Anda di halaman 1dari 34

Nama Lengkap : Dilla Dayana Putri

Npm/Kelas : 18700005/2018A

BAB I

SKENARIO IV

1.1 Skenario

Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke tempat praktik Anda dengan keluhan
keluar lendir jernih dari lubang kencing sejak 1 minggu yang lalu.

1
BAB II

KATA KUNCI
2.1 Kata Kunci
Setelah memahami skenario keempat ini, kami sudah berdiskusi dan merumuskan
beberapa kata kunci. Kata kunci tersebut adalah sebagai berikut :
1. Laki-laki berusia 49 tahun.
2. Keluhan keluar lendir jernih dari lubang kencing sejak 1 Minggu yang lalu.

2
BAB III

PROBLEM
3.1 Problem
Setelah memahami lalu mengetahui kata kunci dari skenario ini kami akan membahas
problem/masalah yang dihadapi bapak tersebut :

1. Apa yang menyebabkan lubang kencing keluar lendir jernih?


2. Bagaimana patofisiologinya?
3. Apa saja pemeriksaan penunjangnya?
4. Bagaimana DDnya?
5. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dari penyakit tersbut?
6. Bagaimana tata laksana dari penyakit tersebut?
7. Bagaimana komplikasinya?
8. Bagaimana prognosisnya?
9. Bagaimana cara pencegahannya?

3
BAB IV

PEMBAHASAN
1.1 Batasan
Batasan masalah yang digunakan pada skenario ini yaitu berkaitan dengan keluarnya lendir
dari lubang kencing.

4.2 Anatomi/Histologi/Fisiolig/Patofisiologi
4.2.1 Anatomi
a) Anatomi Penis

Anatomi Penis
Penis adalah organ seks laki-laki yang mencapai ukuran penuhnya selama
masa puber. Secara umum organ seks ini terdiri dari tiga bagian utama, pangkal atau
akar (radix), batang (corpus), dan kepala (glans). Seperti namanya, radix merupakan
bagian paling atas.
Radix tidak terlihat dari luar karena terletak di dalam kantung perineum
dangkal di dasar panggul. Radix mengandung tiga jaringan ereksi, yaitu sepasang
crus (dua kaki) di masing-masing sisi yang mengapit gelembung penis (bulb), serta
dua otot pengikat (ischiocavernosus dan bulbospongiosus). Permukaan kulit yang
melindungi pangkal penis biasanya diselimuti rambut kemaluan.

4
Ketiga jaringan ereksi menjalar terus di sepanjang batang Mr P. Batang penis
adalah batangan panjang yang menjembatani akar dengan kepala penis, bergantung
dari tulang kemaluan. Tubuh penis memiliki dua sisi permukaan. Tampak depan
yang terlihat ketika alat kemaluan sedang “istirahat”, disebut dorsal, dan ventral atau
uretral (sisi batang yang mengarah ke dalam/testis). Dua buah crus yang mengakar
dari pangkal alat kemaluan bergerak ke depan untuk membentuk corpora cavernosa.

Corpora cavernosa adalah dua buah tabung di kedua sisi alat kemaluan yang
terisi darah saat ereksi. Dua tabung ini dipisahkan oleh septum alias tulang. Meski
begitu, tabung ini umumnya tak seutuhnya terpisah. Dalam batang alat kelamin pria,
bulb membentuk corpus spongiosum yang terletak di tengah. Saluran kemih sendiri
berada di dalam corpus spongiosum.
Ujung dari corpus spongiosum membesar untuk membentuk kepala penis
yang berbentuk kerucut, yang juga membalut pasangan corpora cavernosa. Di ujung
kepala alat kelamin pria terdapat lubang saluran uretra untuk mengeluarkan urin dari
dalam tubuh.
b) Anatomi Kandung Kemih

5
Kandung Kemih
Kandung kemih adalah organ berongga yang terletak di rongga pelvis
dibagian posterior symphisis pubis. Lapisan jaringannya memiliki struktur yang
sama seperti ureter. Ketika kosong bentuknya seperti balon yang tidak berisi udara.
Ketika berisi sedikit penuh bentuknya seperti sphere. Semakin terisi oleh urin
kandung kemih akan berkembang menjadi seperti buah pir yang menonjol kearah
rongga abdomen (Rizzo, 2007).
Bagian mukosa dari kandung kemih adalah epitel berbentuk transisional,
yang berfungsi agar ketika kandung kemih mengembang ketika diisi urin dapat
mengembang tanpa menyebabkan robekan. Di bagian bawah kandung kemih ada
area triangular yang dinamakan triogonum, yang tidak mempunyai rugae seperti
bagian lainnya. Bagian tersebut meliputi masuknya kedua ureter dan arah keluar
uretra (Scanlon danSanders, 2007). 5 Di lapisan tengah kandung kemih memiliki
lapisan muskular yang terdiri dari dua macam otot polos yaitu otot bentuk sirkuler
dan logitudinal. Kandung kemih memilki fungsi sebegai menahan agar urin tidak
keluar. Di bagian dimana urin masuk dari ureter ada lipatan kecil yang berfungsi
sebagai katup, yang berfungsi agar urin yang masuk dari ureter tidak kembali masuk
ke area ureter. Di perbatasan antara uretra dan kandung kemih terdapat sfingter, dan
sfingter ini memiliki dua bagian yaitu internal dan eksternal. Sfingter internal
terdapat dibagian pembukaan uretra bagian dalam dan di bagian inferior-nya
terdapat sfingter eksternal yang pembukaan dan penutupannya dapat di atur secara
sadar dikarenakan dilapisi oleh otot rangka (Mader, 2005). Kandung kemih
memiliki vaskularisasi dari beberapa sumber termasuk arteri vesica, dan media ada
6
juga cabang dari arteri obturator, arteri gluteal inferior, dan arteri illiaca interna.
Cabang dari uterus dan vagina juga mempunyai peran dalam aliran darah kandung
kemih pada perempuan. Muara vena kandung kemih bermuara di plexus santorini
dan akhirnya aliran darah berujung di vena hipogastrica inferior. Jalur limfa
kandung kemih bermuara di nodus Iliaca externa, nodus hipogastrica, dan nodus
iliaca (Gray dan Moore, 2009).
c) Anatomi Ureter

Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder atau pipa yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan dari
pelvis renalis yang berjalan dari hillus ginjal menuju distal dan kemudian bermuara
pada kandung kemih. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa di sebelah kanan dan kiri
yang menghubungkan ginjal kanan dan kiri dengan kandung kemih. Ureter memiliki
panjang sekitar 20 - 30 cm dengan diameter rata - rata sekitar 0,5 cm dan diameter
maksimal sekitar 1,7 cm yang berada di dekat kandung kemih.
Berdasarakan letak anatomisnya ureter ini dibagi menjadi ureter pars
abdominalis yang berada di dalam rongga abdomen dan ureter pars pelvis yang
berada di dalam rongga pelvis. Ureter memiliki tiga lapisan dinding yang terdiri dari
Jaringan ikat (jaringan fibrosa) pada lapisan luar, otot polos sirkuler dan
longitudinal pada lapisan tengah, sel - sel transisional pada lapisan mukosa sebelah
dalam

7
Pada pria ureter terdapat di dalam visura seminalis atas yang disilangi oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. kemudian ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding kandung kemih pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Pada wanita ureter terdapat di belakang fossa ovarika yang berjalan
ke bagian medial dan ke depan ke bagian lateral serviks uteri di bagian atas vagina
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter ini didampingi
oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh darah
arteri renalis, arteri spermatika interna, arteri hipogastrika, arteri vesikalis inferior
dengan hubungan kolateral yang kaya perdarahan, sehingga umumnya perdarahan
pada tindak bedah ureter tidak begitu mengancam. Persyarafan ureter bersifat
otonom yaitu oleh plexus hypogastricus inferior T11 - L2 melalui neuron simpatis.
d) Anatomi Urethra

Uretra Pria
Urethra laki-laki dan wanita memiliki struktur yang berbeda. Pada pria,
urethra memiliki panjang 18-20cm. Urethra Merupakan tabung muscular yang
mengalirkan urine dari internal urethral orifice bladder menuju ke luar melalui
external urethral orifice pada ujung glans penis. Urethra juga sebagai tempat
keluarnya semen (sperma dan sekresi kelenjar). Untuk tujuan deskriptif, urethra
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: intramural, prostatic part, intermediate part, dan
spongy part. Preprostatic urethra dikelilingi oleh internal urethral sphincter dan

8
terdiri oleh otot polos (diatur oleh saraf simpatis). Terdapat spinchter untuk
mencegah semen memasuki bladder selama ejakulasi (retrograde ejaculation).
Prostatic urethra terdapat di sekitar prostat. Intermediate (membranous) part of the
urethra dikelilingi oleh external urethral sphincter dan 20 diinervasi secara
volunteer. Kontraksi tonik dan fasik akan mengontrol inkontinensia urine. Spongy
(penile) part of the urethra ada di bagian paling ujung. Bagian intramural dan
prostatik urethra mendapatkan vaskularisasi dari cabang prostatic inferior vesical
dan middle rectal arteries. Intermediate and spongy parts of the urethra mendapatkan
vaskularisasi dari internal pudendal artery. Vena mengikuti arteri dan memiliki
nama yang serupa. Sebagian besar pembuluh limfe dari urethra menuju internal iliac
lymph nodes. Sebagian kecil mengalir ke external iliac lymph nodes. Pembuluh
limfe dari spongy urethra menuju deep inguinal lymph nodes. Saraf pada urethra
berasal dari prostatic nerve plexus (mixed sympathetic, parasympathetic, and
visceral afferent fibers). Plexus ini merupakan salah satu dari pelvic plexuses
(perluasan inferior vesical plexus) dan perluasan inferior hypogastric plexus.

4.2.2 Histologi
a) Histologi Penis

Tubulus Seminiferus
Epitel tubulus seminiferus berada tepat di bawah membran basalis yang
dikelililngi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut jaringan peritubular yang
mengandung serat-serat jaringan ikat, sel-sel fibroblast dan sel otot polos yang

9
disebut dengan sel mioid. Diduga kontraksi sel mioid ini dapat mengubah diameter
tubulus seminiferus dan membantu pergerakan spermatozoa. Setiap tubulus ini
dilapisi oleh epitel berlapis majemuk. Garis tengahnya lebih kurang 150-250 µm
dan panjangnya 30-70 cm. Panjang seluruh tubulus satu testis mencapai 250 m.
Tubulus kontortus ini membentuk jalinan yang tempat masing-masing
tubulus berakhir buntu atau dapat bercabang. Pada ujung setiap 22 lobulus,
lumennya menyempit dan berlanjut ke dalam ruas pendek yang dikenal sebagai
tubulus rektus, atau tubulus lurus, yangmenghubungkan tubulus seminiferus dengan
labirin saluran-saluran berlapis epitel yang berkesinambungan yaitu rete testis. Rete
ini, terdapat dalam jaringan ikat mediastinum yang dihubungkan dengan bagian
kepala epididimis oleh 10-20 duktulus eferentes (Junqueira, 2007).
Tubulus seminiferus terdiri sel spermatogenik dan sel Sertoli yang mengatur
dan menyokong nutrisi spermatozoa yang berkembang, hal ini tidak dijumpai pada
sel tubuh lain. Sel-sel spermatogenik membentuk sebagian terbesar dari lapisan
epitel dan melalui proliferasi yang kompleks akan menghasilkan spermatozoa
(Junqueira, 2007). Diameter tubulus seminiferus adalah jarak antar dua titik yang
bersebrangan pada garis tenganya, titik tersebut berada pada membrana basalis
tubulus seminiferus ( Maslachah, 2004).
b) Histologi Kandung Kemih

Epitel Transisional
Kandung kemih dan saluran kemih menampung urin yang keluar dari ginjal
dan meyalurkannya ke luar. Saluran perkemihan memiliki struktur yang serupa.

10
Mukosa organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propria di jaringan ikat
padat sampai longgar. Suatu selubung anyaman otot polos melapisi lamina propria
jaringan trersebut. Epitel transisional kandung kemih dalam keadaan kosong
memiliki tebal lima atau enam lapisan sel; sel-sel ini sering berbentuk polipoid atau
binukleus. Bila epitel ini teregangkan epitel transisional akan setebal tiga atau
empat, dan sel superfisial menjadi pipih (Junquiera dan Carneiro, 2007).
c) Histologi Ureter
Ureter meninggalkan ginjal di daerah hillus dan memasuki kandung kemih
(vesika urinaria), menembus tunika muskularis dengan posisi miring. Saat ureter
menembus kandung kemih, terdapat semacam katup mukosa yang akan menutup
lubang ureter bila kandung kemih penuh. Katup ini merupakan mekanisme
penyelamat untuk menghindari aliran kembali. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan:
 Selaput lendir peralihan
 Tunika muskularis
 Serosa etau adventisia
Selaput lendir membentuk lipatan memanjang, lumennya berbentuk bintang
pada sayatan melintang. Selaput lendir peralihan terdiri dari lima sampai 6 lapis sel
epitel peralihan. Tebalnya tergantung pada jenis hewannya. Ureter pada kuda,
keledai, dan bagal (mule) mempunyai kelenjar tubuloalveolar barcabang yang bersifat
mukous dalam lamina propria-sub mukosa, tersebar mulai dari pelvis renalis sampai
sepertiga bagian atas pada ureter. Sekretnya memberikan konsistensi mukous dan
serabut yang khas pada kemih spesies ini.
Tunika muskularis terdiri dari 3 lapis, lapis dalam dan lapis luar tersusun
memanjang, dan lapis tengah tersusun melingkar. Jaringan ikat longgar sering
memisah berkas-berkas otot polos, terutama pada lapis memanjang. Susunan tersebut
bersifat mengulir yang mendorong gerakan peristaltik mengalirkan kemih menuju
kandung kemih. Lapis ureter paling luar bisa serosa atau adventisia, tergantung
keadaan serta pertautan dengan peritoneum, jumlah sel lemak periureter, dan daerah
potongannya. Adventisia terdiri dari jaringan ikat longgar dengan serabut kolagen
dan elastik mengandung pembuluh darah dan sel-sel lemak disekitar tepi.
d) Histologi Uretra

11
Histologi Uretra
Sel epitel dari uretra dimulai sebagai sel transisional setelah keluar dari
kantung kemih. Sepanjang uretra disusun oleh sel epitel bertingkat kolumnar,
kemudian sel bertingkat pipih di dekat lubang keluar. Terdapat pula kelenjar uretra
kecil yang menghasilkan lendir untuk membantu melindungi sel epitel dari urin
yang korosif.
4.2.3 Fisiologi
a) Fisiologi Penis
Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat
keluarnya sperma. Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk
memproduksi sperma. Pada skrotum terdapat dua buah testis. Testis adalah alat
kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi sperma dan hormon
testosteron. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah
sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Saluran uretra adalah saluran yang
terdapat dalam penis dan merupakan akhir dari saluran reproduksi. Perannya adalah
sebagai saluran keluarnya sperma dan urine. Vesikula seminalis merupakan kelenjar
yang menghasilkan zat yang berisi basa (alkali), fruktosa (gula monosakarida),
hormon prostaglandin, dan protein pembekuan. Kelenjar prostat terletak di bawah
kandung kemih. Fungsinya adalah menghasilkan cairan yang bersifat asam.
Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah
untuk melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam
yang tersisa dalam uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi

12
kerusakan pada sperma selama ejakulasi. Struktur dari sperma yang dihasilkan oleh
laki-laki dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b) Fisiologi Kandung Kemih
Fungsi kandung kemih atau kandung kemih adalah untuk mikturisi atau
berkemih. Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih yang telah terisi.
Proses ini terjadi secara dua tahap, pertama kandung kemih mengisi secara progresif
sampai tekanan dalam kandung kemih meningkat sampai ambang batas, ini memicu
tahap kedua dari proses mikturisi yaitu reflex yang dinamakan "Micturition Reflex"
yang mengosongkan isi kandung kemih. Jika proses ini gagal, setidaknya
merangsang perasaan sadar keinginan berkemih. Meskipun reflex berkemih adalah
proses otonom spinal, proses ini dapat dihambat atau di fasilitasi oleh sistem saraf
pusat di korteks sereberi atau di batang otak (Guyton dan Hall, 2006).
Fisiologi pengosongan kandung kemih dan dasar fisiologis gangguan
berkemih banyak membuat kebingungan. Pada dasarnya, berkemih adalah refleks
spinal yang difasilitasi dan dihambat oleh pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Seperti
buang air besar, fasilitasi, dan penghambatannya terjadi secara sadar. Urin
memasuki kandung kemih tanpa menghasilkan banyak peningkatan tekanan
intravesical sampai viskus terisi dengan baik. Selain itu, seperti jenis otot polos, otot
kandung kemih memiliki properti plastisitas; ketika ditarik, ketegangan awalnya
diproduksi tidak dipertahankan. Hubungan antara tekanan intravesical dan volume
dapat diketahui dengan memasukkan kateter dan mengosongkan 7 kandung kemih,
dan merekam tekanannya sementara kandung kemih diisi dengan 50 mL air atau
udara. Dorongan pertama yang dapat dirasakan di kandung kemih volume sekitar
150 ml, dan rasa penuh ditandai di sekitar 400 mL. Hukum Laplace menyatakan
bahwa tekanan dalam bola viskus adalah sama dengan dua kali ketegangan dinding
dibagi oleh radius. Dalam kasus kandung kemih, ketegangan meningkat selama
organ mengisi, tapi begitu juga peningkatan jarijari. Oleh karena itu, tekanan naik
sedikit demi sedikit sampai organ yang relatif penuh (Ganong, 2007).
Saat berkemih, otot-otot perineum dan sfingter uretra eksternal relaksasi,
kontraksi otot detrusor, dan urin melewati keluar melalui uretra. Otot polos pada
kedua sisi uretra tampaknya memainkan peran dalam berkemih, dan fungsi utama

13
mereka pada laki-laki diyakini pencegahan refluks sperma ke dalam kandung kemih
selama ejakulasi. Otot-otot perineum dan sfingter eksternal dapat dikontrakkan
secara sadar, untuk mencegah aliran urin dari uretra atau mengganggu aliran setelah
buang air kecil telah dimulai. Dengan adanya pembelajaran yang mengakibatkan
sfingter eksternal dalam keadaan dikontraksi secara sadar sehingga orang dewasa
dapat menunda buang air kecil sampai kesempatan untuk membatalkan proses
berkemih itu sendiri. Setelah buang air kecil. Urin yang tersisa di uretra laki-laki
dapat di keluarkan oleh beberapa kontraksi dari otot bulbokavernosus (Ganong,
2007).
c) Fisiologi Ureter
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos
sirkuler dan longitudinal menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi)
setiap 5 menit sekali guna mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Sewaktu
masuk kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup (valvula) yang mencegah
kembalinya urin dari kandung kemih.Selain fungsi ureter tersebut selama
perjalanannya ureter memiliki beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif
lebih sempit daripada di banding tempat lainnya Tempat-tempat penyempitan itu
antara lain adalah :
 Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvico-uretero junction
 Pada persilangan ureter dan arteri iliaka di rongga pelvis atau flexura
marginalis
 Pada saat ureter masuk ke dalam kandung kemih atau uretero-vesico junction
d) Fisiologi Uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih
ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.
4.2.4 Patofisiologi

14
Patofisiologi klamidia, yang secara medis dikenal sebagai klamidiasis, pada fase
awal akan akan memasuki sel dan membentuk badan inklusi yang menjadi badan dasar
dari perkembangan organisme ini. Setelah proses maturasi berjalan sempurna, sel-sel
tersebut akan ruptur dalam 2-3 hari, dan kemudian masuk ke dalam sel-sel lain untuk
melanjutkan proses replikasi. Akibat dari siklus kehidupan organisme ini, Chlamydia
trachomatis, tidak dapat dikultur pada media artifisial. Infeksi C. trachomatis pada sel
epitel menyebabkan respon awal berupa infiltrasi neutrofil, yang diikuti dengan invasi
limfosit, makrofag, sel-sel plasma dan eosinofil.
Masa inkubasi dari infeksi klamidia umumnya berkisar antara 7-21 hari. Walau
infeksi tersering terjadi pada traktus genitalia, infeksi ekstragenital juga dapat terjadi.
Infeksi pada umumnya akan menyebabkan inflamasi pada uretra (pria) atau serviks
(wanita). Sekitar 50% pria yang terinfeksi dan 80% wanita yang terinfeksi tidak
menyadarinya karena asimtomatik.

4.3 Jenis – jenis Penyakit Yang Berhubungan


1) Chlamydia
Klamidia atau chlamydia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang baik pria maupun
wanita melalui kontak seksual. Klamidia dapat menginfeksi serviks (leher rahim), anus,
saluran kencing, mata, dan tenggorokan. Penyakit ini termasuk yang tidak begitu sulit
diobati jika langsung ditangani di masa-masa awal kemunculannya. Namun, jika dibiarkan
chlamydia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. Pasalnya, penyakit kelamin ini
bisa menyebabkan kerusakan serius dan permanen pada sistem reproduksi wanita.
Akibatnya, wanita yang terserang chlamydia berisiko sulit hamil. Gejala Klamidia adalah
:
Gejala klamidia pada wanita
 Sakit perut bawah
 Keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya dengan warna yang cenderung
kuning serta berbau busuk
 Perdarahan yang terjadi di antara siklus haid
 Demam ringan

15
 Sakit saat seks
 Perdarahan setelah berhubungan seks
 Rasa terbakar saat buang air kecil
 Buang air kecil lebih sering
 Pembengkakan di vagina atau sekitar anus
 Iritasi di rektum
Gejala klamidia pada pria
 Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
 Penis mengeluarkan cairan berupa nanah, cairan yang encer, atau putih dan kental
seperti susu
 Testis bengkak dan nyeri saat ditekan
 Iritasi pada rektum

2) Gonore
Gonore adalah penyakit kelamin yang disebabkan karena infeksi bakteri dan dapat
menular dari orang ke orang. Ini biasanya juga ditularkan ketika Anda melakukan kontak
seksual dengan orang yang terinfeksi, atau melakukan kontak dengan cairan tubuh mereka.
Gonore, atau biasa disebut dengan kencing nanah, ini juga dapat menular dari ibu kepada
anak. Gonore sebagian besar bisa memengaruhi uretra, rektum, atau tenggorokan. Pada
wanita, gonore juga dapat mempengaruhi organ reproduksi. Gejala Gonore adalah :
Gejalanya pada laki-laki
 Frekuensi buang air kecil yang cukup sering
 Keluarnya nanah dari penis (tetesan cairan) berwarna putih, kuning, krem atau
kehijau-hijauan)
 Bengkak dan kemerahan pada bukaan atau kulup penis
 Bengkak atau nyeri pada testis
 Sakit tenggorokan yang datang terus-menerus
Gejalanya pada perempuan
 Keluar cairan dari vagina (berair, menyerupai krim, sedikit kehijauan)
 Ketika buang air kecil, adanya sensasi nyeri dan rasa panas

16
 Frekuensi buang air kecil yang cukup sering
 Munculnya bercak darah atau perdarahan saat tidak sedang menstruasi
 Rasa nyeri ketika melakukan hubungan seksual
 Rasa nyeri juga dirasakan pada perut bagian bawah atau nyeri panggul
 Bengkak pada vulva
 Rasa terbakar atau panas di tenggorokan (ketika sudah melakukan oral seks)
 Demam
3) Sifilis
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area
kelamin, mulut, atau dubur. Luka pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis)
sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit, sehingga tidak disadari oleh penderitanya.
Meski demikian, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain. Tanpa
penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak, jantung, dan beberapa
organ lain. Pada wanita hamil, infeksi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi
janin tidak normal, bahkan kematian bayi. Oleh karena itu, semakin dini diagnosis dan
pengobatannya, semakin mudah sifilis disembuhkan. Gejala Sifilis :
Gejala sipilis atau sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya.
Tiap jenis sifilis memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:
 Sifilis primer, sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri
masuk.
 Sifilis sekunder, sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
 Sifilis laten, sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh
penderita.
 Sifilis tersier, sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau
jantung.

4.5 Pemeriksaan Fisik Penyakit


1) Chlamydia
- Sakit perut bawah atau panggul
- Nyeri tekan pada skrotum

17
- Tidak enak badan
- Demam ringan
- Iritis di rectum
- Pembengkakan vagina/testis/sekitar anus
- Gatal dan terbakar pada ujung penis
- Keluar darah saat hubungan seks
- Adanya sekret berwarna putih jernih pada penis
2) Gonore
- Pembengkakan pada testis
- Edema
- Nyeri tekan
- Adanya sekret berwarna putih jernih pada penis
3) Sifilis
- Ruam merah di telapak tangan dan telapak kaki
- Bercak putih pada mulut
- Terdapat bisul disekitar kemaluan
- Sakit kepala
- Tidak enak badan
- Nyeri sendi
- Demam
- Kutil di kelamin
- Pembengkakan kelenjar di leher/selangkanan/ketiak

4.6 Pemeriksaan Penunjang Penyakit


1) Chlamydia
 Pemeriksaan Mikroskopik, pemeriksaan dalam gelas objek diwarnai dengan pewarnaan
giemsa atau larutan jodium dan diperiksa dengan mikroskop cahaya biasa.
 Biakan, sampai tahun 1980-an diagnosis infeksi Chlamydia trachomatis terutama
berdasarkan pada isolasi organisma dalam biakan sel jaringan. Ini merupakan metode
tradisional untuk diagnosis laboratorium dan tetap sebagai metode pilihan untuk

18
spesimen medikolegal dimana sensitivitas diperkirakan 80-90% dan spesifitasnya
100%. Prosedur ini membutuhkan mikroskop fluorescens.
 Deteksi Antigen Langsung :
- Enzym Immuno Essay (EIA), cara ini merupakan test non-kultur pertama dimana
Chlamydiamdapat ditemukan secara langsung dengan metode onoklonal antibodi
yang dilabel dengan fluorescein.
- Direct Fluorescent Antibiody (DFA), banyak tes-tes yang tersedia saat ini
menggunakan teknik ini. Tidak seperti DFA, EIA bersifat semiautomatik dan sesuai
digunakan untuk memproses spesimen dalam jumlah besar
 Serologik :
- Complement Fixation (CFT), CFT menggunakan antigen “group” Chlamydia untuk
mendeteksi serum antibody terhadap semua anggota genus ini.
- Microimmunofluorescence (MIF), MIF menggunakan antigen Chlamydial purifikasi
tertentu yangditempatkan diatas slide kaca bereaksi dengan serum penderita. Test ini
sensitif dan spesifik, dimana pada sebagian besar kasus dapat memberikan informasi
mengenai serotype infeksi Chlamydia.
 Test DNA Chlamydia
- DNA Hibridisasi (DNA Probe), test ini sensitivitasnya kurang dibandingkan metode
kultur yaitu 75-80% dan spesifitas lebih dari 99 %
- Nucleic Acid Amplification, test ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi, dan
dapat menggunakan non-invasif spesimen seperti urine untuk menskrining infeksi
asimtomatik pada wanita maupun pria
 Skirining, berdasarkan hasil-hasil penelitian, mayoritas menyimpulkan dan
merekomendasikan bahwa semua wanita usia dibawah 25 tahun sebaiknya dilakukan
skrining infeksi Chlamydia

2) Gonore
 Spesimen, Spesimen untuk pemeriksaan penunjang gonore berupa duh tubuh.

19
 Preparat Hapus dan Pengecatan Gram, Apusan kuman N. gonorrhoeae dengan
pengecatan gram, dinyatakan positif bila ditemukan adanya diplokokus gram negatif di
dalam dan atau diluar sel lekosit polimorfonuklear.
 Kultur, Pemeriksaan ini merupakan gold standard untuk diagnosis gonore, dalam
pemeriksaan ini dibutuhkan 2 media yaitu media transport dan media pertumbuhan.
 Tes Difinitif, Tes definitif ini terdiri dari dua tes, yakni tes oksidasi dan tes fermentasi.
 Nucleic Acid Hybridization Test dan Nucleic Acid Amplification Test (NAATs),
Spesimen yang digunakan untuk nucleic acid hybridization test berasal dari swab
endoserviks pada wanita dan swab uretra pada pria.

3) Sifilis
 Tes Serologi merupakan pembantu diagnosis yang penting bisa digunakan kita bisa
memilih salah diantaranya yaitu VDRL/RPR ataupun TPHA
 Darah rutin untuk melihat leukosit dan LED nya
 Pemeriksaan T. Pallidum dengan mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan
pergerakanya dengan mikroskop lapang gelap

20
BAB V
HIPOTESIS AWAL
5.1. Hipotesis Awal

Berdasarkan skenario 1 dapat diketahui beberapa kemungkinan yang dapat terjadi,


yaitu:

1. Chlamydia
2. Gonore
3. Sifilis

21
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFRENTIAL DIAGNOSIS

6.1 Anamnesis
a) Identitas Pasien
 Nama : Sanul Duka
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 49 Tahun
 Alamat : Atas Angin, Bawah Laut, Antah Berantah, Jawa Timur
 Pekerjaan : Pemilik Warung di Pinggir Jalan
 Status : Menikah dengan anak 4 dan cucu 1
b) Keluhan Utama
 Keluar Lendir jernih dari lubang kencing.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
 Kadang-kadang keluar lendir jernih dari lubang kencing sejak seminggu yang lalu.
 Saat kencing terasa panas pada ujung kemaluan sejak 4 hari yang lalu
 Anyang-anyangnya sejak 5 hari yang lalu.
 Badan tidak enak dan pinggang terasa pegal sejak 4 hari yang lalu.
 Berhubungan seksual di luar pernikahan sekitar 2 minggu yang lalu.
 Telah bercampur dengan istri sekitar seminggu yang lalu.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
 Belum pernah sakit seperti ini.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada yang sakit seperti ini.

6.2 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : Komposmentis
a. Vital Sign
- Nadi : 66 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 37oC
22
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
b. Pemeriksaan Mata dan Leher
- Dalam Batas Nomal
c. Pemeriksaan Thorax
- Dalam Batas Nomal
d. Pemeriksaan Abdoment
- Dalam Batas Nomal
e. Pemeriksaan Ekstremitas
- Dalam Batas Nomal

Orificium Urethra Externum :


- Keluar lendir jernih saat penis diurut.

6.3 Pemeriksaan Penunjang


 Pada Pengecatan Gram tidak ditemukan bakteri Diplokoki Gram Negatif
 Ditemukan PMK > 5/Ipb pada sekret uretra
6.4 Gejala Klinis

CHLAMYDIA GONORE SIFILIS


Anamnesis  Rasa sakit dan terbakar saat  Ketika buang air kecil,  Dispareunia
buang air kecil adanya sensasi nyeri dan  Rambut rontok
 Buang air kecil lebih sering rasa panas
 Pembengkakan
 Dispareunia  Frekuensi buang air kecil kelenjar di
yang cukup sering leher/selangkanan/keti
 Dispareunia ak
Pemeriksaan  Tidak enak badan  Pembengkakan pada testis  Tidak enak badan
Fisik  Adanya sekret berwarna  Edema  Ruam Ruam merah di
putih jernih pada penis  Sakit tenggorokan telapak tangan dan
 Sakit perut bawah atau  Tidak enak badan telapak kaki
panggul  Adanya sekret berwarna  Bercak putih pada
 Nyeri tekan pada skrotum putih jernih pada penis mulut

23
 Demam ringan  Terdapat bisul
 Iritis di rectum disekitar kemaluan
 Pembengkakan  Sakit kepala
vagina/testis/sekitar anus  Nyeri sendi
 Gatal dan terbakar pada  Demam
ujung penis  Kutil di kelamin
 Keluar darah saat
hubungan seks
Pemeriksaa  Pemeriksaan Mikroskopik  Spesimen  Tes Serologi yaitu
 Biakan  Preparat Hapus dan VDRL/RPR/TPHA
n  Pemeriksaan sekret Pengecatan Gram  Darah Rutin
Penunnjang  Deteksi Antigen Langsung :  Kultur  Pemeriksaan
- Enzym Immuno Essay  Tes Difiinitif T.Pallidum
(EIA  Nucleic Acid
- Direct Fluorescent Hybridization Test dan
Antibiody (DFA) Nucleic Acid
 Serologik : Amplification Test
- Complement Fixation (NAATs)
(CFT)
- Microimmunofluoresc
ence (MIF)
 Test DNA Chlamydia
- DNA Hibridisasi
(DNA Probe)
- Nucleic Acid
Amplification
 Skirining

24
BAB VII

HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis mengarah pada penyakit


CHLAMYDIA

25
BAB VIII

MEKANISME DIAGNOSIS
Anamnesis : Tn. Sanul Duka (49 Tahun), Jln. Atas Angin, Bawah Laut, Antah Berantah, Jawa Timur. Pekerjaan :
Pemilik warung pinggir jalan. Status : Menikah dengan 4 anak dan cucu 1
KU : Keluar Lendir jernih dari lubang kencing.
RPS : Kadang-kadang keluar lendir jernih dari lubang kencing sejak seminggu yang lalu. Saat kencing terasa
panas pada ujung kemaluan sejak 4 hari yang lalu Anyang-anyangnya sejak 5 hari yang lalu. Badan tidak enak dan
pinggang terasa pegal sejak 4 hari yang lalu. Berhubungan seksual di luar pernikahan sekitar 2 minggu yang lalu.
Telah bercampur dengan istri sekitar seminggu yang lalu.
RPD : Belum pernah sakit seperti ini.
RPK :Tidak ada yang sakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Penunjang :


 Pada Pengecatan Gram tidak
Kesadaran : Komposmentis
ditemukan bakteri Diplokoki
Vital Sign Gram Negatif
Nadi : 66 x/menit  Ditemukan PMK > 5/Ipb pada
sekret uretra
RR : 20 x/menit
Suhu : 37oC
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Px Kepala, Thorax, Abdomen, dan
Ekstremitas : Dalam Batas Normal
Orificium Urethra Externum : Keluar lendir
jernih saat penis diurut. Diagnose Awal :

1) Chlamydia

2) Gonore

3) Sifilis

2.

Diagnosis Akhir : 3.

CHLAMYDIA

26
BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

9.1 Penatalaksanaan
Terapi Chlamydia meliputi pemberian topikal salep seperti tetrasiklin dan eritromisin atau
tetrasiklin sistemik/ oral 250 mg 4 kali sehari selama 2 minggu. Terapi ini untuk penderita yang
menunggu konfirmasi diagnosis dari pemeriksaan penunjang.
Antibiotik diberikan pada penderita ataupun keluarganya, bahkan komunitas di sekitarnya
untuk menekan penyebaran infeksi. Pilihan utama antibiotik untuk Chlamydial adalah
azithromisin dosis tunggal 20 mg/kgBB. Pilihan antibiotik alternatif antara lain eritromisin 500
mg 2 kali sehari selama 14 hari atau doksisiklin 100 mg. 2 kali sehari selama 10 hari. Pilihan
antibiotik untuk neonatus yaitu eritromisin oral 50 mg/ kgBB/hari dibagi 4 kali sehari selama
10–14 hari. Untuk ibu hamil, azithromisin cukup aman dan efektif; doksisiklin merupakan
kontraindikasi, khususnya pada trimester kedua dan ketiga. Pilihan alternatif adalah
amoksisilin 500 mg oral 3 kali sehari selama 7 hari. Kebersihan wajah penting, terutama untuk
pencegahan. Juga penyediaan akses air bersih, memperbaiki higienitas personal diikuti sanitas
lingkungan, dan mengontrol populasi lalat, dan perbaikan lingkungan.
9.2 Prinsip Tindakan Medis
1) Pengobatan :
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau doxycycline.
Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup minum antibiotik
dosis tunggal, sesuai anjuran dokter. Penderita chlamydia tidak boleh melakukan hubungan
seksual sampai 7 hari setelah pengobatan selesai.
Ibu hamil penderita chlamydia perlu segera diobati dengan antibiotik, untuk ibu
hamil, azithromisin cukup aman dan efektif; doksisiklin merupakan kontraindikasi,
khususnya pada trimester kedua dan ketiga. Pilihan alternatif adalah amoksisilin 500 mg
oral 3 kali sehari selama 7 hari. Antibiotik diberikan agar tidak menularkan kepada janin
dan bisa melahirkan secara normal. Pengobatan chlamydia pada ibu hamil baru dimulai
setelah diagnosanya dipastikan lewat pemeriksaan laboratorium. Jika ibu hamil masih
menderita chlamydia saat mendekati waktu persalinan, maka dokter akan menyarankan

27
persalinan dengan operasi caesar. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko penularan
chlamydia pada bayi yang dilahirkan.
2) Pengobatan Dirumah
Klamidia disebabkan oleh infeksi bakteri dan satu-satunya obat yang cocok yaitu
antibiotik. Namun, ada beberapa pengobatan alternatif yang diduga mampu membantu
meringankan gejala. Berikut berbagai pengobatan rumahan yang bisa Anda coba untuk
meringankan gejala klamidia, yaitu:
- Melakukan diet sehat
Meski memang belum terbukti, Anda bisa mengurangi gejala klamidia
dengan melakukan diet sehat. Biasanya makanan yang dianjurkan yaitu buah, sayur,
dan probiotik. Berbagai makanan ini memang tidak akan menyembuhkan klamidia
tetapi bisa menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat untuk melawan infeksi. Selain
itu, makanan yang mengandung probiotik juga membantu melindungi usus dan
meminimalisir efek samping antibiotik pada saluran pencernaan Anda. Oleh karena itu,
tak ada salahnya untuk melakukan diet sehat demi kondisi tubuh yang lebih baik.
- Minum suplemen goldenseal
Goldenseal merupakan tanaman kecil dengan batang berbulu tunggal yang
sangat dikenal di pasar obat Amerika. Tanaman satu ini bisa membantu mengatasi
gejala infeksi klamidia dengan mengurangi peradangan. Anda bisa mencari tanaman
obat yang satu ini dalam bentuk suplemen yang banyak dijual di pasaran. Namun ingat,
konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum meminumnya.
- Minum suplemen echinacea
Echinacea adalah tanaman yang banyak digunakan untuk membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, tanaman ini juga mampu mengatasi
berbagai infeksi dari mulai flu hingga luka pada kulit. Namun, kandungan antiradang
didalamnya dipercaya mampu membantu mengurangi gejala klamidia. Akan tetapi,
pastikan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

28
BAB X

PROGNOSIS & KOMPLIKASI

10.1Prognosis
Prognosis klamidia baik jika tertangani dengan cepat dan tepat, serta pasien dan
pasangan mengikuti edukasi dari dokter. Hal ini sangat penting karena klamidia yang tidak
tertangani dengan baik akan menyebabkan berbagai komplikasi yang serius.
10.2Komplikasi
Selain menyebabkan infertilitas, klamidia juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi
penyakit, seperti:
 Radang panggul
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease terjadi ketika bakteri menyebar
dan meninginfeksi serviks, rahim, saluran tuba, dan ovarium. Radang panggul bisa
membuat seseorang menjadi tidak subur, mengalami nyeri panggul kronis, dan hamil
anggur.
 Epididimitis
Epididimitis adalah kondisi saat saluran belakang testis yang membawa sperma
menuju uretra meradang. Peradangan ini muncul akibat infeksi bakteri chlamydia yang
akhirnya menyebabkan demam, pembengkakan, dan nyeri pada skrotum.
 Prostatitis
Prostatitis atau infeksi kelenjar prostat adalah kondisi saat bakteri klamidia mulai
masuk dan menyerang prostat. Hal ini mengakibatkan seseorang akan merasa nyeri saat
berhubungan seks, demam, meriang, sakit saat kencing, dan nyeri punggung bawah.
 Infeksi menular seksual lainnya
Orang yang sudah terkena chlamydia biasanya berisiko lebih tinggi terkena infeksi
menular seks lainnya seperti gonore, sipilis, hingga HIV. Oleh karena itu, segera
periksakan ke dokter jika Anda memang berisiko tinggi dan mengalami berbagai gejala
tak biasa beberapa waktu belakangan.
 Infertilitas

29
Chlamydia bisa menyebabkan jaringan parut dan sumbatan pada tuba falopi.
Kondisi ini membuat seorang wanita bisa mengalami kesulitan untuk memiliki anak. Oleh
katena itu, pengobatan dini sangat diperlukan untuk mencegah hal ini terjadi.
 Arthritis reaktif
Arthritis reaktif adalah kondisi saat sendi terasa nyeri dan bengkak akibat infeksi
di bagian lain pada tubuh. Penyakit yang dikenal dengan istilah sindrom Reiter ini juga
menyerang mata dan uretra, yaitu tabung yang membawa urine dari kandung kemih ke
luar tubuh Anda.

10.3Tanda untuk merujuk pasien


Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat
yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan.
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus
disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.

10.4Peran pasien / keluarga untuk penyembuhan


Setiap pasien memiliki tingkah laku yang berbeda-beda yang dapat menghalangi
proses penyembuhan. Tingkah laku pasien memang tidak bisa diubah tetapi bisa diperbaiki.
Terkadang pasien mudah kecewa dan putus asa. Kebiasaan ini sulit dirubah sebab apabila
pasien sudah putus asa maka obat apapun yang diberikan, pasien tidak akan percaya bahwa
melalui obat yang diberikan kesembuhan dapat diperoleh. Karakter seperti ini menyebabkan
dokter mengalami kesulitan karena tidak ada rasa percaya diri dari pihak pasien. Walaupun
karakter pasien seperti itu tetapi dokter harus tetap memberikan semangat untuk
menghilangkan rasa tidak percaya diri. Jadi pasien tetap diobati tetapi harus mengembalikan
rasa percaya diri. Dikatakan demikian sebab komunikasi antara dokter dengan pasien tidak
bisa hanya melalui pemeriksaan fisik, tetapi pasien juga harus aktif menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang apa yang pasien rasakan dan alami. Kalau pasien tidak berbicara atau

30
berdiam diri maka dokter tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal. Menurut kode etik
keperawatan, tugas seorang dokter adalah membuat analisa terhadap kondisi kesehatan pasien
serta mendiagnosa penyakit yang dialami. Hasil diagnosa disampaikan kepada perawat untuk
mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan pasien sesuai petunjuk dokter.
a. Peran Pasien:
1. Meminta kerjasama dalam proses penyembuhan.
2. Pasien melakukan terapi farmaklogi atau non-farmakoligi secara teratur sesuai
petunjuk dokter.
3. Melakukan control secara rutin ke dokter.
4. Istirahat secukupnya dan tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan stress.
b. Peran Keluarga:
1. Meminta kerjasama keluarga/pasien dalam proses penyembuhan.
2. Keluarga/wali pasien ikut berperan aktif dalam bimbingan dan pengewasan selama
masa pengobatan pasien yaitu mengingatkan pasien untuk selalu hati-hati.
3. Mengingatkan pasien untuk selalu mengikuti anjuran dokter.
4. Selalu menemani pasien saat kontrol ke dokter.
5. Keluarga memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi
penyakit ini.
6. Keluarga selalu mengingatkan pasien agar tidak lupa untuk control dan berobat ke
dokter.
7. Keluarga membantu pasien melakukan aktifitas sehari-hari selama proses
penyembuhan.

10.5 Pencegahan
Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi akibat klamidia:
 Menggunakan kondom
Kondom merupakan salah satu benda yang bisa melindungi Anda dari penyebaran
penyakit kelamin termasuk klamidia. Kondom berfungsi untuk mencegah perpindahan
bakteri melalui cairan vagina dan air mani antarpasangan. Oleh karena itu, usahakan untuk
menggunakannya dengan benar setiap kali berhubungan seksual.
 Membatasi jumlah pasangan seks

31
Memilki banyak pasangan seks membuat Anda sangat berisiko tertular infeksi
kelamin. Untuk itu, cobalah untuk berkomitmen pada diri untuk hanya setia pada satu
pasangan.
 Menghindari douching
Douching adalah teknik mencuci vagina dengan menyemprotkan larutan khusus
ke dalam saluran vagina. Teknik ini biasanya dilakukan dengan alat khusus berbentuk
kantong dan selang. Larutan yang dipakai dalam douching ini terbuat dari campuran air,
cuka, dan baking soda. Namun, sekarang ini banyak larutan douche yang mengandung
parfum dan bahan kimia lainnya. Douching sangat tidak dianjurkan karena bisa
mengurangi jumlah bakteri baik yang ada di vagina. Hal ini membuat vagina lebih rentan
terkena infeksi.
 Melakukan tes secara rutin
Jika Anda berisiko tinggi terhadap infeksi menular seksual ini misalnya sangat
aktif secara seksual, lakukan tes secara rutin. Dengan begitu, Anda bisa terus memantau
kondisi dan melakukan pengobatan dini jika memang diperlukan.

32
BAB XI

KESIMPULAN

11.1 Kesimpulan
Klamidia atau chlamydia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang baik pria maupun wanita
melalui kontak seksual. Klamidia dapat menginfeksi serviks (leher rahim), anus, saluran
kencing, mata, dan tenggorokan. Penyakit ini termasuk yang tidak begitu sulit diobati jika
langsung ditangani di masa-masa awal kemunculannya. Namun, jika dibiarkan chlamydia bisa
menyebabkan masalah kesehatan serius. Pasalnya, penyakit kelamin ini bisa menyebabkan
kerusakan serius dan permanen pada sistem reproduksi wanita. Akibatnya, wanita yang
terserang chlamydia berisiko sulit hamil.
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau doxycycline.
Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup minum antibiotik dosis
tunggal, sesuai anjuran dokter. Penderita chlamydia tidak boleh melakukan hubungan seksual
sampai 7 hari setelah pengobatan selesai.
Pencegahan chlamydia adalah menggunakan kondom saat berhubungan seksual,
membatasi jumlah pasangan seks agar tidak tidak tertular infeksi kelamin, menghindari
Teknik mencuci vagina dengan menyemprot larutan khusus, melakukan serangkaian tes rutin
agar dapat memantui kondisi dan melakukan pengobatan sedini mungkin bila memang
diperlukan

33
Daftar Pustaka

- Kokus. 2019. “Panduan Lengkap Anatomi Penis dan Cara Kerja Ejakulasi”. Dalam
(https://www.kaskus.co.id/thread/5d422c954601cf7bde0f669b/panduan-lengkap-anatomi-penis-
dan-cara-kerja-ejakulasi/ diakses 4 Mei 2020)
- Jovita, Shanghnesy. 2016. “Sistem Reproduksi Pria”. Dalam
(http://digilib.unila.ac.id/9878/11/BAB%20II%20plg%20br.pdf diakses 4 Mei 2020)
- Noya, Allert. 2019. “Patofisiologi Klamidia”. Dalam
(https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/klamidia/patofisiologi diakses 4 Mei
2020)
- Muhlisin, Ahmad. 2020. “Anatomi dan Fungsi Ureter Pada Tubuh”. Dalam
(https://www.honestdocs.id/urologi#:~:text=Ureter%20memiliki%20panjang%20sekitar%20
20,berada%20di%20dekat%20kandung%20kemih.&text=Pada%20pria%20ureter%20terdapa
t%20di,dan%20dikelilingi%20oleh%20pleksus%20vesikalis. Diakses 4 Mei 2020)
- Yuliana. 2017. “URINARY TRACT”. Dalam
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/46d75388f5eb24f5006b105d372c4
7d2.pdf diakses 4 Mei 2020)
- Anonim. 2015. “Kandung Kemih”. Dalam
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56372/Chapter%20II.pdf?sequence=
4&isAllowed=y diakses 4 Mei 2020)
- Andini, Widya Citra. 2020. “Klamidia (Chlamydia)”. Dalam
(https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/klamidia-chlamydia/ diakses 4 Mei 2020)
- Joseph, Novita. 2018. “Gonore”. Dalam (https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/gonore/
diakses 4 Mei 2020)
- Willy, Tjin. 2019. “Sifilis”. Dalam (https://www.alodokter.com/sifilis diakses 4 Mei 2020)

34

Anda mungkin juga menyukai