Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI MANUSIA, KEHAMILAN,

PERSALINAN SERTA NIFAS DAN PERINATAL

Nama anggota kelompok:

Fardhan Imani 202011015

M. Irfan 202011016

Erny May Maharani 202011035

Andri Tri Julyanto 202011055

Dicky Adi Wijaya 202011056

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT DR
SOETOMO SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga makalah dengan judul
“MAKALAH SISTEM REPRODUKSI MANUSIA, KEHAMILAN, PERSALINAN SERTA NIFAS
DAN PERINATAL” dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada
Rasullullah Muhammad SAW, besertaa para keluarga, sahabat dan umat pengikutnya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Kodefikasi sistem Genitourinary
dan Reproduksi” pada program studi D3 Rekam Medis STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo
Surabaya, Semester ganjil 2021. Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari pembaca untu menyempurnakan makalah ini.
Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pendamping
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima Kasih.

Surabaya, 30 Oktober 2021


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem reproduksi merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk melakukan


perkembangbiakan. Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testis
atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya
organ reproduksi dapat dikatakan siap setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia. Untuk kehidupan makhluk hidup, reproduksi tidak bersifat
vital, maksudnya adalah tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Namun
apabila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup
tersebut akan terancam dan punah, karena tidak dapat menghasilkan keturunan untuk
melanjutkan generasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Sistem Reproduksi pada Manusia ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur dan apa saja fungsi sistem reproduksi pada manusia ?
2. Apa saja hormon yang bekerja pada sistem reproduksi ?
3. Bagaimana proses kehamilan terjadi ?
4. Bagaimana proses persalinan terjadi ?
5. Apa yang dimaksud dengan nifas ?
6. Apa yang dimaksud dengna masa perinatal ?
C. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem reproduksi manusia terdiri dari dua bagian yaitu struktur bagian luar dan struktur
bagian dalam. Secara garis besar sistem reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel
sperma.
1. Struktur luar:
1) Penis
Berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi
(persetubuhan). Bagian-bagian dari penis meliputi:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
2) Skrotum
Merupakan kantung yang melindungi testis, juga sebagai pengontrol suhu
untuk testis. Suhu testis harus lebih rendah daripada suhu tubuh. Jika suhu
tubuh tinggi, maka skrotum akan membawa testis mendekat ke tubuh, dan
sebaliknya jika suhu tubuh rendah maka skrotum akan membawa testis
mendekat ke tubuh.
2. Struktur dalam:
1) Testis
Berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak dalam skrotum. Berperan
dalam pembentukan hormone kelamin seperti testosterone.
2) Epididymis
Tempat pematangan sperma, dan tempat untuk penyimpanan sperma
sementara.
3) Vas deverens
Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis (kantung
sperma).
4) Vesikula seminalis
Sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume total
cairan semen yang berwarna jernih dan kental.
5) Kelenjar prostat
Menyumbang 15% dari volume total cairan semen dengan komponen
pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease. Kandungan
tersebut membuat cairan semen menjadi lebih encer.
6) Kelenjar cowper
Sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan sebelum penis
mengeluarkan sperma dan semen.
3. Hormone pada laki-laki:
1) FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Menstimulir spermatogenesis.
2) LH (Luteinising Hormone)
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
3) Testosterone
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.
4. Spermatogenesis
Merupakan perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung
selama 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder
berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan
spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
B. SISTEM REPRODUKSI WANITA
Anatomi reproduksi wanita terdiri dari bagian dalam (internal) dan luar tubuh (eksternal).
Fungsi organ bagian luar adalah untuk memungkinkan sperma masuk ke dalam sistem
reproduksi bagian dalam dan melindungi organ genital dari organisme atau penyakit
menular.

1. Struktur Luar:
1) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar
perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini
mengelilingi organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir menjadi
mons pubis.
2) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki
lapisan lemak
3) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai pertemuan antara
sepasang labia mayora
4) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan
memanjang serta homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar
tersembunyi di antara kedua labia minora
5) Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang terleak di
bawah klitoris
6) Himen sering disebut sebagai selaput dara
7) Kelenjar reproduksi
Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki beberapa kelenjar
reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari mayor dan minor serta
parauretralis.
2. Struktur Dalam
1) Ovarium, disebut indung telur.
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di
rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-
bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur
(oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah
memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon
steroid dalam jumlah besar
2) Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim
(uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari
untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk
membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu
ampula tuba
3) Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang
tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan
biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari
uterus disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama
uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan
dan pengelupasan apabila tidak ada pembuahan. Fungsi utamanya
adalah tempat menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin
4) Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat
kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur
ke arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan
meskipun lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan
dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi
vagina adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan
menyimpan semen sementara
C. KEHAMILAN
Setelah terjadi pembuahan, kehamilan dapat terjadi dengan baik apabila terjadi proses
zigot dapat melekat ke dinding rahim secara sempurna. Kehamilan pada manusia sekitar
38 minggu sejak pembuahan.

Zigot tersebut akan membelah dari tahap morula (16 sel) kemudian membelah lagi
menjadi blastokista (32-64 sel) melalui proses blastulasi. Selanjutnya blastokista akan
melakukan perlekatan pada dinding uterus yang disebut dengan proses implantasi.
Blastokista akan menjadi trofoblas (lapisan terluar), embrioblas (sel bagian dalam), dan
blastosol (rongga berisi cairan).

Setelah terbentuk blastula, maka fase selanjutnya adalah gastrula. Pada fase ini terjadi
pertumbuhan sel dan terbagi menjadi lapisan-lapisan sel yang berlainan sifat, lapisan-
lapisan tersebut yaitu:

1) Ektoderm

Berkembang membentuk susunan saraf pusat dan tepi, epitel telinga,


hidung, dan mata, kulit, enamel gigi, serta kelenjar.

2) Mesoderm

Berkembang menjadi sistem pembuluh, kemih-kelamin, dan limpa.

3) Endoderm

Berkembang menjadi saluran pencernaan, pernapasan, dan kemih.

Embrio yang tumbuh akan didukung oleh adanya membran, berikut membrane yang
berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio:

1) Membrane seperti kantong kuning telur

Berperan untuk menyediakan nutrisi utama bagi embrio yang akan


megandung spermatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.
2) Amnion

Merupakan pelindung yang sangat tebal berisi cairan amnion untuk


melinduni embrio dari gesekan dan mengatur suhu embrio.

3) Korion

Lapisan ini akan menjadi bagian utama plasenta yang melingkupi amnion
dan kantong kuning telur.

4) Alantois

Alantois merupakan membran vaskular kecil yang mula-mula sebagai


tempat pembentukan darah dan untuk pernapasan, saluran makanan, serta
ekskresi.

Pada proses kehamilan, plasenta akan mulai terberntuk pada bulan ketiga. Fungsinya
yaitu:

1) Untuk mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida


2) Suplai makanan dari ibu ke jani
3) Mencegah mikrooganisme masuk ke janin
4) Menghasilkan hormon yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan
D. PERSALINAN
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 -42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo,
2005).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2002).

Beberapa istilah yang dipakai adalah:

1. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil

2. Primigravida adalah seorang wanita yang baru pertama kali hamil

3. Multigravida adalah wanita yang sudah berkali-kali hamil

4. Nulipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang dapat hidup di
dunia luar (viable)

5. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi

6. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan satu kali

7. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan beberapa kali bayi

8. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 6 kali atau lebih.

9. Paritas adalah jumlah kelahiran bayi yang lalu yang dapat hidup di dunia luar

10. Parturient adalah seorang wanita yang sedang dalam persalinan atau dalam
inpartu

11. Peurpura adalah seorang wanita yang baru saja selesai melahirkan bayi.

12. Abortus adalah pengeluaran kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar.
Tanda-tanda permulaan persalinan sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya,
beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya” atau
hari-nya. Yang disebut kala pendahuluan. Kala pendahuluan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut (Mochtar, 2011):

1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara, hal tersebut
tidak begitu jelas.

2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3. Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian bawah janin.

4. Perasaan nyeri di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi


lemah uterus, kadang-kadang disebut ”false labor pains”.

5. Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,


mungkin bercampur darah (bloody show).

Proses Terjadinya Persalinan

Menurut Mochtar (2011) sebab-sebab yang menimbulkan persalinan adalah:

1. Teori penurunan hormon

Pada saat 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar
hormon esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim. Karena itu, akan terjadi kekejangan pembuluh darah
yang menimbulkan his jika kadar progesteron turun.

2. Teori plasenta menjadi tua

Penuaan plasenta akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan


progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks, terletak ganglion servikale (pleksus Frankenhauser).


Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin,
akan timbul kontraksi uterus.

4. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot


rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

5. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan


dengan:

1) Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis serviks


dengan tujuan merangsang pleksus Frankenhauser.

2) Amniotomi: pemecahan ketuban.

3) Tetesan oksitosin: pemberian oksitosin melalui tetesan per infus.


E. NIFAS
1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas (puerperium) berasal dari bahasa
latin. Puerperium berasal dari kata puer berarti bayi dan parous berarti melahirkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa puerperium merupakan masa setelah melahirkan.

Puerperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai massa postpartum atau masa sejak
bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai 6 minggu berikutnya
disertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat
melahirkan.

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Istilah puerperium berasal dari kata puer yang artinya
anak, parele artinya melahirkan menunjukan periode 6 minggu yang berlangsung
antara berakhirnya periode persalinan dan kembalinya organ-organ reproduksi wanita
ke kondisi normal.

2. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap yaitu, puerperium dini, puerperium intermedial,
dan remote puerperium. Perhatikan penjelasan berikut:

1) Puerperium Dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperiun intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat – alat


genitalia, yang lamanya sekitar 6 – 8 minggu.

3) Poerperium remote
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
bermingguminggu, bulanan, bahkan tahunan.

5. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1) Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler

Setelah melahirkan, sitem kardiovaskuler akan kembali pada kondisi seperti


sebelum hamil. Setelah 12 – 24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume
plasma karena proses imbilisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh
darah yang kemudian akan diikuti oleh periode duresis yang terjadi diantara hari
ke – 2 dan ke – 5 pasca persalinan yang mengakibatkan terjadinya penurunan
volume plasma/(hemokonsentrasi). 2 minggu pasca persalinan merupakan
periode penyesuaian untuk kembali kenilai volume plasma seperti sebelum
hamil. Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan seperti sebelum hamil
dalam tempo 2 minggu pertama masa nifas.

2) Perubahan Sistem Reproduksi


a. Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses


kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.
Kontraksi uterus menyebabkan rasa mulas yang membuat ibu tidak nyaman.
Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm
dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium
sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira – kira sama besar uterus sewaktu
usia kehamilan 16 minggu (kira – kira sebesar jeruk asam) dan beratnya kira
– kira 100 gr.proses involusi uterus adalah sebagai berikut.

b. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus
setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan
menyebabkan serat otot atrofi.

3) Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot
uterus. Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga panjangnya 10 kali dari semula dan lebar 5 kali dari semula
selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai perusakan secara langsung
jaringan hipertrofi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan
hormon estrogen dan progesterone.

4) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga


akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini untuk membantu untuk mengurangi situs atau tempat
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Penurunan ukuran uterus yang
cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari
abdomen dan kembali menjadi organ pelvis.Perubahan uterus ini berhubungan
erat dengan perubahan – perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses
ini dialirkan melalui pembuluh darah getah bening.

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat simpisis 750 gr
14 hari (2 minggu) Tak teraba 500 gr
42 hari (6 minggu) Normal 50 gr
56 hari (8 minggu) Normal sebelum hamil 30 gr
5) Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,


tidak rata, dan kira – kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka ini mengecil,
pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3 – 4 cm dan pada akhir nifas 1 – 2 cm.
Penyembuhan luka bekas bekas plasenta khas sekali.Pada permulaan nifas bekas
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
trombus.

F. PERINATAL

Perinatal atau parilahir merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran (5


bulan sebelumnya dan satu bulan sesudahnya). Preiode perinatal terjadi pada 22 minggu
setelah periode gestasi lewat dan berakhir tujuh hari setelah kelahiran. Strategi
pemerintah dan inisiatif internasional mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik
pemberian makan pada tahun pertama mereka.

Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi,
yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu.

Sebagai batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu


hingga bayi baru lahir 0-7 hari. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh
kembang manusia sejak konsepsi sampai dengan satu bulan sesudah lahir.
DAFTAR PUSAKA
http://repository.unair.ac.id/29448/9/14.%20BAB%202%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
https://www.alodokter.com/melahirkan-normal-ini-yang-harus-anda-ketahui
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/651/2/BAB%20I%20pdf.pdf
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210610162242-204-652769/sistem-
reproduksi-wanita-pengertian-organ-dan-fungsinya
https://doc.lalacomputer.com/makalah-sistem-reproduksi-pada-manusia/

Anda mungkin juga menyukai