Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

MANUSIA
Anatomi fisiologi Sistem reproduksi pada pria dan wanita

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 6
1. Melina Ratna Sari Sianipar (190205218)
2. Nurhayati (190205224)
3. Novel Kolastika Sinaga (190205223)
4. Rini Aulia Siregar (190205227)
5. Listika Simehate (190205213)
6. Gustafus Adilman Sastra Lombu (190205202)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA MEDAN


TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA
PRIA DAN WANITA”.
Adapun makalah “ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA
DAN WANITA” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lain. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan pemikiran yang terbuka, kami membuka maupun menerima segala kritik dan saran
kepada kami sehingga dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang “ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA” dapat diambil hikmah
dan manfaat-nya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2019

Penyusun
Bab 1
PENDAHULUAN

a) Latar belakang masalah

Anatomi dalam bahasa latin ana (bagian, memisahkan) dan tomie (iris, potong),
fisiologi dalam bahasa latin fisis ( alam, cara kerja) dan logos (ilmu pengetahuan).
Jadi anatomi fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh atau
potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja secara normal.
Salah satu yang di pelajari dalam anatomi fisiologi adalah sistem reproduksi pada pria
dan wanita, dimana reproduksi adalah salah satu ang dilakukan manusia untuk
memiliki keturunan.
Alat reproduksi pada pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar
kelamin. Sedangkan alat reproduksi pada wanita adalah bagian bagian tubuh yang
berfungsi untuk melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendiri
akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita).

b) Rumusan masalah

1. Anatomi fisiologi sistem reproduksi pada pria: internal (testis, epididimis, vas
deferens, kelenjar vestikula sminalis, kelenjar bulbouretal) eksternal (glans
penis, penis).
2. Mekanisme ereksi dan ejakuasi.
3. Anatomi Fisiologi sistem reproduksi pada wanita: internal (ovarium, tuba
falopi, uterus, serviks) eksternal (labia mayora, labia minora, perineum
simfisis pubis, klitolaris).
4. Siklus menstruasi dan menopause.
5. Fase terjadinya kehamilan (fertilisasi) dan proses persalinan .
6. Kelainan alat reproduksi pada pria dan wanita.
7. Klasifikasi hormon berdasarkan pengaruh hormon pada sistem reproduksi.
8. Mekanisme rangsangan yang berpengaruh pada hormon sistem reproduksi.
9. Struktur dan fungsi neurohipofisis dan adeno hipofisis.

c) Tujuan

1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem reproduksi pada pria dan wanita
dan kelainan alat reproduksi pada pria dan wanita.
2. Untuk mengetahui mekanisme ereksi, ejakulasi, menstruasi, menopause,
proses terjadinya kehamilan dan proses terjadinya persalinan.
3. Untuk mengetahui jenis hormon yang berpengaruh pada sistem reprodusi.
4. Untuk mengetahui rangsangan yang berpengaruh pada hormon sistem
reproduksi.
5. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari neurohipofisis dan adenohipofisis

Bab 2
PEMBAHASAN

2.1 Struktrur internal Organ reproduksi pria


Testis : saluran yang melilit- lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat disebut tubulus
seminiferus (tempat terbentuknya sperma).
Epididimis : Saluran ini menempel pada testis, dukus eferens bersatu yang berkelok
kelok.
Vas deferens : saluran otot yang keluar dari ekor epididimis menuju uretra.
Kelenjar vesikula seminalis : cairan yang mengandung mucus, gulafruktosa, enzim
perkoagulasi,asam askorbat dan prostaglan.
Kelenjar bulbouretralis : kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi ,
guna nya untuk menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra.

2.1 gambar anatomi fisiologi sistem reproduksi pria.


2.2 struktur eksternal organ reproduksi pria
 Penis
Penis adalah organ tegak yang terdiri dari tiga tabung ereksi, sepasang corpora cavernosa dan
corpora spongiosa, yang semuanya akan berakhir di kelenjar penis, mengelilingi tabung
tertutup oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung ini berperan dalam proses
ereksi dan ejakulasi. Penis juga ditutupi oleh kulit tipis dan halus dengan ujung terlipat yang
disebut preputium, bagian ini akan dipotong selama sunat. Selain itu, kulit penis juga
memiliki kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan akar rambut.

 Glans penis
kepala bulat (atau ujung) penis. Terletak di tengah-tengah kelenjar penis adalah pembukaan
uretra, tabung di mana air mani dan urin keluar dari tubuh.

2.3 mekanisme ereksi


Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus karvenosum dibawah pengendalian SSO.
 Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan konstriksi
sebagian organ ini, sehingga aliran darah yang melalui penis tetap dan hanya sedikit
darah yang masuk kesinusoid kavernosum.
 Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan vasodilatasi
arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena
dibandingkan yang dapat di drainase vena.
 Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang
dikelilingi tunika albuginea non distensi.
 Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri dan
darah akan mengalir ke vena untuk dibawah menjauhi korpus. Penis
mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak.

2.4 mekanisme ejakulasi


Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
 Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang saraf spinal
lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik
dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan
sperma di sepanjang saluan.
 Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot
bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
 Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk
bisa berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur.

2.5 Struktur internal organ reproduksi wanita


 Ovarium: kelenjar berbentuk bulat telur terletak di sisi kanan dan kiri uterus di bawah
tuba uterina dan terikat oleh ligamentum latum di bagian belakang .

 Tuba falopi: saluran ovum yang berjalan lateral kiri dan kanan, panjang kira kira 12
cm dan diameter.

 Uterus ( rahim ): organ muskular berbentuk pir, organ yang tebal , dan berotot
terletak di rongga pelvis di antara vesica urinaria dan rektum. Terletak menggantung
di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen.

 serviks : Leher rahim (serviks) terletak di bagian bawah rahim.


Fungsi Serviks (leher rahim) adalah membantu mendorong sperma dari vagina ke
rahim. Serviks juga mengeluarkan beberapa jenis lendir dengan tugas yang berbeda.

2.5 gambar struktur internal organ reproduksi

2.6 Struktur eksternal organ reproduksi wanita


Labia mayora : dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva, berbentuk lonjong berada
di bagian kanan dan kiri, serta di tumbuhi rambut sebagai kelanjutan mons veneris.
Labia minora : bagian dalam dari labia mayora yang berwarna merah jambu, di jumpai
frenulum klitoris, preputium dan frenulum pudenda. Labia minora mengandung jaringan
erektil.
Perineum simfisis pubis: terletak diantara vulva dan anus, lebarnya kira kira 4cm.
Klitoris : sebuah jaringan ikat erektil identik dengan penis pada pria yang ditutupi oleh
frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi dan sangat sensitive
karena banyak ujung serabut saraf.

2.6 gambar strukrur eksternal organ reproduksi wanita.

2.7 Siklus menstruasi

Menstruasi : pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim
(endometrium), menstruasi terjadi karena embrio belum terbentuk.
Siklus menstruasi dikendalikan oleh hormon hormon reproduksi yang di hasilkan oleh
hipotalamus, hiposis dan ovarium.
Siklus menstruasi terjadi 4 fase:

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini
dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak
dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.

Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung kehamilan
pun tak lagi dibutuhkan.

Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang disebut dengan
menstruasi. Selain darah, vagina juga akan mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan
berbeda oleh tiap orang, seperti:

 Kram perut
 Payudara terasa kencang dan nyeri
 Perut kembung
 Mood atau suasana hati mudah berubah
 Menjadi mudah marah
 Sakit kepala
 Merasa lelah dan lemas
 Sakit pinggang

Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun,
sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.
2. Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda
haid, di saat itu hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan
melepas zat kimia yang disebut dengan  hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar


hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan
5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya
sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel
yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan
rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya
nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda.
Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3. Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar
pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi
dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau
lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur
ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa
hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi


untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu
sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna
bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam
keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius.
Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.
Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau
anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan
waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan
sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase
ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk
ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin


(hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan
rahim tetap tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh
lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun,
membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut
dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

 Perut kembung
 Payudara membengkak dan sakit
 Suasana hati mudah berubah
 Sakit kepala
 Berat badan bertambah
 Merasa ingin terus makan
 Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata


wanita mengalaminya selama 14 hari.

2.8 Fase menopause


Menopause : berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita
memasuki usia 45-55 tahun. Ada masa sebelum memasuki menopaus di sebut perimenopause
(menjelang menopause). Seorang wanira dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami
menstruasi lagi minimal 12 bulan, tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain
terjadi dalam tubuh wanita yang menopause seperti dari penampilan fisik , kondisi psikologis,
hasrat seksual hingga kesuburan.
gejala menopause:
 Perubahan siklus menstruasi

 Perubahan penampilan fisik

 Perubahan psikologis

 Perubahan seksual

 Perubahan fisik

Ciri ciri menjelang menopause :

 Munculnya spotting saat tidak menstruasi.

 Pendarahan yang sangat banyak menorrhagia.

 Durasi atau siklus haid yang memendek

 Siklus menstruasi yang memanjang.

2.9 Fase kehamilan (fertilisasi)

Fertilisasi merupakan pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam tuba fallopi, tuba falopi
sendiri adalah yang juga sering disebut sebagai oviduk yang merupakan saluran yang
menghubungkan ovarium dengan rahim. Fertilisasi adalah proses berfusinya pronukleus
jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum hingga membentuk zigot yang
berlangsung di tuba falopii atau tabung falopi (saluran telur).

Setelah bertemu antara sel telur dan sperma maka kemudian akan membentuk zigot, dan zigot
menjadi embrio yang akan menjadi cikal bakal janin. Janin akan berkembang di dalam
Rahim. Seorang ibu akan membantu aktif pada perkembangan si bayi. Bisanya ibu akan
menambah nafsu makan karena akan sering merasakan lapar.

Proses Fertilisasi (Pembuahan)


Proses pembuahan (pembuahan) yaitu suatu proses dimana sperma akan membuahi sel
telur. Satu kali sperma dikeluarkan 300 juta - 400 juta sel sperma. Yang nanti akan masuk
membuai sel telur. Tapi tidak semua bertahan hidup sampai sel telur. Dan yang berhasil
membuahi hanya satu sperma pada sel telur. Berikut ini merupakan tahapan proses
fertilisasi:

1. Ovulasi
Sebelum terjadi pembuahan, sel telur harus terjadi ovulasi telebih dahulu. Ovulasi sendiri
merupakan sel telur yang keluar dari ovarium / indung telur setiap bulannya. Ovarium
didalam banyak sel telur hanya satu yang keluar pada setiap bulannya. Sebuah kantung
(folikel) yang disiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini sebagian besar
ditentukan oleh hormon FSH ( folikel stimulating hormone ).
2. Sel telur beralih ke saluran tuba falopi
Selanjutnya ganti harus keluar dari ovarium, sel telur akan beralih ke saluran tuba falopi
(saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Umur sel telur di dalam tuba
falopi hanya 24 jam, jadi jika tidak ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati
dan kehamilan tidak bisa terjadi.

3. Meningkatnya Hormon
Jika sel telur telah berpindah ke saluran tuba falopi maka dinding Rahim akan siap-siap
menebalkan dindingnya. Kemudian akan terjadi peningkatan hormon setelah sel telur
meninggakan folikel. Folikel dalam ovarium akan berkembang menjadi korpus
luteum. Korpus luteum ini kemudian akan menghasilkan hormon progesteron yang
menghasilkan sebagai menebalkan lapisan dinding Rahim.

4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi


Jika sel telur tidak di buahi maka sel telur akan berpindah ke Rahim dan hancur atau yang
sering di sebut menstruasi pada wanita setiap bulannya. Menstruasi berbeda-beda pada
wanita, ada yang 28 hari namun juga ada yang kurang dan lebih. korpus luteum
mengecilkan dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan
dinding rahim yang menebal tadi akan mengalami proses peluruhan jadi keluarlah darah.

5. Jika Sel Telur Dibuahi


Sel telur dibuahi atau terjadi pembuahan yaitu pertemuan sperma dengan sel telur. Maka
sperma akan menembus ke dalam sel telur. Jika sel telur sudah ada di buahi maka sperma
akan gugur dan tidak dapat masuk ke sel telur.
2.9 gambar fase kehamilan

2.10 fase persalinan

persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap.

Dengan ditandai dengan :

1. Penipisan dan pembukaan serviks.


2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimalm2           kali dalam 10 menit).
3. Keluarnya lendir bercampur darah.

Menurut wiknjosasto, kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu:

 Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung kira – kira 8 jam.

 Fase aktif

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira – kira 7 cm.

Di bagi atas :

Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.

Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm. 
Kontraksi  menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat dijumpai
pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif das
fase deselerasi terjadi lebih pendek.

 Primigravida

Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Keadaan osteum uteri eksternal membuka, berlangsung kira – kira 13 – 14 jam.

 Multigravida
Osteu uteri internum sudah membuka sedikit sehingga osteum uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersama.

2.10.gambar proses persalinan

2.11 kelainan alat reproduksi

penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:

1. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.

Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di
kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat,
perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.

2. Radang panggul
radang panggul, Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk
ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.

Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual,
seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan
nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.

3. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon


wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam
jumlah yang lebih banyak.

Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.

4. Miom

Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.

Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau
nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan
seksual.

5. Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa
jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan
kanker vagina.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

1. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.

Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah,
nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

2. Orchitis

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering
terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri.
Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi
hormon testosteron.

3. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau
uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma.

Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat


(BPH), atau kanker prostat.

4. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang
cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan
produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

5. Masalah pada penis

Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis,
misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.

Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan
wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis,
dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

2.12 klasifikasi hormon berdasarkan pengaruh hormon.

Fungsi dan Hormon - Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun
fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga
memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar
kelamin perempuan berada pada ovarium. Di dalam testis terdapat sel Leydig yang
menghasilkan hormon testosteron dan estrogen.

Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses


pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder
pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang,
dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak,
dan sekitar kemaluan. 

hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel
de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat
pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara,
pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu,
hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat


produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan
oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Kelenjar ini dibedakan menjadi kelenjar gonad
pada wanita dan kelenjar gonad pada pria.

Hormon yang dihasilkan kelenjar ini dapat dilihat dalam Tabel 1. berikut.

Kelenjar Hormon Berperan Dalam

Gonad Ovarium  pada Estrogen Menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder


wanita
Progestero Penebalan dan perbaikan dinding uterus
n

Testis pada pria Testosteron Menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder


2.13 mekanisme rangsangan yang berpengaruh pada hormon

2.14 struktur dan fungsi antara neurohipofisis dan adenohipofisis

Adenohipofisis
Adenohipofisis atau hipofisis anterior tersusun atas banyak jaringan epitel kelenjar. Bersama
dengan hipotalamus hipofisis anterior membuat sistem neuroendokrin yang terdiri dari
kumpulan neuron neurosekretorik yang badan selnya berada di antara dua kelompok di
hipotalamus yaitu nukleus supraoptika dan nukleus paraventrikel.
Berasarkan secara struktural, adenohipofisis adalah perpanjangan dari kelenjar hipotalamus.
Hipofisis anterior memproduksi banyak hormon penting yang disekresikan pada darah
apabila diperlukan, hormon hormon itu antara lain:

 Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone, Somatotropin)


Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai pengatur pertumbuhan dan
metabolisme tubuh.
 Thyroid Stimulating Hormon/ Tirotropin (TSH)
Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai pengatur sekresi hormon tiroid dan
pertumbuhan kelenjar tiroid.
 Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Adalah hormon yang mempunyai fungsi sebagai pengatur sekresi kortisol oelh
korteks adrena dan pertumbuhan korteks adrenal
 Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Pada pria hormon ini mempunyai fungsi sebagai penghasil sperma, sedangkan pada
wanita hormon ini memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan sel ovum.
 Leteinizing Hormone (LH)
Pada pria hormon ini memiliki fungsi sebagai perangsang produksi hormon
testosteron, sedangkan pada wanita hormon ini memiliki fungsi sebagai pengatur
produksi hormon estrogen dan progesteron dan juga berperan penting dalam proses
ovulasi.
 Prolaktin
Adalah hormon yang fungsinya sebagai pengatur pertumbuhan dan perkembagan
payudara dan juga memproduksi air susu pada wanita. Sedangkan pada pria hormon
ini masih belum begitu nyata fungsinya, kemungkinan besar berkaitan dengan
pertumbuhan organ seks pria.

Neurohipofisis
Neurohipofisis atau hipofisis posterior adalah bagian dari sekelompok sel kelenjar antara
pembuluh darah kapiler yang luas. Neurohipofisis berisikan banyak akson saraf dari
hipotalamus. Ada dua bagian utama neurohipofisis, yaitu:

 Pars Nervosa. Ini adalah bagian belakang neurohipofisis tempat menyimpan oksitosn
dan vasopressin.
 Pars Infundibular (Infundibulum). Adalah bagian tempat terhubungnya kelenjar
hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

Pada bagian neurohipofisis atau hipofisis posterior ini terdapat dua hormon utama, yakni
oksitosin dan vasoprressin. Kedua hormon tersebut dibuat di hipotalamus tetapi dikeluarkan
lewat neurohipofisis.

Hormon Oksitosin
Fungsi dari hormon oksitosin ini banyak berkaitan dengan persiapan organ reproduksi untuk
proses kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada wanita. Target penting hormon
oksitosin pada wanita yaitu sel-sel otot rahim dan sel otak kelenjar mamae atau kelenjar susu.
Pada pria, hormon oksitosin memiliki fungsi sebatai perangsang pertumbuhan organ seksual
sekunder. Dan juga hormon oksitosin bisa berpengaruh pada perasaan seseorang karena itu
hormon oksitosin biasa dinamakan juga dengan hormon cinta.

Hormon Vasopressin (Antidiuretik)


Vasopressin yaitu hormon peptida yang fungsinya untuk mengatur penyerapan kembali
molekul yang melalui ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas dinding tubulus ginjal.
Vasopressin akan mengatur keseimbangan antara natrium dan air pada darah ataupun urin
menjadikan dapat mengatur volume darah atau urin dalam tubuh. Dan juga, fungsi hormon
vasopressin adalah bisa mempengaruhi tekanan darah pada manusia.

Bab 3

PENUTUP
3.1 kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah:

1.      Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi
eksterna dan interna. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia
minora, klitoris, vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas
vagina, uterus, serviks, tuba fallopi dan ovarium sedang kan pada pria internal (ovarium, tuba
falopi, uterus, serviks) eksternal ( labia mayora, labia minora, perineum simfisis pubis,
klitolaris)

2.      Menstruasi merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim. Ada beberapa fase yang
terjadi yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi/luteal dan fase iskemi/premenstrual
di mana fase-fase tersebut berhubungan dengan sekresi hormon estrogen, progesteron dan LH
serta FSH.

3. Menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasi/haid yang disebabkan
oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di  ovarium  dan berakhirnya
masa reproduksi seorang wanita.

4. fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk bersatu sehingga
membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi disebut juga
sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.

5. Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus karvenosum dibawah pengendalian SSO.

6. Enjakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.

DAFTAR PUSTAKA

Baziad A. 2003. Osteoporosis. Menopause dan Andropause; Sarwono Prawirihardjo. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.
Bobak, Irine. 2004. Buku Saku Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC
Ganong, W. F. 2008. Fisiologi Kedokteran edisi ke-20. Terjemahan: H. M. D
Widjajakusumah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Glasier, A., & Gebbie, A. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi (Edisi 4). Cet. Pertama.
Jakarta : EGC. 2006
Hani, Ummi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: SalembaMedika
Kartono. 2007. Psikologi Wanita 2,Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju
Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Cet. Pertama. Jakarta: Puspaswara.
Manuaba, dkk. 2006. Buku Ajar Patalogi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Cetakan I. Penerbit
Buku Kedokteran . Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetric Fisiologi, Obstetric Patologis. Jakarta: EGC.


Prawiroharjo, S. dan Wiknjosastro. 1999.Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Shimp, L. A., & Smith, M. A. 2000.Common Problems in Women,s Health Care International
Edition.Singapore : McGraw – Hill Book Co.
Suzannec S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Vol.2 Ed.8, Jakarta:
EGC.
Varney, Halen. 2007. Buku Ajar Asuhan kebidanan, 3 rd. London : Jones and Barlett Publisher.

Kadaryanto et al.2006.20. Biologi 2. Yudhistira, jakarta

Saktiyono, 2004. 86-93, 96, 98. Sains: biologi SMP 3. Esis – penerbit erlangga, jakarta.

Tim IPA SMP/MTs.2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy puspa Mega, jakarta.

Tim biologi SMU.1997.320, 339-344, 348, 349, 354 -359. Biologi 2. Galaxy puspa Mega,
jakarta.

Skakkebaek, et al. (2016). Male Reproductive Disorders and Fertility Trends: Influences of
Environment and Genetic Susceptibility. Physiological Reviews. 96(1), pp. 55–97. 
Svechnikov, et al. (2014). Similar Causes of Various Reproductive Disorders in Early Life.
Asian Journal of Andrology. 16(1), pp. 50–59. 
Centers for Disease Control and Prevention (2018). Reproductive Health. Common
Reproductive Health Concerns for Women. 
Centers for Disease Control and Prevention (2015). Pelvic Inflammatory Disease (PID).
Pelvic Inflammatory Disease (PID) - CDC Fact Sheet. 
National Institutes of Health (2018). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Female
Reproductive System. 
National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Penis
Disorders. 
National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus.
Prostate Diseases. 
National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus.
Sexually Transmitted Diseases. 
The American College of Obstetricians and Gynecologists (2015). Pelvic Inflammatory
Disease (PID). 
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Endometriosis.
Mayo Clinic (2016). Diseases & Conditions. Male Hypogonadism. 
Higuera, V. Healthline (2019). Pelvic Inflammatory Disease (PID). 
Roth, E. Healthline (2017). Orchitis. 
Watson, S. Healthline (2018). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Symptoms, Causes, and
Treatment. 
Kidshealth, Nemours (2019). For Teens. Female Reproductive System. 
Kidshealth, Nemours (2015). For Teens. Male Reproductive System. 
WebMD (2018). The Male Reproductive System. 
WebMD (2018). What Is Epididymitis? 
WebMD (2018). Your Guide to the Female Reproductive System.

Anda mungkin juga menyukai