Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SPERMATOGENESIS

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Aflah Shidqi Murtadho
Galuh Herin Faranisa
Najmi Akbar Martodipuro
Nabila Dhea Mutiara Cantika

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan
sel tetapi tidak terjadi reduksi kromosom seperti contoh pada saat sel tubuh kita
rusak maka akan terjadi regenerasi sel dengan pembelahan mitosis, sedangkan
pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan
adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin yang menjadi
pemeran utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk
yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis
jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan
perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu spermatogenesis?
2. Bagaimana proses spermatogenesis?
3. Sel apa saja yang terlibat dalam spermatogenesis?
4. Hormone apa saja yang terlibat dalam spermatogenesis?

C. Tujuan
1. Memberikan informasi mengenai definisi spermatogenesis
2. Untuk mengetahui bagaimana spermatogenesis terjadi
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai bagian-bagian yang terlibat dalam
spermatogenesis.
BAB 2

PEMBAHASAN

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :


spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di
tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n)
dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai
tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Spermatogenesis dalam arti luas adalah proses pembentukan dan pematangan sel
benih pria atau spermatozoa. Sehingga tujuan utama dari spermatogenesis adalah
pembentukan sel benih yang jumlahnya 4 sperma fungsional.
Pembentukan Spermatogenesis dimulai dari tubulus seminiferus, yang sesuai dari
jenis mereka yang bentuknya mirip dengan mie kecil, lurus atau bengkok pada testis.
Di bagian dalam tubuhlus seminiferus dlapisi dengan sel Sertoli dan Spermatogonia.
Sel-sel Sertoli disebut dengan "sel perawat" karena mereka membantu dalam
pengembangan sperma dengan memakan bahan limbah dari spermatogenesis dan
mengalahkan sel-sel melalui kanal-kanal tubulus. Spermatogenesis dibagi menjadi 2
fase yaitu spermatocytogenesis dan spermiogenesis.

A. Spermatocytogenesis
Spermatocytogenesis adalah spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-
kali untuk menjadi spermatosit primer. Spermatogonia ialah struktur primitif dan
dapat melakukan reproduksi dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan akan tumbuh dan berkembang
menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid mengandung 23
kromosom berpasangan atau biasa ditukiskan 2n. Spermatogonia yang berkumpul
di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi
spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung
kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit
akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.(wa ode,2017)

Tahapan Meiois

Tahapan ini dimulai ketika spermatosit primer menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan
spermatosit sekunder yang awalnya 2n(diploid) menjadi n kromosom (haploid).
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk
empat buah spermatid yang juga haploid. Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan
lewat suatu jembatan. Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki
inti yang gelap.(Trinil,2011)
B. Tahapan Spermiogenesis
Tahapan ini merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang
meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan.
Hasil akhir tahapan ini berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel- sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor layaknya sperma normal.(Trinil,2011)

C. Sel-sel yang berperan dalam spermatogenesis


Spermatogenesis terjadi pada tubuli seminiferi yang terletak pada testes. epithel
seminiferi adalah lapisan terluar dari tubuli seminiferi , yang terdiri dari sel
sentroli dan sel germinal. Selain sel sertoli dan germinal dalam epithel seminiferi
juga terdapat sel leyding. Berikut adalah gambar dari preparat testis:

Sel sentroli secara umum berfungsi sebagai pemberi makanan untuk spermatozoa
akan tetapi sejatinya sel sentroli ini berfungsi sebagai blood testes barier, penghasil
hormon inhibin dan aromatisasi hormon testosterone menjadi estrogen. Sel sertoli
berperan dalam memicu spermatogonium untuk membelah dengan bantuan dari
hormone FSH. Selain sel sentroli dalam tubuli seminiferi juga terdapat sel leydig yang
memiliki fungsi menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi dalam proses
spermatogenesis juga berfungsi untuk pematangan spermatozoa dalam epididimis dan
meningkatkan libido untuk mengawini betina.(Trinil,2011)
D. Struktur sperma matang terdiri dari:

1. Kepala

Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah
inti berbentuk lonjong dan dan hampir mengisi seluruh bagian dari kepala sperma.
Bagian depan disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dariacrosin
dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang
dinamakan sentriol. Bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arti
penting dalam masalah reproduksi.(Trinil,2011)

2. Badan

Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan


sentriol belakang, berbentuk cincin, sehingga sering disebut sebagai tenaga pusat
sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam
trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.(Trinil,2011)

3. Ekor

Ekor sperma memeiliki 2 bagian yaitu bagian utama dan bagian ujung. Ekor
ini mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit
mengandung sitoplasma(Trinil,2011).Terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah
dari ekor. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh
cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan
gerakan ekor sperma.

E. Hormon yang bekerja dalam spermatogenesis


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:

LH (Luteinizing Hormone)

LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel


Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen /
testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.(TRinil,2011)

FSH (Folicle Stimulating Hormone)


FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel
Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.(Trinil,2011) Proses
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.

Hormon Testosteron

Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh


testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada
saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, hormone ini juga
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti
tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.(Wa Ode,2017)
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :


spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin jantan yaitu testis tepatnya di tubuluh
seminiferus. Dalam tubulus seminiferus juga terdapat beberapa sel yang berperan
seperti sel sertoli, leyding, dan sel germinal. Struktur sperma matang terdiri dari
kelapa, leher dan ekor. hormon yang berperan pada proses pembentukan spermatozoa
adalah LH, FSH, dan testosteron.

B. Saran

Masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Sehingga saya rasa
perlu perbaikan kedepannya. Namun makalah ini sudah cukup untuk memberi
informasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Susilawati, Trinil. 2014. Sexing Spermatoza: Hasil Penelitian Laboratorium dan


Aplikasi pada Sapi dan Kambing. Universitas Brawijaya Press.
2. Harlis, Wa Ode, and Andi Septiana.(2017). "GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS
MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK
TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)." BioWallacea: Jurnal
Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) 4.1.
3. Susilawati, Trinil.(2011). Spermatology. Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai