau kejadian-kejadian
yang sungguh-sungguh, artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada
dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Pada dasarnya realisme
merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berbeda
dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monistis. Realisme berpendapat
bahwa hakikat realitas ialah terdiri ataas dunia fisik dan dunia rahani. Realisme
membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan
mengatahui disatu pihak, dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar
manusia, yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusiaImplikasinya
Realisme dalam pendidikan adalah kebutuhan dasar dan hak yang mendasar bagi
manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk memastikan bahwa
semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT REALISME
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius,
Santo Thomas Aquinas, Rene Descartes, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John
Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT REALISME
Pada prinsip dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang hakikat
wujud/realitas/ontologi secara dualitas, terdiri atas dunia fisik dan rohani
Implikasi pendidikan realisme :
1) Tujuan Pendidikan : Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial
2) Kedudukan siswa :

10

Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya.


Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin
mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
3) Peranan guru
:
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar, dan dengan keras
menuntut prestasi dari siswa
4) Kurikulum
:
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna.
Berisikan pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
5) Metode
:
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung.
Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Metode Conditioning (SR)
merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.
6. ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasari atas suatu tanggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada
pada saat sekarang.
Rekonstruksionisme berasal dari kata reconstruct, yaitu gabungan dari
kata re- yang artinya kembali dan construct yang artinya membangun atau
menyusun. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme
merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme banyak yang sepaham dengan
aliran perenialisme, yang dikhususkan kepada keprihatinan para rekonstruksionis
terhadap kehidupan manusia modern atau dengan kata lain menyebutkan adanya
krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut berpandangan bahwa kehidupan
manusia modern telah banyak mengalami kebobrokan, kerusakan, kebingungan,
dan tidak menentunya prinsip manusia, sehingga manusia modern sudah banyak
kehilangan jati diri mereka. Bedanya kedua aliran ini, jika aliran perenialisme
berpandangan bahwa kebobrokan kehidupan manusia modern dapat diatasi

11

dengan cara kembali ke dalam kehidupan yang masih menjunjung tinggi


kebudayaan dan peradaban masa lampau, karena kaum perenialis berpandangan
bahwa pola perkembangan kebudayaan sepanjang zaman adalah sebagai
pengulangan dari apa yang ada dalam masa sebelumnya, sehingga perenialisme
sering

disebut

juga

dengan

istilah

tradisionalisme.

Sementara,

aliran

rekonstruksionisme berusaha membina konsensus yang paling luas dan mungkin


tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg
pada tahun 1930, yang memiliki keinginan yaitu ingin membangun masyarakat
yang baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini
antara lain adalah Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. Menurut, Caroline
Pratt mengungkapkan ide-ide dari Friedrich Froebel tentang sesuatu yang dapat
memberikan anak-anak kesempatan untuk mewakili dunia mereka. Dia merancang
unit blok yang menjadi bahan dasar di sekolah-sekolah di seluruh Amerika
Serikat.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME
Prinsip-Prinsip dalam Aliran Rekonstruksionisme :
b. Memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada setiap anak, tanpa
membedakan Ras, kepercayaan, atau latar belakang ekonomi.
c. Memberikan pendidikan tinggi latihan akademik, professional, dan
teknikal

kepada

setiap

mahasiswanya

untuk

dapat

menyerap

dan

menggunakan ilmu dan teknologi yang diajarkan.


d. Membuat sekolah-sekolah Amerika menjadi berperanan sangat penting
sebagai satu bagian dari kehidupan nasional kita.
e. Menyusun sebuah program pemuda untuk usia 17-23 tahun untuk membawa
mereka dan sekolah aktif menuju pada berpartisipasi dalam masyarakat orang
dewasa.

12

f. Mengusahakan penggunaan penuh dari perlengkapan sekolah dalam waktu di


luar

sekolah

untuk

pertemuan-pertemuan

pemuda,

kegiatan-kegiatan

masyarakat pendidikan orang dewasa.


g. Bekerjasama penuh dengan semua lembaga masyarakat dan lembaga sosial
menuju sebuah masyarakat demokratis yang sesungguhnya, tetapi dalam
waktu yang bersamaan menjaga pendidikan yang bebas dari kekuasaan suatu
kelompok atau kepentingan tertentu.
h. Terus memperluas penelitian dan eksperimentasi pendidikan.
i. Mengajak pemimpin-pemimpin masyarakat untuk menjadikan pendidikan
sebagai bagian dari masyarakat dan masyarakat menjadi bagian dari sekolah.
7. ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
Materialisme adalah salah satu paham filsafat yang banyak dianut oleh
para filosof, seperti Demokritus, Thales, Anaximanoros dan Horaklitos. Paham ini
menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya. Ketika paham ini
pertama muncul, paham tersebut tidak mendapat banyak perhatian karena banyak
ahli filsafat yang menganggap bahwa paham ini aneh dan mustahil. Namun pada
sekitar abad 19 paham materialisme ini tumbuh subur di Barat karena sudah
banyak para filosof yang menganut paham tersebut.
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan
rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang
bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat
materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide,
bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada,
maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja
atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
1. Ciri-ciri filsafat materialisme
a. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
b.

Tidak meyakini adanya alam ghaib

c.

Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu

d.

Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum

e.

Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.


13

2. Variasi aliran filsafat materialisme


Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu :
a. Filsafat Materialisme Dialektika
Materialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala
sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling
hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam
dunia semesta. Pikiran-pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai
dalam kehidupan misalnya, bumi berputar terus, ada siang ada malam, habis
gelap timbullah terang, patah tumbuh hilang berganti dsb. Semua pikiran ini
menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa berkembang.
b. Filsafat Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau
dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik
ini misalnya: sekali maling tetap maling, memandang orang sudah ditakdirkan,
tidak bisa berubah.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME
Tokoh-tokoh aliran ini adalah:
a) Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
b) Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron,
yaitu unsur yang tak terbatas.
c) Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
d) Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
e) Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom
yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian
alam semesta.

14

C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME


Prinsip materialisme yang didasarkan pada suatu asumsi bahwa realitas yaitu :
a) Apa yang dikatakan jiwa ( mind ) dan segala kegiatannya ( berfikir,
memahami ) adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak,
sistem urat saraf, atau organ-organ jasmani yang lainnya.
b) Apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup,
keindahan dan kesenangan, serta kebebasan hanyalah sekedar nama-nama
atau semboyan.
Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme,
sebagai berikut:
1) Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses
pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
2) Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia
sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi
yang kompleks.
3) Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya
(handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
4) Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning),
operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi.
5) Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari
luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka
dituntut untuk belajar.
6) Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses
pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
8. ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme hampir sepenuhnya merupakan produk abad XX. Kata
"eksistensi" berasal dari bahasa Latin yaitu "Existere ", kata "Ex" yang berarti

15

keluar dan kata "Sitere" yang berarti membuat berdiri. Jadi eksistensialisme
berarti apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa saja yang dialami. Hal itu
berarti, eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melukiskan dan mendiagnosa
kedudukan manusia yang sulit. Titik sentralnya adalah manusia.
Eksistensialisme juga merupakan suatu reaksi terhadap materialisme dan
idealisme. Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia merupakan
benda dunia, manusia adalah materi, dan manusia adalah sesuatu yang ada tanpa
menjadi subyek. Sedangkan pandangan manusia menurut idealisme manusia
hanya sebagai subyek atau hanya sebagai suatu kesadaran.
Filsafat pendidikan Eksistensialisme berpendapat bahwa kenyataan atau
kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya
manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena
ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh
keputusan dan komitmennya sendiri. sehingga dapat dikatakan eksistensialisme
adalah aliran yang berpendirian (pada umumnya) bahwa filsafat harus bertitik
tolak pada manusia yang kongrit, yaitu manusia sebagai existensi itu mendahului
essensi yang merupakan suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak
logic atau tidak ilmiyah.
Berbicara tentang nilai, eksistensialisme menekankan kebebasan terhadap
tindakan. Tetapi seseorang harus mampu menciptakan tujuannya. Apabila
seseorang menerima tujuan kelompok, ia harus menjadikan tujuan tersebut
menjadi miliknya. Dengan ketentuan bahwa setiap situasi tujuan tersebut
merupakan tujuan yang harus dicapai. Jadi tujuan itu diperoleh dalam situasi.
Intinya, aliran eksistensialisme ini berkeyakinan bahwa segala sesuatu
dimulai dari pengalaman pribadi, kenyakinan yang tumbuh dari dirinya dan
kemampuan serta keluasaan jalan untuk mencapai keinginan hidupnya. Titik
sentralnya manusia itu sendiri.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Istilah Eksistensialisme pertarna kali dikemukakan oleh ahli filsafat
Jerman

yaitu

Martin

Heidegger

pada

tahun

1889-1976.

Munculnya

16

eksistensialisme berawal dari filsafat Kiekegaard dan Neitchze.

Tokoh-tokoh

lainnya yang terkenal diantaranya Martin Buber, Martin Heideger, Jean Paul
Satre, Karl Jasper, Gabril Marsel, Paul Tillich.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Prinsip-prinsip Aliran Filsafat Eksistensialisme adalah sebagai berikut:
1) Aliran ini tidak mementingkan metafisika.
2) Kebenaran lebih bersifat eksistensial daripada proporsional atau faktual.
3) Aliran ini memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya dan
individu hanya mengenai dirinya dalam interaksi dirinya sendiri dalam
kehidupan.
4) Jiwa aliran ini mengutamakan manusia, memperkembangkan eksistensi
pribadinya atas alasan bahwa manusia akan mati.
Implementasi aliran eksistensialisme tehadap pendidikan antara lain
sebagai berikut:
1) Aliran ini mengutamakan perorangan/ individu.
2) Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya.
3) Aliran filsafat ini percaya akan kemampuan ilmu untuk memecahkan semua
persoalannya.
4) Aliran ini memabatasi murid-murinya dengan buku-buku yang ditetapkan
saja.
5) Aliran ini tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala
bentuk.
9. ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa
yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan
akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima
segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman
pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar
tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan
demikian, patokan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis.
17

Pragmatisme berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah,


apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu
kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau
peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi
terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar
oleh masyarakat yang kedua. Pendiri filsafat pragmatisme ini adalah Charles
Sandre Peirce (1893-1914), Wiliam James (1842-1910), dan John Dewey (18591952). Pragmatisme yakin bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin meneliti,
tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Pikiran (rasio) tidak bertentangan dan tidak terpisah
dari dunia, melainkan merupakan bagian dari dunia.
Pragmatisme mengemukakan pandangannya tentang nilai, bahwa nilai itu
relatif. Kaidah-kaidah moral dan etik tidak tetap, melainkan selalu berubah,
seperti perubahan kebudayaan, masyarakat, dan lingkungannya. Pragmatisme
menyarankan untuk menguji kualitas nilai dengan cara yang sama seperti kita
menguji kebenaran pengetahuan dengan metode empiris.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya
berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia
dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut
filsafat ini adalah: Charles Sandre Peirce, Wiliam James, John Dewey,
Heracleitos.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Filsafat pragmatisme di dalam pembelajaran lebih menekankan kapada
metoda dan pendirian dari pada kepada doktrin filsafat yang sistematis, yaitu
metoda penyelidikan eksperimental yang biasanya dipakai dalam segala bidang
pengalaman. Ada beberapa konsep dalam filsafat pragmatisme dan salah satunya
adalah konsep realitas yang merupakan interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Dalam filsafat pragmatisme manusia dipandang sebagai makhluk

18

fisik sebagai hasil/evolusi biologis, sosial dan psikologis karena manusia dalam
keadaan yang terus berkembang. Dari konsep ini, penerapan filsafat pragmatisme
dalam pembelajaran mempunyai tujuan, salah satunya untuk mengajarkan kepada
para siswa agar mereka dapat memahami kondisi disekitarnya/dilingkungannya
dan dari situlah siswa diharap dapat memahami, mengerti dan dapat menyaring
mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri mereka dari pengaruh
lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
www.filsafatpendidikan.com
http://abumaimunah.files.wordpress.com/2012/11/filsafat-pendidikan.pdf
http://www.filsafatpendidikan.com/wp-content/uploads/2011/12/esensialisme-danperenialisme.pdf
https://docs.google.com/presentation/d/1Zcssm0N6VxtBN6rGrAWcr_UWqBKX
NQzNT3nCUhvw4xM/embed#slide=id.i78
http://andikamandum.files.wordpress.com/2012/06/perenialisme-danesensialisme.pdf
http://haedarakib.files.wordpress.com/2012/01/filsafat-dan-filsafatpendidikan1.pdf
http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/ALIRANPENDIDIKANPR_MuhammadNasrudinRosid_8805.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.%20Ajat
%20Sudrajat,%20M.Ag./BAB%20%203%20-%20FILSAFAT%20IDEALISME
%20DAN%20REALISME.pdf

19

https://www.facebook.com/notes/syahrur-romadlon/aliran-filsafatkonstruktivisme-dan-implikasinya-dalam-pendidikan/589519571058689

20

Anda mungkin juga menyukai