Anda di halaman 1dari 23

PENCEGAHAN GANGGUAN

ORGAN REPRODUKSI
MANUSIA

KELAS 9A
ANGGOTA KELOMPOK :
1. MUHAMAD RAFFY MUGHNI SYUKUR (35)
2. SHIDIQKRI AINNUROHIM (27)
3. REYHAN PUTRA ANGGARA (25)
4. GADI AYATANA (10)
5. CESARIA BALQIS ALDETANY (5)
6. FAUZIYYAH AISYAH (9)
7. NOVITA PUTRI ANGGRAINI (22)

SMP WAHID HASYIM 8 WARU


2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan membrikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan
Organ reproduksi pria............................................................................................3
Organ reproduksi wanita....................................................................................... 6
Masa masa pubertas pada remaja........................................................................13

Bab 2 Pembahasan
Macam macam penyakit organ reproduksi............................................................15
Cara mencegah ....................................................................................................19
Gambar organ reproduksi......................................................................................20

Bab 3 Penutup
Simpulan................................................................................................................21
Saran & Kritik.........................................................................................................22

ii
BAB I

ORGAN REPRODUKSI PRIA

Sistem reproduksi pria terletak di dalam rongga pelvis. Sistem reproduksi pria
mulai berkembang selama kehidupan awal janin sebagai respon awal terhadap testosteron.
Organ reproduksi pada pria terdiri dari organ reproduksi eksternal, dan organ reproduksi
internal, diantaranya dua testis (dimana sel sperma dan testosteron dibuat), penis, skrotum,
dan organ aksesoris (epididimis, vas deferens, vesikal seminal, saluran ejakulasi, uretra,
kelenjar prostat).
Organ pria bagian luar :
1. Mons Pubis
Mons pubis merupakan bagian yang menonjol di atas simfisis. Pada saat
dewasa, rambut pubis akan panjang, padat, kasar, dan ikal membentuk pola
berbentuk intan, dari umbilikus ke anus.
2. Penis
Penis terdiri dari organ urinasi dan kopulasi yang terdiri dari batang atau
badan dan glan. Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris, dua
korpus kavernosum, dan satu korpus spongiosum ventral di sekitar uretra. Penis
berisi uretra dan berfungsi sebagai terminal saluran untuk saluran kemih dan sebagai
saluran reproduksi yang berfungsi untuk mengeluarkan urin dan air mani. Struktur
penis tidak memiliki tulang, hanya jaringan seperti busa yang di penuhi pembuluh
darah. Disini terdapat glans yang merupakan ujung penis yang membesar selama
ereksi.
3. Skrotum
Skrotum merupakan suatu kantung kulit, otot, dan fasia yang berkeriput.
Pada bagian dalam dibagi oleh sebuah septum dan setiap kompartemen secara
normal berisi satu testis, epididimis, dan vas deferen. Sisi kiri skrotum terletak lebih
rendah (1 cm) daripada sisi kanannya. Skrotum memiliki dua kantong skrotal. Setiap
skrotal berisi satu testis tunggal dan dipisahkan oleh septum internal. Pada kulit
skrotum disuplai oleh banyak kelenjar subasea dan kelenjar keringat dan jarang
ditumbuhi oleh rambut. Skrotum berfungsi untuk menjaga suhu dari testis agar tetap
optimal yaitu dibawah suhu tubuh. Skrotum disusun oleh otot dartos dan otot

3
kremaster. (1) Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan
dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan
mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin.
Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk
membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka
tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal
ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis. (2) Otot kremaster merupakan
penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu
lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan
baik pada suhu stabil. Suhu stabilnya yaitu 3⁰C lebih rendah dari suhu di dalam
tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa. Gangguan
demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria
dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki.
Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk
memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar
keringat untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat.
4. Testis
Organ berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di dalam
skrotum. Pada umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis. Testis
berfungsi untuk menghasilkan testosteron, yang merupakan hormon seks pada pria.
Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk memproduksi sperma.
5. Epididimis
Epididimis merupakan saluran panjang, yang terletak di belakang testis.
Organ ini berfungsi untuk membawa dan menyimpan sel sperma yang telah
diproduksi di testis. Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk mematangkan sperma
yang dibentuk oleh testis. Setelah matang, sperma baru dapat melakukan tugasnya
dalam membuahi sel telur.

Organ reproduksi pria bagian dalam :

1. Vas deferens

4
Organ ini merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga
ke rongga panggul. Organ ini terletak di belakang kandung kemih. Vas deferens
berfungsi mengantar sperma matang ke uretra, sebagai persiapan ejakulasi.
2. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk kantung yang menempel
pada vas deferens, di dekat bagian dasar kandung kemih. Organ ini berguna dalam
memproduksi cairan, sebagai pemberi energi sperma untuk bergerak.

3. Saluran ejakulasi

Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis.

4. Saluran kemih

Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine
dari kandung kemih ke luar tubuh.

5. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat terletak pada bagian bawah kandung kemih, di depan


rektum atau anus. Kelenjar ini berfungsi menambahkan cairan yang membantu
sperma, saat terjadi ejakulasi, dan membantu menjaga sperma tetap sehat.

6. Kelenjar bulbourethral

Disebut juga sebagai kelenjar cowper, organ ini berfungsi untuk memproduksi
cairan yang melicinkan saluran kemih. Selain itu, organ ini juga membantu
menetralisir keasaman di saluran kemih, yang terbentuk akibat sisa urine.

5
ORGAN REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis, dan genital eksterna yang terleak di perineum. Struktur reproduksi
interna dan eksterna wanita berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan
hormon ekstrogen dan progesteron, yang dihasilkan sejak awal kehidupan janin dan
berlanjut terus sampai masa pubertas hingga masa usia subur. Diperlukan alat khusus
untuk melihat genitalia interna (Benson, 2008). Penggunaan spekulum sederhana atau
alat lain dapat membantu untuk melihat vagina dan serviks secara langsung, tetapi
organ-organ intraabdomen hanya dapat dilihat dengan metode invasif (laparotomi,
laparoskopi, atau kuldoskopi) atau dengan teknik pencitraan canggih (USG, CT Scan,
MRI).

Organ reproduksi wanita bagian luar :


1. Mons Pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat
dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam,
kasar, dan ikal pada masa pubertas, yaitu sekitar satu atau dua tahun sebelum wanita
haid. Rata-rata menarke (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun. Mons berperan
melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan seksual) dan dalam sensualitas.
2. Labia Mayora
Labia mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak
dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons
pubis ke arah bawah mengelilingi labia minora, berakhir di perineum pada garis tengah.
Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina (muara
vagina). Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini
disebabkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama
rangsangan seksual.

6
3. Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris
dan menyatu dengan fouchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina :
merah muda dan basah. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna
merah kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus
emosional atau stimulus fisik. Ruangan diantara labia minora disebut vestibulum.
4. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektif yang terletak tepat di bawah
arkus pubis.dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6
mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamakan glans dan lebih senditif daripada
badannya. Kelenjar sebasea klitoris menyereksi smegma, suatu substansi lemak seperti
keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organik yang
memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama untuk
membangkitkan respons tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria).

5. Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi bagian
medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk
prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian
bawah klitoris untuk membentuk frenulum. Kadang-kadang prepusium menutup
klitoris. Akibatnya, daerah ini ini terlihat seperti suatu muara yang dapat disalahartikan
sebagai meatus uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur-struktur dalam vulva
dengan seksama. Usaha ini dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
6. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong,
terletak diantara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara
uretra, kelenjar parauretra (vestibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar
paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan vestibulum
yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan-bahan kimia (deodorant
semprot, garam-garaman busa sabun), panas, rabas, dan friksi (celana jins yang ketat).

7
Walaupun bukan merupakan bagian sistem reproduksi sejati, meatus urinarius
(uretra) juga dimasukan ke dalam bagian ini karena letaknya dekat dan menyatu dengan
vulva. Biasanya terletak sekitar 2,5 cm di bawah klitoris.
Kelenjar vestibulum minora adalah struktur tubular pendek yang terletak pada
arah poterolateral di dalam meatus uretra, pada posisi sekitar pukul lima dan tujuh
mengelilingi meatus. Kelenjar ini memproduksi sebagian kecil lendir yang berfungsi
sebagai pelumas.
Himen ialah lipatan yang tertutup mukosa sebagian, jarang seluruhnya, bersifat
elastis, tetapi kuat, disekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan himen dapat
menjadi penghalang pada pemeriksaan dalam, pada insersi tampon menstruasi, atau
koitus. Himen bersifat elastis sehingga memungkinkan distensi atau dapat robek dengan
mudah.
Kelenjar vestibulum mayora ialah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora,
masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina. Kelenjar menyekresi sejumlah kecil
lendir yang jernih dan lengket, terutama selama koitus. Keasaman lendir yang rendah
(pH tinggi) baik untuk sperma.
7. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium
vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan
himen.
8. Perineum
Perineum ialah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum. Penggunaan istilah vulva dan perineum
kadang-kadang tertukar, tetapi tidak tepat.

Organ reproduksi wanita bagian dalam :

1. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba fallopii.
Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen
lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi

8
krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke
uterus. Pada palpasi ovarium dapat digerakkan.
Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid (estrogen,
progesteron, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan fungsi wanita normal.

2. Tuba Falopii (Tuba Uterin)


Sepasang tuba falopii melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas ligamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Panjang tuba ini sekitar 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Empat segmen yang
berbeda dapat diidentifikasi, yaitu : infundibulum, ampula, istmus, dan interstisial.
Infundibulum merupakan bagian yang paling distal. Muaranya yang berbentuk seperti
terompet dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan erektil saat ovulasi.
Ampula membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum
bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula. Istimus terletak proksimal terhadap ampula.
Istmus kecil dan padat, sangat mirip ligamentum teres uteri. Bagian interstisial (atau
intramural) melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai
lumen paling kecil berdiameter kurang dari 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi dapat
melewati lumen ini, ovum tersebut harus melepaskan sel-sel granulosa yang
membungkusnya.
3. Uterus
Antara kelahiran dan masa pubertas, uterus secara bertahap turun dari bagian
bawah andomen ke pelvis sejati. Setelah pubertas, uterus biasanya terletak di garis
tengah pada pelvis sejati, posterior terhadap simpisis pubis dan kandung kemih, serta
anterior terhadap rektum. Uterus terdiri dari 3 bagian : fundus yang merupakan
tonjolan bulat di bagian atas dan terletak di atas insersi tuba falopii, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri, dan istmus, yakni bagian yang
menghubungkan korpus dengan serviks yang dikenal sebagai segmen uterus bagian
bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan

9
peremajaan endometrium, kehamilan, dan persalinan. Fungsi-fungsi ini esensial untuk
reproduksi, tetapi tidak diperlukan untuk kelangsungan fisiologis wanita.
4. Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan: endometrium, miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis.
Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari 3 lapisan. Selama menstruasi dan sesudah
melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah yang berongga tanggal.
Segera setelah aliran menstruasi berakhir, tebal endometrium 0,5 mm. Mendekati akhir
siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai lagi, tebal endometrium sekitar 5
mm (kurang dari ¼ inci). Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut
otot polos yang membentang ke tiga arah (longitudinal, transversa, dan oblik).
Peritoneum parietalis, suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri.
5. Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Panjang servikas sekitar 2,5
sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks terutama
disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis.
Karakteristik serviks yang paling signifikan ialah kemampuannya meregang pada saat
melahirkan anak per vaginam. Beberapa faktor yang berperan pada elastisitas serviks
ialah jaringan ikat yang banyak dan kandungan serabut yang elastis, lipatan di dalam
lapisan endoserviks, dan 10 persen kandungan serabut otot.
6. Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks dan uterus. Kanal uterus pada
wanita tidak hamil ditekan oleh dinding otot yang tebal., sehingga kanal hanya
merupakan suatu ruangan potensial, datar, dan berbentuk segitiga.
7. Pembuluh darah
Aorta abdomen bercabang saat mencapai tinggi umbilikus, yakni menjadi dua arteri
iliaka. Setiap arteri iliaka bercabang membentuk dua arteri, yang lebih besar disebut
arteri hipogastrika. Arteri-arteri uterus merupakan cabang dari arteri hipogastrika.
Kedekatan letak uterus dari aorta menjamin kecukupan suplai darah untuk
pertumbuhan uterus dan konsepsi.
Selain itu, arteri ovarium subdivisi langsung aorta, mula-mula memperdarahi
ovarium dan kemudian berlanjut untuk bergabung dengan arteri uterus, sehingga

10
menamabh suplai darah ke uterus. Pada kondisi tidak hamil pembuluh darah uterus
melingkar dan berkelok-kelok. Seiring kemajuan kehamilan dan pembesara uterus,
pembuluh darah ini menjadi lurus.
8. Vagina
Vagina suatu struktur tubular yang terletak di depan rektum dan di belakang kandung
kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestiibulum antara labia
minora vulva) sampai serviks. Duapertiga bagian atasnya paling tepat disebut sebagai
bagian dari ganitalia interna karena adanya hubungan embriologis dengan uterus.
Vagina berfungsi sebagai organ untuk koitus dan jalan lahir. Sejumlah besar sulplai
darah k vagina berasal dari cabang-cabang desenden arteri uterus, arteri vaginalis, dan
arteri pudenda interna.
9. Perineum dan dasar pelvis
Diafragma pelvis, diafragma urogenital atau segitiga, dan otot genitalia eksterna serta
anus membentuk dasar pelvis dan perineum. Perineum terletak di bawah diafragma
pelvis atas dan bawah. Badan perineum merupakan lanjutan septum antara rektum dan
vagina. Jaringan ini pipih dan meregang seiring pergerakan janin melalui jalan lahir.
10. Tulang pelvis
Perawat harus dengan teliti mengenal tulang-tulang pelvis supaya dapat memahami
saluran reproduksi dan perineum wanita. Struktur penting pada tulang pelvis antara lain
krista iliaka dan spina iliaka anterior, superior; promontorium sakrum; sakrum; koksigis;
simfisis pubis; arkus subpubis; spina iskiadikus; dan tuberositas iskiadika. Panggul
mempunyai 3 fungsi utama :
a. Rongga tulang pelvis membentuk tempat perlindungan bagi struktur pelvis
b. Arsitektur pelvis sangat penting untuk mengakomodasi janin yang sedang
berkembang selama masa hamil dan selama proses melahirkan
c. Kekokohannya membuat pelvis menjadi tempat berlabuh yang stabil untuk
perlekatan otot, fasia, dan, ligamen.
11. Payudara
Payudara adalah sepasang kelenjar mamae yang terletak diantara tulang iga kedua
dan keenam. Sekitar duapertiga payudara terletak di atas otot pektoralis mayor, antara
sternum dan garis aksilaris tengah, dengan perluasan ke arah aksila yang disebut
sebagai ekor Spence. Sepertiga bagian bawah payudara terletak di atas otot seratus
anterior. Payudara melekat pada otot oleh jaringan ikat atau fasia.

11
Payudara wanita dewasa yang sehat biasanya memiliki bentuk dan ukuran yang
sama, tetapi seringkali tidak simetris secara absolut. Ukuran dan bentuk bervariasi
tergantung pada usia, keturunan, dan gizi wanita tersebut. Namun, kontur harus halus
tanpa ada retraksi, lekukan, atau massa.
Estrogen merangsang pertumbuhan payudara dengan menginduksi deposisi lemak di
payudara, menginduksi perkembangan jaringan stroma, dan menginduksi pertumbuhan
sistem duktus secara luas. Begitu ovulasi dimulai pada pubertas, kadar progesteron
meningkat. Peningkatan progesteron menyebabkan maturasi jaringan kelenjar mamae.
Selama masa remaja deposisi lemak dan pertumbuhan jaringan fibrosa berperan dalam
peningkatan ukuran kelenjar. Perkembangan payudara yang lengkap belum dicapai
sampai setelah kehamilan pertama berakhir atau pada awal masa laktasi.
Perubahan ukuran dan nodularitas payudara merupakan respons terhadap
perubahan siklus ovarium sepanjang masa subur. Peningkatan kadar ekstrogen dan
progesteron pada hari ketiga dan keempat sebelum menstruasi meningkatkan
vaskularisasi payudara, menginduksi pertumbuhan duktus dan asini, serta
meningkatkan retensi air. Sel-sel epitel yang melapisi duktus berproliferasi dalam
jumlah, duktus berdilatasi, lobulus distensi. Asini membesar dan mengeluarkan sekresi,
dan lemak tertimbun dalam lapisan sel epitel. Akibatnya pembengkakan payudara, nyeri
tekan, dan rasa tidak nyaman timbul sebagai gejala umum sebelum awitan menstruasi.
Setelah menstruasi, proliferasi selular mulai menurun, asini mulai mengecil, dan retensi
air hilang. Perubahan fisiologis normal ini harus diingat saat melakukan pemeriksaan
pada payudara.

12
Masa masa pubertas pada remaja

Masa pubertas dialami oleh setiap manusia, baik laki-laki atau perempuan. Masa
pubertas laki-laki ditandai dengan mulai adanya perubahan suara dan tumbuhnya
rambut pada area kemaluan. Sedangkan pada wanita ditandai dengan tumbuhnya
rambut di sekitar kemaluan, perubahan bentuk payudara dan mengalami menarche.
Menarche adalah masa menstruasi pertama yang dialami oleh perempuan. Menurut
Irianto (2015) menarche adalah menstruasi pertama kali yang merupakan pertanda
masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, dimana masa ini dimulai dengan
menarche dan diakhiri dengan menaupause. Apabila seorang perempuan sudah
mengalami menarche menandai sudah memasuki masa remaja. Menurut World Health
Organization (WHO) (2014), reamaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19,
dan masa remaja terbagi atas masa remaja awal (early adolescence) berusia 10-13
tahun, masa remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-16 tahun dan masa remaja
akhir (late adolescence) berusia 17-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10024 tahun dan belum menikah (Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
Usia menarche normal terjadi pada saat usia 11-13 tahun. Apabila kurang dari 11
tahun disebut menarche dini. Apabila lebih dari 13 tahun disebut delayed menarch.
Menurut irianto (2015) menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa
juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun dan rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun.
Fase menarche terjadi karena adanya pelepasan endometrium yang banyak
mengandung pembuluh darah. Dalam penelitian Suryanda (2017) yang dilakukan
terhadap 64 responden ditemukan bahwa pada usia 11 tahun sudah mengalami
menarche sebanyak 17 orang, pada usia 12 tahun mengalami menarche sebanyak 19

13
orang, pada 13 tahun mengalami menarche sebanyak 28 orang. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan responden terbanyak mengalami menarche di rentang usia yang
normal. Cepat atau lambatnya seorang perempuan mengalami menarche dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya gaya hidup, aktifitas fisik, dan status gizi. Hasil
penelitian Suryanda (2017) menunjukkan bahwa dari 64 responden, 11 orang
mengalami obesitas, 15 orang berat badan rendah dan 38 orang memiliki status yang
normal. Anak perempuan yang obesitas mengalami menarche lebih cepat 10,9%
dibandingkan dengan anak perempuan dengan bereat badan rendah. Sedangkan anak
yang memiliki status gizi normal paling banyak mengalami menarche 48,4%
dibandingkan yang belum mengalami menarche 10,9%. Usia menarche yang terlalu dini
dapat menyebabkan kematangan seksual yang terlalu dini sehingga besar kemungkinan
seorang remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual yang dapat
berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan. Peningkatan risiko penyakit di masa
dewasa merupakan salah satu akibat dari terjadinya usia menarche dini yaitu penyakit
kardiovaskular, ca mammae dan menarche terkait obesitas (Zalni et al, 2017)

14
BAB 2

MACAM MACAM PENYAKIT ORGAN REPRODUKSI

Penyakit organ reproduksi laki-laki :

1. Masalah pada penis

Masalah pada penis meliputi disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, dan
kanker penis. Kondisi-kondisi ini dapat terjadi karena penyakit menular seksual
seperti herpes genita, HIV/AIDS, sifilis, dan gonore. Mengingat penyakit ini dapat
ditularkan, sangat penting untuk menjaga kesehatan organ reproduksi dengan
melakukan hubungan seksual yang aman. Sebab salah satu akibat dari penyakit
ini adalah kemandulan.

2. Gangguan Prostat

Terdapat beberapa jenis gangguan prostat seperti prostatitis atau peradangan


prostat, BPH atau pembesaran prostat, dan kanker prostat. Apabila penyakit
tersebut terjadi, tentunya akan mengganggu fungsi dari prostat itu sendiri. Prostat
merupakan sebuah kelenjar yang membungkus saluran kemih atau uretra pria.
Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan mani, menyuburkan, dan
melindungi sperma.

3. Epididimitis

Penyakit ini merupakan peradangan pada saluran skrotum yang menempel


pada testis. Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar membengkak dan terasa
nyeri sebab saluran tersebut memiliki peran penting yaitu menyimpan
sperma. Beberapa gejala dari epididimitis adalah air mani mengandung darah,
nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, dan gangguan pada kesuburan.

15
4. Hipogonadisme

Hipogonadisme terjadi ketika tubuh pria tidak dapat menghasilkan hormon


testosteron. Apabila kondisi ini terjadi maka dapat mengganggu produksi sperma
dan penurunan libido. Tidak jarang penyakit hipogonadisme berakibat pada
infertilitas karena fungsi organ-organ reproduksi lainnya ikut menurun.

5. Orchitis

Penyakit reproduksi satu ini biasanya terjadi karena adanya infeksi bakteri atau
virus. Harus perhatikan bahwa pada kondisi ini, orchitis dapat menyerang salah
satu testis ataupun keduanya. Hampir mirip dengan epididimitis, beberapa gejala
yang terjadi karena orchitis adalah bengkaknya buah zakar hingga menimbulkan
rasa nyeri. Akibat jangka panjang dari kondisi ini adalah penurunan produksi
hormon testosteron dan kemandulan.

Penyakit organ reproduksi wanita :

1. Vaginitis

Penyakit vaginitis terjadi karena adanya infeksi pada area vagina yang
disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Infeksi ini dapat terjadi akibat kurangnya higienitas area vagina, perubahan
komposisi flora (komunitas bakteri) alami di vagina, maupun hubungan seksual.
Bila tidak diatasi dengan baik, vaginitis dapat mengganggu kualitas hidup
perempuan. Gejala yang sering didapatkan adalah keputihan pada vagina.
Keputihan ini disertai rasa gatal atau bau, dapat disertai berwarna kekuningan
atau kehijauan.

2. Condiloma Accuminata

Condiloma accuminata atau dikenal juga dengan kutil kelamin merupakan


penyakit sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh virus yang
bernama human papiloma (HPV), umumnya tipe risiko rendah. Virus tersebut

16
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual (terutama yang tidak menggunakan
pelindung/kondom). Bila tidak tertangani dengan baik, kutil kelamin dapat tumbuh
terus menjadi benjolan besar yang mengganggu, terkadang gatalnya mengganggu,
terkadang perih dan dapat terluka bila tergesek pakaian dalam.

Condiloma accuminata ditandai dengan timbulnya benjolan kulit. Ukurannya dapat


bervariasi mulai dari bintil-bintil yang sulit terlihat sampai gundukan lebih besar
menyerupai bunga kol (atau jengger ayam). Benjolan ini dapat terasa gatal, namun
dapat juga tidak terasa gatal.

3. Kista Ovarium

Yang dimaksud kista adalah kantung berisi cairan dan ovarium adalah organ
reproduksi yang memproduksi sel benih perempuan/sel telur dan hormon
reproduksi perempuan. Dengan demikian, kista ovarium adalah penyakit kista yang
ditemukan pada indung telur bukan rahim. Penyakit ini disebabkan perubahan
sifat jaringan menjadi terlalu aktif bertumbuh. Pada sebagian kecil kasus,
perubahan sifat ini dapat berubah lagi menjadi bersifat ganas dimana
pertumbuhan jaringan menjadi tidak terkendali sehingga menyebar dan merusak
jaringan/organ lainnya. Bila tidak ditangani dengan baik, kista ovarium dapat terus
tumbuh besar membuat benjolan dalam perut yang mengganggu organ lain, dan
apabila perempuan tersebut mengalami kehamilan dapat mengganggu posisi janin.
Pada beberapa kasus, kista ovarium dapat terpuntir dan menimbulkan nyeri berat.
Gejala kista ovarium dapat berupa terasa benjolan di dalam perut bawah. Benjolan
ini dapat berukuran kecil, dapat pula membesar seiring berjalannya waktu.

4. Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang sangat umum terjadi di
Indonesia. Kanker atau tumor ganas adalah penyakit di mana jaringan tubuh
bersifat ganas atau bertumbuh terus secara tidak terkendali dan dapat menyebar
serta merusak jaringan/organ lainnya. Serviks atau leher rahim merupakan bagian
dari rahim perempuan yang menghubungkan rahim dengan vagina. Dengan
pengertian tersebut, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang berasal dari

17
jaringan serviks perempuan. Kanker serviks utamanya disebabkan infeksi
virus human papilomavirus (HPV) terutama tipe risiko tinggi yang mengubah sifat
jaringan di serviks dari bersifat normal menjadi bersifat ganas. Bila ditemukan
sudah pada stadium lanjut (derajat penyakit sudah parah), risiko menimbulkan
kematian lebih besar. Kanker serviks dapat tidak bergejala sampai memasuki
stadium lanjut. Gejala yang dapat dirasakan oleh perempuan dengan kanker
serviks dapat berupa keputihan yang berbau busuk, perdarahan pasca hubungan
seksual, dan sebagainya.

5. Radang Panggul

Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada saluran
telur dan indung telur perempuan yang terletak di rongga panggul. Infeksi tersebut
terjadi karena adanya bakteri yang merambat melalui vagina,
misalnya clamydia dan gonorrhea. Bakteri ini dapat menular melalui hubungan
seksual, terutama yang tidak menggunakan pelindung/kondom. Penyakit ini bila
terus berlanjut dapat menimbulkan masalah infeksi berat, gangguan kesuburan,
dan kehamilan di luar rahim. Gejala yang dikeluhkan dapat berupa keputihan yang
berbau, berulang, dengan disertai demam dan nyeri di area panggul.

18
CARA MENCEGAH

1. Menjaga Kebersihan

Pastikan untuk selalu membersihkan organ intim terutama setelah buang air.
Cara membersihkan vagina setelah buang air yang ideal adalah membasuh dengan
air bersih dari depan ke belakang. Setelahnya, keringkan vagina dengan diseka
menggunakan tisu sekali pakai. Selanjutnya, area vagina dijaga tetap bersih dan
jangan lembab. Sobat Pintar dapat mengganti pakaian dalam secara berkala.

2. Konsumsi Makanan Sehat

Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya akan protein, lemak


sehat, antioksidan, serat, vitamin, dan mineral. Beberapa contoh makanan yang
sangat baik untuk organ reproduksi adalah tomat, tuna, dan makarel karena kaya
akan nutrisi baik. Namun, bila Sobat Pintar punya makanan favorit lain yang juga
kaya nutrisi, boleh juga untuk terus mengkonsumsi makanan sehat tersebut, ya.

3. Hindari Seks Berisiko

Penyakit reproduksi juga rentan terjadi karena bakteri yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan memiliki
risiko paparan dengan semakin banyak bakteri yang dapat berpindah saat
hubungan seksual. Dengan begitu, sangat penting untuk menghindari kebiasaan
melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda tanpa
pengaman.

19
GAMBAR ORGAN REPRODUKSI

20
BAB 3

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa :


a. Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi, menyimpan, dan
menyalurkan sperma untuk membuahi sel telur.
b. Sistem reproduksi wanita memiliki fungsi untuk memproduksi sel telur
dan sebagai tempat janin berkembang hingga proses persalinan tiba.
Kita juga mengetahui nama nama organ reproduksi baik itu pria atau wanita,
kita juga mengetahui bahwa organ reproduksi di bagi menjadi 2 yaitu luar dan
dalam, kita juga lebih mengetahui tentang apa saja penyakit yang menyerang
organ reproduksi, dengan itu kita bisa berhati hati agar tidak terserang penyakit
organ reproduksi, kita juga tahu bagaimana cara mencegah agar tidak terkena
penyakit organ reproduksi.

Itulah makalah dari kelompok kami, kami mohon maaf apabila ada salah kata
dan salah dalam mengetik, semoga makalah ini bisa menjadi alat untuk
pembelajaran kedepannya, terimakasih.

21
KRITIK DAN SARAN

22

Anda mungkin juga menyukai