Anda di halaman 1dari 13

Anatomi Organ Reproduksi Pria

Anatomi Organ Genital External Pria


1. Scrotum
Skrotum adalah berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak, memiliki sedikit
jaringan otot yang berada dalam pembungkus disebut tunika vaginalis. Sepasang skrotum ini
menggantung didasar pelvis. Pada bagian depan skrotum terdapat penis dan dibelakangnya
terdapat anus.
Lapisan skrotum
1) Kulit : warna kecoklatan, tipis, dan mempunyaiflika/rugae.
2) Tunika dartos : berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum.
fenikulus spermatikus

Pembuluh darah fenikulus spermatikus


1)
2)
3)
4)

Arteri spermatika interna : cabang dari aorta abdominalis,


Arteri spermatika eksterna : cabang dari arteri epigastrika inferior,
Arteri duktus deferens : cabang dari arteri vesikalis inferior,
Vena spermatika : mulai dari belakang testis menerima darah dari epididimis membentuk
pompa bagian dari fenikulus spermatikus pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus
banyak sepanjang fenikulus spermatikus didepan duktus deferens.

Pembuluh limfe
Pembuluh limfe terdiri atas du bagian : permukaan luar dan permukaan dalam. Pembuluh
limfe berasal dari permukaan tunika vaginalis epididimis dan korpus testis. Pembuluh ini
akan membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada bagian lateral dari pronatik dan nervus
llumbalis II.
Pembuluh saraf
Pleksus spermatikus merupakan saraf simpatis yang bergabung denga cabang dari pleksus
pelvis yang menyertai arteri duktus deferens.

2. Penis
Bagian ini terletak menggantung ddidepan skrotum, bagian ujung disebut glans penis,
bagian tangah disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis. Kulit ini
berhubungan dengan pelvis, skrotum, dan perineum.
Penis terdiri dari:
a. Akar (menempel pada didnding perut)
b. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans
penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit
depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Prepusium yang menutupi glans dipisahkan dari prepusium dan di dalamnya terdapat
ruangan yang dangkal.
1) Fasia superfisialis
Secara langsung berhubungan dengan fasia skrotum dengan lapisan sel otot polos.
2) Korpora kavernosa penis
Korpora kavernosus penis ditutupi oleh kapsul kuat yang terdiri atas benang-benang
superfisialis dan profunda mempunyai arah longitudinal dan

membentuk satu

salluran.
3) Korpus kavernosa uretra
Merupakan bagian dari penis yang berisi uretra. Di dalam batang penis terlihat
berbentuk silinder lebih kecil dari kavernosa penis.
4) Glans penis
Bagian akhir anterior dari korpus kavernosa uretra memanjang kedalam bentuknya
seperti jamur. Glans penis ini licin dan kuat, bagian perifernya lebih besar hingga
membentuk pinggir yang bundar disebut korona glandis.
5) Bulbus uretra
Merupakan pembesaran bagian posterior 3-4 cm dari korpus kavernosa uretra,
letaknya superfisialis dari diafragma urogenitallis.
Penggantung penis.
a. Ligamentum fundiformis penis : lapisan tebal yang berasal dari fasia superfisialis dan
dari dinding abdominalis anterior diatas pubis.
b. Ligamentum suspensorium penis : berupa benang berbentuk segitiga. Bagian eksterna
dari fasia profunda menggantunf pada dorsum, sedangkan akar penis ke bagian inferior
linea alba, simpisis pubis, dan ligamentum arkuarta pubis, kruris iskhio pubis dan bulbus
diafragma urogenitalis sebagai alat penggantung penis.

Pembuluh darah penis


a. Arteri pudenda interna : cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah untuk ruangan
kavernosa.
b. Arteri profunda penis : cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka langsung ke
ruangan kavernosa. Cabang kapiler ini akan menyuplai darah ke trabekularuangan
kavernosa dan dikembalikan ke vena pada dorsum membentuk vena dorsalis penis
melewati permukaan superior korpora lalu bergabung dengan yang lain.

Saraf penis
Merupakan cabang dari nervus pudendus dan pleksus.

B. Anatomi Organ Genital Internal Pria


Kelenjar
1. Testis
Pada perkembangan janin, testis berkembang di dekat ginjal dan mulai turun kedalam
scrotum melalui inguinal canal ketika 7 bulan perkembangan janin. Testis merupakan tempat
dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki,terdiri dari belahan-belahan yang disebut tubulus
testis.selain hormon FSH dan LH, tubulus testis juga menghasilkan hormon testoteron yang
menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas.
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon
seks pria yang utama).
Pembungkus testis
1. Fasia spermatika eksterna
Suatu membran yang tipis memanjang kearah bawah diantara fenikulus dan testis
lalu berakhir pada cincin subkutan inguinalis.
2. Lapisan kremastika
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliqus
abdominis internus dan fesies abdominis internus.
3. Fasia spermatika interna
Suatu membran tipis dan menutupi fenikulus dan spermatikus.
Pembuluh darah testis
a. Arteri pudenda eksterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri
femoralis.

b. Arteri perinealis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna


c. Arteri kremastrika cabang dari arteri apigastrika inferior
d. Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri
Persarafan
a. Nevus ilio inguinalis.
b. Nervus lubo inguinalis cabang dari pleksus lumbalis.
c. Nervus perincalis pars superfisilis.
Pada testis, terdapat:
a. Tunica vaginalis (melapisi testis)
b. Tunica albuginea (Membagi testis ke dalam lobulus-lobulus.Tiap 200-300 lobulus
mengandung 1-3 tubulus seminiferus)
c. Tubulus seminiferus (Mengandung sel spermatogenic yang akan membentuk sperma, sel
sertoli yang berfungsi membantu proses spermatogenesis, dan pada ruang antara tubulus
seminiferus yang berdekatan terdapat sel leydig yang berfungsi mensekresi hormone
testosteron)
d. Pada basement membrane testis, sel sertoli yang satu dengan yang lainnya akan saling
berhubungan melalui tight junction. Hubungan ini disebut blood-testis barrier yang berfungsi
untuk mengisolasi sel gamet dari darah sehingga tidak terjadi respon immune terhadap sel
gamet
2. Vesika seminalis
Vesika seminalis merupakan dua ruangan diantara fundus kandung kemih dan rektum.
Masing-masing ruangan berbentuk piramid, dimana permukaan anteior berhubungan dengan
fundus kandung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak diatas rektum yang dipisahkan
fasia rekto vesikalis.
3. Kelenjar prostat
Glandula prostat terdapat dibawah orifusium uretra interna dan sekeliling permukaan uretra,
melekat dibawah kandung kemihdalam rongga pelvis dibawah posterior simpisis pubis. Prostat
merupakan suatu kelenjar yang mempunyai empat lobus (posterior, anterior, lateral, dan medial).
Terdiri dari 4 lobus :

a. Lobus anterior / isthmus : terletak didepan urethra pars prostatica , menghubungkan lobus kiri
da kanan.
b. lobus medius : terletak antara urethra pars prostatica dan ductus ejaculatorius.pada bagian
superior berhubungan dengan vesica urinaria.
c. lobus posterior : terletak di belakang urethra pars prostatica dan dibawah ductus ejaculatorius.
d. lobus lateralis kiri dan kanan : trletak di sisi kiri dan kanan urethra pars prostatica, dipisahkan
cekungan pada bagian posterior prostat.
Mensekresi cairan asam seperti susu yang mengandung :
1. citric acid (digunakan sperma untuk produksi ATP melalui siklus kreb)
2. Proteolytic enzyme (yaitu prostate-specific antigen, pepsinogen, lysozyme, amylase, dan
hyaluronidase yang dapat menghancurkan clotting protein)
3. Asam phosphatase (fungsinya belum diketahui)
4. Seminalplasmin (merupakan antibiotic yang dapat menghancurkan bakteri pada semen dan
jalur reproduksi wanita)
5. Cairan yang disekresi prostate berjumlah 25% dari volume semen
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.Fungsi
kelenjar prostat adalah mengeluarkan cairan alkali seperti susu yang mengandung asam sitrat
yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra.

Prostat dipertahankan posisinya oleh bagian-bagian:


a.
b.
c.
d.

Ligamentum pubo prastatika


Lapisan dalam dipragma urogenitalis
Muskulus levator ani pars anterior
Muskulus levator ani prostat bagian dari muskulus levator ani.

Pembuluh darah :
a. Arteri pudenda interna
b. Arteri cesicalis inferior
c. Arteri haemorodalis medialis (arteri rektalis media).
Vena akan membentuk fleksus disekitar sisi dan basis glandula prostat dan berakhir divena
hipogastrika. Nervus yang mempersarafi merupakan cabang dari pelvis.
4. Kelenjar bulbouretralis / Cowpers gland

Dikenal juga dengan glandula Cowper, kelenjar ini terletak postero-lateral dari
urethra pars membranosa. Duktus glandula bulbourethral menebus fascia inferior diaphragma
urogenital dan bulbus penis , untuk selanjutnya bermuara pada bagian bawah urethra. Ketika
sexual intercourse, mensekresi cairan alkalin kedalam urethra yang berfungsi melindungi
sperma yang lewat dengan menetralisir asam dari urine pada urethra. Kelenjar ini juga
mensekresi mucus yang melapisi ujung penis untuk mengurangi kerusakan sperma ketika
ejakulasi.

Duktus (saluran)
Terdapat dibelakang lateral pars membranasea uretra, diantara kedua lapisan diapragma
urogenitalis dan disebalah bawah dari kelenjar prostat.

1. Epididimis

Saluran halus yang panjangnya 6 cm, terletak sepanjang atas tepi dan belakang testis. Terdiri
atas :
1) Kaput pididimis berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai
duktus eferens dari testis,
2) Kaput epididimis (badan) ditutupi oleh membran serosa servikalis
sepanjang pinggir posterior,
3) Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh
membran serosa berhubungan dengan duktus deferens,
4) Ektremitas superior (bagian yang besar),
5) Ekstremitas inferior (seperti titik).
Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk
proses pematangan sperma.
2. Duktus deferens
Duktus deferens adalah duktus dari testis dan merupakan lanjutan dari kanalis epididimis
dengan panjang 50-60 cm. Mulai dari bagian bawah, kauda epididimis berbelit-belit, secara
berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis dan sisi medialis bagian fenikulus
spermatikus melalui cincin kanalis inguinalis, lalu masuk ke fenikulus spermatika membelok

sepanjang sisi lateral arteri epigastrika, kemudian menjurus kebelakang agak turun ke fossa
iliaka eksterna mencapai kavum.
3. Uretra
Pada pria, organ ini merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi. Pengeluaran urine
tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat.
Uretra memiliki 2 fungsi antara lain:
1.Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
2.Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen

Sumber :
Platzer, Warner . 2005. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Sobota. Atlas Anatomi Sobota Ed I & II. Jakarta: EGC

Fisiologi sistem reproduksi


Fisiologi reproduksi pria
Hormone pada pria
A. Testosteron
Di hasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini
berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan hormone testosterone yang di
sekresi oleh testis. Sebagian besar testosterone berikatan longgar dengan protein plasma
yang terdapat dalam darah dan sebagian terkait pada jaringan yang di buahi dalam sel
menjadi dehidrasi testosterone. Tertosteron yang tidak terikat padajaringan dengan cepat
diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjungsi ini di sekresi
dalam usus melalui empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :

1. Efek desensus ( penempatan ) testis. Hal ini menunjukan bahwa testosterone


merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia yang merupakan faktor keturunan.
2. Perkembangan seks primer dan sekunder. Sekresi testosteron setelah pubertas
menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta
mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
B. Hormon Genadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macm hormone yaitu lutein
hormone ( LH ) dan folikel stimulating hormon ( FSH ). Bila testis di rangsang oleh LH
dan kelenjar hipofisis, maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting untuk
meningkatkan pembentukan organ seks pria.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus di
rangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyalesaikan pembentukan spermatozoa.
Oleh karena itu, testorteron di sekresi secara serentak oleh sel interstisial yang berdifusi
menuju tubulus seminiferus. Testosteron di perlukan untuk proses pematangan akhir
spermatozoa.
C. Hormon estrogen
Dibentuk oleh testosteron dan di rangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogenuntuk
mengikat testosteron dan eksrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen
tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
D. Hormon pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara khusus dan
untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila tidak terdapat
hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama
sekali.
Fisiologi Sperma
Mortilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma
normal cenderung untuk brgerak lurus dari pad berputar. Aktivitas ini ditingkatkan dalam
medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan sperma
dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkatkan suhu an kecepatan metabolisme.
Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1 2 hari.

Semen
Cairan semen berasal dari vas deferens dan merupakan cairan yang terakhir
diejakulasi. Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius
dan uretra. Cairan dari vesikulasi seminalis membuat semen lebih kental. Enzim
pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vasikulasi seminalis
membentuk kuagulum yang lemah.
Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genetalia pria
setelah sperma diejakulasi ke dalam semen, akan tetapi jangka hidup sperma maksimal
24 48 jam.
Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel, germinativum yang berukuran kecil
dinamakan spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk 2
spermatosit yang masing masing mengandung 23 kromosom setelah beberapa minggu
menjadi spermatozoa.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam
10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang
mengandung hormon, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan
sperma. Sebagian besar terdapat pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam
epididimis.
Penyimpanan sperma
Kedua testis dapat membentuk sperma 120juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat
di simpan dalam epididimis, sedangkan sebagian besar sisanya di simpan dalam vas
deferens dan ampula vas deferens sehingga dapat mempertahankan fartilitasnya dalam
duktus genitalis selama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan
hanya beberapa hari saja.
Fungsi kelenjar prostat
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung ipn sitrat, ion phospat,
enzim pembeku, dan profibrinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontaksi
sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat di keluarkan untuk
menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat

memungkinkan untuk kebersihan fertilisasi ( gumpalan ) ovum karena cairan vas


deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah
ejakulasi.

Fungsi komponen reproduksi pria


Komponen reproduksi
Testis
Epididimis dan duktus
deferens
Vesikula seminalis

Komponen reproduksi
Menghasilkan sperma
Mengeluarkan testosterone
Berfungsi sebagai tempat keluar sperma daritestis.
Sebagai pematangan motilitas dan fertilitas sperma.
Memekatkan / mengentalkan dan menyimpan
sperma.
Menghasilkan fruktosa untuk member makan
sperma yang di keluarkan.
Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang
motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk
membantu mengeluarkan sperma.
Menghasilkan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan precustor ( proses biologis ) untuk

Kelenjar prostat

pembekuan semen.
Menegluarkan cairan basa yang menetralkan
sekresi vagina yang asam.
Memicu membekuan semen, untuk menjaga
sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis

Kelenjar bulbo uretra

di keluarkan.
Mengeluarkan mukus untuk pelumasan.

Patofisiologi testis
Terdapat 2 jenis torsio testis berdasarkan patofisiologinya yaitu intravagina dan ekstravagina
torsio. Torsio intravagina terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan oleh karena
abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum. Secara normal, fiksasi posterior
dari epididymis dan investment yang tidak komplet dari epididymis dan testis posterior oleh
tunika vaginalis memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan fiksasi yang tepat

dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk bell-clapper deformitas, dan keadaan ini
menyebabkan testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial terjadi torsio. Torsio ini lebih
sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda (Kusbiantoro, 2007).
Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada axis vertical sebagai
akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding
scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum. Kelainan ini sering terjadi
pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis (Kusbiantoro, 2007).

Anda mungkin juga menyukai