Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ENERGI TERBARUKAN

BIO-DIESEL, BIO-TERMAL, BIO-OIL DAN PURE PALM OIL

Oleh Kelompok 5 :

GITA OKTIA ELVISA (18175013)


PRISMA DONA (18175025)
YOSA AULIA PUTRI (18175041)

Dosen Pembimbing :
Dr. Hamdi, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

i
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah individu dalam
rangka melengkapi makalah kelompok mata kuliah Energi Baru dan Terbarukan
dengan dosen pembimbing Bapak Dr. HAMDI, M.Si.
Makalah ini berjudul Bio-Diesel, Bio-Gas, Bio-Oil dan Pure Palm Oil.
Materi dalam makalah ini diambil dari buku Energi Terbarukan karya Bapak Dr.
Hamdi, M.Si. Adapun sumber tersebut diharapkan dapat menjadi referensi untuk
membahas energi terbarukan dan membantu dalam perkuliahan mata kuliah
Energi Baru dan Terbarukan.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusunlah makalah yang
sampai dihadapan pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca
untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya
makalah yang jauh lebih baik.

Padang, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pendahuluan...........................................................................................2
B. Biodiesel..................................................................................................2
C. Biogas.....................................................................................................9
D. Bio-oil....................................................................................................12
E. Pure Palm Oil.........................................................................................16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan energi besar-besaran telah membuat manusia mengalami
krisis energi. Ini disebabkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti
minyak bumi dan gas alam yang sangat tinggi. Sebagaimana kita ketehaui, bahan
bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat kita perbarui. Untuk
mengatasi krisis energi masa depan, beberapa alternatif sumber energi mulai
dikembangkan.
Berbagai energi terbarukan dapat bersumber dari tanaman hijau bahkan
limbah hasil produksi menggunakan tanaman hijau seperti, jarak, kelapa sawit,
tebu, dan kelapa. Dengan memanfaatkan teknologi banyak bermunculan
bioenergi yang dikembangkan menjadi biodiesel, bio-oil, biotermal, dan pure
palm oil.
Pemanfaatan dapat diterapkan sebagai energi untuk bahan bakar, energi
listrik, atau campuran dalam bahan bakar kendaraan. Kelebihan bioenergi adalah
penggunaan yang ramah lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan biodiesel, bio-gas, bio-oil dan pure palm
oil?
2. Bagaimana proses produksi biodiesel, bio-gas, bio-oil dan pure palm oil?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian penggunaan biodiesel, bio-gas, bio-oil
dan pure palm oil?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui apa itu biodiesel, bio-gas, bio-oil dan pure palm oil.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi biodiesel, bio-gas, bio-oil dan
pure palm oil.
3. Untuk mengetahun keuntungan dan kerugian penggunaan biodiesel, bio-gas,
bio-oil dan pure palm oil.

BAB II
KAJIAN TEORI

1
A. PENDAHULUAN
Berbagai energi terbarukan dapat bersumber dari tanaman hijau bahkan
limbah hasil produksi menggunakan tanaman hijau seperti, jarak, kelapa sawit,
tebu, dan kelapa. Dengan memanfaatkan teknologi banyak bermunculan
bioenergi yang dikembangkan menjadi biodiesel, bio-oil, biotermal, dan pure
palm oil.
Pemanfaatan dapat diterapkan sebagai energi untuk bahan bakar, energi
listrik, atau campuran dalam bahan bakar kendaraan. Kelebihan bioenergi adalah
penggunaan yang ramah lingkungan.

B. BIODIESEL
1. Pengertian
Biodiesel merupakan bahan bakar yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan babkar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti
minyak sayur, atau lemak hewan. Sebuah proses transesterifikasi lipid
digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan
membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti
minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip
dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam
banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk
diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah
belerang yang rendah pelumas.
Biodiesel merupakan alternatif yang paling dekat untuk menggantikan
bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia
merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan diesel petrol di
mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan
infrastruktur sekarang ini. Secara konsep, proses pembuatan diesel tidaklah
murni. Biodiesel dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi
asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol dan
bantuan katalis sehingga dapat dihasilkan metal ester/ etil ester asam lemak
dengan gliserol.

2
Biodiesel pertama kali dikenalkan di Afrika Selatan sebelum perang
dunia II sebagai bahan bakar kendaraan berat. Bahan bakar nabati biodiesel
merupakan kandidat kuat sebagai bahan alternatif pengganti bensin dan solar
yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Pemertintah
Indonesia telah menrancangkan pengembangan dan implementasi bahan
bakar tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi krisis energi yang mendera
bangsa namun juga salah satu solusi kebangkitan ekonomi masyarakat.

2. Proses Produksi Biodiesel


a. Pengepresan Biji Jarak Pagar
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan
minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau
lemak yaitu rendering teknik pengepresan mekanis (mechanical
expression), dan menggunakan pelarut (solvent extraction). Pengepresan
mekanis merupakan suatu cara pemisahan minyak dari bahan yang
berupa biji-bijian dan paling sesuai untuk memisahkan minyak dari
bahan yang tinggi kadar minyaknya yaitu sekitar 30-70 persen. Minyak
jarak pagar terkandung dalam bahan yang berbentuk biji, dengan
kandungan minyak sekitar 35-45 persen.
Berdasarkan hal tersebut, maka metode ektraksi yang paling
sesuai untuk biji jarak yaitu teknik pengepresan mekanis. Dua cara yang
umum digunakan pada pengepresan mekanis biji jarak yaitu pengepresan
hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expelier pressing).
Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan.
Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm. besarnya tekanan
yang digunakan akan mempengaruhi sedikit banyaknya minyak jarak
yang dihasilkan. Untuk teknik pengepresan hidrolik, sebelum dilakukan
pengepresan, biji jarak perlu mendapat perlakukan pendahuluan berupa
pemasakan. Pemasakan biji bertujuan untuk menggumpalkan protein.
Penggumpalan protein diperlukan demi efisiensi ekstraksi. Dengan
pengepresan hidrolik dapat dihasilkan rendemen minyak sampai denan
30 persen.

3
Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw)
merupakan teknologi yang lebih maju dan banyak di industry pengolahan
minyak jarak saat ini. Dengan cara ini, biji jarak dipres menggunakan
pengepresan barulir (screw) yang berjalan secara kontinu. Teknik
ekstraksi ini tidak memerlukan perlakuan pendahuluan bagi biji jarak
yang akan diekstraksi. Biji jarak kering yang akan diekstraksi dapat
langsung dimasukkan ke dalam screw press. Tipe alat pengepres berulir
yang digunakan dapat berupa pengepres bulir tunggal (single screw
press) atau pengepres berulir ganda (twin screw press). Rendemen
minyak jarak yang diasilkan dengan teknik pengepres berulir tunggal
(single srew press) sekitar 25-35 persen, sedangkan dengan teknik
pengepresan berulir ganda (twin srew press) dihasilkan rendeman minyak
sekitar 40-45 persen. Proses pengepresan bij jarak menggunakan metode
pengepresan berulir dan ekstraksi solvent.
b. Pengolahan Minyak Jarak
Metal ester (biodiesel) dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan
melalui proses transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak.
Transesterifikasi adalah penggantian gugus alcohol dari suatu ester
dengan alcohol lain dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis.
Namun berbeda dengan hidrolisis, pada proses transesterifikasi yang
digunakan bukanlah air melainkan alcohol. Umunya katalis yang
digunakan adalah sodium metilat, NaOh, atau KOH. Metanol lebih
umum digunakan karena harganya lebih murah, walaupun jenis alcohol
lainnya seperti etanol.
Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk
mendorong reaksi agar bergerak ke kanan agar dihasilkan metal ester
(biodiesel), maka perlu digunakan alcohol dalam jumlah berlebih atau
salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan. Faktor utama yang
memengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan
kandungan asam lemak bebas pada bahan baku (yang dapat menghambat

4
reaksi yang diharapkan). Faktor lain yang memengaruhi kandungan ester
pada biodiesel diantaranya kandungan gliserol pada bahan baku
minyak,jenis alkohol, yang digunakan pada reaksi transesterifikasi,
jumlah katalis sisa, dan kandungan sabun.

3. Keuntungan dan Kerugian dari Biodiesel


a. Keuntungan
1) Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan
bakunya terjamin
2) Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik
tidaknya kualitas solar berdasarkan sifat kecepatan bakar dalam ruang
bakar mesin).
3) Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih
baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin.
4) Dapat diproduksi secara lokal.
5) Mempunyai kandungan sulfur yang rendah.
6) Menurunkan tingkat opasiti asap.
7) Menurunkan emisi gas buang.
8) Percampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan
biodegradability petroleum diesel sampai 500 persen.
b. Kerugian
1) Kandungan energi biodiesel diketahui 11 persen lebih kecil dari bahan
bakar diesel yang berbasis minyak bumi. Ini berarti kapasitas
pembangkit listrik dari mesin yang anda gunakan akan menurun jauh
ketika menggunakan biodiesel.
2) Memiliki kualitas oksidasi yang buruk sehingga biodiesel dapat
menyebabkan beberapa masalah-masalah serius ketika disimpan. Bila
disimpan untuk waktu yang lebih lama, biodiesel cenderung berubah
menjadi gel (lihat minyak goreng yang disimpan di kulkas), yang
dapat menyebabkan penyumbatan berbagai komponen mesin.
3) Biodiesel juga dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroba, sehingga
menyebabkan beberapa kerusakan pada mesin.

5
4) Selain itu, dampak yang paling serius adalah kelangkaan pangan
akibat dialihkannya tanaman yang biasa dikonsumsi untuk dijadikan
bahan bakar. Tanaman seperti tebu, jagung, kelapa sawit, dan beberapa
jenis komoditas lainnya cenderung mengalami kenaikan harga yang
cukup signifikan akibat dijadikan biodiesel.

4. Sifat-Sifat Penting dari Bahan Bakar Mesin Diesel


a. Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan sifat intrinsic fluida yang
menunjukkan resistensi fluida terhadap alirannya, karena gesekan di
dalam bagian cairan yang berpindah dari suatu tempat ke tempat yang
lain memengaruhi pengatoman bahan bakar dengan injeksi kepada ruang
pembakaran, akibatnya terbentuk pengendapan pada mesin. Viskositas
yang tinggi atau fluida yang masih lebih kental akan mengakibatkan
kecepatan aliran akan lebih lambat sehingga proses derajat atomisasi
bahan bakar akan terlambat pada ruang bakar. Untuk mengatasi hal
tersebut, perlu dilakukan proses kimia yaitu, proses transesterifikasi
untuk menurunkan nilai viskositas minyak nabati sampai mendekati
viskositas biodiesel Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar solar.
Pada umumnya, viskositas minyak nabati jauh lebih tinggi
dibandingkan viskositas solar, sehingga biodiesel turunan minyak nabati
masih mempunyai hambatan untuk dijadikan sebagai bahan bakar
pengganti solar.
Viskositas dapat dibedakan atas viskositas dinamik (μ) dan
viskositas kinematik (v). Visskositas kinematik merupakan perbandingan
antara viskositas dinamik (absolute) dan densitas (rapat massa) fluida.
Viskositas kinematik dapat diukur dengan alat viskositas Oswald.
Persamaan untuk menentukan viskositas kinamatik dengan viscometer
Oswald:

Dimana:
μ = viskositas kinematik (centi stokes atau cSt)

6
K = konstanta viscometer Oswald
t = waktu mengalir fluda di dalam pipa viscometer (detik)
b. Densitas (Rapat Massa)
Massa jenis menunjukkan perbandingan massa persatuan volume,
karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan
oleh mesin diesel persatuan volume bahan bakar.
Kerapatan suatu fluida (ρ) dapat didefinisikan sebagai massa per
satuan volume.

Dimana:
ρ = densitas (kg/m3)
m = massa (kg)
v = volume (m3)
c. Titik Kabut (Cloud Point) dan Titik Tuang (Pour Point)
Titik kabut adalah temperature saat bahan bakar mulai dampak
berkeruh bagaikan kabut (berwarna =Cloudy). Hal ini terjadi karena
munculnya Kristal-kristal (padatan) di dalam bahan bakar. Meski bahan
bakar masih dapat mengalir pada suhu ini, keberadaan Kristal dalam
bahan bakar dapat memengaruhi kelancaran aliran bahan bakar di dalam
filter, pompa, dan injector. Titik kabut dipengaruhi oleh bahan baku
biodiesel.
Titik tuang adalah temperature terendah yang masih
memungkinkan bahan bakar masih dapat mengalir atau temperature di
mana bahan bakar mulai membeku atau mulai berhenti mengalir, di
bawah titik tuang bahan bakar tidak dapat lagi mengalir karena
terbentuknya kristal yang menyumbat aliran bahan bakar. Titik tuang ini
dipengaruhi oleh derajat ketidakjenuhan (angka iodium), jika semakin
tinggi ketidakjenuhan maka titik tuang akan semakin rendah dan juga
dipengaruhi oleh panjangnya rantai karbon, jika semakin panjang rantai
karbon maka titik tuang akan semakin tinggi.
d. Bilangan Iod

7
Bilang iod menunjukkan tingkat ketidak jenuhan atau banyaknya
ikatan rangkap asam lemak penyusun biodiesel. Kandungan senyawa
asam lemak tak jenuh meningkatkan performansi biodiesel pada
temperature rendah karena senyawa inimemilki titik leleh (melting point)
yang lebih rendah (KNote, G., 1997), sehingga berkorelasi terhadap clout
point dan pour point yang rendah.namun di sisi lain banyaknya senyawa
lemak tak jenuh di dalam biodiesel memudahkan senyawa tersebut
bereaksi dengan oksigen di atmosfer. Biodiesel dengan kandungan
bilangan iod yang tinggi akan mengakibatkan tendensi polimerisasi dan
pembentukan deposit pada injector noozle dan cincin piston pada saat
mulai pembakaran.
Nilai maksimum harga angka iod yang diperbolehkan untuk
biodiesel yaitu 115g (12/100 g) berdasarkan Standar Biodiesel Indonesia.
e. Kadar Air
Kadar air dalam minyak merupakan salah satu tolak ukur mutu
minyal. Semakin kecil kadar air dalam minyak , maka mutunya makin
baik. Hal ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis
yang dapat menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas, kandungan
air dalam bahan bakar dapat juga menyebabkan turunnya panas
pembakaran, berbusa, dan bersifat korosif jika bereaksi dengan suhu
karena akan membentuk asam.
f. Bilangan Cetana
Bilangan centana menunjukkan seberapa ceat bahan bakar mesin
diesel yang dapat diinjeksikan ke ruang bahan bakar agar terbakar secara
spontan. Bilangan centana dari minyak diesel konvensional dipengaruhi
oleh struktur hidrokarbon penyusun. Semakin rendah bilangan centana,
maka semakin rendah pula kualitas penyalaan karena memerlukan suhu
penyalaan yang lebih tinggi.

C. BIOGAS
1. Pengertian Biogas

8
Biogas merupakan renewable energy yang dapat dijadikan bahan
bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil
seperti minyak tanah dan gas alam. Biogas juga sebagai salah satu jenis
bioenergi yang didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan. Biogas juga
sebagai salah satu jenis bioenergi yang yang didefinisikan sebagai gas yang
dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran
manusia, jerami, sekam, dan daun-daun hasil sortiran sayur difermentasi
atau mengalami proses metanisasi.
Pada prinsipnya, pembuatan gas bio sangat sederhana, hanya dengan
memasukkan substrat (kotoran ternak) kedalam digester yang anaerob.
Dalam waktu tertentu gas bio akan terbentuk yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk kompor gas atau listrik.
Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian
dengan mendaur ulang kotoran ternak untuk memproduksi gas bio dan
diperoleh hasil samping (by-product) berupa pupuk organik. Selain itu,

dengan pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan ( )

yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari


sektor pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan
terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas
bio.
Minyak dan gas dapat dihasilkan dari limbah biologis sebagai berikut:
a. Depolimerisasi termal limbah dapat mengekstrak metana dan minyak
lain yang serupa dengan minyak bumi.
b. Green Fuel Technologies Corporation sistem bio-reaktor dipatenkan
yang menggunakan fotosintesis ganggang beracun untuk mengambil
gas buang cerobong asap dan menghasilkan biofuel seperti biodiesel,
biogas, dan bahan bakar kering sebanding dengan batu bara.

2. Biogas dari Limbah Peternakan Sapi


Limbah peternakan seperti feses, urin beserta sisa pakan ternak sapi
merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan biogas. Namun disisi lain, perkembangan atau pertumbuhan

9
industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan seperti
menumpuknya limbah peternakan termasuk didalamnya limbah peternakan
sapi. Limbah ini menjadi polutan karena dekomposisi kotoran ternak berupa
BOD atau COD (Biological/Chemical Oxygen Demand), bakteri patogen
sehingga menyebabkan polusi air (terkontaminasinya air bawah tanah, air
permukaan), polusi udara dengan debu dan bau yang ditimbulkannya.
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik
dengan bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas.
Energi gas bio didominasi gas metan (60-70 persen), karbon dioksida (30-40
persen) dan beberapa gas lain dalam jumlah kecil.
Gas metan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan
Roma kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Adapun
proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas metan ini pertama
kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang
dapat terbakar ini dilakukan oleh William Hendry pada tahun 1806. Dan
Becham (1868) murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882) adalah orang
pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan gas
metan.
Tabel 1. Komponen Penyusun Biogas
Jenis Gas Persentase

Metan ( ) 50 – 70 %
30 – 40 %
Karbondioksida ( ) 0,3 %
Sedikit sekali
Air ( ) 1–2%
5 – 10 %
Hidrogen Sulfida ( )

Nitrogen ( )

Hidrogen ( )

Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh


biogas setara dengan 60 – 100 watt lampu selama 6 jam penerangan.
Kesetaraan biogas dibandingkan dengan bahan bakar lain dapat dilihat pada
tabel berikut:

10
Tabel 2. Nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkan
Aplikasi biogas setara dengan

biogas Elpiji 0,46 kg


Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Kayu bakar 3,50 kg

3. Keuntungan dan Kerugian dari Biogas


a. Keuntungan
1) Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan
bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan
sekaligus mengurangi volume limbah buangan.
2) Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih dari
pada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan
emisi karbon dioksida yang lebih sedikit.
3) Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen
limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon
dioksida.
4) Tidak menambah jumlah karbon diudara walaupun biogas
melepaskan karbon. Karena karbon dalam biogas merupakan karbon
yang diambil dari atmosfer oleh fotosintetsis tanaman.
b. Kerugian
1) Kadang-kadang timbul kebocoran, karena porositas dan retak-retak,
tekanan gasnya berubah-ubah karena tidak ada katup tekanan.
2) Konstruksi pada drum agak rumit. Biasanya drum yang digunakan
terbuat dari besi sehingga mudah berkarat, akibatnya pada bagian ini
tidak begitu awet (harus sering siganti).
D. BIO-OIL
1. Pengertian Bio-Oil
Bio energi generasi pertama merupakan generasi bahan bakar
minyak (BBM) berbasis petroleum (minyak bumi), sedangkan bio energi
generasi kedua merupakan generasi BBM mix atau campuran antara BBM
terbarukan dan BBM petroleum yang saat ini telah cukup banyak digunakan
dan diperkirakan akan bertahan hingga 2050. Masa generasi kedua ini

11
ditandai dengan komersialisasi biodiesel dan bioetanol. Adapun generasi
ketiga, merupakan generasi BBM terbarukan (advance synthetic fuel) seperti
fast pyrolisis oil (bio-oil), fisher tropsch (FT) methanol, dan hydrothermal
upgrading oil (HTU).
Bio oil merupakan salah satu jenis bio energi yang dapat
dimanfaatkan sebagai pensubstitusi bahan bakar solar. Bio oil adalah bahan
bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap dan diproduksi dari
biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas atau biomassa lainnya melalui
teknologi pirolisis cepat. Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik
melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya,
dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi
fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang
hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonasi. Proses ini
merupakan peruraian dari bantuan panas tanpa adanya oksigen atau dengan
jumlah oksigen yang terbatas. Biasanya terdapat tiga produk dalam pirolisis,
yakni gas (uap organik), pyrolisis oil, dan arang. Uap organik yang
dihasilkan mengandung karbon monoksida, metana, karbon dioksida, tar
yang mudah menguap dan air. Uap organik kemudian dikondensasikan
menjadi cairan. Cairan hasil pirolisis dikenal sebagai bio oil.
Pemanfaatan bio oil sebagai pensubstitusi bahan bakar sebenarnya
telah dikenal sejak lama. Bio oil terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen
dengan sedikit kandungan sulfur yang dapat ditiadakan. Komponen organik
terbesar dalam bio oil yaitu lignin, alkohol, asam organik dan karbonil.
Karakteristik tersebut menjadikan bio oil sebagai bahan bakar yang ramah
lingkungan.
Selain itu, bio oil memiliki nilai kalor yang lebih besar dibandingkan
bahan bakar oksigenasi lainnya (seperti metanol) dan nilainya hanya lebih
sedikit rendah dibandingkan dengan diesel oil dan fuel oil lainnya, seperti
yang ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 3. Perbandingan nilai kalor bahan bakar


Heatting Value
Bahan Bakar
MJ/L BTU/US Gas
Bio Oil 22,1 75.500

12
Diesel Oil 38,9 138.500
Metanol 17,5 62.500
Etanol 23,5 84.000

2. Sumber Bahan Baku Bio-Oil yang Prospektif di Indonesia


Ada berbagai jenis bahan baku bio oil yang dapat diperoleh di
Indonesia, diantaranya:
a. Bagas
Bagas adalah ampas tebu yang dihasilkan dari nira tebu sebagai
suatu redusi dalam industri pengolahan gula. Jumlah ampas yang
dihasilkan dalam pengolahan nira tebu cukup besar, yaitu antara 35 – 40
% dari bobot tebu (wt %) dengan kandungan air 48 – 52 %, kandungan
gula 2,5 – 6 % dan serat 44 – 48 %. Komposisi bahan penyusun serat
tebu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan komponen lainnya.
Umumnya limbah ampas tebu yang dihasilkan dalam proses
pengolahan nira tebu masih dimanfaatkan, sebelum dimanfaatkan
sebagai bahan bakar pabrik gula sendiri, ampas tebu dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri pulp dan kertas. Kandungan serat yang
tinggi dan ketersediaan limbah ampas tebu yang besar menjadikan
alternatif pemanfaatan bagas sebagai bahan baku bio oil cukup strategis
dan menjanjikan.
b. Tandan Kosong Kelapa Sawit
Dalam industri kelapa sawit, Indonesia termasuk dalam daftar
negara terbesar kedua penghasil kelapa sawit setelah Malaysia. Industri
kelapa sawit Indonesia selama periode 2001 – 2005 terus mengalami
peningkatan. Produksi CPO Indonesia selama tahun 2001 – 2005
mengalami peningkatan dari 9.200 ton menjadi 15.000 ton. Tentu saja
hal ini diiringi dengan meningkatnya jumlah limbah industri
pengolahan kelapa sawit.
Tandan kosong kelapa sawit (TKS) merupakan limbah tervesar
yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit. Jumlah tandan kosong
kelapa sawit mencapai 30 – 35 persen dari berat tandan buah segar
setiap pemanenan. Namun hingga saat ini pemanfaatan limbah tandan
kosong kelapa sawit belum dilakukan secara optimal. Tandan kosong
kelapa sawit mengandung serat yang tinggi. Kandungan utama TKS
13
adalah selulosa dan lignin. Selulosa dalam TKS dapat mencapai 22-
27%.
c. Jerami
Jerami adalah bagian vegetatif dari tanaman padi (batang, daun,
tangkai malai). Waktu tanaman dipanen, jerami adalah bagian yang
tidak dipungut. Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di
Indonesia. Jerami mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa.
Kandungan selulosa yang cukup besar, yaitu sekitar 39% sehingga
jerami dapat dimanfaatkan untuk memproduksi bio oil. Penggunaan
jerami padi sebagai bahan baku pembuatan bio oil dalam produksi
selulosa dapat menambah nilai ekonomi pada jerami padi tersebut.
3. Pembuatan Bio-Oil
Dengan proses pirolisis bahan baku berupa limbah organik akan
terdekomposisi menjadi arang, bio oil, dan syngas. Bio oil dan syngas
potensial untuk pembangkit listrik dan panas yang sangat dibutuhkan oleh
proses industri. Analisis awal dilakukan menggunakan analyzer
termogravimetri (TGA) untuk menentukan volatilitas, residu abu, kadar air
dan penurunan berat badan. Tiga sifat yang berbeda diselidiki pada
biominyak dengan kadar air, pH dan viskositas. Kelompok-kelompok
fungsional produk yang merupakan biominyak diidentifikasi dengan
menggunakan fourier transform infrared spektometer (FTIR)
Gas chromatography-Mass Selectivitas (GC-MS) digunakan untuk
mengidentifikasi komponen yang ada dalam biominyak. Dari hasil tersebut,
pH untuk semua produk yang sangat asam dengan nilai pH adalah 2,46, 2,53
dan 2,56 masing-masing untuk Pump Kernel Shell (PKS), Empty Fruit
Bunch (EFB), dan mesokarp fiber. Nilai viskositas kisaran adalah 33 – 43 cP
dan kadar air dalam bio minyak adalah 7–13% berat itu. Hasil FTIR dan
GC-MS menunjukkan bahwa ada banyak senyawa kompleks yang akan
menjadi bahan baku kimia dan dengan menjalani proses upgrade, bisa
digunakan sebagai fuel.
4. Kegunaan Bio-Oil
Penggunaan bio oil dengan teknologi konverter dapat diaplikasikan
kepada:
a. Pembangkit Panas (Static Diesel Engine)

14
Penggunaan bio oil pada static diesel engine yang pada
umumnya mempunyai beban tetap sangat berpengaruh pada tingkat
konsumsi BBM per jam. Efisiensi yang dapat diperoleh berkisar 10
persen dari normal pemakaian BBM solar dan menghasilkan kurang
lebih 30 persen dari total jumlah penghematan biaya. Adapun jenis-
jenis mesin diesel pembangkit panas adalah:
1) Genset (PLTD)
2) Burner
3) Boiler
b. Alat Transportasi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada
kendaraan pribadi yang bermesin diesel s/d 60.000 km, penggunaan bio
oil dicatat sebesar 15 km/liter dan jika dibandingkan dengan BBM solar
sebesar 11 – 12 km/liter, maka tingkat penghematan BBM yang dapat
dicapai adalah sebesar 25 – 30 persen. Adapun jenis-jenis mesin diesel
transportasi:
1) Kendaraan penumpang kecil dan besar (bus)
2) Kendaraan niaga (truk)
3) Alat-alat berat (heavy equiptment)
4) Kereta api diesel
5) Kapal laut

E. PURE PALM OIL


Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta
jiwa, indonesia menghadapi masalah energi yang cukup mendasar. Sumber enrgi
yang tidak terbarukan (non-renewable) tingkat ketersediaannya semakin
berkurang. Sebagai contoh, produksi minyak bumi indonesia yang telah
mencapai puncaknya pada tahun 1977 yaitu sebesar 1,7 juta barel per hari terus
menurun hingga tinggal 1.125 juta barel per hari tahun 2004. Di sisi lain,
konsumsi minyak bumi terus meningkat dan tercatat 0,95 juta barel per hari
tahun 2000, menjadi 1,05 juta abrel per hari tahun 2003 dan sedikit menurun
menjadi 1.04 juta barel per hari tahun 2004.
Tabel 4. Produksi dan konsumsi minyak bumi Indonesia

Tahun Produksi (juta barel/hari) Konsumsi(juta


barel/hari)

15
2000 1,4 0.9446
2001 1,3 0,9632
2002 1,2 0,9959
2003 1,1 1,0516
2004 1.125 1,0362

Indonesia yang semula adalah tergolong net-exporter di bidang bahan


bakar minyak (BBM), sejak tahun 2000 telah menjadi net importer jika produksi
minyak mentah Indonesia dikurangi dengan bagian kontraktor asing sebesar
35% produksi. Pada tahun 2003, impor bersih BBM Indonesia mencapai 0,336
juta barel per hari atau sedikit lebih kecil dari produksi bagian kontraktor asing.
Impor bersih ini diperkirakan akan terus meningkat dengan semakin
menurunnya produksi ladang-ladang minyak Indonesia dan meningkatnya
konsumsi minyak penduduk Indonesia.
Dalam upaya mengatasi masalah defisit energi tersebut, pengembangan
sumber energi terbarukan merupakan keharusan. Terhadap tuntutan ini, industri
kelapa sawit mempunyai potensi kontribusi yang sangat besar. Produk utama
kelapa sawit yaitu minyak sawit (CPO) kini sudah mulai dikembangkan sebagai
sumber energi terbarukan dengan memprosesnya menjadi biodiesel, seperti yang
sudah dikembangkan di Malaysia. Produk samping kelapa sawit seperti
cangkang dan limbah pabrik CPO juga potensial sebagai sumber biomassa yang
dapat dikonversi menjadi energi terbarukan. Alternatif ini memiliki beberapa
kelebihan , yaitu:
1. Sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang bersifat renewable
sehingga bisa menjamin kesinambungan produksi.
2. Indonesia merupakan produsen utama minyak sawit sehingga ketersediaan
bahan baku akan terjamin dan industri ini berbasis produksi dalam negeri.
3. Pengembangan alternatif tersebut merupakan proses produksi yang ramah
lingkungan.
4. Upaya tersebut juga merupakan salah satu bentuk optimasi pemanfaatan
sumberdaya untuk meningkatkan nilai tambah.

F. PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER ENERGI


TERBARUKAN

16
Kebun dan pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah padat dan cair
dalam jumlah besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Serat dan
sebagian cangkang sawit biasanya terpakai untuk bahan bakar boilfer di pabrik,
sedangkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang jumlahnya sekitar 23
persen dari tandan buah segar yang diolah, biasnya hanya dimanfaatkan sebagi
mulsa atau kompos untuk tanaman kelapa sawit. Pemanfaatan dengan cara
tersebut hanya menghasilkan nilai tambah yang terendah di dalam rangkaian
proses pemanfaatanya.
Potensi energi yang dapat dihasilkan dari produk samping sawit dapat
dilihat dari energi panas (calorofic value). Nilai energi panas (calorofic value)
dari beberapa produk samping sawit ditunjukkan pada Tabel 11.8. Produk
samping yang memiliki nilai energi panas tinggi adalah cangkang dan serat.
Cangkang dan serat dimanfaatkan sebagian besar atau seluruhnya sebagai bahan
bakar boiler PKS. TKKS yang juga memiliki nialai energi panas cukup tinggi
saat ini banyak dimanfaatkan sebagai mulsa atau diolah menjadi kompos.

Tabel 5. Nilai nergi panas (calorofic value) dari beberapa produk


samping sawit (berdasarkan berat kering)
Rata-rata calorofic value (Kj/kg) Kisaran (KJ/kg)
TKKS 18.795 18.000-19.920
Serat 19.055 18.800-19.580
Cangkang 20.093 19.500-20.750
Batang 17.471 17.000-17.800
Palepah 15.719 15.400-15.680

TKKS adalah limbah biomassa yang potensial sebagai sumber energi


terbarukan. TKKS dapat digunakan sebagai bahan bakar generator listrik. TKKS
dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas walaupun proses
pengolahannya lebih sulit daripada biogas dari limbah cair. Di samping itu,
limbah padat juga dapat diproses menjadi briket arang sebagai sumber energi
terbarukan. Dengan teknologi yang relatif sederhana, pemanfaatan limbah padat
menjadi briket arang merupakan suatu pilihan yang sangat realitis dan
prospektif.

17
G. POTENSI INDONESIA MENFAATKAN PRODUK SAMPING SAWIT
SEBAGAI SUMBER ENERGI
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan
produk samping sawit sebagai sumber energi. Seperti diketahui, kelapa sawit
Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mengalami perkembangan yang
terpesat. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an,
industri kelapa sawit berkembang sangat pesat.
Hingga tahun 2020, industri kelapa saawit Indonesia diperkirakan akan
terus tumbuh, walau dengan laju pertumbuhan yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan periode sebelum tahun 2000. Hingga tahun 2010, produksi
CPO diperkirakan akan meningkat antara 5 persen – 6 persen, sedangkan untuk
periode 2010-2020, pertumbuhan produksi di perkirakan berkkisar antara 2
persen – 4 persen. Pertumbuhan produksi CPO berarti pula peningkatan
ketersediaan produk samping sawit yang antara lain bersumber dari TBS.
TKKS juga memiliki potensi energi yang besar sebagi bahan bakar
generator listrik. TKKS sebanyak 12.365 juta ton berpotensi menghasilkan
energi sebesar 23.463.5 juta Mwe. Alternatif lain pemanfaatan limbah padat
kelapa sawit yang paling sederhana untuk Indonesia adalah menjadikannya
briket arang. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat tersebut dengan
cara pemadatan melalui pembriketan, pengeringan, dan pengarangan. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah merancang bangun paket teknologi umtuk
produksi briket arang dari limbah sawit, baik tandan kosong maupun cangkang
sawit. Pada dasarnya, ada dua metode pembuatan briket arang, yaitu:
1. Bahan baku-penggilingan-pengayakan-pemberiketan-pengarangan.
2. Bahan baku-pengarangan-penggilingan-pengayakan-pembriketan.
Untuk limbah sawit ternyata metode kedua lebih sesuai untuk
menghasilkan briket arang yang bermutu tinggi.
TKKS dan cangkang sawit memiliki karakteristik yang berbeda,
sehingga untuk proses pengarangannya juga memerlukan tungku yang berbeda.
Untuk TKKS, proses pengarangan lebih sesuai dilakukan dalam tungku vertikal,
sedangkan untuk cangkang sawit lebih baik dilakukan proses pengarangan pada

18
tungku horizontal. Rendemen yang dihasilkan dari proses pengarangan tersebut
adalah 25-30 persen.
Proses pembriketan limbah sawit dapat dilakukan dengan mesin
pembriket tipe ulir dengan kapasitas 1 ton per hari. Mesin ini menghasilkan
briket arang berbentuk silinder dengan diameter 5 cm dan panjang 10-30 cm.
Briket arang sawit memiliki keunggulan yaitu permukaanya halus dan tidak
meninggalkan warna hitam apabila dipegang. Karakteristik briket arang yang
terbuat dari TKKS dan cangkang sawit sangat berbeda, seperti yang terlihat pada
Tabel berikut. Briket arang TKKS memiliki kadar abu yang lebih tinggi,
sedangkan kadar kalor dan karbon terikatnya lebih rendah.
Tabel 6. Karakteristik briket arang dari TKKS dan cangkang sawit
No. Karakteristik Briket Arang Briket Arang
Tandan Cangkang
Kosong Sawit Sawit
1. Kadar Air (%) 9.77 8.47
2. Kadar Abu (%) 17.15 9.65
3. Kadar Zat Terbag,% (Volatile matter) 29.03 21.10
4. Kadar Karbon Terikat, % (fixed 53.82 69.25
carbon)
5. Keteguhan tekan, kg/cm2 1.10 7.82
6. Nilai kalor, kal/g 5-578.000 6-600.00

H. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN DARI


PRODUK SAMPING SAWIT
Potensi biomassa dari produk samping sawit sebagai sumber energi
terbarukan mulai dikembangkan di beberapa negara produsen sawit utama.
Malaysia sebagai salah satu negara produsen CPO utama telah mengembangkan
teknologi produksi biogas dari POME. Dari sisi teknologi Malaysia lebih maju
daripada Indonesia dalam mengembangkan teknologi ini. Sejak tahun 2001
Malaysia melaksanakan program pengembangan energi terbarukan yang disebut
dengan small Renewable Energy Programe (SREP). Salah satu energi
terbarukan yang dikembangkan dalam program ini adalah pengembangan biogas
dari POME.

19
Saat ini mereka telah berhasil mengembangkan bioreaktor untuk
produksi biogas dari POME. Bumi biopower (Pantai Remis) Sdn. Bhd. Adalah
salah satu perusahaan di Malaysia yang melaksanakan proyek untuk
mengembangkan pabrik produksi biogas dari POME. Pabrik ini direncanakan
akan mengolah POME dari salah satu pabrik kelapa sawit yaitu Pantai Remis
Palm Oil Mill. Biogas yang dihasilkan juga akan digunakan untuk generator
listrik dengan kapasitas 1 MW-1.5 MW.

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai energi terbarukan dapat bersumber dari tanaman hijau bahkan limbah
hasil produksi menggunakan tanaman hijau seperti, jarak, kelapa sawit, tebu, dan
kelapa. Dengan memanfaatkan teknologi banyak bermunculan bioenergi yang
dikembangkan menjadi biodiesel, bio-oil, biotermal, dan pure palm oil.
1. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan babkar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti
minyak sayur, atau lemak hewan.
2. Biogas
Biogas merupakan renewable energy yang dapat dijadikan bahan
bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil
seperti minyak tanah dan gas alam. Biogas juga sebagai salah satu jenis
bioenergi yang didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan.
3. Bio-Oil
Bio oil merupakan salah satu jenis bio energi yang dapat
dimanfaatkan sebagai pensubstitusi bahan bakar solar. Bio oil adalah bahan
bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap dan diproduksi dari
biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas atau biomassa lainnya melalui
teknologi pirolisis cepat.
4. Pure Palm Oil
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan
produk samping sawit sebagai sumber energi. Seperti diketahui, kelapa sawit
Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mengalami perkembangan
yang terpesat.

21
B. SARAN
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu diharapkan
kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar makalah ini
lebih baik untuk selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamdi.2016. Energi Terbarukan .Padang : UNP PRESS

22

Anda mungkin juga menyukai