Anda di halaman 1dari 17

Gangguan Sistem Sekresi Akibat Terjadinya Fimosis Pada Penis

Dian Farhani
102020121
Kelompok D2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara Ide. 6, Ide Barat 11510
dian.102020121@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Pada wanita dan pria memiliki organ reproduksi yang berbeda, dengan adanya
perbedaan pada organ reproduksi ini manusia dapat saling melengkapi untuk
menghasilkan keturunan. Salah satu organ reproduksi pada pria adalah penis, yang
dapat melakukan reproduksi yang mengeluarkan sperma dan mengeluarkan urin dari
saluran. Pada organ reproduksi wanita dan pria memiliki hormone-hormon yang
terbentuk dari hipotalamus yang kemudian akan mengaktifkan gonadotropin (GnRH)
yang akan membentuk hormone-hormon tersebut. Pada masa pubertas hormone-hormon
tersebut akan bekerja dan sangat berperan penting bagi meningkatkan kematangan
organ repproduksi. Selain dari reproduksi, peran sebagai metabolism sangat penting
bagi organ reproduksi pada wanita dan pria, dengan mengeluarkannya urin dengan
proses sekresi, maka zat-zat beracun akan keluar dari dalam tubuh, jika keluarnya urin
memiliki masalah maka terdapat gangguan dari salah satu organ atau sistem sekresi
tersebut.
Kata Kunci: gonadotropin, masa pubertas, organ reproduksi, sekresi.

Abstract
In women and men have different reproductive organs, with differences in these
reproductive organs humans can complement each other to produce offspring. One of
the reproductive organs in men is the penis, which can reproduce by releasing sperm
and removing urine from the ducts. In the reproductive organs of women and men have
hormones that are formed from the hypothalamus which will then activate
gonadotropins (GnRH) which will form these hormones. During puberty, these
hormones will work and play an important role in increasing the maturity of the
reproductive organs. Apart from reproduction, the role as metabolism is very important
for reproductive organs in women
and men, by excreting urine with a secretory process, then toxic substances will come
out of the body, if urine output has a problem then there is interference from one of the
organs or secretion systems. the.
Keywords: gonadotropins, puberty, reproductive organs, secretion.

Pendahuluan
Genitalia Masculina atau organ reproduksi pada pria memiliki 2 bagian yaitu
eksterna dan interna, bagian-bagian ekterna dan interna tersebut memiliki fungsi serta
perannya masing-masing, sehingga dapat melakukan sistem reproduksi serta sistem
sekresi pada masing-masing organ. Pada wanita dan pria memiliki alat reproduksi yang
berbeda kemudian nantinya akan menghasilkan individu baru dikarenakan wanita dan
pria sama-sama memproduksi gamet.1,5
Pada pria akan menghasilkan sel sperma dan pada wanita sel telur. Sebelum
menghasilkan sel-sel tersebuut terdapat hormone-hormon yang berkerja pada organ
reproduksi tersebut, hormon testosteron sangat penting bagi laki-laki dikarenakan akan
membantu masa pubertas dan dapat mendorong seksualitasnya, hormone testosterone
ini dihasilkan oleh sel Leydig pada tubulus seminiferous. Pada wanita hormone
testosterone ini lebih sedikit dibandingkan dengan pria.2,6,7
Kemudian bukan hanya sistem reproduksi saja yang penting bagi wanita dan
pria agar menghasilkan individu baru, tetapi sistem sekresi atau proses metabolism
dalam tubuh sangat penting untuk membuntuknya suatu urin sehingga dapat di
keluarkan melalui organ reproduksi eksterna. Jika sistem ini terganggu dan membuat
organ reproduksi menjadi sakit maka aka nada sesuatu yang terjadi pada organ-organ
tersebut.8
Struktur Makroskopi Genitalia Masculina Eksterna

 Genitalia masculina eksterna terletak pada bagian luar tubuh, pada bagian
eksterna terdiri dari penis, sacrotum, dan urethra masculina. Bagian-bagian
tersebut memiliki fungsi serta perannya masing-masing.1
o Penis
Dalam keadaan tidak ereksi penis memiliki panjang sekitar 10 cm dan
terbagi atas corpus penis dan radix penis. Pada radix penis terdapat 2
jaringan ikat yaitu, Lig. Fundiforme penis mengelilingi penis pada kedua
sisi dan Lig. Suspensorium penis yang terletak dibawah dilekatkan pada
symphysis ossis pubis. Pada bagian ujung distal kepala penis yang di
pertebal menjadi kepala zakar dinamakan dengan glands penis, kemudian
bagian didindingnya seperti mahkota dinamakan dengan corona glandis,
pada bagian badan penis dinamakan corpus penis. Corpora cavernosa
penis yang dikelilingi oleh lapisan liat yaitu tunika albugenia yang
dipisahkan septum penis, lalu tersusun corpus cavernosum urethrae yang
dikelilingi oleh urethra. Saluran tempat keluarnya sperma sebagai organ
reproduksi dan saluran keluarnya urine, kedua sistem tersebut
dikeluarkan melalui organ penis. Untuk arteri pada penis terdapat arteri
pudenda interna yang terbagi menjadi cabang arteri dorsalis penis, arteri
profunda penis, dan arteri bulbi penis. Kemudian pada pemuluh vena
terdapat vena dorsalis, vena dorsalis profunda penis, dan vena bulbi
penis. Jika seseorang pria belum melakukan sirkumsisi maka glands akan
tertutupi oleh preputium, saat penis tidak ereksi makan penis akan
ditutupi dengan preputium penis dan menempel pada frenulum preputia.1
Gambar 1. Makroskopi Genitalia Masculina Eksterna (penis)

o Scrotum
Scrotum merupakan lapisan pembungkus testis yang merupakan kantung
kulit pada luar rongga perut yang tempatnya menggantung antara kaki
dan dorsal penis. pada bidang median scrotum dibagi menjadi dua bagian
yaitu luar dan dalam, pada bagian luar terdapat raphe scroti kemudian
pada bagian dalam terdapat septum scroti. Scrotum terdiri dari 2 kantung
yang masing-masing diisi oleh testis dan epididimis. Pada bagian
dalam scrotum terdapat musculus cremaster, arteri cremaster dan vena
cremaster. Pada dinding scrotum terdiri atas kulit yang banyak
berpigmentasi, kemudian di bawahnya terdapat subcutis bebas lemak
serta otot polos “tunika dartos” yang dapat membantu gerak regulasi
temperatur. Didalamnya terdapat lapisan terutama pada funiculus
spermaticus terdiri lapisan fascia spermatica, fascia sremaster dan fascia
spermatica interna. Dalam kondisi normal, suhu skrotum 3°C lebih
rendah dari suhu tubuh agar dapat memproduksi sperma yang baik.1
Gambar 2. Makroskopi Genitalia Masculina Eksterna (scrotum)

o Urethra
Urethra adalah saluran akhir dari reproduksi pada bagian dalam penis.
yang merupakan saluran tempat unruk keluarnya urin dari kantung kemih
dan semen. Urethra terbagi menjadi 3 bagian yaitu:1
1. Urethra pars prostatica
Yang memiliki Panjang 3 cm, yang dimulai dari collum
vesica urinaria.
2. Urethra pars membranacea
Berukuran 1-2 cm bagian yang paling sempit,
dikarenakan terdapat otot yang mengelilingi seperti musculus
sphincter urethrae. Terdapat glandula bulbo urethralis
cowperi.
3. Urethra pars spongiosa
Bagian terpanjang yang berukuran lebih dari 15 cm, yang
dikelilingi oleh corpus cavernosum atau sorpus spongiosum.

Gambar 3. Makroskopi Genitalia Masculina Eksterna (urethra)


Struktur Mikroskopi Genitalia Masculina Eksterna
o Penis
Pada mikroskopis penis terdapat corpus cavernosa dan corpus
spongiosum. corpus tersebut dialiri oleh pembuluh darah. Corpus
cavernosa dan corpus spongiosum dipisahkan oleh septum fibrosa
inkomplet. Bagian dalam dari corpus cavernosa mengandung trabekula
yang tersusun atas serat elastis dan otot polos. Trabekula terbenam di
dalam lapisan kolagen yang tebal dan terbungkus oleh sel-sel endotel.
Penis bila dipotong secara melintang maka terlihat lapisan-lapisan yang
menyelimuti penis. Dalam jaringa penyambung bawah kulit bagian
dorsal dapat terlihat arteri, vena atau nervus dorsalis penis. Corpus
cavernosa dibagian tengahnya terdapat aliran pembuluh darah yaitu arteri
profunda penis dan akan bercabang menjadi arteri helicinae. Bagian
tengah corpus spongiosum juga terdapat saluran uretra pars spongiosa
yang dilapisi oleh epitel selapis torak7

Gambar 4. Mikroskopi Genitalia Masculina Eksterna (penis)


o Scrotum
Pada lapisan-lapisan yang mebungkus scrotum terdapat tunika
dartos, fascia spermatica externa, musculus cremaster, fascia spermatica
interna, tunika vaginalis proprium pars parietalis, dan tunika pars
vaginalis. Pada fungsi otot yang pada scrotum berfungsi saat suasana
suhu diluar panas, maka dari itu tunika dartos akan berelaksasi yang
akan
menyebabkan testis turun. Kemudian bila kondisi cuaca dingin maka
tunika dartos berkontraksi sehingga testis mendekat ke arah badan.7

o Urether
Urether ini dilapisi oleh epitel kubus nonsilia, memiliki jaringan
ikat sub epitel kemudian pada glandulanya terdapat lamina propia. Pada
urethra pars membranace terdapat otot musculus sphincter urethra, yang
terletak antara fascia diaphragma urogenitalis superior dan inferior dan
urethra pars spongiosa yang bermuara pada orificium urethra tetapi pada
bagian anterior bermuara di glandula uretralis littrei.7

Gambar 5. Mikroskopi Genitalia Masculina Eksterna (urether)

Struktur Makroskopi Genitalia Masculina Interna


o Testis
Testis berukuran 4x3 yang berbentuk oval dan berdampingan
dengan epididymis, tetapi testis dan epididimis dipisahkan oleh tunika
vaginalis meskipun testis dan epididymis berdampingan. Testis dibagi
menjadi 2 bagian yaitu, ekstremitas superior dan ekstremitas inferior, dan
terdapat sisi medial dan lateral. Testis merupakan organ reproduksi yang
akan menghasilkan sel spermatozoa pada tubulus seminiferous. Testis
yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan
hormone androgen sehingga dapat membentuk organ reproduksi dan ciri
pubertas pada pria.1
Gambar 6. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (testis)

o Epididymis
Tempat untuk penyimpanan sperma. Epididymis terletak di
dalam scrotum bersama testis. Epididymis ini menghubungkan testis
dengan vas deferens kemudian berlanjut ke saluran ejakuasa. Panjang
epididymis sekitar 4-6 meter. Epididymis memiliki 3 bagian yaitu badan
epididiymis, bagian caput, corpus dan cauda. Pada epididimis terdapat
saluran yang berkelok-kelok secara tidak teratur yaitu duktus
epididimis.1

Gambar 7. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (epididymis)


o Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan
saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis) kemudian akan disimpan di vas deferens dan mendorong
sperma untuk ejakulasi.. Fungsi dari saluran vas deferens akan melewati
rongga perut dan kandung kemih kemudian akan bergabung menjadi satu
saluran kembali di duktus ejakulatori.1

Gambar 8. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (vas deferens)

o Glandula Prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar
pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer seperti susu,
mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit
asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma. Kelenjar prostat memiliki 3 bagian zona,
yaitu zona perifer, zona sentral, dan zona transisi, terletak bagian bawah
kandung kemih kemudian mengelilingi saluran urethra dengan berat
sekitar 18-20 gram.1
Gambar 9. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (glandula prostat)

o Glandula Vesikulosa
Glandula vesikulosa atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar yang berbentuk berlekuk-lekuk terletak pada bagian
belakang kantung kemih. Dinding dari glandula vesikulosa menghasilkan
zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Glandula
ini terdiri dari 2 bagian yaitu lobus kiri dan lobus kanan, pada lobus
kanan ini lah yang menghasilkan cairan essensial untuk makanan
sperma. Pada bagian bagian glandula vesikulosa ini untuk bagian atas
tertutupi dengan peritoneum dan bagian depan akan berhubungan dengan
bagian permukaan dorsal vesika urinaria, sisi medialnya berhubungan
dengan vas deferens, dan bagian belakangnya berhubungan dengan
rectum.1
Gambar 10. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (gl. vesikulosa)

o Glandula Bulbourethralis
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang
terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar
bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju
uretra yang mengarah pada pars spongiosa. Kelenjar Cowper
menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). kelenjar bulbourethralis
ini akan menetralkan kondisi asam urin pada uretha yang sebelum
terjadinya ejakulasi.1

Gambar 11. Makroskopi Genitalia Masculina Interna (gl.


Bulbourethralis)
Struktur Mikroskopi Genitalia Masculina Interna

o Testis
Pada testi memiliki lapisan-lapisan pembungkus yaitu tunika
albugenia, tunika vaginalis testis lamina parietalis, fascia spermatica
interna, m. cremaster, fascia spermatica externa, tunika dartos dan cutis
scroti. Pada testis terdapat tunika albugenia yaitu lapisan tunika fibrosa
yang kuat, dan di dalam testis terdapat sel Leydig yang akan
menghasilkan hormon skes pada pria yaitu hormone toestosteron. Pada
bagian septula testis, terdapat 250 lobulus jaringan interlobularis.7

Gambar 12. Mikroskopi Genitalia Masculina Interna (testis)


o Epididymis
Pada epididymis memiliki epitel selapis gepeng yang mempunyai
stereocilia. Memiliki jaringan ikat yaitu otot polos, sel sekretorik
berfungsi untuk membuat cairan intratuba dan sel silia berperan untuk
mengarahkan perpindahan cairan intraruba dan komponen selularnya.7

Gambar 13. Mikroskopi Genitalia Masculina Interna (epididymis)


o Vas Deferens
Vas deferens dilapisi oleh sel epitel selapis kubis dengan
stereocilia. Pada vas deferens memiliki otot polos dengan lapisan
longitudinal bagian dalam. Lingkaran tengah dan lapisan longitudinal
bagian luar. Pada daerah ampula di vas deferens akan melebar sebelum
pertemuan dengan pars prostatica.7

Gambar 14. Mikroskopi Genitalia Masculina Interna (vas deferens)

o Kelenjar Assesori
Pada kelenjar assesori terbagi menjadi 3 yaitu :7
1. Glandula prostat
Jaringan fibromuscular, otot polos, uretra pars
prostatika, pars terminalis kelenjar prostat, dan duktus
ejakulatorius.
2. Glandula vesikulosa
Sel epitel bertingkat torak, tunika adventitia,
tunika musculus pars longitudinalis, tunika musculus pars
sirkularis, lamina propria, dan kriptus.
3. Glandula cowper
sel epitel selapis kubus dan tempat pertemuan
saluran duktus. Memiliki otot polos dan terdapat mukosa
sekret.
Gambar 15. Mikroskopi Genitalia Masculina Interna (assesori)

Hormon yang Berpengaruh pada Masa Pubertas Pria

o Hormon Testosteron
Hormone testosteron adalah suatu hormon yang berasal dari molekul
kolesterol, hormon testosterone ini disekresi oleh sel Leydig pada
tubulus seminiferous. Hormon testosteron ini juga merupakan hormone
steroid yang di produksi dalam organ testis sekitar 4-10 minggu/hari.
Hormone testosteron ini terdapat pada wanita dan laki-laki tetapi
dibandikan dengan wanita hormone testosteron ini lebih banyak berada
pada laki-laki, pada wanita hormone ini mempengaruhi seksualitasnya,
namun pada laki-laki hormone ini berfungsi lebih banyak seperti
meningkatkan pubertas yang contohnya seperti meningkatkan otot,
perkembangan penis atau otot, perkembangan tulang, memproduksi sel
sperma dan dorongan seks. Efek testosterone ini memiliki 3 efek yaitu,
sebelum lahir dengan maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia
eksterna serta memacu penurunan testis kedalam skrotum, setelah lahir
yaitu testis tidak aktif sampai masa pubertas LH dan FSH tidak cukup
merangsang aktivitas testis, dan yang terakhir masa pubertas terbagi lagi
menjadi tiga spesifik seks, karakteristik seks sekunder dan organ non
reproduksi.2,
o Hormone Estrogen
Estrogen dapat disintesis dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta,
prekusornya berupa testosteron dan androstenedion. Hormone estrogen
ini terdapat lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan laki-laki jika
hormon estrogen ini lebih dalam tubuh laki-laki maka akan
menyebabkan gangguan disfungsi pada sperma ataupun saat ereksi,
terjadi pembesaran payudara pada pria dan depresi. Hormon estrogen
dalam tubuh pria berfungsi untuk mengontrol testosteron, mengatur
fungsi otak, menjaga kesehatan tulang dan kulit, dan fungsi seksual pada
pria. Hormon estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam amino
aromatik, terdiri dari struktur estradiol (E2) paling aktif, estron (E1) dan
estriol (E3) tidak aktif. Fungsi secara umum estrogen adalah sebagai
perangsang sintesis DNA melalui RNA, pembentuk messenger RNA,
sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.2

https://us02web.zoom.us/j/89357656776?
pwd=b0I3emUxMDNJakdKbUhTcFUxWWZhdz09

o Luteinizing Hormon ( LH )
Hormon LH diseskresi oleh kelenjar hipofisis anterior, yang berfungsi
menstimulasi sel-sel ledig untuk mensekresi hormone testosterone. Pada
hormone LH yang di sekresi oleh hipofisis dapat di pengaruhi oleh
Gonadotropin Relasing Hormon (GnRH) yang di sekresi oleh
hipotalamus. Hormon LH akan dirangsang oleh kelenjar pituitari yang
merangsang sekresi testosterone oleh testis pada organ reproduksi pria.
Dan dapat mengendalikan sebagai rangsangan hormon testosterone pada
pria dan ovulasi pada wanita.2,6

o Follicle Stimulating Hormone ( FSH )


Hormon FSH disekresi juga dengan sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel Sertoli, tanpa adanya hormone FSH maka
pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi. Dengan
memproduksi sel Sertoli yang kemudian akan melakukan sekresi
androgen blinding protein (ABP). Konsentrasi FSH serum meningkat
selama pubertas dari kadar yang rendah pada masa anak-anak. Hormon
FSH ini merupakan hormone glokoprotein yang mempunyai waktu yang
pendek, sehingga harus diperlukan pemberian berulang agar dapat
merangsang aktivitas folikel lebih efisien.2,6

Tanda-Tanda Pubertas
Pubertas pada laki-laki diakibatkan oleh hormone-hormon yang sudah
dijelaskan diatas yaitu hormone testosterone, hormone estrogen, hormone
LH, dan hormone FSH. Tanda-tanda pubertas pada laki-laki yaitu :2,3
1. Mulai memproduksi sperma
2. Tumbuh jakun
3. Kenaikan massa otot
4. Distribusi rambut tumbuh
5. Ketebalan kulit dan tumbuh jerawat

Kesimpulan
Pada skenario 5 anak ini dinyatakan menderita fimiosis yang mengakibatkan
penis bengkak, buang air kecil tidak lancar dan terasa sakit, dikarenakan pada
preputium penis menempel pada bagian glans penis yang mengakibatkan jalur sekresi
urin terhambat, sehingga di haruskan untuk sirkumsisi, untuk membang kulit yang
menempel pada glans penis, agar Ketika buang air kecil lancar Kembali.
Daftar Pustaka

1. Herausgegeben Von, Friedrich Paulsen, Jens Waschke. Atlas Anatomi Manusia


Sobbota “Organ Interna”. Jakarta: Elselvier

2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 8. Jakarta : EGC, 2015
: h 575-6

3. Santoso A. Fimosis dan parafimosis. Tim Penyusun PanduanPenatalaksanaan


Pediatric Urologi di Indonesia. Jakarta: Ikatan AhliUrologi Indonesia; 2012.
4. Heffner JL, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2010.h.24-7.

5. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s basic anatomy. Canada: Elsevier
Inc.; 2012. h. 224-55.

6. Kaiin EM, Tappa B. Induksi Superovulasi dengan Kombinasi CIDR, Hormon


FSH dan hCG. Media Peternak. 2006;29(3):141–6.

7. Linda J. Heffner. Sistem Reproduksi At a Glance. Jakarta : Penerbit Erlangga;


2005.h.25

8. K M Hartono. Sistem Reproduksi Pria [Internet]. Semarang. Universitas


Diponegoro: 2016 [cited 2021 Sept 25]. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/50717/3/Koo_Melyza_Hartono_22010112130069_Lap
.KTI_BAB_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai