PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat pendidikan sebagai salah satu acuan untuk memperbaiki pendidikan di
Indonesia. Karena dalam memperlajari Filsafat Pendidikan Kita lebih tahu dasardasar pendidikan. Dengan mempelajarinya maka generasi yang akan datang akan
lebih memahami tentang pendidikan dan aliran filsafat pendidikan, supaya kita
dapat mengambil hikmah pembelajaran dari aliran-aliran filsafat pendidikan
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan progresivisme?
2. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan perennialisme?
3. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan esensialisme?
4. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan idealisme?
5. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan realisme?
6. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan rekonstruksionisme?
7. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan materialisme?
8. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaiman prinsip dari aliran filsafat
pendidikan eksistensialisme?
9. Apa pengertian, siapa tokoh, dan bagaimana prinsip dari aliran filsafat
pendidikan pragmatisme?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan progresivisme
2. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan perennialisme
3. Untuk mengetahui tentang aliran filsafat pendidikan esensialisme
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II PEMBAHASAN
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1. ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME
Progresivisme merupakan filsafat yang dimulai pada tahun 1918.
Filsafat ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini tidak
memandang
penting
peranan
pendidikan
dalam
proses
peranan
penting
dan
memegang
kunci
bagi
keberhasilan
Idealisme
esensialisme,tetapi
dan
tidak
realisme
lebur
secara
menjadi
bersama-sama
satu,masing-masing
mendukung
aliran
tidak
atau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibnez
pada mula awal abad ke-18. Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang
hadir dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan jiwa dan roh.
Beberapa pengertian Idealisme :
a. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu
penjelmaan pikiran.
b. Untuk menyakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan
aktivitas-aktivitas pikiran.
c. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiranpikiran, diri, roh, ide-ide, pemikiran mutlak dan lain sebagainya dan bukan
berkenaan dengan materi.
d. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk
fisik tidak ada.
e. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. Dunia eksternal
tidak bersifat fisik.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan,
pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objekobjek dan daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir sebagai hal dasar
atau lebih dulu ada bagi materi dan bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah
sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akalpikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan materialisme yang
berpendapat bahwa materi adalah nyata ada, sedangkan akal-pikir (mind) adalah
sebuah fenomena pengiring.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan
materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak
pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak
berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental
tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak
diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian dari alam semesta.
10
11
disebut
juga
dengan
istilah
tradisionalisme.
Sementara,
aliran
kepada
setiap
mahasiswanya
untuk
dapat
menyerap
dan
12
sekolah
untuk
pertemuan-pertemuan
pemuda,
kegiatan-kegiatan
c.
d.
e.
14
15
keluar dan kata "Sitere" yang berarti membuat berdiri. Jadi eksistensialisme
berarti apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa saja yang dialami. Hal itu
berarti, eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melukiskan dan mendiagnosa
kedudukan manusia yang sulit. Titik sentralnya adalah manusia.
Eksistensialisme juga merupakan suatu reaksi terhadap materialisme dan
idealisme. Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia merupakan
benda dunia, manusia adalah materi, dan manusia adalah sesuatu yang ada tanpa
menjadi subyek. Sedangkan pandangan manusia menurut idealisme manusia
hanya sebagai subyek atau hanya sebagai suatu kesadaran.
Filsafat pendidikan Eksistensialisme berpendapat bahwa kenyataan atau
kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya
manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena
ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh
keputusan dan komitmennya sendiri. sehingga dapat dikatakan eksistensialisme
adalah aliran yang berpendirian (pada umumnya) bahwa filsafat harus bertitik
tolak pada manusia yang kongrit, yaitu manusia sebagai existensi itu mendahului
essensi yang merupakan suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak
logic atau tidak ilmiyah.
Berbicara tentang nilai, eksistensialisme menekankan kebebasan terhadap
tindakan. Tetapi seseorang harus mampu menciptakan tujuannya. Apabila
seseorang menerima tujuan kelompok, ia harus menjadikan tujuan tersebut
menjadi miliknya. Dengan ketentuan bahwa setiap situasi tujuan tersebut
merupakan tujuan yang harus dicapai. Jadi tujuan itu diperoleh dalam situasi.
Intinya, aliran eksistensialisme ini berkeyakinan bahwa segala sesuatu
dimulai dari pengalaman pribadi, kenyakinan yang tumbuh dari dirinya dan
kemampuan serta keluasaan jalan untuk mencapai keinginan hidupnya. Titik
sentralnya manusia itu sendiri.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Istilah Eksistensialisme pertarna kali dikemukakan oleh ahli filsafat
Jerman
yaitu
Martin
Heidegger
pada
tahun
1889-1976.
Munculnya
16
Tokoh-tokoh
lainnya yang terkenal diantaranya Martin Buber, Martin Heideger, Jean Paul
Satre, Karl Jasper, Gabril Marsel, Paul Tillich.
C. PRINSIP-PRINSIP ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Prinsip-prinsip Aliran Filsafat Eksistensialisme adalah sebagai berikut:
1) Aliran ini tidak mementingkan metafisika.
2) Kebenaran lebih bersifat eksistensial daripada proporsional atau faktual.
3) Aliran ini memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya dan
individu hanya mengenai dirinya dalam interaksi dirinya sendiri dalam
kehidupan.
4) Jiwa aliran ini mengutamakan manusia, memperkembangkan eksistensi
pribadinya atas alasan bahwa manusia akan mati.
Implementasi aliran eksistensialisme tehadap pendidikan antara lain
sebagai berikut:
1) Aliran ini mengutamakan perorangan/ individu.
2) Memandang individu dalam keadaan tunggal selama hidupnya.
3) Aliran filsafat ini percaya akan kemampuan ilmu untuk memecahkan semua
persoalannya.
4) Aliran ini memabatasi murid-murinya dengan buku-buku yang ditetapkan
saja.
5) Aliran ini tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala
bentuk.
9. ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
A. DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa
yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan
akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima
segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman
pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar
tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan
demikian, patokan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis.
17
18
fisik sebagai hasil/evolusi biologis, sosial dan psikologis karena manusia dalam
keadaan yang terus berkembang. Dari konsep ini, penerapan filsafat pragmatisme
dalam pembelajaran mempunyai tujuan, salah satunya untuk mengajarkan kepada
para siswa agar mereka dapat memahami kondisi disekitarnya/dilingkungannya
dan dari situlah siswa diharap dapat memahami, mengerti dan dapat menyaring
mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri mereka dari pengaruh
lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.filsafatpendidikan.com
http://abumaimunah.files.wordpress.com/2012/11/filsafat-pendidikan.pdf
http://www.filsafatpendidikan.com/wp-content/uploads/2011/12/esensialisme-danperenialisme.pdf
https://docs.google.com/presentation/d/1Zcssm0N6VxtBN6rGrAWcr_UWqBKX
NQzNT3nCUhvw4xM/embed#slide=id.i78
http://andikamandum.files.wordpress.com/2012/06/perenialisme-danesensialisme.pdf
http://haedarakib.files.wordpress.com/2012/01/filsafat-dan-filsafatpendidikan1.pdf
http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/ALIRANPENDIDIKANPR_MuhammadNasrudinRosid_8805.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prof.%20Dr.%20Ajat
%20Sudrajat,%20M.Ag./BAB%20%203%20-%20FILSAFAT%20IDEALISME
%20DAN%20REALISME.pdf
19
https://www.facebook.com/notes/syahrur-romadlon/aliran-filsafatkonstruktivisme-dan-implikasinya-dalam-pendidikan/589519571058689
20