Anda di halaman 1dari 20

BOOKLET

SISTEM REPRODUKSI

NAMA : JUMILDA RUSDI

NIM : 2210101304

KELAS :LJ 2/ LB 5

PRODI : S1 KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Booklet Sistem Reproduksi ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga booklet ini dapat di pergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga booklet ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,sehingga penulis dapat memp
erbaiki bentukmaupun isi booklet ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Booklet ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan booklet  ini.

Yogyakarta, November 2022

Jumilda Rusdi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
MATERI I : SISTEM REPRODUKSI
MATERI II : SISTEM REPRODUKSI PRIA

MATERI III : SISTEM REPRODUKSI


WANITA

ii
MATERI I :
SISTEM REPRODUKSI

1
SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi manusia adalah upaya makhluk hidup untuk mewariskan sifat-sifat


induknya kepada keturunan berikutnya dan mempertahankan kelestarian jenisnya.
Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru
diawali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel
telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan
perempuan.

Sistem reproduksi berfungsi untuk mempertahankan atau melestarikan generasi


atau keturunan. Pada manusia, system reproduksi tidak hanya berkaitan dengan proses
biologis dan fisiologis, tetapi juga berkaitan dengan psikologis, social dan norma yang
berlaku. Hubungan seks sebagai salah satu pelaksanaan fungsi reproduksi adalah bersifat
sacral dan mulia, sehingga secara wajar hanya dibenarkan dalam ikatan perkawinan. (Dr,
Desak Made Citrawathi. 2014).

System reproduksi tersususun dari beberapa organ reproduksi. Pada masyarakat,


organ reproduksi pada manusia sering dikatakan sebagai alat kelamin atau kemaluan.
System reproduksi pada perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan baik secara
anatomi maupun fisiologi. (Dr, Desak Made Citrawathi. 2014).

2
MATERI II :
SISTEM REPRODUKSI PRIA

3
SISTEM REPRODUKSI PRIA

Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal . Genitalia eksternal terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan
genitalia internal terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens (vas deferens), vesikula
seminalis, duktus ejakulatorius, glandula prostatica, dan glandula bulbouretralis
(glandula cowperi).

4
GENITALIA EKSTERNAL

A. Penis
Penis adalah salah satu organ dalam sistem
reproduksi pria yangmempunyai fungsi antara lain
menjadi alat untuk beraktivitas seksual padaperistiwa
hubungan seksual yang ditandai dengan penetrasi penis
ke dalamvagina, menjadi tempat lewatnya urin dan
cairan sperma karena adanyauretra. Penis secara
anatomis memiliki bagian akar dan bagian tubuh
yangmenjuntai atau menggantung. Akarnya terdiri dari
dua krura atau kaki yangmelekat pada lengkung
kemaluan (krura) dan bulbus yang melekat
padamembran perineum atau gelendong.
Krura bilateral kanan dan kiri dekat perbatasan simpisis pubis akanberlanjut sebagai
korpora kavernosa penis. Korpus spongiosum merupakanbulbus yang terletak di antara dua
krura yang kemudian menyempit kedepan. Dengan demikian, badan penis sebenarnya terdiri
dari korporakavernosa bilateral dan korpus spongiosum di bagian median. Darah
akanmemenuhi ketiga korpora tersebut saat ereksi. Tunika albuginea berserattebal
membungkus korpora kavernosa, sedangkan korpus spongiosumditembus oleh uretra pars
penis yang berakhir dengan sebuah lubang uretraeksternal (Klaasseen,2020).

Arteri perineum (cabang dari arteri pudenda interna) bersama-samadengan arteri


skrotum posterior dan jaringan pasokan arteri rektal inferiordari bulbus penis ke anus.
Pendarahan korpus spongiosum berasal dari arteribulbus penis lanjutan arteri pudendal
internal yang kemudian menembusbulbus penis.

Arteri profunda penis adalah salah satu dari dua cabang terminal dari arteri pudendal
internal yang memasuki penis berlanjut sepanjang corpuscavernosum bilateral. Cabang
terminal lain dari arteri pudendal internal adalah arteri dorsal penis yang berjalan di
sepanjang permukaan dorsal penis yang memasok kulit penis dan kelenjar penis.

Aliran vena dari korpora kavemosa mengalir ke


vena sirkumfleksa yangjuga menerima darah vena dari
korpus spongiosum pada aspek ventral penisdan
membungkus penis untuk mengalir ke vena dorsal
profunda. Darah yang berasal dari kulit penis dan
preputium akan masuk ke vena dorsal superfisialis
sebelum didrainase oleh vena pudendal eksternal
superfisial,lalu berlanjut ke vena pudendal eksternal.

5
Vena dorsalis profunda akanmengalirkan darah dari kelenjar penis dan korpora
kavernosa sebelumbergabung dengan pleksus vena prostat. Bagaimana dengan
perjalanancairan limfatik? Proses drainase limfatik penis meliputi tiga lokasi,yaitukelenjar
inguinalis superfisial (kulit penis), kelenjar iliaka inguinalis internadan eksterna (kelenjar
penis), dan kelenjar iliaka interna.

Penis merupakan alat reproduksi yang berfungsi untuk kopulasi (persetubuhan). Pada penis
terdapat tiga rongga, dua rongga diantaranya dibagian bawah. Ketiga rongga tersebut
dibentuk dari jaringan spons. Rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus
kavernosa sedangkan ronggga bagian bawah tersusun dari jaringan spons korpus spongiosum.
Di dalam penis terdapat saluran yang disebut uretra. Ketika terjadi ejakulasi, sperma keluar
melalui saluran uretra dalam penis. Penis terdiri dari :

a. Meatus uretra Merupakan lubang sebagai titik keluarnya urine.


b. Glans penis Ujung distal berbentu seperti struktur buah jati belanda.
c. Prepusium Lipatan sirkuler kulit longgar yang merentang menutupi glans penis.
d. Korpus penis Terdiri dari masa jaringan erektil silindris, yaitu korpus kavernodum dan
korpus spongiosun ventral disekitar uretra. Jaringan erektil adalah jaring-jaring venosa
sinusoid yang diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler dikelilingi jaringan ikat rapat
yang disebut tunika albuginea.

Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk
penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat
berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi
mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai
alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.

Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah
mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma
(mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 µm. Dalam satu tetes semen (air
mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena
mempunyai flagela (ekor).

6
B. Skrotum

Skrotum merupakan kantong yang terdiri


dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak
dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis.
Skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar
oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum
skrotum scrota. Masing-masing skrotum
membungkus testis, epididimis, dan sebagai
funikulus spermatikus. Skrotum sinistra lebih
rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum

terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis. Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang
sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih
gelap warnanya. Terdapat sedikit rambut, tetapi memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat yang lebih banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis disebut juga tunika dartos.
Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut otot polos dan tidak didapatkan jaringan lemak.
Lapisan subcutis melekat erat pada jaringan cutis superficial dan merupakan lanjutan dari
fasia superfisialis dan fasia penis superfisialis.

Pada alat reproduksi laki-laki terdapat dua skrotum yaitu skrotum bagian kanan
dan kiri. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.

a. Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan
skrotum kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkan mengerut dan
mengendur. Skrotum memiliki adaptasi udara yang panas dan dingin. Hal ini
dilakukan untuk menunjang fungsi testis.
b. Otot kremaster merupakan otot yang berfungsi mengatur suhu lingkungan
testis agar stabil, karena proses spermatogenesis berjalan dengan baik pada
suhu 30 C lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai
menghambat produksi spermatozoa.

7
GENITALIA INTERNAL

A. Testis

Testis merupakan organ lunak berbentuk oval dengan panjnag 4-5 cm, lebar 2,5
cm dan tebal 3cm.Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk
memproduksi sperma. Testis memiliki bentuk bulat telur yang berjumlah sepasang yang
masing-masing memiliki berat 10-14g. Testis merupakan tempat pembentukan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat
pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus sebagain penghasil sperma.
Pada dinding tubulus seminiferus terdapat caloncalon sperma (spermatogonium) yang
diploid. Diantara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisil yaitu sel Leydig yang
menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu,
terdapat pula sel-sel yang berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi
spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan


oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari.
Produksi sperma yang matur (matang) baru terjadi setelah anak berumur 16
tahun.Sperma ini berfungsi dalam meneruskan keturunan.

B. Epididimis
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C, terletak
pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis. Epididimis terbagi
menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda epididimis. Kaput
epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal, terletak pada bagian superior
testis dan menggantung. Korpus epididimis melekat pada fascies posterior testis, terpisah
dari testis oleh suatu rongga yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini
dibatasi oleh epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis. Kauda epididimis

8
merupakan bagian paling distal dan terkecil di mana duktus epididimis mulai membesar
dan berubah jadi duktus deferens.
C. Duktus deferens (Vas Deferens)
Merupakan lanjutan dari duktus epididimis.
D. Vesikula seminalis Diktat Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi-Genap 2017 5 Adalah
organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang menghasilkan cairan seminal.
Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta posisinya tergantung isi vesika urinaria. Bila
vesika urinaria penuh, maka posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih
horizontal. Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada
dinding dorsal vesika urinaria.
E. Duktus ejakulatorius
Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius vesikula seminalis,
menuju basis prostat yang akhirnya bermuara ke dalam kollikus seminalis pada dinding
posterior lumen uretra.
F. Glandula prostatica
G. Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Terletak di dalam
cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui urethra pars prostatica.
Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks, basis fascies lateralis, fascies
anterior, dan fascies posterior. Glandula prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior,
posterior, medius dan dua lateral.
H. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)
Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah. Letaknya di dalam
otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital, dorsal dari uretra pars
membranasea.

9
MATERI III :

SISTEM REPRODUKSI WANITA

10
SISTEM REPRODUKSI WANITA

Secara umum organ reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Organ reproduksi eksterna, yang di sebut juga sebagai organ genitalia luar atau alat
kelamin luar, yaitu bagian yang terlihat dari luar, dan
b. Organ reproduksi interna, yang di sebut juga organ genital dalam, yaitu bagian yang
berada di dalam panggul.

Organ reproduksi eksterna atau organ genitalia luar/alat kelamin luar, yang juga
disebut pudenda merupakan bagian organ reproduksi wanita yang berada di luar tubuh.
Istilah anatominya untuk alat kelamin wanita bagian luar adalah vulva. Vulva tersusun oleh
beberapa struktur yang mengelilingi tempat masuk kelamin bagian dalam (vagina), dan
masing-masing memiliki tugas tersendiri. Seluruh organ reproduksi luar dapat di inspeksi
atau dilihat secara langsung kecuali strktur kelenjarnya. Ukuran, warna dan bentuk dari
struktur-struktur ini berbeda-beda tergantung pada individu dan ra-nya masing-masing. Organ
reproduksi luar terdiri dari (dari arah anterior ke posterior): mons pubis (mons veneris), labia
mayora dan labia minora, prepusium klitoris, vestibulum, fourchette, dan perineum. (Anik
Maryunani. 2021).

11
GENITALIA EKSTERNAL

A. Mons pubis/Mons veneris


Merupakan bagian yang terletak di anterior, terdiri dari jaringan lemak, menonjol
di atas simpisis pubis dan setelah pubertas ditutupi oleh rambut pubis yang kasar dan
keriting karena folikel rambut yang sangat oblik. Mons pubis berbentuk segitiga terbalik,
memanjang dari bagian atas garis rambut pubis kebawah, meluas dari bagian atas garis
rambut kemaluan ke klitoris. Mons pubis berfungsi sebagai bantalan sewaktu
berhubungan seksual. Selain itu mons pubis mengandung kelenjar yang mensekresi
feromon, suatu substansi zat yang terlibat dalam ketertarika seksual.

B. Labia Mayora
Merupakan struktur terbesar genetalia eksterna dan mengelilingi organ lainnya,
yang berakhir pada mons pubi. Hanya monspubis dan labia mayora yang dapat terlihat
pada genetalia eksterna wanita. Untuk memeriksa labia minora, klitoris dan ostium
uretra, pemeriksaan harus memisahkan dan membuka labia mayora. Labia mayora terdiri
dari jaringan lemak, mengandung keringatdan kelenjar subasea yang menghasilkan
sekresi lubikalis/pelumas. Labia mayora menutupi dan melindungi celah urogenital.
Selama pubertas, rambut pubis muncul pada labia mayora. Bagian labia mayora bertemu
ke bawah ke belakang membentuk komissura posterior (frenulum). Labia mayora
homolog dengan skrotum pada pria.
C. Labia minora
Labia minora lebih tipis dan lebih berpigmen. Terletak tepat di dalam labia mayora
dan mengelilingi introitus vagina dan ostium urethra. Labia minora tidak berambut dan
mengandung sedikit kelenjar keringat dan sebasea. Vaskularisasi pembuluh darah
memberi warna merah muda pada labia minora. Selama stimulasi seksual, pembuluh
darah membesar, menyebabkan labia minora membengkak dan menjadi lebih sensitive
terhadap stimulus. Kedua lipatan labia minora bertemu di atas klitoris dinamakan
Prepusium klitoris, dan lipatan bertemu di bawah klitoris dinamakan Frenulum klitoris,
kebelakang labia minora menyatu di posterior disebut Fourchette yang sering robek saat

12
persalinan pertama. Labia minora mengandung banyak glandula sebacea dan ujung-
ujung syaraf yang sensitif.
D. Klitoris
Klitoris, terletak diantara labia minora diujung atas tertutup oleh Prepusium
klitoris, sangat erektil peka terhadap rangsangan. Badan erektil, analog dengan struktur
jaringan spongiosa pada penis. mengalami ereksi dan membengkak apabila dirangsang.
Merangsang klitoris dapat menghasilkan orgasme.
E. Hymen dan introitus vagina
Hymen merupakan selaput membrane tipis yang mengelilingi atau sebagian
menutupi lubang / introitus vagina. Introitus vagina adalah lubang pada genetalia
eksterna wanita yang sebagai jalan masuk penetrasi penis selama hubungan seksual dan
jalan keluar darah selama menstruasi serta jalan lahir pada saat proses persalinan.
Dampak hubungan seksual / intercourse dan persalinan pada hymen bervariasi. Apabila
hymen cukup elastis, hymen dapat kembali ke kondisi semula, namun dalam kasus lain
jika hymen tidak cukup elastis, akan ditemukan sisa-sisa hymen yang disebut Caruncalae
myrtiformis. Hymen setelah persalinan disebut Parous introitus hymen. Hymen yang
tertutup seluruhnya justru berbahaya karena akan menyebabkan darah haid dan sekresi
cairan lain tidak bias keluar. Hymen yang tertutup disebut Hymen Occlusivum.
F. Vulva
Secara kolektif genetalia eksterna disebut vulva. Berbentuk lonjong, vulva
melindungi organ-organ genetalia eksterna. Vulva pada bagian anterior dibatasi oleh
klitoris, lateral labia minora dan dorsal oleh perineum. Bagian vestibulum dikelilingi
oleh introitus vaginal (vaginal opening), meatus uretra. Di Dalam vulva terdapat
beberapa muara yaitu 2 muara kelenjar bartholin dekat dengan fourchette dan 2 kelenjar
skene dekat meatus uretra. Pada saat ada stimulasi/rangsangan, kelenjar bartholin akan
mengeluarkan cairan kental sebagai bahan pelumas/lubrikasi pada saat hubungan seksual
sehingga meminimalkan rasa nyeri sedangkan kelenjar skene ini homolog dengan
kelenjar prostat pada pria.
G. Perineum
Perineum memanjang dari dasar labia minora ke saluran anus. Berbentu segitiga
yang terdiri dari jaringan ikat, otot dan lemak. Perineum menyebabkan genetalia
eksternal melekat pada otot dasar pelvis. Panjang perineum sekitar 4 cm dan merupakan
area yang dilakukan episiotomy pada saat persalinan untuk melebarkan jalan lahir. Area
perineum mengandung struktur yang mendukung system urogenital dan gastrointestinal
serta memainkan peran penting dalam fungsi berkemih, buang air besar, hubungan
seksual dan melahiran.

13
GENITALIA INTERNAL

A. Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk
sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai
dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks panjangnya7,5
cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9 cm. Dinding anterior dan
posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada
ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih
rigid dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian
kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.
B. Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen tidak
dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya :
himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.
C. Tuba uterina
Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih
10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars
intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.
D. Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di
dalam kavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah
kaudal, kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir
(pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut
dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis
sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu
terletak tepat di garis median, sering terletak lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed)
bisa berubah tergantung pada isi vesika urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi
rectum yang terletak dorso cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang
lebih 5 cm, tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi
tiga bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.

14
E. Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna
merah muda keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan
ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya
berubahm menjadi abu-abu. Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan
panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan
beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus karena
keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.

15
Kami sebagai penulis,
menyadari bahwa makalah ini
banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya,
penulis akan terus
memperbaiki
makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

16
Ani murti, dkk. 2021. Sistem Reproduksi dan Mikrobiologi. Yayasan Kita Menulis

CAISAR, A. (2021). Modul Sistem Reproduksi Manusia dan Hewan (Doctoral


dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Hatini, E. E. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Palangka Raya: Wineka


Media.

Leni, A. S. M. (2017). MODUL PRAKTIKUM ANATOMI SISTEM


REPRODUKSI.

Lilis, F. 2017. Diktat Sistem Reproduksi I Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi.

Maryunani Anik. 2021. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: Buku Tim

Zahroh, R., Syaiful, Y., Gustomi, M. P., Fatmawati, L., ST, S., Umah, K., &
Istiroha, S. K. (2019). BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
GRESIK. Jakad Media Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai