Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN REPRODUKSI

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI DAN WANITA

DOSEN PEMBIMBING :

DWI ERNAWATI,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NAMA KELOMPOK :

1. ADE LARASATI SEFTYANDI (1410002)

2. ANISA (1410016)

3. BERIANATA AYU P. (1410026)

4. IDA FATMAWATI (1410050)

5. NURUL AZIZAH (1410076)

6. RIZA AGUSTIN (1410086)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA

2016-2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah system reproduksi ini dengan judul “ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI DAN WANITA” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HangTuah Surabaya.

Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan dalam
pembuatan makalah ini,dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang kami susun ini
mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan
permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.

Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.

Surabaya, 2 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

Judul................................................................................................................. i

Kata Pengantar................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab I ... Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1

1.3 Tujuan penulisan....................................................................... 1

1.4 Manfaat penulisan..................................................................... 1

Bab II .. Tinjauan pustaka

2.1 Pengertian..................................................................................... 2

......... 2.1.1 Organ reproduksi pria...................................................... 2

......... 2.1.2 Organ reproduksi wanita................................................. 5

Bab III Pembahasan

3.1 Organ Reproduksi pria................................................................. 6

3.2 Organ Reproduksi wanita...................................................................... 14

......... 3.2.1 Sistem reproduksi wanita................................................. 14

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan................................................................................... 22

4.2 Saran............................................................................................. 22

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem reproduksi atau genitalia baik pria atau wanita terdiri dari dua bagian, yaitu genitalia internal
dan eksternal. Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ
seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi (zigot) secara bertahap
berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan atau dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin
atau steroid dari poros hormonal talamus – hipotalamus – hipovisis – adrenal– ovarium.

Selain itu terdapat organ atau sistem ektragonat atau ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, titik daerah tertentu,pigmen, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah organ reproduksi wanita ?

2. Bagaimanakah organ reproduksi pria ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Menjelaskan tentang struktur organ reproduksi wanita

2. Menjelaskan tentang struktur organ reproduksi pria

1.4 Manfaat penulisan

1. Agar pembaca tau fungsi organ reproduksi wanita

2. Agar pembaca tau fungsi organ reproduksi pria


2.1 Sistem Reproduksi Pria

Sistem reproduksi adalah suatu rangkai atau interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembangbiak. System reproduksi pada suatu organisme berbeda antara
jantan dan betina. System reproduksi laki-laki berfungsi untuk memproduksi spermatozoa dan
menyalurkannya ke saluran reproduksi wanita sehingga terjadi fertilisasi.

System reproduksi laki-laki terdiri atas organ reproduksi internal dan eksternal. Organ reproduksi
eksternal laki-laki yaitu :

1. Skrotum, berisi dua testis yang merupakan tempat pembuatan spermatozoa, dan dua
epididimis sebagai tempat pematangan dan penyimpanan spermatozoa.

2. Penis, menyalurkan spermatozoa melalui ejakulasi.

Organ reproduksi internal laki-laki yaitu :

1. Duktus yang menyalurkan spermatozoa dari testis hingga keujung penis

2. Kelenjar yang menyekresi nutrient yang menghidupi spermatozoa dan menyekresi substansi
kimia yang memengaruhi fungsi kelenjar.

2.1.1 Genitalia Eksternal

Skrotum

Merupakan kantong kulit longgar yang terletak dibelakang penis, di bawah simfisis pubis dan di
depan paha. Skrotum terdiri atas dua kantong, yang tiap kantongnya berisi satu testis yang dilapisi
kulit dengan lapisan otot involunter yaitu otot dartos. Otot dartos berfungsi menjaga suhu yang
tepat bagi spermatogenesis, produksi sperma matur yaitu 3°C lebih rendah dari suhu inti tubuh. Otot
dartos berkontraksi atau berelaksasi sesuai suhu lingkungan eksternal, membuat skrotum lebih
dekat atau menjauhi selangkangan. Makin dekat ke selangkangan makin hangat suhunya.

Testis

Merupakan organ seks laki-laki atau disebut juga dengan gonad. Testis berkembang dari struktur
atas pada abdomen, berdekatan dengan ginjal, dan biasanya turun ke skrotum 2 bulan sebelum bayi
lahir.

Testis memiliki dua fungsi :

1. Memproduksi spermatozoa

2. Memproduksi hormon testosteron laki-laki

Testis berbentuk oval, berukuran 50x25mm, dan beratnya 10-15 g. Testis tersusun atas tiga lapisan :

1. Tunika vaginalis, merupakan lapisan luar, yang memungkinkan pergerakan bebas testis didalam
skrotum

2. Tunika albuginea, jaringan fibrosa padat, yang membagi substansi testis menjadi lobules

3. Tunika vaskulosa, jaringan kaya kapiler yang menyelubungi tiap lobules


Seiring perkembangannya spermatozoa bergerak dari epitel germinal ke lumen, hingga menjadi
matur. Diperlukan 70-80 hari untuk menghasilkan spermatozoa yang matur. Dari lumen,
spermatozoa bergerak ke duktus eferen ke epididimis, kemudian ke vas deferens.

Epididimis

Merupakan struktur berbentuk koma yang terdiri atas kaput, korpus, dan ekor. Epididimis terletak di
sebelah permukaan superior testis, berisi tubulus berkelok-kelok yang panjangnya 6 meter.

Vas deferens panjangnya sekitar 45 cm dan berjalan di sepanjang batas posterior testis,
meninggalkan skrotum dan berjalan bersama pembuluh darah dan pembuluh limfe, dan disebut juga
sebagai pita sperma.

Penis

Merupakan organ yang sangat kaya dengan pembuluh darah, dan terdiri atas radiks (pangkal) penis
yang terletak di perineum dan korpus penis yang membungkus uretra. Korpus penis terdiri atas 3
massa silinder jaringan erektil yang disatukan oleh jaringan fibrosa dan dibungkus oleh kulit. Dua
massa silinder (kolum) lateral disebut korpus kavernosa, dan massa silinder yang membungkus
uretra disebut korpus spongiosium. Ujung penis sedikit membesar dan disebut sebagai glans penis.

2.1.2 Genitalia internal

Vesika seminalis

Terletak di antara dasar kandung kemih dan rectum. Vesika seminalis merupakan kantong
ireguler yang panjangnya 5cm. Vesika seminalis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
spermatozoa, dan menyekresi cairan kaya nutrisi yang menghidupi spermatozoa.

Duktus ejakulatorius

Duktus ejakulatorius panjangnya 2,5 cm, dan berfungsi menyemprotkan spermatozoa dari
kandung kemih ke uretra. Uretra mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai penyalur urine dari
kandung kemihdan sebagai penyalur spermatozoa dari testis.

Kelenjar prostat

Dibagian atas uretra terdapat kelenjar prostat. Kelenjar ini berbentuk kerucut, dan berukuran 4x3
cm. Kelenjar rostat tersusun atas jaringan kelenjar dan otot polos, dan juga berfungsi membantu
ejakulasi. Sekresi dari kelenjar prostat ditambahkan ke cairan seminal, untuk kemudian dialirkan
melalui uretra.

Kelenjar bulbouretra

Dikenl dengan kelenjar cowper, terletak di radiks penis.kelenjar bulbouretra merupakan kelenjar
kecil seukuran kacang polong yang memiliki duktus yang dikosongkan kedalam uretra sebelum
kelenjar masuk ke penis. Kelenjar ini menambah sekresi ke cairan seminal dan juga mengeluarkan
pelumas (lubrikan) ke uretra yang memudahkan masuknya penis ke dalam vagina.

Semen
Merupakan hasil gabungan sekresi dari vesika seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretra, untuk lewatnya spermatozoa. Rata-rata volume semen tiap kali ejakulasi sekitar 2,5-6
ml, yang mengandung 50-150 juta spermatozoza tiap 1 ml. pH semen sekitar 7,2-7,6 yang dapat
menetralisir lingkungan asam uretra pria dan vagina wanita.

Spermatozoa normalnya diproduksi 300 juta perhari dan setelah di ejakulasikan, dapat bertahan
hidup selama 3-4 hari dalam lingkungan yang tepat. Spermatozoza terdiri atas kaput, korpus, dan
ekor. Kaput berisi nucleus dan akrosom, struktur yang berisi enzim yang diperlukan untuk
menembus membran sel ovumyang ditemukan. Korpus berisi banyak mitokondria, yaitu organel sel
yang memproduksi energy.mitokondria menghasilkan energy bagi ekor sebuah flagellum, yang
berfungsi sebagai tenaga penggerak spermatozoon dalam perjalanan panjangnya dari vagina,
melewati serviks dan uterus lalu ke sepanjang tuba uterine.

2.1.3 Kontrol hormonal

Ketika seorang anak laki-laki berusia sekitar 10-14 tahun, gonadotrophin-releasing hormone
(GnRH) dilepaskan oleh hipotalamus sehingga merangsang hipofisis anterior untuk melepaskan
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Testosterone berfungsi untuk
maturasi seorang anak laki-laki menjadi pria dewasa. Testosterone dalam jumlah sedikit telah ada
sebelum lahir, untuk mengatur penurunan testis ke skrotum. Akan tetapi, saat pubertas,
peningkatan kadar testosterone menghasilkan :

1. Perkembangan, pertumbuhan, dan pemeliharaan system reproduksi pria

2. Peningkatan produksi protein

3. Maturasi spermatozoa

4. Perilaku seksual

5. Pertumbuhan musculoskeletal

6. Perkembangan karakteristik seks sekunder, seperti rambut wajah, rambut pubis, bulu badan,
pembesaran laring,sehingga membuat suara lebih berat.

Pada pria dewasa,system umpan balik negative mengontrol hormone untuk melepaskan :

1. GnRH dilepaskan dari hipotalamus, sehingga merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
melepaskan LH.

2. LH merangsang produksi testosterone di sel leydig dalam testis

3. Jika testosterone sudah mencapai kadar tertentu dalam darah, testosterone menghambat
pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan LH oleh hipofisis

4. Kadar testosterone kemudian juga akan mulai menurun

5. Jika kadar testosterone darah sudah demikian rendahnya, produksi GnRH dimulai kembali dan
kemudian akan terjadi pelepasan LH.

Siklus kedua berupa siklus inhibin FSH, yang mengatur produksi spermatozoa :

1. Jika spermatogenesis telah memproduksi cukup spermatozoa sesuai kebutuhan reproduksi,


horon inhibin dilepaskan oleh sel Sertoli di tubulus seminiferus. Spermatogonia dihidupi oleh sel
sertoli dan akan berkembang menjadi spermatosit primer.
2. Spermatosit primer, mengandung komponen kromosom lengkap, yaitu 46 kromosom dalam 23
pasang kromosom homolog. Spermatosit primer menjauhi dasar tubulus seminiferus dan menjalani
pembelahan meiosis reduksi pertamanya sehingga menjadi spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder mengandung 23 kromosom, salah satu set kromosom berasal dari setiap pasangan
kromosom homolog .

3. Spermatosit skunder lalu menjalani pembelahan miosis kedua, sehingga dari satu
spermatogonium dihasilkan 4 spermatid. Spermatid terletak dekat lumen tubulus seminiferus.

4. Dibawah pengaruh iutenizing hormone (LH), dihasilkan spermatozoa matur yang siap
membuahi.

Akan tetapi, spermatozoa tersebut masih belum motil spermatozoa bergerak ke epididimis menuju
vas deferen, dan sekresi dari fesika semialis akan memberikan motilitas pada spermatozoa. Saat
spermatozoa melaliu kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretra, makin banyak secret yang
ditambahkan sehingga spermatozoa menjadi makin aktif. Akan tetapi, spermatozoa baru mencapai
motilitas puncaknya saat ditumpahkan kedalam vagina.

Pada ejakulasi normal semen mimiliki beberapa karakteristi(WHO, 1999) : volume 2-4 ml,
lebih dari 20 juta spermatozoa/ml, 40% spermatozoa motil, 30% anatomi spermatozoa normal.

beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas dan orangtua. Pada keadaan lemah, skrotum akan
memanjang dan lemas, sedangkan dalam keadaan di

inginakan memendek dan berkerut. Skrotum terdiri dari 2 lapisanya itu kulit danTunikadartos.

a. Kulit, warna kecoklatan, tipis, dan mempunyai flica / rugae ,terdapat folikel sebasea yang
dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya terlihat melalui kulit.

b. Tunika Dartos berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika dartos ini
membentuk septum yang membagi skrotum menjadi 2 ruangan untuk testis dan terdapat dibawah
permukaan penis. Pada skrotum terdapat m.kremaster yang muncul dari m.Obliques Internus
abdominalis yang menggantungkan testis dan mengangkat testis menurut kemauan dan reflek sejak
ulasi.

3.2 Sistem reproduksi wanita

Setelah pubertas, sitem reproduksi wanita menjalani serangkaian perubahan siklus akibat pengaruh
hormon. Sistem reproduksi wanita menunjukkan beberapa fungsi yaitu:

1. Memproduksi sejumlah kecil ovum yaitu sel telur matur

2. Menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum oleh spermatozoon

3. Menyediakan lingkungan yang cocok sehingga embrio mendapatkan nutrisi dan dapat
berkembang serta matur.

Sistem reproduksi wanita mengalami perubahan yang cepat selama kehamilan. Hormon di produksi
oleh sistem reproduksi dan sistem lainnya yang memungkinkan terjadinya perubahan pada tubuh
sehingga memungkinkannya mengakomodasi dan beradaptasi dengan perkembangan janin.

Neonatus lahir dengan bentuk anatomis dasar sistem reproduksi, tapi sistem ini tidak mulai
berfungsi sampai pubertas, akibat pengaruh hormon. Akan tetapi, pada wanita, semua ovum pada
saat lahir dalam bentuk rudimenter dan dapat rusak selama kehidupannya karena faktor eksternal
seperti radiasi.

Organ reproduksi wanita terdiri atas :

1. Genitalia eksternal

Secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari mons pubis di anterior ke perimeum di
posterior. Secara lateral, genitalia eksternal memanjang sampai keluar labia mayora.

Mons pubis merupakan lapisan jaringan lemak yang terletak diatas simfisis pubis pada panggul yang
ditutupi oleh kulit dan setelah pubertas ditutupi oleh rambut. Mons pubis bukan merupakan struktur
sistem reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan tulang panggul bawah. Perineum adalah area
dengan otot kuat yang menyokong organ internal rongga panggul.

Genitalia eksternal terdiri atas :

a. Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal

b. Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama

c. Kritoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus

d. Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal

e. Kelenjar terkait, yang menyediakan sekresi untuk melembabkan dan melubrikasi genitalia
eksternal

Labia mayora

Dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit, yang terbentang dari mons pubis di anterior
bergabung dengan otot perineum. Permukaan luar labia mayora ditutupi oleh rambut setelah
pubertas dan permukaan dalam lebih lembut dan mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Fungsi labia mayora adalah melindungi vagina dengan cara menutupi orifisium vagina dan
jaringan lemak yang berfungsi sebagi bantalan.

Labia minora

Dua lipatan tipis kulit menutupi labia mayora. Labia minora lembut, tidak ditutupi rambut, dan
mengandung beberapa kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Dibagian anterior, labia minora
masing-masing dibagi menjadi dua lipatan kulit bersatu memebentuk prepusium di depan klitoris,
dan frenulum

dibelakang klitoris. Di posterior labia minora bertemu fourchette, lipatan kulit tebal di belakang
orifisium vagina. Lapisan terdalam labia minora normalnya berhubungan dengan satu sama lain dan
juga melindungi vagina.

Klitoris
Penonjolan kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-kira 2,5 cm kaya akan suplai pembuluh darah
dan serabut saraf. Sebagai respon terhadap rangsangan, klitoris menjadi ereksi dan terisi dengan
darah dengan cara yang sama seperti pada penis laki-laki. Fungsi klitoris adalah meningkatkan
pengalaman koitus yang menyenangkan.

Orifisium vagina

Orifisium vagina, atau introitus, terletak antara dua pasang labia yang biasanya disebut
festibulu. Orifisium vagina terletak di belakang orifisium uretra bagian dari sistem perkemihan.
Orifisium vagina ditutupi oleh membran kulit yang disebut himen, yang memberikan perlindungan
untuk vagina dan organ internal lainnya pada sistem reproduksi. Himen ruktur saat kejadian koitus
pertama kali, walaupun mungkin juga rectum sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti menunggang
kuda), atau menggunakan tampon. Sisa hymen biasanya dapat dilihat sebagai jaringan kecil, yang
disebut carunculae myrtiformes.

Darah, saraf dan limfe

Genetalia eksternal mendapat suplai darah dari arteri pudendal dan vena yang berjalan
bersamanya. Vulva sangat kaya pembuluh dara dan jika mengalami kerusakan akan cenderung
mengalami pendarahan banyak, namun sebaliknya juga sembuh dengan cepat.

Genitalia eksternal terutama di persarafi oleh pudendal, yang merupakan cabang fleksus
sacral. Limfe dialirkan ke kelnjar iliaka eksternal dan kelenjar inguinal.

2. Genitalia internal

Genetalia intrnal terdiri atas:

· Vagina,tempat spermatozoa dittumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin

· Uterus, tempat embrio dan janin tumbuh

· Dua tuba uterina, yang menjadi jalan ovum menuju uterus

· Dua ovarium, mempr0duksi hormon dan ovum.

Vagina

Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke atas dan ke belakang dari vulva
ke uterus, pararel dengan atas permukaan pintu dan panggul. Dinding vagina saling berdempetan
kecuali pada bagian atasnya tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior vagina
panjangnya sekitar 9 cm, dan dinding arterior vagina panjangnya sekitar 7,5 cm. Tonjolan serviks ke
vagina memiliki empat reseus atau fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu forniks
arterior,posterior,dan lateral.

Fungsi vagina yaitu:

1. Sebagai tempat tumpahan dan jalan lintasan spermatozoa selama sengggama

2. Sebagai jalan keluar bagi janin bagi produk konspsi lainnya

3. Menjadi jalan keluar aliran menstruasi


4. Sebagai sawar terhadap infeksi asendes

Dinding vagina terdiri atas empat lapisan yaitu:

1. Lapisan dalam epitel skuamosa,membentuk lapisan atau rugae yang memungkinkan


mengembang luas sehingga janin dapat lewat

2. Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah

3. Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal diluar atas lapisan otot sirkuler disebelah
dalam

4. Lapisan luar jaringan ikat, berhubungan dengan organ-organ lain dalam panggul, termasuk
pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut saraf.

Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapan nya dijaga oleh secret kelenjar servikal
dan adanya krembasan cairan dari kapiler darah. pH ciran ini asam yaitu 3,8-4,5, dan berfungsi untuk
menjaga kuman komensal vagina yaitu basil doderlein. Kuman komensal ini memakan glikogen, yang
terdapat di dinding vagina, dan mengubahnya menjadi asam laktat sehingga melindungi vagina dan
genitalia internal lainnya dari infeksi. Kadar glikogen juga turut berubah mengikuti kadar hormone
ovarium. Keseimbangan asam ini dapat terganggu saat kehamilan, sebelum pubertas, selama dan
setelah menopause, sehingga menyebabkan mikroorganisme pathogen berkembang dengan mudah
dan meningkatkan kemungkinan infeksi vagina.

Darah, saraf dan limfe

Suplai darah vagina berasal dari arteri hemoroid dales media, arteri uterine, dan arteri vaginalis,
yang semuanya ini merupakan cabang arteri iliaka internal. Aliran vena berjalan menuju iliakan
internal. Persyarafan vagina berasal dari fleksus sacral dan saraf pudendal. Aliran limfe berjalan
menuju nodus limfe iliaka dan nodus limfe inguinal.

Uterus

Merupakan organ berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang terletak dalam rongga panggul
diantara kandung kemih dan rectum. Posisi uterus adalah anteversi (melekuk ke depan) dan
antefleksi (membelok kedepan). Uterus matur memiliki 7,5 cm , lebar 5 cm (pada diameter
terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya sekilar 60 g.

Fungsi uterus yaitu :

1. Menerima, melindungi, dan menghidupi janin

2. Membantu pengeluaran (ekspulsi) janin, plasenta, dan ketuban, saat pelahiran

3. Mengontrol kehilangan darah dari tempat plasenta

Makrostruktur

Uterus terdiri dari 2 bagian utama

1. Korpus atau badan

Korpus merupakan dua pertiga uterus yang panjangnya sekitar 5cm. Didalam korpus terdapat
rongga, berbentuk segitiga, dan apeksnya menunjuk kearah serviks. Dinding anterior dan posterior
rongga uteri biasanya saling berdempetan. Bagian atas korpus disebut fundus: bagian uterus tempat
masuknya tuba uterine disebut kornu. Ismu adalah daerah daerah yang sedikit menyempit
diperbatasan korpus uteri dan serviks, panjangnya sekitar 7mm.

2. Serviks atau leher

Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul kedalam uterus dan bagian lain
saluran reproduksi kadang tidak berkembang dengan tepat selama masa embrionik. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai malformasi. Pada bagian serviks, terdapat kanal servikal, yang pada ujungnya
terdapat bukaan ke uterus-ostium- interna- dan disisi lainnya, yaitu bukaan kearah vagina- ostium
eksterna.

Mikrostruktur

Uterus dan serviks tersusun atas 3 lapisan jaringan:

a. lapisan epitel didalam, endometrium.

b. lapisan otot ditengah, miometrium.

c. jaringan ikat diluar.

Endometrium. Lapisan epitel disisi dalam uterus dan serviks disebut endometrium. Pada uterus,
endometrium tersusun atas 2 lapisan:

1) Lapisan fungsional

Merupakan jaringan epitel yang banyak mengandung kelenjar, dan setelah pubertas, lapisa ini
dibangun dan meluruh pada setiap siklus menstruasi akibat pengaruh hormone.

2) Lapisan basal (endometrium)

Merupakan lapisan permanen yang membentuk lapisan fungsional setiap kali setelah menstruasi.
Lapisan basal juga mendapat suplai darah dari arteri arteri lurus yang menyupai bahan yang
dibutuhkan oleh lapisan fungsional untuk bisa berkembang.

Miometrium. Lapisan tengah dinding uterus, yaitu miometrium, tersusun atas 3 lapisan otot:

1) lapisan otot sirkuler dibagian dalam.

2) lapisan otot oblik dibagian tengah.

3) lapisan otot longitudinal dibagian luar.

Lapisan otot paling tebal dibagian fundus uteri dan paling tipis di daerah serviks. Walaupun berbeda,
lapisan ini sulit dibedakan, karena serabut ototnya saling bersilangan satu sama lain beserta
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf.

Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan dan kelahiran. Miometrium serviks
mengandung beberapa otot polos longitudinal yang merupakan kelanjutan dari uterus, namun
sebagian besar sel ototnya sirkuler.
Perimetrium. Lapisan terluar uterus dan serviks, yaitu perimetrium sebenarnya merupakan lapisan
peritoneum yang membungkus uterus dan tuba uterina. Dipermukaan lateral uterus terdapat lipatan
ganda perimetrium yang mencapai dinding samping rongga panggul, membentuk ligament
penyangga yang lebar. Ada dua rongga dalam peritoneum yaitu kavum douglas yang terletak
diantara uterus dan rectum,serta kavum vesikauterina yang terletak diantara uterus dan kandung
kemih.

Darah, saraf dan limfe

Suplai darah pada uterus dan serviks berasal dari arteri ovarika dan arteri uterine, yang
merupakan cabang arteri iliaka dan aorta. Cabang arteri uterine-arteri radialis-menembus kedlam
miometrium, lalu bercabang menjadi arteriola lurus yang mendarahi lapisan fungsional. Aliran vena
dibawa ke vena yang bernama sama dengan arterinya.

Persarafan uterus dan serviks berasal dari pleksus sacral. Aliran limfe dibawa ke kelenjar limfe
inguinal dan iliaka.

Struktur penyokong

Uterus dan serviks dipertahankan pada posisinya dalam panggul oleh ligament yaitu :

1. ligament cardinal

2. Dua ligament puboservikal

3. Dua ligament uteroskral

4. Ligament lebar

5. Ligament rotundum

Tuba uterine

Disebut juga tuba falopi, terbentang dari tiap kornu uterus kearah lateral, diantara lipatan
ligamentum latum. Bagian distal tuba uterine melipat kebelakang dan kearah bawah kedinding
posterior ligamentum latum menuju ovarium, yang terletak dibelakang ligamentum latum.

Fungsi tuba uterina yaitu:

1. mendorong ovum ke uterus.

2. menjadi jalan spermatozoa mencapai ovum untuk vertilisasi.

Tuba uterine memiliki panjang sekitar 10 cm terdiri atas:

1. ismus yang sempit dekat kornu uterus, panjangnya sekitar 2,5 cm.

2. Ampula yang lebar, sekitar 5 cm.

3. Infundibulum, sekitar 2,5 cm, yang pada ujungnya sedikit melebar dan menonjol seperti jari
disebut fimbria.

Fimbria terletak diatas ovarium dan mengarah kearah rongga panggul, dan makin mendekat ke
ovarium saat ovulasi tiba. Tuba uterina sangat sempit dan dilapisi oleh lipatan berepitel bersilia.
Setelah memasuki tuba uterina, ovum akan di dorong oleh silia di sepanjang lumen, dan lipatan
epitel bersilia tuba uterina akan memperlambat proses ini sehingga ovum selama mungkin tetap
berada didalam tuba uterina, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya fertilisasi di ampula.
Di sekitar lapisan epitel terdapat dua lapisan otot, yaitu lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan
lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan otot ini membantu pendorongan ovum di sepanjang tuba
uterina dengan membuat gelombang peristalsis.

0varium

Ovarium adalah gonat atau organ seks wanita. Ovarium terletak di dalam rongga peritoneal, pada
cekungan kecil dinding posterior ligamentum lakum, di kedua sisi uterus, dekat vibria tuba uterina.

Fungsi ovarium

Menghasilkan ovum secara teratur selama usia subur, menghasilkan hormon esterogen dan
progesteron, ovarium berwarna keputihan dan berbentuk seperti kacang almond dan permukaannya
ireguler. Setelah pubertas, ovarium memiliki ukuran panjang sekitar 3cm, lebar 2cm, dan tebal 1cm.
Berat ovarium sekitar 5-8 gram. Ovarium terdiri atas lapisan dalam medula dan bagian luarnya
adalah korteks. Medula berisi pembuluh darah dan pembuluh limfe yang disokong oleh jaringan ikat.
Korteks berisi kolikel ovarium dalam berbagai tahap perkembangan, yang dibungkus dalam jaringan
fibrosa.

Folikel ovarium menjalani bebrapa tahap perkembangan selama 28 hari rata-rata siklus reproduksi.
Dari hari ke 5 siklus reproduksi, beberapa folikel premodial mulai menjadi matur akibat pengaruh
follicle/stimulating hormone dari kelenjar hipofisis. Folikel ini disebut folikel sekunder, yang tersusun
atas lapisan sel dibagian luar yang membungkus cairan dan lapisan dalmnya meruakan lapisan sel
granulose yang mengelilingi ovum.

Darah, saraf dan limfe

Suplai darah ovarium berasal dari arteri ovarika dan aliran baliknya dibawa oleh vena ovarika.
Persyarafan ovarium berasal dari pleksus ovarika. Aliran limfe dibawa ke nodus limfe abnominal
posterior.

Struktur penyokong

Ovarium dipertahankan posisinya dengan lemak oleh ligamentun latum. Struktur penyokong
ovarium lainnya yaitu ligament ovarika, yang melekatkan ovarium ke kornum uterus. Sebelah lateral
ovarium ditopang oleh ligament infudibulo pelviks yang melekatkan uterus ke dinding lateral rongga
panggul.

3.2.1 Kendali hormonal


Masa menjelang menarge, saat perkembangan karakteristik seksual seorang berkembang,
disebut sebagai pubertas. Menarke adalah datangnya menstruasi pertama kali ;menepouse adalah
saat siklus reproduksi( menstruasi) berhenti, biasany pada usia 45-55 tahun. Siklus reproduksi
biasanya berlangsung selama 4 minggu dan sebelum menepouse, akan terhenti sementara oleh
kehamilan atau masa menyusui

Menarke

Aktivitas hormonal reproduksi belum dimulai sampai seorang perempuan berumur sekitar 7
tahun, saat hormon hipofisis dilepaskan untuk berespon terhadap stimulus hipotalamus. Folikel
ovarium mulai memproduksi sejumlah kecil esterogen, yang akan terus meningkat bertahap, sampai
usia 10-16 tahun saat pengaturan hormonal reproduksi sudah matur dan mulai ovulasi peningkatan
kadar esterogen selama pubertas menghasilkan banyak perubahan pada tubuh wanita terutama :
penimbunan lemak, pertumbuhan rambut diarea axila dan pubis pertumbuhan dan perkembangan
uterus dan payudara mulainya menstruasi.

Monopouse

Disebut masa klimakterium yang berarti berubahnya hidup, adalah periode saat siklus
reproduksi menurun dan akhirnya berhenti. Pada tahap awal menepous, volikel dalam ovarium
masih memproduksi esterogen namum dalam kadar yang makin lama makin sedikit. Siklus
reproduksi menjadi tidak teratus dan akhirnya ovulasi tidak terjadi lagi. Jika ovulasi dan produksi
esterogen telah berhenti, wanita tersebut dikatakan sudah pasca menepouse. Dan penurunan
esterogen menimbulkan banyak gejala yang dirasakan oleh beberapa wanita menepouse dan pasca
menepouse, seperti rasa panas (hotflushes), kringat malam, masalah emosional dan seksual,
menurunnya kepadatan tulang.

Siklus reproduksi

Adalah hasil interaksi antara hormon dari hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior, dan
ovarium hasil akhir pengaturan hormonal ini yaitu : pelepasan ovum dari ovarium, pesiapan uterus
untuk menerima ovum yang telah dibuahi

Siklus ovarium
Hipotalamus otak adalah inisiator siklus reproduksi, walaupun hipotalamus baru mulai bekerja
setelah ada perubahan kadar hormon dalam aliran darah. Hipotalamus memproduksi gonadot
trophin relleansing hormone (GnRH) sebagai respon terhadap rendahnya kadar estrogen dan
progesteron. Peningkatan kadar GnRH merangsang lobus anterior kelenjar hipofisis untuk
menyekresi folliclestimulating hormone (FSH). FSH mengatur pertumbuhan dan maturasi folikel
sekunder dalam ovarium, yang juga akan menyekresi ekstrogen. Akhirnya, satu folikel sekunder
matur lebih cepat dan lain nya mengalami degenerasi.kemudian sisa folikel sekunder ini berupa
menjadi folikel de Graaf. Tahap ini berlangsung rata-rata 14 hari. Tingginya kadar ekstrogen
menekan pelepasan FSH dari kelenjar hipofisis anterior sehingga hipofisis anterior mengeluarkan
luteinizing hormone (LH) yang awalnya dalam jumlah sedikit namun mendadak meninggi dan
peninggian kadar secara mendadak ini

diperkirakan menyebabkan terjadinya ovulasi. Folikel de Graaf ruptur untuk melepaskan ovum dan
sel berproliferasi untuk membentuk korpus luteum. Korpus luteum menyekresi progesteron dan
estrogen .

Siklus menstruasi

Variasi kadar estrogen dan kemudian progesteron selama siklus ovarium juga memengaruhi
endometrium uterus. Endometrium grandular dihidupi oleh pembuluh darah yang akan menjamin
kehidupan ovum yang telah dibuahi.

Perkembangan endometrium melalui tiga fase berbeda :

1. Menstruasi, hari ke-1 sampai 5

2. Poliferasi, hari ke-6 sampai 15

3. Sekresi, hari ke-16 sampai 28

1. Menstruasi

endometrium meluruh hingga menyisakan lapisan basa saja. Menstruasi dimulai ketika arteri spiralis
endometrium mengalami spasme sehingga suplai darah terputus. Akibatnya sel endometrium akan
mati. Kontraksi otot mengeluarkan jaringan mati melalui serviks darah dan jaringan yang sudah mati
kira-kira sebanyak 50-150 ml.

2. Fase poliferasi

Endometirum menebal dan kelenjar memanjang akibat pengaruh ekstrogen dari folikel de Graaf.

3. Fase sekretori

Kelenjar pada endometrium menjadi berkelok-elok dan memproduksi sekresi nutrisi, seperti
glikogen, akibat pengaruh estrogen dan progesterone dari korpus luteum. Lapisan endometrium
menjadi lebih vaskuler dan menjadi lebih banyak jaringan nya. Setiap siklus menstruasi sebenarnya
menunjukkan bahwa tubuh dipersiapkan untuk hamil. Akan tetapi, beberapa wanita memiliki siklus
menstruasi yang tidak teratur berapapun panjang siklus menstruasi, interval ovulasi dan menstruasi,
fase sekretori tetaplah konstan.
Oogenesis

Adalah proses pematangan ovum. Oogenesis dimulai di dalam ovarium janin perempuan sebelum
dilahirkan, berupa serangkaian pembelahan sel usus dan perubahan perkembangan. Oogenesis
belum sempurna sampai ovum matur mulai dilepaskan setiap siklus reproduksi. Semenjak awal
kehidupan janin, sel germinal primoldial atau primitive mulai bermigrasi dari yolk sac ke ovarium,
tempat sel ini berkembang menjadi oogonia.

Setelah bulan ke 5 kehidupan janin, oosit primer mulai tahap awal pembelahan meiosis. Meisosi ini
baru akan selsai saat oosit diovulasikan, sejak pubertas.

Sejak pubertas, dan awal tiap siklus reproduksi, beberapa folikel primitive berespon terhadap
peningkatan kadar FSH. Sehingga menjadi makin besar dan matur.

Badan polar pertama adalah sel yang paling kecil diantar dua sel hasil pmbelahan di atas. Badan
polar pertama initidak mempunyai peran lebih lanjut dalamreproduksi.

Kelenjar mama

Kelenjar mama atau payudara (buah dada) adalah kelengkapan pada organ reproduksi wanita dan
mengeluaran air susu. (pada laki-laki rudimenter). Buah dada terletak di dalam fasia supervisialis di
daerah pectoral antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai
iga ke 6 atau ke 7. Berat dan ukuran buah dada berlain-lain : pada masa pubertas membesar , dan
bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan dan menjadi artrifik pada usia lanjut.

Bentuk buah dada cembung ke depan dengan putting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan
jaringan erektil yang berwarna tua. Putting ini dilingkari daerah berwarna coklat yang disebut areola.
Dekat dasar putting terdapat kelenjar sebaseus, kelenjar mongomeri, yang mengeluarkan zat lemak
supaya pitng tetap lemas. Putting berlubang-lubang sampai 20 buah, yang merupakan saluran dari
kelenjar susu.

Struktur

Buah dada terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan alveolar, tersusun atas lobus-lobus yang
paling terpisah oleh jaringan ikat dan jarigan lemak. Setiap lobules terdiri atas sekelompok alveolus
yang bermuara ke dalam duktus laktiverus (saluran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus
lain nya untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorit.

Kegiatan fungsioanal buah dada

Buah dada bayi yang baru lahir sering mengeluarkan susu, yang dalam bahasa inggris disebut
“witch’s milk”, pada bayi laki-lai maupun wanita.

Pada wanita, perubahan dalam perkembangan terjadi pada masa pubertas ketika penambahan
jaringan kelenjar pada waktu seorang gadis muda mulai mendapat menstruasi pertama, terjadi
sedikit pembesran pada buah dada. Pembesaran ini disebabkan kegiatan ustrogen dan progesterone
yang dihasilkan ovarium. Lama-kelamaan ovarium buah dadanya perkembang penuh dan
penimbunan lemak di dalam struktur menimbulkan pembesaran tetap, yang pada setiap orang
berbeda. Pada menopause, yaiutu akhir usia menstruasi seorang wanita, waktu ovarium lama-
kelamaan berhenti berfungsi, jaringan buah dada mengkerut.

Laktasi

Laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran nya keluar buah dada waktu diisap adalah fungsi
buah dada. Hal ini dapat diuraikan dalam dua tahap :

1. sekresi air susu

2. pengeluaran dari buah dada

Pada kehamilan minggu ke 16 mulai terjadi sedikit sekresi yang membuat saluran dalam buah dada
tetap terbuka dan siap untuk fungsinya. Sesudh bayi lahir, dari buah dada si ibu keluar secret yang
berupa cairan bening disebut kolostrum yang kaya protein dan dikeluarkan Selma 2-3 hari pertama,
kemudian air susu mengalir lebih lancer dan menjadi air susu yang semprna, sebuah hormin dari
lobus anterior kelenjar hipofisis , yaiutu prolaktin, adalah penting dalam rangsang pembentuk air
susu. Keluarnya skres ini dikendalikan hormone dari hipofisi bagian anterior dan kelenjar tiroid.

Seorang ibu yang menyusui perlu mendapat rangsangan, terutama pada bayinya yang pertama,
supaya susu keluar secara normal. Keluarnya tidak saja tergantung dari isapan i bayi , tetapi juga
terjadi di dalam. Buah dalam yang berkonstraksi memeras air susu yang keluar dari alveoli yang
masuk ke dalam saluran. Kegelisahan dan factor lainnya, seperti keraguan tentang baik tidaknya air
susu ibu, dapat mempengaruhi kalncaran pengeluaran air susu. Tetapi dengan pengetahuan,
pengalaman , dan ketenangan , huungan ibu bayi dapat berlangsung bahagia.

Gangguan pada buah dada


Terutama suatu air susu keluar , sebuah saluran sus dapat terbentuk karena kemungkinan
disebabkan sebuah kista dan dikatakan sebuah galaktokel terbentuk. Infeksi dapat terjadi dibagian
mana saja pada buah dada, biasanya suatu laktasi.

Jaringan buah dada dapat menjadi tumor jika atau ganas. Tumor ganas agak sering terjadi di dalam
buah dada, maka itu setiap kelainan, bengkakan, atau pengerutan pada buah dada harus segera
diperiksa ahli beda. Pada setiap infeksi atau tumor buah dada, kelenjar limfe aksiler dapat terkena.
Baik infeksi maupun karsinoma disebarkan melalui menjalar ke jaringan sekelilingnya dan melalui
infiltrasi saluran limfe.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus yaitu
testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin
perempuan (ovum).

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (katung zakar) dan testis
(buah zakar). Struktur dalam nya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.

Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis atau mons feneris
(tundun), labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil), citoris,vestibulus, introitus atau

4.2 Saran

Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif digunakan pada
klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal
dalam proses penyembuhan.
Daftar Pustaka

Wylie, Linda. 2011. Essensial anatomi dan fisiologi dalam asuhan maternitas, Ed 2. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2002. Struktur dan komponen tubuh manusia. Jakarta : Widya Medika

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai