Anda di halaman 1dari 20

Organa Genitalia Externa Masculina dan Traktus Urogenitalis pada

Laki-Laki.
Monica Chandra
102015089/B3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jln. Arjuna Utara no.6, Jakarta Barat 11510
Monica.2015fk089@civitas.ukrida.ac.id
Tutor : dr. Hartati T

Abstrak

Di dalam tubuh manusia diatur oleh banyak sistem yang masing-masing mempunyai
fungsinya dan tentu saja memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu sistem
yang paling penting adalah sistem urogenitalia atau sistem kemih. Dimana sistem urogenitalia ini
mengontrol aktivitas cairan di dalam tubuh manusia, melakukan kegiatan filtrasi, reabsorpsi bahan
yang masih dibutuhkan tubuh dan mensekresikan bahan-bahan yang sudah tidak dibutuhkan tubuh,
yang pada akhirnya akan diekskresikan dan dikeluarkan ke lingkungan luar tubuh berupa urin.
Traktus urinarius merupakan suatu struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke lingkungan luar
tubuh. Traktus ini disusun oleh serangkaian alat tubuh yang terdiri dari sepasang ginjal, sepasang
ureter, vesika urinaria, dan uretra. Sistem urinaria atau urogenital sangat berperan penting, adanya
kerusakan terhadap sistem urinaria ini dapat mengakibatkan hal yang sangat serius dan berbagai
macam penyakit dapat timbul. Pada organ eksterna laki-laki ada yang dinamakan kulup (latin:
preputium), yang dimana lebih baik di sirkumsisi karena berpotensi untuk menimbulkan penyakit
yakni fimosis yang dimana terjadi penyempitan atau perlengketan kulup penis sehingga kepala penis
tidak bisa terbuka sepenuhnya.
Kata kunci: sistem urogenitalia, traktus urinarius, fimosis ,sirkumsisi.

Abstract

In the human body is regulated by many systems that each has its function and of course plays an
important role in human life. One of the most important system is the urogenital system or urinary
system. Urogenital system where it controls the activity of fluid in the human body, conducting
filtration, reabsorption materials that are still needed by the body and secrete substances that are not
needed by the body, which will eventually be excreted and released to the environment outside the
body in the form of urine. Urinary tract is a structure that channels urine from the kidneys to the
environment outside the body. This tract is composed by a series of organs that consist of a pair of
kidneys, a pair of ureters, bladder, and urethra. Urinary or urogenital system is very important, the
damage to the urinary system can lead to very serious and a wide range of diseases can arise. On the
external organs of men there called the foreskin (latin: prepuce), which is where the better
circumcision because of the potential to cause disease in which the narrowing phimosis or adhesions
foreskin of the penis so that the penis head can not open fully.

Key Words : urogenital system, urinary tract, phimosis, circumcision.

3
Pendahuluan

Di dalam tubuh manusia diatur oleh banyak sistem yang masing-masing mempunyai
fungsinya dan tentu saja memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu
sistem yang paling penting adalah sistem urogenitalia atau sistem kemih. Dimana sistem
urogenitalia ini mengontrol aktivitas cairan di dalam tubuh manusia, melakukan kegiatan
filtrasi, reabsorpsi bahan yang masih dibutuhkan tubuh dan mensekresikan bahan-bahan yang
sudah tidak dibutuhkan tubuh, yang pada akhirnya akan diekskresikan dan dikeluarkan ke
lingkungan luar tubuh berupa urin. Traktus urinarius merupakan suatu struktur yang
menyalurkan urin dari ginjal ke lingkungan luar tubuh. Traktus ini disusun oleh serangkaian
alat tubuh yang terdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, vesika urinaria, dan
uretra. 1 Sistem urinaria atau urogenital sangat berperan penting, adanya kerusakan terhadap
sistem urinaria ini dapat mengakibatkan hal yang sangat serius dan berbagai macam penyakit
dapat timbul.

Pada organ eksterna laki-laki ada yang dinamakan kulup (latin: preputium), yang
dimana lebih baik di sirkumsisi karena berpotensi untuk menimbulkan penyakit yakni fimosis
yang dimana terjadi penyempitan atau perlengketan kulup penis sehingga kepala penis tidak
bisa terbuka sepenuhnya.1 Fimosis dapat menyebabkan penumpukan smegma (kotoran hasil
sekresi kelenjar kulup) di sekitar kepala penis. Penumpukan smegma tersebut dapat
mendukung penyebaran berbagai bakteri penyebab peradangan. Jika fimosis menyebabkan
kesulitan buang air kecil sehingga urin tertahan di saluran kencing (uretra).

Adapun topik yang akan dibahas meliputi makroskopis dan mikroskopis genetalia
externa maskulina yaitu skrotum dan penis. Kemudian membahas makroskopis dan
mikroskopis traktus urinarius mulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Serta
membahas vaskularisasi dan persyarafan penis. Dengan adanya tinjauan pustaka ini
diharapkan kepada para pembaca, agar dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya dalam menanggapi perihal Organa Genetalia Externa Masculina dan Traktus
Urogenitalis pada Laki-Laki.

3
Organa Genitalia Externa Masculina

Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.3

Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup )
adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis. Badan penis
dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral
di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut
tunika albugnea Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpus
kavernosum dibawah pengendalian SSO.
Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina
untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput
tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. Berbentuk buat memanjang dan
memiliki ujung berbentuk seperti helm disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf
yang peka. Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah.
Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang membuat
darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis,
dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras. 4

Persyarafan Penis
Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan
simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris). Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis

3
berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang
belakang).
Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis
melalui segmen Th 11 sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi
nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot
polos
Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa impuls
(rangsang) dari penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu rabaan pada badan penis dan
kepala penis (glans), membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf
lain yang membentuk nervus pudendus.
Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui
kolumna vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-
sama melalui syaraf-syaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis.

Vaskularisasi Penis

Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu menjadi arteria penis
communis yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke masing-masing yakni ke korpus kavernosa
kiri dan kanan yang kemudian menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang
ketiga ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum. Arteria memasuki korpus
kavernosa lalu bercabang-cabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-
kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina
mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar
dan cepat kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga
sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi.
Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang
terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena
berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi
tertekan.  Vena-vena di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis
profunda lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar
dan akhirnya kembali ke jantung.

3
Gambar 1. Organ Genitalia Masculina 2

Gambar 2. Radix Penis 2

3
Gambar 3. Lig. Suspensorium Penis. 2

Gambar 4. Corpus Penis. 2

Skrotum
Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta
mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa. Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi
testis dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan
berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut.
Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin,
maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan
demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan

3
kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan. Dua
kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. 5

Gambar 5. Corpus Penis. 2

Makroskopis Ginjal

Ginjal berwarna coklat-kemerehan dan terletak di belakang peritoneum, tinggi pada


dinding posterior abdomen di samping kanan dan kiri kolumna vertebralis, dan sebagian
besar tertutup arkus kostalis. ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal
kiri karena pada ginjal kanan ada lubus hepar kanan yang besar. 5

Pada kedua margo medialis ginjal yang cekung, terdapat celah vertikal yang dibatasi
oleh pinggir – pinggir substansi ginjal yang tebal dan disebut hilum renale. Hilum renale
meluas ke suatu ruangan yang besar disebut sinus renalis. Hilum renale dilalui dari depan
kebelakang oleh vena renalis, dua cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga arteria
renalis ( V.A.U.A ). Pembuluh limfatik dan serabut – serabut simpatis juga melalui hilum
ini.6

3
Gambar 6. Lokasi ginjal. 7

Masing – masing ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat
gelap dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan
korteks. Medula ginjal terdiri atas selusin pyramides renales yang masing – masing
mempunyai basis yang menghadap ke korteks ginjal, dan apeksnya yaitu papilla renalis yang
menonjol ke medial. Bagian korteks yang menonjol kemedula diantara pyramides renalis
yang berdekatan disebut columnae renales. Bagian bargaris-garis yang membentang dari
basis pyramides renalis sampai korteks disebut radii medulares. 5

Sinus ginjal merupakan ruangan di dalam hilum, berisi pelebaran diatas ureter yang
disebut pelvis renalis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis major yang
masing – masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minor. Setiap kaliks
minor diinvaginasi oleh apeks piramid renalis yang disebut papilla renalis.5,6

Hubungan dengan organ lain ginjal kanan ke anterior berhubungan dengan glandula
suprarenalis, hepar, pars desenden doudenum, dan flexura coli dextra. Sedangkan ke
posteriornya berhubungan dengan diafragma, recessus costodiafragma, costa XII, m. Psoas
major, m. Qudratus lumborum, dan m. Transversus abdominis. N. Subcostalis (T12), n.
Iliohypogastricus, dan n. Ilioinguinal (L1) berjalan ke bawah dan ke lateral. 5

Pada ginjal sinistranya ke anterior berhubungan dengan glandula suprarenal, lien,


gaster, pancreas, fluxura coli sinistra, dan lengkungan – lengkungan jejenum. Sedangkan ke
posteriornya berhubungan dengan diafragma, recessus costodiafragma, costa XI dan XII, m.

3
Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Transversus abdominis. N. Sobcostalis (T12), n.
Iliohipogastricus dan n. Ilioinguinal (L1) berjalan kebawah dan ke lateral. 5,6

Gambar 7. Struktur Ginjal. 7

Vaskularisasi, Arteria renalis berasal dari aorta abdominal setinggi vertebra lumbalis
II. Masing – masing arteria renalis biasanya bercabang menjadi 5 arteria segmentalis yang
masuk ke dalam hilum renalis, empat di depan dan 1 di belakang pelvis renalis. Arteria ini
mendarahi segmen atau area renalis yang berbeda. Arteria lobaris berasal dari arteria
segmentalis, masing – masing 1 buah untuk satu piramid renalis. Sebelum masuk substansia
renalis, setiap arteria lobaris mempercabangkan dua atau tiga arteria interlobularis. Arteria
interlobaris berjalan menuju korteks dan medula renalis, arteria interlobaris bercabang
menjadi arteria arcuata yang melengkung diatas basis piramid. Arteria arcuata
mempercabangkan sejumlah arteria interlobularis yang berjalan ke atas di dalam korteks.
Arteriol afferanglomerulus merupakan cabang arteria interlobularis.8

Vena renalis keluar dari hilum di depan arteria renalis dan mengalirkan darah ke vena
cava inferior. 8

Mikroskopis Ginjal

Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah, dangan panjang antara 10-12 cm dan
tebal 3,5-5 cm, terdapat dibagian posterior abdomen bagian atas, pada masing - masing
ginjal sisi vertebra lumbal atas. Ginjal dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis yang

3
dapat dilepaskan dengan mudah dari parenkim di bawahnya, suatu petunjuk bahwa tidak ada
septa.

Ginjal dibagi menjadi 2 bagian korteks dan medula, pada korteks terdapat malpighi
piramid/ dasar piramid dan kapsula bowman. Jaringan korteks diantara piramid – piramid
membentuk kolum bertini ginjal. Koretks terdiri atas nefron, pada manusia ginjal terdiri atas
banyak lobulus ang masing – masing dengan piramid medula dan jaringan kortex yang
sesuai. Lobulus ginjal terdiri atas medulary ray dan jaringan korteks yang mengelilingi.

Pada medula, teridiri atas struktur kerucut (piramid) malpighi (piramid medula)yang
dasarnya berada di korteks dan puncaknya kearah kaliks, penonjolan ini disebut papila ginjal
yang ditembus oleh 10 – 12 lubang muara duktus koligens membentuk area kribosa.10

Gambar 8. Corteks dan medula pada ginjal.9

Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas korpuskel ginjal,
tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus distal.

3
Gambar 9. Nefron.9

Lapisan parietal kapsula bowman tersusun dari epitel selapis gepeng denga inti agak
menonjol ke rongga kapsula. Organel sitoplasma kurang berkembang pada polus urinari, sel –
sel gepeng ini bertambah tinggi melebihi 4-5 sel untuk berhubungan dengan epitel silindris
rendahyang melapisi dinding tubulus kontortus proksimal. Lapisan visceral epitel melekat
erat pada kapiler glomerulus dengan inti sel – sel epitel ini pada sisi kapsula lamina basal,
akan tetapi tidak membentuk lembaran yang utuh dan selnya telah mengalami perubahan. 11

Gambar 10. Penampang Glomerulus.9

Tubulus kontortus porksimal mulai dari polus urinarius korpuskel ginjal, panjangnya
hampir 14 mm dengan diameter luar 50 – 60 mikrometer. Sesuai dengan namanya, tubulus ini

3
jalannya sangat berkelak–kelok dan selalu membentuk lengkungan yang menghadap
kepermukaan kapsula ginjal, disamping banyak sekali putaran dan kelokan yang kecil.

Gambar 11. Tubulus Kontortus proksimal.9

Ansa henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas atas ruas tebal desenden dengan
struktur yang mirip tubulus kontortus proksimal, ruas tipis desenden, ruas tipis asenden dan
ruas tebal asenden yang strukturnya mirip tubulus kontortus proksimal. Di medula bagian
luar, ruas tebal desenden dengan garis tengah luar sekitar 60 mikrometer, secara mendadak
menipis sampai sekitar 12 mikrometer dan berlanjut sebagai ruas tipis desenden. Lumen ruas
nefron ini lebar karena dindingnya terdiri atas sel epitel gepeng yang intinya hanya sedikit
menonjol kedalam lumen. 11

(a) (b)
Gambar 12. (a) segmen tipis , (b) segmen tebal.9

Didaerah mekula densa nefron melanjutkan diri sebagai tubulus kontortus distal yang
menempuh perjalanan pendek berkelok-kelok di korteks dan berakhir dekat sebuah berkas
medula dengan melanjutkan diri kedalam duktus koligens. Tubulus kontortus distal lebih
pendek dari tubulus kontortus proksimal sehingga pada sediaan tampak dalam jumlah yang
lebih kecil dan tidak mempunyai brush border. Biasanya 6-8 inti tampak pada potongan
melintang. 13

3
Gambar 13. Tubulus Kontortus Distal.9

Dutus koligen baukan merupakan bagian dari nefron. Setiap tubulus kontortus distal
berhubungan dengan duktus koligens melalui sebuah cabang samping duktus koligens yang
pendek yang terdapat dalam berkas medular, terdapat beberapa cabang seperti itu. Duktus
koligens berjalan dalam berkas medula menuju ke medula. Di bagian medula yang lebih ke
tengah beberapa duktus koligens bersatu membentuk duktus yang besar yang bermuara ke
apeks papila. Saluran ini disebut duktus papilaris (bellini) dengan diameter 100-200
mikrometer atau lebih. Muara ke permukaan papila sangat besar, sangat banyak dan sangat
rapat, sehingga papila tampak seperti tapisan (area kribosa). 13

Gambar 14. Ductus koligens.9

Ginjal mempunyai fungsi banyak diantaranya sebagai berikut : 13


1)   memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
2)     mempertahankan  keseimbangan cairan tubuh,
3)     mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4)     mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
5)     Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
6)     Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
7)    Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.

3
Ginjal melakukan fungsinya yang penting dengan menyaring plasma dan
memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi, bergantung pada kebutuhan
tubuh. Akhirnya ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dari filtrat dan oleh karena itu
dari darah dengan menyekresikannya dalam urin. Sementara zat yang dibutuhkan
dikembalikan ke dalam darah.

Makroskopis Ureter

Ureter terdiri dari otot yang memanjang membentuk tabung dan berjalan
melalui retroperitoneum dan menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Panjang
ureter normal pada dewasa adalah 28-30cm dan diameternya sekitar 5mm. Ureter
menyalurkan urine dari pelvis ginjal menuju kandung kemih dengan peristaltik aktif. 14

Menurut letak kedudukan saluran ureter dibagi dua, yakni pars abdominalis ureteris
dan pars pelvina ureteris. Pars abdominalis ureteris. Perjalanan ureter pada cavum abdomen
pada laki-laki dan wanita tidak ada perbedaan. Pars abdominalis ureteris disisi ventral
berbatasan dengan peritoneum,a.v. coliaca, serta menyilang a.v. ovarica (pada wanita) dan
a.v. sprematica (pada laki-laki). Pada sisi dorsalnya, pars abdominalis ureteris sisi dextra dan
sinistra disilang oleh m. Psoas dan n. Genitofemoralis. Pars pelvina ureteris. Perjalanan
ureter dalam cavum pelvis pada wanita dan laki-laki berbeda dikarenakan perbedaan alat-alat
panggul pada wanita dan laki-laki. Mula-mula pars pelvina ureteris pada wanita dan laki-laki
menyilang di apertura pelvis superior di ventra a. Iliaca communis, kemudian berjalan ke
arah dorsocaudal di ventral a. Iliaca interna menuju ke daerah spina ischiadica. 14 Dari spina
ischiadica, pada laki-laki membelok ke ventral dan medial untuk bermuara ke dalam vesica
urinaria pada sudut lateral atasnya. Pada saat hendak memasuki vesica urinaria, pars pelvina
ureteris laki-laki menyilang ductus deferens disebelah lateral. Sedangkan pada wanita, setelah
mencapai spina ischiadica maka akan berjalan ventromedial di bawah ligamentum latum uteri
dan menyilang A. Uterina di sisi medial. Kemudian pars pelvina ureteris akan berjalan ke
arah ventral, di sebelah lateral fornix lateralis vagina, dan kemudian masuk ke dalam vesica
urinaria.15

Mikroskopis Ureter

Saluran keluar ginjal dimulai dari tempat muara papilla renalis dan masuk ke ureter,
vesica urinaria dan saluran kaluaran akhir/ urethra. 15 Ureter mukosanya dilapisi oleh epitel

3
transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika
muskularis terdiri atas tiga lapisan jaringan otot polos yaitu, lapis otot polos longitudinal
(interna), lapis otot polos sirkular (tengah) dan lapis otot polos longitudinal (luar), sedangkan
tunika adventisia merupakan jaringan ikat jarang (Gambar 15).14

Gambar 15. Lapisan Ureter.16

Makroskopis Kantung Kemih ( Vesica Urinaria)

Organ muscular yang berfungsi sebagai penampung urin. Pada laki-laki vesica
urinaria terletak tepat di belakang simpisis pubis dan di depan rectum, pada perempuan,
organ ini terletak agak di bawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang
kenari dan terletak di pelvis saat kosong dan mencapai umbilicus dalam rongga abdomen
pelvis jika penuh berisi urin.

Epitel transisional yang mempunyai gambaran khas dapat berdistensi (meregang),


kontraksi (berkerut), dan impermeable terhadap air, adalah membrane mukosa yang melapisi
bagian dalam vesica urinaria. Membrane mukosa ini tersusun dalam bentuk lipatan-lipatan,
yang memungkinkan vesica urinaria dapat mengalami distensi.

Dinding vesica urinaria terdiri sari 4 lapisan, yaitu:17

• Serosa adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal
rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.

• Otot destrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas-berkas otot
polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini untuk memastikan bahwa
selama urinasi, kandung kemih akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah.

3
• Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak dibawah mukosa dan
menghubungkannya dengan muskularis.

• Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun
dari epithelium transisional. Pada kandung kemih yang rileks, mukosa membentuk ruga
(lipatan-lipatan), yang akan memipih dan mengembang saat urine berakumulasi dalam
kandung kemih.

Trigonum juga disebut basis vesica urinaria, dan berbentuk segitiga (triangular),
masing-masing sisi segitiga tersebut ukuran panjangnya 2,5 cm pada saat vesica urinaria
berkontraksi. Jika dalam keadaan meregang ukuran tersebut dapat meningkat sampai 5 cm.
kedua ureter memasuki vesica urinaria pada sudut lateral secara miring yang menyusuri
dinding vesica urinaria sejauh 2 cm. kedua ureter saat memasuki vesica urinaria
menyebabkan lapisan epitel pada vesica urinaria tersebut menonjol. Penonjolan ini membantu
mencegah aliran balik urin ke ureter pada saat vesica urinaria penuh, karena terdapat tekanan
pada jaringan yang menonjol tersebut.17

Gambar 16.Vesica Urinaria.16

Mikroskopis Kantung Kemih ( Vesica Urinaria)

Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah ginjal Urine
ditampung kemudian dibuang secara periodik. Mukosa, memiliki epithel peralihan
(transisional) yang terdiri atas lima sampai sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila
teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis sel. Propria mukosa terdiri
atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada

3
sapi tampak otot polos tersusun longitudinal, mirip muskularis mukosa. Sub mukosa terdapat
dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar. 18

Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan sirkuler
(luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan otot tidak tampak adanya
pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling menjalin. Berkas otot polos di daerah
trigonum vesike membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae
intertinum. Lingkaran otot itu disebut m.sphinter internus. Lapisan paling luar atau tunika
serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.

(Gambar 17). 19

Gambar 17. Struktur Mikroskopis Vesica Urinaria.16

Makroskopis Urethra

Urethra pada laki-laki (masculina) dan wanita (feminina) berbeda. Perbedaannya di


dapat akibat perbedaan organ kelamin antara feminina dan masculina. Urethra merupakan
pipa fibromuscularis dengan panjang 18-22 cm pada masculina dan 3-4 cm pada feminina. 19
Pada urethra masculina terdiri atas 4 bagian, yaitu urethra pars preprostatika/intramuralis,
pars prostatika, pars membranasea (bagian terpendek, sepanjang 1-2 cm membentang dari
apex prostata sampai bulbus penis; bagian ini paling tipis dan sempit sehingga mudah sekali
ruptur pada pemasukan kateterisasi) dan pars spongiosa (panjangnya 15 cm membentang dari
bulbus penis menuju orificium urethra externa Pada urethra pars ini seluruh bagiannya
dikelilingi oleh caverna corpora spongiosa; pada sisi anteriornya bermuara pada gl. Urethralis
Littre).20

3
Gambar 18. Urethra Maskulina .16

Mikroskopis Urethra

Saluran terakhir sebagai saluran pengeluaran ialah urethra. Urethra pada wanita dan
laki-laki pada kenyataannya adalah berbeda. Bila perbedaan pada ureter dikarenakan bentuk
pelvis wanita dan laki-laki berbeda, maka pada kejadian urethra dikarenakan jalur keluran
organa genital antara wanita dan laki-laki.21 Pada urethra laki-laki terdiri dari beberapa
bagian, yaitu Pars prostatika (terdapat verumontanum, yang menonjol ke bagian dalam
urethra tersebut; terdapat juga utrikulus prostatikus yang bermuara ke puncak
verumontanum; ductus ejaculatorius bermuara pada sisi veromontanum; cairan semen masuk
ke dalam urethra proksimal melalui ductus ini; epitelnya adalah epitel transisional), Pars
membranosa (memiliki panjang 1 cm; dilapisi epitel berlapis / bertingkat silindris; terdapat
sfingter otot rangka, sfingter urethra eksterna; sfingter ini untuk menambah tekanan
penutupan yang telah ditimbulkan oleh sfingter urethra involunter), Pars bulosa dan Pars
pendulosa (berlokasi di korpus spongiosum penis; epitelnya berupa epitel bertingkat dan
silindris dengan daerah gepeng dan berlapis).22,23 Sedangkan saluran urethra wanita
merupakan suatu tabung dengan panjang 4 – 5 cm, yang dilapisi dengan epitel gepeng
berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat. Bagian tengah urethra
dikelilingi sfingter lurik volunteer eksterna (Gambar 19).23

3
Gambar 19. Struktur Mikroskopis Urethra.16
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ginjal, ureter , vesika urinaria
merupakan sistem urinarius yang menyalurkan urine dari bagian ginjal yang memproduksi
nya hingga urethra, lalu menuju ostium urethra externum pada penis untuk mengeluarkannya.
Organ genitalia externa laki-laki, perlu di rawat dengan baik, alangkah baiknya jika seorang
laki-laki melakukan sirkumsisi untuk membuang preputium karena berpotensi untuk
menimbulkan penyakit seperti fimosis.

Daftar Pustaka
1. Snell R S. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2012.h.188-93.
2. Susilowati. Atlas berwarna histologi. Jakarta: Binarupa Aksara; 2012.h.127-130.
3. Perace EC. Anatomi Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ;
2009. h. 87-91.
4. Moore KL, Agur AMR. Anatomi Klinis dasar. Jakarta: Hipokrates;2002. h. 153-7.
5. Sugiarto B. Fisiologi dan Anatomi modern untuk perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2008. h. 265-6.
6. Syaifuddin. Anatami Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. h. 66-9.
7. Geneser F. Atlas berwarna histology. Batam: Binarupa Aksara; 2007: h.98-103.
8. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;
2004:h.281-4.

3
9. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi ke-5. Batam: Binarupa aksaraa;
2007: h.98-101.
10. Silvertborn DU. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2013. h. 132-5.
11. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2008.h.114-8.
12. Kartawiguna, E, Gunawijaya, F.A. 2007. Histologi. Jakarta :Universitas Trisakti.
h.148-52.
13. Faiz O, Moffat D. At a Glance Anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.57.
14. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2008.h.325-33
15. Sherwood. Human Physiology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.h.461-
97.

16. Fawcet DW. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC;2002.h.650-70

17. Ethel Sloane, Anatomy & Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC;2004.h.318-329

18. Moffat D, Faiz O. At a Glance Anatomy. Jakarta: Penerbit Erlangga;2002.h.86-92

19. Anderson PD. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC;2000.h.14-21

20. Verrais S. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2003.h.81-7.

21. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran
EGC;2004.h.350.

22. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2008.h.325-33, 345, 349-54, 359-60.

Anda mungkin juga menyukai