Anda di halaman 1dari 19

1. Organ Reproduksi Pria A.

Anatomi Organ Reproduksi Pria Organ reproduksi pada pria menghasilkan sperma dan hormone testoteron. Organ seks pria ini juga mengalirkan sperma dari testis keluar tubuh. Organ seks pada pria terdiri atas organ seks eksternal dana internal. Organ seks eksternal atau yang dikenal dengan genetalia eksternal terdiri atas penis dan skrotum. Sedangkan organ seks internal atau yang dikenal dengan genetalian internal tediri atas testikel atau testis yang menghasilkan sperma dan hormone testoteron, sistem doktus yang mengalirkan sperma (epidedimis, vas deverens dan uretra) dan beberapa kelejar aksesoris yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretra). 1. Genetalia Eksternal 1) Penis Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah Gambar 2.1. Organ Reproduksi Pria

alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, silinder berisi yang terletak di Gambar 2.2. Penis Pria

penis terdiri jaringan spons.

atas tiga bangunan Dua rongga

bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.

Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang

membungkus uretra. Penis terletak menggantung didepan scrotum. Bagian ujung penis disebut Glans Penis. Bagian tengah disebut Corpus penis dan pangkalnya disebut dengan Radic Penis. Glans Penis tertutup oleh kulit korpus penis. Kulit penutup ini disebut dengan preputium. Penis terdiri atas jaringan seperti busa dan berbentuk memanjang. Tempat muara uretra dari glans penis adalah penulum atau kulup penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Terkait dengan system reproduksi fungsi penis adalah untuk penitrasi. Penetrasis pada vagina wanita memungkinkan terjadinyaa deposisi semen dekat servik uterus.

2) Scrotum Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh septum scroti, ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus sparmaticus beserta pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan symphysis osseum pubis. Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut : a. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat raphe scroti, yang ke arah anterior menjadi raphe penis dan ke arah posterior menjadi raphe perinealis. Gambar 2.3. Scrotum pada Pria

b. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan m.dartos. lapisan ini melekat pada kulit, tidak mengandung jaringan lemak dan banyak mengadung pembuluh darah. Lapisan ini membentuk septum scroti. c. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersamasama dengan testis masuk kedalam scrotum. d. Fascia spermatica externa, suatu lembaran tipis yang membungkus funiculus spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus lapisan ini melanjutkan diri dengan fascia yang membungkus m.obliquus externus abdominis. e. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut serabut m.cremaster, mempunyai hubungan dengan m.obliquus internus abdominis bersama dengan fascianya. f. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari lamina cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan funiculus spermaticus dan testis yang dibungkusnya. Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut kondisi. Pada waktu udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit scrotum berkeriput. Sebaliknya pada suhu udara panas kulit scrotum menjadi longgar. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi scrotum untuk mempertahankan suhu yang optimal sehingga proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan baik dan sempurna. 2. Genetalia Internal 1) Testis

Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang. Testis dibungkus oleh skrotum,

kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh,dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada Gambar 2.3. Testis pada Pria

mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37C).Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ketubuh. Bila suhu testis akan dit urunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena inidikenal dengan refleks kremaster. Selama masa pubertas, testis berkembang untuk

memulai spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksisperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal inidiakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis: memproduksi sperma (spermatozoa) memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitary bagian anterior: luteinizing hormone (LH) Follicle-stimulating hormone (FSH)

Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluranyang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferent, dan epididymis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut airmani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferusterdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron. Pengangkatantestis disebut orchidektomi atau kastrasi. 2) System Duktus a. Epidedimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlahsepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampaisperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. b. Vasdeferens Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakanlanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjarprostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen ataukantung mani (vesikula seminalis). c. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih. d. Kelenjar Aksesoris Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih

tersisa dalam uretra. Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin dan sedikit vitamin-vitamin serta enzimenzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari: Vesikula Seminalis, Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak dibelakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makananbagi sperma.Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat,dan prostaglandin. Kelenjar Prostat, Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim anti koagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma Kelenjar bulbouretra, Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). B. Struktur Histologi Sistem Reproduksi Pria Struktur histologis Genetalia Maskulina terdiri atas atas testis, alat penyalur, kelenjar asesorius, genitalia eksterna, Testis setelah mencapai umur dewasa dan dibawah pengaruh hormon gonadotropin hipophisa

menghasilkan spermatozoa. Setelah kastrasi hewan menjadi impotent dan terjadi perubahan yang disebabkan hilangnya hormon testosteron dari testis. a. Testis Testis berupa glandula tubuler komplek yang dibungkus oleh kapsula fibrosa yang cukup tebal disebut : Tunika albuginea dan sebuah lapisan peritoneum Tunika vaginalis viseralis. Tunika vaginalis dibentuk oleh jaringan ikat kolagen yang miskin akan vasa darah dan elemen elastis, permukaan bebasnya tertutup mesothelium, sedangkan permukaan yang lain melekat pada tunika albuginea. Tunika albuginera sebaliknya kaya akan vaskularisasi, pada bagian tertentu yang disebut stratum vaskulare sangat kaya vaskularisasi. Pada tempat melekatnya epididimis pada testis, tunika albuginea berhubungan dengan mediastinum testis, yaitu suatu tali jaringan ikat yang memanjang sepanjang axis memanjang dari testis. Pada karnivora dan babi melepas helaian jaringan ikat dan pada ruminansia tali jaringan ikat secara radier ke tunika albuginea, jaringan ikat tersebut disebut Septula testis, yang membagi testis menjadi lobuli testis yang berbentuk piramidal atau konus. Mediastinum testis mengandung labirinth, ruang yang lebarnya tak menentu berhubungan satu dengan yang lain disebut rete testis. Pada jaringan interstitial disekitar tubulus seminiferus tidak ditemukan otot dan sperma di testis bersifat non motil. Gerakan mereka pada tubulus disebabkan oleh tekanan sekretorik dan tekanan internal dari testis, gerakan ini juga dibantu oleh cairan yang mungkin dihasilkan oleh sel sertoli. Pada kuda tunika albuginea kaya akan serabut otot polos yang berasal dari m.kremaster internus dan melanjutkan diri ke septula testis.Suatu mediastinum dari rete testis yang padat tidak ada tetapi seluruh testis dilintasi oleh septa tebal yang berhubungan satu dengan yang lain. Pada tali jaringan ikat yang tebal disamping vasa darah

ditemukan pula duktus pengganti rete testis. Pada folus kranialis testis mereka berdekatan satu dengan yang lain dan melanjutkan diri ke duktuli efferentes. Parenkim testis terdiri atas tubulus seminiferus, yang dibungkus jaringan ikat halus. Jaringan ikat interstitial kadang menunjukkan struktur/lamelar yang banyak mengandung vasa dan nervi. Sel interstitial yang diduga menghasilkan hormon testosteron ditemukan tunggal atau bergerombol. Sel ini ditemukan dalam jumlah yang besar pada babi dan kuda (sel interstitial). 1) Tubulus Seminiferus Dinding tubulus seminiferus dibatasi oleh sel epithelium komplek yang terdiri atas 2 macam sel yaitu : Sel penyokong dan sel spermatogenik. Sel penyokong atau sel sustentakulum disebut juga sel sentroli, sedangkan sel spermatogenik ada beberapa tipe yang berbeda morfologinya antara lain : spermatogenia, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Tiap sel sentroli melekat pada lamina basalis, sedangkan sel sprematogenik tersusun secara tradisional. Sel yang muda terletak dekat membrana basalis, semakin mendekati lumen, umur sel makin tua. 2) Sel Sertoli Bentuk tinggi langsing seperti segitiga dengan basisnya melekat pada membrana basalis, ujungnya mencolok keluar, inti sel terletak pada basal. Struktur histologi menunjukkan adanya gambaran mitokhondria yang memanjang sejajar dengan axis panjang sel, fibril tetes lemak dan kadang ditemukan granula lipofasia. Dengan EM dapat ditemukan bangunan berupa kristal terbentuk kumparan yang disebut: Kristaloid Charcot Bottcher (sel sertoli manusia). Susunan kimia dan kegunaan fisiologi nya belum diketahui. Filament yang halus dan mikrotubulus yang tersusun sejajar dengan axis panjang sel sering dapat ditemukan, RER jarang tetapi SER ditemukan lebih banyak.

Sel sertoli melindungi sel sprematogenik yang sedang berkembang dan mungkin berperan penting dalam memberi nutrisi sel spermatogenik dan proses pelepasan spermatozoa yang sudah dewasa. Sel sertoli yang kelihatan mengalami mitosis, tetapi mereka lebih tahan terhadap panas, radiasi dan beberapa agen toksik yang mudah merusak sel spermatogenik. 3) Spermatogonia Panjangnya bervariasi antara 50-75 m, terdiri atas caput dan kauda. Kauda sendiri terdiri atas neck (leher), middle piece (bagian tengah),principal (bagian pokok) dan end piece (bagian

ujung). Pembagian nya didasarkan atas perbedaan diameter. Dengan mikroskop cahaya perbedaan struktur internanya tidak jelas, tetapi dengan EM terdapat perbedaan struktur interna nya jelas, tetapi dengan EM terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Midle piece berbentuk silindris panjangnya lima sampai tujuh m, tebalnya mencapai 1 m. Bagian ini timbul dari polus pasterior dari caput yaitu pada bagian yang mempunyai struktur mirip dengan cincin Annulus. Principal piece panjangnya kira-kira 45 m dengan tebal 0,5 m, makin keujung makin mengecil membentuk end piece. Spermatogonia terdapat diatas satu sampai dua lapis membran basal. Sel induk ini bersifat mitosis aktif, jadi sering terlihat bentuk pembelahan sel. Menurut penelitian dibedakan adanya spermatogonia tipe A dan B. Tipe A terdapat langsung pada membran basal dan tipe B diatas tipe A. Tipe A membelah secara mitosis menjadi tipe A dan tipe B, tipe B inilah yang menumbuhkan spermatosit primer. Sel pada lapis berikutnya lebih besar diameternya, intinya lebih besar serta lebih banyak mengandung khromatin disebut : sprematosit primer. Selanjutnya sel ini mengalami meiosis dan pada pembelahan pertama menghasilkan sel yang lebih kecil disebut : spermatosit sekunder.

Umur sel tersebut pendek karena segera mengalami pembelahan kedua (mitosis) menjadi spermatid, dari satu sel spermatozoa menjadi empat spermatid yang secara morfologis identik, tetapi gen yang dikandung dapat berbeda. ukuran sel kecil inti miskin kromatin dan sentriole masih tampak. Dalam tahap spermatositogenesis, spermatid selanjutnya mengalami tahap transformasi, berubah dari bentuk sel menjadi spermatozoa yang memiliki kepala, leher, badan dan ekor. Spermatozoa yang berkembang ini tampak membenamkan kepalanya kedalam kutub bebas sel sertoli. Tahap transformasi (spermiogenesisi) dikenal adanya 4 tahap yakni : Tahap golgi (golgi phase), tahap tudung (cop phase), tahap akrosom (acrosomal phase) dan tahap pemerahan (maturation phase). 4) Sel Interstitial Parenkim testis yang terdiri atas tubuli seminiferi dibalut oleh jaringan ikat halus yang dikenal sebagai jaringan ikat interstitial. Didalamnya ditemukan pembuluh darah saraf, sel interstitial (sel leidig). Sel ini umumnya mengelompok dan mengitari pembuluh darah, terlihat jelas pada kuda dan babi. Bentuknya tidak teratur, berdiameter 10-15 m, inti besar, kromatin bulat dan nukleus jelas. Dalam sitoplasma sering terdapat apparatus golgi, smooth E.R mitokhondria, butir-butir lipoid, kristal protein (kuda dan kucing) dan pigment. Pada manusia kristal tersebut cukup besar dan semakin tua semakin banyak jumlahnya. Fungsi sel leidig menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi : a. mengatur aktivitas kelenjar assesorius, terutama kelenjar prostat. b. Memelihara tanda khas jantan (secondary sex characteristics) c. Bersama dengan hormon FSH dan Hiphofisa mengatur aktivitas spermatogenesis.

Hormon LH atau ICSH mengatur aktivitas sel leidig pengaruh ini semakin jelas bila sekaligus ditambah dengan FSH. Di dalam tubuh hewan memang terjadi inter-relasi antara kelenjar endokrin tertentu dalam mengatur aktivitas alat reproduksi, misalnya kelenjar hipophisa, adrenal dan testis sendiri. Pada kasus kastrasi (pengebirian) yang berarti menghentikan aktivitas testis, menyebabkan kelenjar asesorius mundur aktivitasnya, sifat khas jantan berangsur hilang dan kegiatan spermatogenesis berhenti. Hormon gonadotropin akan mengepul pada pars distalis hipofisa akibatnya sel basofil mengalami perubahan identitasnya selanjutnya dikenal dengan castration cells. Kastrasi yang dilakukan sebelum dewasa kelamin, tanda khas jantan tidak akan timbul. Bila kastrasi dilakukan setelah dewasa kelamin, maka perubahan kehilangan tanda khas jantan akan berlangsung secara lambat. Mungkin ini disebabkan karena korteks adrenalis dapat sedikit menghasilkan hormon testosteron. Tumor pada kelenjar prostat pada hewan tua, lazimnya diberikan terapi dengan melalui kastrasi. Air mani sering disebut sperma atau semen, terdiri dari campuran spermatozoa dan sekresi kelenjar asesorius dan epididimis. Sekreta kelenjar selain sebagai pengangkut (vesicle), juga bekerja sebagai pembawa makanan serta mengaktifkan gerakan spermatozoa. Kandungan hialuronidase dalam air mani yang cukup tinggi diduga terdapat pada kepala dari spermatozoa, enzim mana yang diperlukan pada proses pembuahan, khususnya untuk merusak selaput sekunder dari ovum. b. Saluran Penyalur. Saluran penyalur spermatozoa dimulai dari : Tubuli rekti, Rete testis (terdapat dalam testis), Duktuli Efferentes Testis,Duktus epididimis (terdapat dalam epididimis), Duktus deferens, Urethra (pars pelvina dan pars penis). 1) Tubuli (seminiferi) rekti

Berupa saluran pendek yang terdapat pada lobuli testis, epithelnya kubis sebaris dan berdiri pada membran basal. Pada daerah peralihan antara tubuli rekti terdapat daerah dengan banyak modifikasi dari sel sertoli. Di daerah ini tidak lagi terdapat proses spermatogenesis. 2) Rete Testis Berupa saluran atau rongga saling berhubungan dalam mediastinum testis. Saluran tersebut dibalut oleh epithel pipih selapis atau kubis rendah, sedangkan mediastinum testis merupakan kondensasi dari stroma testis yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Otot polos belum terdapat pada mediastinum testis. 3) Duktuli Efferentes Testis Pada kutub kranial mediastinum testis terdapat sekitar 6-12 saluran disebut : Duktuli efferentes testis. Saluran tersebut awalnya lurus tetapi setelah memasuki epididimis menjadi berkelok membentuk spiral. Daerah pemasukan dikenal dengan vascular cone yang menghadap testis dan merupakan caput epididimis (kuda) atau sebagian dari padanya pada hewan lain. Duktuli efferentes memiliki epithel silindris sebaris dengan dua macam sel, yakni : sel basilia (kinocilia) dan sel tanpa silia dengan banyak butir sekreta di dalamnya, sel ini menunjukkan aktivitas bersekresi. Epithel berdiri pada membran basal, bagian yang telah ada dalam caput epididimis, mulai terdapat otot polos diluar membran basal. Sekreta dari sel tersebut diatas diduga berperanan dalam proses pendewasaan dari spermatozoa dalam epididimis. 4) Duktus Epididimis Duktuli efferentes dalam epididimis secara perlahan memiliki epithel silindris banyak lapis bersilia (stereocilia), lumen semakin besar dan dinding semakin tebal dengan bertambahnya lapisan otot polos. Dalam epididimis saluran tersebut selanjutnya disebut : Duktus epididimis. Sel basal dari epithel banyak

lapis mengandung butiran lemak (babi dan ruminansia), sedangkan sel atas silindris tinggi dengan stereosilia. Semakin menuju kauda epididimis, ukuran epithel semakin rendah, lumen semakin berkelokkelok dan otot polos semakin tebal. 5) Epididimis Sering disebut anak buah pelir, letaknya sangat berdekatan dengan testis. Secara anatomis terdiri atas caput, korpus dan kauda epididimis. Epididimis terdiri atas jaringan ikat mirip tunika albuginea sebagai stroma dengan mengandung otot polos (jelas pada kuda) didalamnya terdapat saluran yang merupakan parenkhim, yakni duktulis efferentes dan duktus epididimis. Fungsi epididimis : Menyimpan sementara spermatozoa, khususnya didaerah kauda epididimis dan diduga disini terjadi proses pendewasaan. Gerakan spermatozoa mulai tampak, tapi dalam tubuli seminiferi jelas belum ada gerakan. Spermatozoa yang telah melalui epididimis memiliki potensi untuk membuahi ovum. Spermatozoa yang tidak melewatinya daya pembuahannya sangat kecil. 6) Duktus Deferens Berupa saluran tunggal yang keluar dari kauda epididimis. Pada hewan besar saluran ini cukup panjang keluar dari epididimis membentuk Funikulus spermatikus (Spermatic cord) di daerah leher skrotum, selanjutnya masuk rongga perut menuju uretra dalam rongga pelvis. Duktus deferens dibagi menjadi dua bagian, yakni : bagian yang tidak berkelenjar disebut : Duktus deferens dan bagian yang berkelenjar disebut : Ampulla. Selaput lendri membuat lipatan longitudinal, dengan epithel silindri sebaris atau dua baris, berdiri pada membran basal. Tunika propria terdiri dari jaringan ikat dengan banyak sel dan serabut elastis, bagian ini langsung bersatu dengan sub-mukosa dan keduanya disebut propria mukosa. Tunika muskularis cukup tebal, dengan bagian yang

memanjang, melintang dan miring. Pada babi dan domba lapis sirkuler tebal terletak disebelah dalam sedangkan lapis memanjang tipis, tetapi pada sapi, kuda dan karnivora lapisan otot polos saling membuat anyaman, sehingga tidak membentuk strata yang jelas. Tunika adventitia atau serosa terdapat paling luar, pembuluh darah, saraf, jaringan limfoid dan otot polos sering tampak di bagian ini. Ampulla akan dibahas nanti pada kelenjar asesorius. 7) Funikulus Spermatikus Bagian ini berbentuk buluh, dibalut oleh peritonium. Didalamnya terdapat duktus deferens, pembuluh darah, saraf dan berkas otot polos. Pada kasus pengebirian secara tertutup yang dirusak selain duktus deferens juga arteri (a. Spermatika). Pengebirian ini lazim dilakukan pada hewan besar (sapi atau kerbau) sebelum menginjak dewasa kelamin, sebagai ternak daging. 8) Uretra Uretra hewan jantan cukup panjang, dibagi menurut letaknya, yakni : Uretra pars prostatika, uretra pars pelvina dan uretra pars penis. Jadi delaslah bahwa bangun uretra tergantung pada letaknya dalam tubuh, meskipun demikian terdapat bangun umum tetap. Selaput lendir membuat lipatan memanjang, disusun atas epitelnya banyak lapis dan peralihan. Pada permukaan, epithel tidak teratur sering membentuk prosesus disebut Lakuna dari Morgagni. Pada tunika propria banyak terdapat pembuluh darah, khususnya pembuluh darah venosus yang membentuk korpus uretralis (kelenjar littre). Lapis paling luar adalah lapisan otot polos, diikuti otot kerangka dalam membentuk muskulus retralis. Kolikulus seminalis adalah kelanjutan dari kresta uretralis yang terjadi dari vesika urinaria. Bagian ini merupakan tempat permuaraan duktus defferent dan vesika seminalis. Mukosa mirip dengan uretra, pada

kucing dan babi sering terjadi gangglia di daerah ini. Uretra prostatikus atau uterus maskulina terdapat di daerah kolikus prostatikus atau uterus maskulinus terdapat di daerah kollikulus seminialis, sering tampak pada hewan piara, khususnya jelas pada hewan besar. Uritrikulus prostatikus merupakan ujung saluran Muller yang homolog dengan uterus dan vagina pada hewan besar. Uretra pars penis berbeda dengan uretra pars pelvina, yakni lebih sedikit mengandung kelenjar tetapi banyak mengandung serabut erektil. Di luar lapisan otot terdapat tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrus banyak mengandung serabut elastis, khususnya pada penis tipe kaverneus. c. Kelenjar Asesorius (Glandula genitales asesorius) Kelenjar asesorius pada hewan jantan memiliki ciri umum : Kelenjar bermuara pada uretra Pada stroma (kapsula jaringan ikat interstitial, trabekula, septa) sering terdapat otot polos, kontraksi otot tersebut dapat mendorong skreta, khususnya pada proses ejakulasi. Kelenjar berbentuk tubulus bercabang dengan lobulasi cukup jelas. Ada bagian ujung kelenjar yang meluas membentuk sinus koligentes sebagai penampang sekreta. Ini sekedar ciri umum, sudah tentu terdapat beberapa perbedaan untuk setiap jenis hewan. Keempat kelenjar assesorius tidak semuanya terdapat pada setiap hewan jantan, kalaupun ada pertumbuhannya tidak selalu subur. Keempat kelenjar asesorius tersebut adalah : 1) Ampula (ampula duktus defrentis) 2) Kelenjar vesibulares (glandula vesikulares) 3) Kelenjar prostat (glandula prostat) 4) Kelenjar bulbo-uretralis (glandula bulbo-uretralis)

Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap kesuburan kelenjar asesorius dan ciri khas kelamin jantan (secondary sex characteristic). Kastratsi sebelum datangnya dewasa kelamin menyebabkan perkembangannya kelenjar tersebut berhenti, sedangkan kastrasi pada umur dewasa menyebabkan kemunduran secara bertahap kelenjar asesorius. Secara histologi telah dibuktikan bahwa sel kelenjar mengecil dan aktivitas bersekresi mundur. Selanjutnya parenkim kelenjar mengalami involusi dan digantikan dengan jaringan ikat. 1) Ampula. Kelenjar ampula anjing menjulur sampai permulaan dari uretra, kucing tidak memiliki ampula. Diantara hewan besar seperti babi memiliki ampula paling kecil, kelenjarnya sedikit dan terbesar pada dindingnya. Sapi, kerbau, domba dan kuda pertumbuhan ampula cukup subur. Struktur histologi ampula ditandai dengan menebalnya selaput lendir (mukosa) disebabkan adanya kelenjar. Kedua ampula melewati bagian ventral dari korpus prostat dan bersama dengan glandula vesikulares bermuara kedalam uretra pada kolikulus seminalis. Kelenjar bersifat tubulus bercabang, mirip dengan glandula vesikulares dengan ujung kelenjar yang meluas mirip suatu kantong. Epithelnya berbentuk silindris sebaris, tinggi rendahnya epithel tergantung dari aktivitas kelenjar tersebut. Dalam lumen kelenjar sering tampak spermatozoa (slides), bahkan sering dilaporkan adanya konkremen yang dapat berkapur (kuda dan ruminansia). Kelenjarnya tidak memiliki saluran yang jelas sehingga ujung kelenjar tampak langsung berhubungan dengan lumen dari ampula. Tunika muskularis tersusun secara sirkuler dan longitudinal, dimana pada ruminansia saling beranastomose, lapis paling luar adalah tunia adventitia atau serosa. 2) Glandula vesikulares

Glandula ini jumlahnya sepasang, pada sapi cukup subur dan membentuk lobulasi yang jelas. Pada kuda dan manusia berbentuk memanjang dan mengantong. Babi, domba dan kambing pertumbuhan glandulanya cukup baik. Tetapi anjing dan kucing tidak memiliki glandula vesikulares. Pada sapi saluran glandula tersebut bersatu dengan saluran ampula membentuk kedua Ostea ejakulatoria yang bermuara kedalam uretra. Bentuk uretra ini bisa berbeda antara jenis hewan satu dengan yang lainnya. Struktur histologi glandula, terbagi dalam lobulus, dipisahkan satu dengan yang lain dengan trabekula atau septa yang mengandung otot polos, pada ruminansia septa cukup tebal. Dalam tiap lobulus terdapat ujung glandula yang paling luas lumennya, sebagai penampung sekreta disebut Sinus Colligentes. Epithel dari ujung kelenjar berbentuk silindris sebaris, tetapi bagi saluran yang cukup besar dan terdapat diluar lobulus, epithelnya banyak lapis. Pada lumen ujung glandula, khususnya sinus koligentes sering terlihat spermatozoa maupun kristal. 3) Glandula prostat. Glandula ini jumlahnya sebuah, terletak pada pangkal uretra di daerah leher vesika urinaria. Pada berbagai hewan piara bentuknya tidak sama, secara umum terdapat bagian yang disebut : Corpus prostate dan Pars dissiminata prostate atau pars dissiminata. Istilah korpus prostata hanya tepat untuk babi dan sapi bukan domba dan kambing. Korpus ini kecil posisinya dorsal dari uretra dekat vesikula urinaria. Pars disiminata prostata praktis terdapat pada semua hewan piara kecuali kuda, terdiri atas lobus dekstra dan sinistra dan istmus. Pada ruminansia terdiri atas pars disminata, glandulanya tersebar hampir sepanjang pars uretra dan pars pelvina. Pada kuda dan karnivora korpus prostata besar dengan glandula yang subur, sebaliknya pars disminata sedikit dan tersebar sebagai kelenjar littre. Pada anjing glandula prostat mengelilingi permulaan uretra. Hewan yang memiliki pars disminata yang subur,

kelenjarnya dibalut oleh muskulus uretralis yang terdiri atas otot kerangka kecuali daerah ujung kranial dari korpus prostata. Struktur histologi parenkhim glandula berbentuk tubulus majemuk. Stroma yang terdiri dari kapsula, trabekula dan jaringan interstitial mengandung otot polos. Epithel berbentuk silindris rendah tergantung pada aktivitas kelenjarnya dan didalamnya banyak terdapat butir sekreta. Intersellulaer skretorikanalikuli sering tampak pada sapi dan kuda. Sekresi kelenjar bersifat apokrin adakalanya epithel terlepas bersama bercampur dengan sekreta, yang diduga menyebabkan terjadinya konrement dalam lumen sinus koligentus disebut Korpura amilasea (sympexionen), pada babi yang sudah tua sering ditemukan. Pada rodensia sekreta kelenjar protat dan kelenjar cowper dapat merupakan penyumbat servik, khususnya bila fertilisasi telah terjadi. Mukus tersebut dapat menetralkan asam susu yang terdapat dalam vagina. Pada hewan piara sekreta yang bersifat encer dari glandula prostat dapat menaikkan motilitas dari spermatozoa. 4) Kelenjar Cowper (glandula bubo-uretralis) Kelenjar cowper ini jumlahnya sepasang, terdapat pada semua hewan piara kecuali anjing. Kapsula bersifat fibrous murni pada sapi tetapi pada hewan lain mengandung otot polos. Jaringan ikat interlobuler yang membagi kelenjar menjadi beberapa lobulus mengandung otot polos. Hanya pada kuda disusun atas otot kerangka, di luar kapsula jelas terdapat otot kerangka. Epithel kelenjar berbentuk silindris rendah, lumen ujung glandulanya besar, aspeknya mukeus dengan ujung kelenjar ada yang serous, perimbangannya tergantung jenis hewannya. Pada setiap lobulus terdapat sinus kelenjar sebagai penampung sekreta. Babi lumen ujung glandulanya meluas dengan sekreta kental, penting untuk memperkental air mani setelah ejakulasi. Sekreta kelenjar cowper bermuara kedalam uretra

dan dianggap sebagai pembersih (lubrikan) uretra sebelum air mani lewat. pH sekitar 7,5-8,2 pada ejakulasi tak sempurna air mani sapi tak mengandung spermatozoa, cairan mana berasal dari kelenjar cowper dan mungkin sebagian dari prostat.

Anda mungkin juga menyukai