Anda di halaman 1dari 15

PBL 2

Blok Urinaria
1. Vesica Urinaria dan Uretra
1.1 Makroskopis
Vesica urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui
mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic
floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian
usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas
tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior,
dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor
(otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian
posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian
berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum
vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun
dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun
pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus
imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis
melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan
motorik.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan
wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi
sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra
pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter
yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat
involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat
volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal
inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan
aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter
urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai
oleh persarafan simpatis.
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus
kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian
lainnya.
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi
diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae
eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis.
Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.
Urethra pars prostatica mendapat suplai darah terutama dari arteria vesicalis
inferior dan arteria rectalis media. Urethra pars membranacea diberi suplai darah
oleh arteria bulbi penis. Urethra pars spongiosa mendapat suplai darah dari arteria
urethralis dan cabang-cabang arteria dorsalis penis dan arteria profunda penis.
Aliran darah venous menuju ke plexus venosus prostaticus dan ke vena pudenda
interna.
Urethra pars prostatica menerima innervasi dari plexus nervosus prostaticus.
Urethra pars membranacea dipersarafi oleh nervus cavernosus penis, dan pars
spongiosa diinervasi oleh cabng-cabang dari nervus pudendus.
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding
uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara
pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening).
Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali
somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi
reproduktif.

Referensi:
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 thed. US: FA
Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies;
2001.
20 THOUGHTS ON “ ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIH ”
(lutfie.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/Anatomi-ginjal-dan-ureter.pdf)
(www.fileserver.abulyatama.ac.id/index.php%3Fdir
%3DFAKULTAS_KEDOKTERAN/ANATOMI_2010/%26file
%3Dbuku_panduan_anatomi_urogenital.pdf)

1.2 Mikroskopis
(staff.ui.ac.id/internal/132015140/material/SISTEMPERKEMIHAN.doc)
Vesica urinaria
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter
(terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina
propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot
polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan
tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika
adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah
menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.
Uretra
Panjang uretra pria (Gb-16) antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif
terbagi atas 3 bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung
kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini
bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar
prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara
otot rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus
korpus kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat
lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya.
Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis
silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya.
Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter
(aw/2001).

2. Fisiologi Berkemih
2.1 Proses Berkemih
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24879/4/Chapter%2520II.pdf)
Berkemih (mictio, mycturition, voiding, atau urination) adalah proses
pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini dimulai dengan
terkumpulnya urine dalam vesika urinaria yang merangsang saraf-saraf sensorik
dalam dinding vesika urinaria (bagian reseptor). Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saraf bila berisi kurang lebih 250-450 cc (pada orang
dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena
vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan, melalui medulla
spinalis dihantarkan kepusat pengontrol berkemih yang terdapat dikorteks
serebral, kemudian otak memberikan implus/rangsangan melalui medulla spinalis
ke neuromotoris didaerah sakral, serta terjadi koneksasi otot detrosor dan relaksasi
otot sfingter internal.
Proses miksi terdiri dari dua langkah utama:
1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua.
Terjadinya distensi atau peningkatan tegangan pada kandung kemih
mencetuskan refleks I yang menghasilkan kontraksi kandung kemih dan
refleks V yang menyebabkan relaksasi uretra.
2. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih) yang
berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya
menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berkemih. Ketika proximal
uretra mengalirkan urin maka akan mengaktifkan refleks II yang akan
menghasilkan kontraksi kandung kemih dan IV sehingga stingfer eksternal
dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin dapat keluar. Jika tejadi distensi
pada uretra yang bisa disebabkan karena sumbatan, atau kelemahan sfingter
uretra maka akan mengaktifkan refleks III, sehingga kontraksi kandung kemih
melemah.

2.2 Refleks Berkemih (digilib.unimus.ac.id/download.php)


Reflek berkemih adalah refleks medulla spinalis yang seluruhya bersifat
autonomik, tetapi dapat dihambat atau dirangsang di otak. Pusat yang lebih tinggi
dapat mencegah berkemih, bahkan ketika refleks berkemih muncul, yaitu dengan
membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih
sampai mendapat waktu yang baik untuk berkemih. Jika sudah tiba saat berkemih,
pusat cortical dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu
mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu yang bersamaan menghambat
sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi
(Guyton, 2006).
Proses berkemih pada seseorang dapat mengalami gangguan sehingga tidak
dapat berjalan dengan normal. Kondisi umum yang terjadi sebagian besar adalah
ketidakmampuan individu untuk berkemih karena adanya obstruksi uretra. Pada
kondisi ini perlu dilakukan intervensi untuk mengosongkan kandung kemih yaitu
dengan pemasangan kateter.

3. ISK
3.1 Definisi (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm)
Infeksi saluran kemih, atau UTI, merupakan infeksi yang dapat terjadi di mana
saja di sepanjang saluran kemih. Infeksi saluran kemih memiliki nama yang
berbeda, tergantung pada apa bagian dari saluran kemih yang terinfeksi.

3.2 Epidemiologi
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-
babii.pdf)
Infeksi traktus urinarius akut sangat sering terjadi, paling sedikit melibatkan
15 % dari semua wanita pada suatu waktu dalam hidupnya. Beberapa
penyelidikan menunjukkan bahwa 20 % dari wanita – wanita dewasa hingga usia
lanjut, setiap tahun mengalami disuria (nyeri waktu berkemih ). Pria jarang
terkena infeksi simtomatis sampai sesudah umur 45 tahun, kecuali jika terdapat
kelainan urologis. ( Basuki B Purnomo, 2007 )

3.3 Etiologi (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm)


Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kuman, biasanya bakteri yang
masuk ke dalam uretra dan kemudian kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan
infeksi, paling sering di kandung kemih itu sendiri, yang dapat menyebar ke
ginjal.
Sebagian besar waktu, tubuh Anda dapat menyingkirkan bakteri ini. Namun,
kondisi tertentu meningkatkan risiko mengalami UTI.
Perempuan cenderung membuat mereka lebih sering karena uretra lebih
pendek dan lebih dekat ke anus dari pada pria. Karena itu, perempuan lebih
mungkin untuk mendapatkan infeksi setelah aktivitas seksual atau ketika
menggunakan diafragma untuk pengendalian kelahiran. Menopause juga
meningkatkan risiko ISK.
Berikut ini juga meningkatkan kesempatan Anda untuk mengembangkan ISK:
 Diabetes
 Lanjut usia (terutama orang dengan penyakit umum pada orang dewasa
yang lebih tua, seperti penyakit Alzheimer dan delirium )
 Masalah mengosongkan kandung kemih sepenuhnya (retensi urin)
 Sebuah tabung disebut kateter urin dimasukkan ke saluran kemih Anda
 Inkontinensia usus
 Pembesaran prostat , penyempitan uretra , atau apapun yang menghambat
aliran urin
 Batu ginjal
 Tinggal masih (bergerak) untuk jangka waktu yang panjang (misalnya,
sementara Anda pulih dari patah tulang pinggul)
 Kehamilan
 Bedah atau prosedur lain yang melibatkan saluran kemih

3.4 Klasifikasi
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-
babii.pdf)
1. Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
Peradangan akut glomerulus terjadi akibat peradangan komplek antigen dan
antibodi di kapiler – kapiler glomerulus. Komplek biasanya terbentuk 7 – 10 hari
setelah infeksi faring atau kulit oleh Streptococcus (glomerulonephritis
pascastreptococcus) tetapi dapat timbul setelah infeksi lain.(Corwin, Elizabeth J,
2000)
2. Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel
glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak
membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering timbul
beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis yang disertai
oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein dalam urin) ringan,
yang sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik.
Hasil akhir dari peradangan adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya
fungsi glomerulus. Pada pengidap diabetes yang mengalami hipertensi ringan,
memiliki prognosis fungsi ginjal jangka panjang yang kurang baik.(Corwin,
Elizabeth, J. 2000)
3. Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala – gejala
umumnya timbul secara cepat dalam beberapa jam atau hari dan mencakup
demam yang sering 103 F atau lebih, menggigil kedinginan, nyeri pinggang dan
disuria.(Corwin, Elizabeth, J. 2000)
4. Pielonefritis Kronik
Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu sendiri, dapat terjadi akibat
infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejala–gejala umum
seperti demam, menggigil, nyeri pinggang, dan disuria. Atau memperlihatkan
gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi juga menimbulkan hipertensi dan
gagal ginjal.(Corwin, Elizabeth, J. 2000)
5. Sistitis
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, merupakan tempat tersering untuk
infeksi. Gejala yang timbul yaitu disuria ( nyeri waktu berkemih ). Peningkatan
frekuensi berkemih, perasaan ingin berkemih, adanya sel – sel darah putih dalam
urin, nyeri punggung bawah / suprapubis, demam yang disertai adanya darah
dalam urin pada kasus yang parah.(Corwin, Elizabeth , J. 2000)
6. Gagal ginjal.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau
produksi urin. Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak adalah gagal ginjal akut.
Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif
irreversible disebut gagal ginjal kronik, biasanya timbul beberapa tahun setelah
penyakit atau kerusakan ginjal.(Corwin, Elizabeth, J . 2000)

3.5 Patofisiologi dan Patogenesis


Patofisiologi
(http://www.intechopen.com/books/clinical-management-of-complicated-urinary-
tract-infection/the-pathogenesis-of-urinary-tract-infections)
Pada pasien yang sehat uropathogens kebanyakan berasal dari flora dubur dan
memasuki saluran kemih melalui uretra ke dalam kandung kemih ( Handley et al.
2.002 ). Hal ini dikenal sebagai rute mendaki dan uropathogens awalnya
mematuhi dan menjajah urothelium dari uretra distal ( Gambar 1) . Peningkatan
rute ini diperburuk pada pasien dengan mengotori sekitar perineum, pada pasien
dengan kateter urin dan pada wanita yang menggunakan agen spermisida (
Foxman 2.002 ). Pada pasien dengan sistitis didirikan hingga 50% dari infeksi
dapat naik ke saluran kemih atas dan sebagian besar episode pielonefritis
disebabkan oleh kenaikan bakteri dari kandung kemih melalui ureter dan ke pelvis
ginjal ( Busch dan Huland 1.984 ). Pendakian bakteri dibantu oleh kondisi seperti
kehamilan dan obstruksi saluran kemih sebagai kondisi menghambat gerak
peristaltik saluran kemih. Bakteri yang mencapai pelvis ginjal dapat menembus
parenkim ginjal melalui saluran pengumpul dan mengganggu tubulus ginjal.
Pada infeksi individu sehat dari ginjal melalui rute hematogen jarang terjadi.
Kadang-kadang, parenkim ginjal dapat breeched pada pasien dengan bakteremia
Staphylococcus aureus atau fungaemia Candida yang berasal dari sumber oral
pada pasien imunosupresi ( smellie et al. 1.975 ). Pada kesempatan langka bakteri
dari organ-organ yang berdekatan dapat menembus saluran kemih melalui
limfatik. Kondisi yang berhubungan dengan rute limfatik adalah abses
retroperitoneal dan infeksi usus yang parah.
Patogenesis
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-
babii.pdf)
(http://www.patient.co.uk/doctor/urinary-tract-infection-in-adults)
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berbiak di dalam media urin.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara :
b. Ascending, yaitu kolonisasi kuman di sekitar uretra.
c. Hematogen, yaitu masuknya kuman melalui uretra ke buli – buli.
d. Limfogen, yaitu penempelan kuman dinding buli – buli.
e. Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi, yaitu
masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.
Kuman penyebab infeksi traktus urinarius pada umumnya adalah kuman yang
berasal dari flora normal usus dan hidup secara komersal di dalam introitus
vagina, prepusium penis, kulit perineum dan daerah sekitar anus. (Basuki B
Purnomo, 2007 )
Beberapa mikro-organisme diketahui menyebabkan ISK, namun sebagian
besar infeksi akan diproduksi oleh tiga organisme:
 Escherichia coli
 Staphylococcus saprophyticus
 Proteus mirabilis
Infeksi dengan organisme yang kurang umum adalah lebih mungkin terjadi
pada pasien yang telah mendasari patologi dan / atau sering infeksi, imunosupresi,
atau yang catheterised. Organisme yang dapat menghasilkan infeksi dalam
keadaan ini meliputi:
 Klebsiella spp.
 Proteus vulgaris
 Candida albicans
 Pseudomonas spp

3.6 Manifestasi Klinis (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm)


(http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/page3_em.htm)
Gejala infeksi kandung kemih meliputi:
 Berawan urin atau darah, yang mungkin memiliki bau busuk atau kuat
 Demam rendah (tidak semua orang akan mengalami demam)
 Nyeri atau terbakar dengan buang air kecil
 Tekanan atau kram di perut bagian bawah (biasanya tengah) atau kembali
 Kuat perlu sering buang air kecil, bahkan setelah kandung kemih telah
dikosongkan
Jika infeksi menyebar ke ginjal, gejala dapat mencakup:
 Menggigil dan gemetar atau berkeringat di malam hari
 Kelelahan dan perasaan sakit umum
 Demam di atas 101 derajat Fahrenheit
 Flank (sisi) , punggung, atau nyeri pangkal paha
 Memerah kulit, hangat, atau memerah
 Perubahan mental atau kebingungan (pada orang tua, gejala ini sering
merupakan satu-satunya tanda-tanda UTI)
 Mual dan muntah
 Nyeri perut yang parah (kadang-kadang)
Pada bayi baru lahir, bayi, anak, dan orang lanjut usia, gejala klasik infeksi
saluran kemih mungkin tidak hadir. Gejala lain mungkin menunjukkan adanya
infeksi saluran kemih.
 Bayi baru lahir: demam atau hipotermia (suhu rendah), makan yang buruk,
penyakit kuning
 Bayi: muntah, diare , demam, nafsu makan, tidak berkembang
 Anak-anak: mudah marah, makan buruk, demam yang tidak jelas yang tidak
pergi, kehilangan kontrol buang air besar, perut longgar, perubahan pola
buang air kecil
 Orang tua: demam atau hipotermia, kurang nafsu makan, lesu, perubahan
status mental
Ibu hamil berada pada peningkatan risiko untuk ISK. Biasanya, wanita hamil tidak
memiliki gejala yang tidak biasa atau unik. Jika Anda sedang hamil, urin Anda
harus diperiksa selama kunjungan prenatal karena infeksi yang belum diakui dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan atau keguguran .
Meskipun kebanyakan orang memiliki gejala dengan infeksi saluran kemih,
beberapa tidak.
Gejala infeksi saluran kemih bisa mirip dengan penyakit seksual menular.

3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding


Diagnosis
(http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/page5_em.htm)
(http://www.acog.org/~/media/For%20Patients/faq050.pdf?
dmc=1&ts=20130411T0833503324)
Diagnosis infeksi saluran kemih didasarkan pada informasi yang Anda berikan
tentang gejala-gejala, riwayat medis dan bedah, obat-obatan, kebiasaan, dan gaya
hidup. Sebuah pemeriksaan fisik dan tes laboratorium menyelesaikan evaluasi.
Dokter Anda mungkin hanya melakukan tes dipstick urine di kantor. Hanya
beberapa menit yang diperlukan untuk mendapatkan hasil. Dokter Anda juga
dapat mengirimkan urin Anda ke laboratorium untuk pengujian. Hasil ini
memakan waktu beberapa hari untuk datang kembali. Ini memberitahu dokter
bakteri yang tepat yang menyebabkan infeksi dan antibiotik yang bakteri ini
memiliki ketahanan atau sensitivitas. Kultur biasanya dikirim untuk populasi
khusus, termasuk laki-laki, karena mereka cenderung untuk mendapatkan ISK.
Hal ini tidak perlu untuk mengirim kultur untuk semua orang karena sebagian
besar ISK disebabkan oleh bakteri yang sama.
 Satu tes laboratorium yang paling penting adalah urinalisis . Sebuah sampel
urin Anda akan diuji untuk tanda-tanda infeksi, seperti adanya sel-sel darah
putih dan bakteri.
 Dalam keadaan tertentu, urin Anda mungkin juga dikultur. Ini berarti bahwa
sejumlah kecil urin disikat pada suatu zat nutrisi steril dalam piring plastik.
Pelat tersebut dibiakan selama beberapa hari dan kemudian diperiksa untuk
melihat jenis bakteri apa yang tumbuh di atasnya. Sampel juga dapat diuji
dengan antibiotik yang berbeda untuk melihat mana yang menghancurkan
bakteri terbaik. Ini disebut tes sensitivitas. Ini akan membantu menentukan
pengobatan terbaik untuk infeksi spesifik Anda.
 Tes darah biasanya tidak diperlukan kecuali kondisi rumit, seperti diduga
pielonefritis atau gagal ginjal.
Diagnosis Banding
(http://www.urology.wisc.edu/system/assets/932/module2_adult_uti.pdf?
1347982497)
Patogen lain, proses dan kondisi yang dapat menyebabkan gejala yang
menyerupai ISK meliputi:
o Herpes genitalis (HSV)
o Uretritis
o N. gonorrhoeae
o Chlamydia
o Trichomonas
o Vaginitis
o Prostatitis
o Nefrolitiasis
o Trauma
o GU tuberkulosis
o GU neoplasma
o Abses intra-abdominal
o Sepsis - sumber lain selain sistem GU

3.8 Penatalaksanaan
(http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-
infection/DS00286/DSECTION=treatments-and-drugs)
(http://www.umm.edu/patiented/articles/what_treatments_symptoms_of_urinary_t
ract_infections_000036_7.htm)
Antibiotik adalah pengobatan utama untuk semua UTI. Berbagai antibiotik
yang tersedia, dan pilihan tergantung pada banyak faktor, termasuk apakah infeksi
rumit atau rumit atau primer atau berulang. Keputusan pengobatan juga
didasarkan pada jenis pasien (pria atau wanita, wanita hamil atau tidak hamil,
anak, rumah sakit atau Nonhospitalized pasien, orang dengan diabetes).
Pengobatan tidak harus selalu didasarkan pada hitungan bakteri yang sebenarnya.
Misalnya, jika seorang wanita memiliki gejala, bahkan jika jumlah bakteri rendah
atau normal, infeksi mungkin hadir, dan dokter harus mempertimbangkan
pengobatan antibiotik.
Sederhana Infeksi
Obat yang biasa direkomendasikan untuk ISK sederhana meliputi:
 Sulfamethoxazole-trimethoprim (Bactrim, Septra, orang lain)
 Amoxicillin (Amoxil, Augmentin, orang lain)
 Nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin, orang lain)
 Ampisilin
 Ciprofloxacin (Cipro)
 Levofloksasin (Levaquin)
Biasanya, gejala menjernihkan dalam beberapa hari pengobatan. Tapi Anda
mungkin perlu untuk melanjutkan antibiotik selama seminggu atau lebih. Ambil
seluruh kursus antibiotik yang diresepkan oleh dokter Anda untuk memastikan
bahwa infeksi sudah benar-benar hilang.
Untuk ISK tanpa komplikasi yang terjadi ketika Anda sehat, dokter anda dapat
merekomendasikan kursus pendek pengobatan, seperti mengambil antibiotik
selama satu sampai tiga hari. Tapi apakah ini kursus singkat pengobatan cukup
untuk mengobati infeksi Anda tergantung pada gejala tertentu dan sejarah medis.
Dokter Anda mungkin juga meresepkan obat penghilang rasa sakit (analgesik)
yang mematikan kandung kemih dan uretra untuk meringankan terbakar saat
kencing. Salah satu efek samping umum dari analgesik saluran kemih berubah
warna urin - oranye atau merah.
Sering infeksi
Jika Anda mengalami UTI sering, dokter Anda dapat membuat rekomendasi
pengobatan tertentu, seperti:
 Lagi pengobatan antibiotik atau program dengan kursus singkat antibiotik
pada awal gejala kencing Anda
 Rumah tes urine, di mana Anda mencelupkan tongkat test ke sampel urin,
untuk memeriksa infeksi
 Sebuah dosis tunggal antibiotik setelah berhubungan seksual jika infeksi Anda
berhubungan dengan aktivitas seksual
 Terapi estrogen vagina jika Anda menopause, untuk meminimalkan
kesempatan Anda ISK berulang
Parah infeksi
Untuk ISK yang parah, Anda mungkin memerlukan pengobatan dengan antibiotik
intravena di rumah sakit.
Berikut ini adalah beberapa kelas antibiotik paling sering digunakan untuk
mengobati UTI:
Beta-Lactam
Antibiotik beta-laktam berbagi fitur kimia umum dan termasuk penisilin,
sefalosporin, dan beberapa obat-obat baru yang serupa.
Penisilin (Amoxicillin). Sampai tahun terakhir, pengobatan standar untuk ISK
adalah 10 hari amoksisilin, antibiotik penisilin, tetapi sekarang tidak efektif
terhadap E. bakteri coli di hingga 25% kasus. Kombinasi amoksisilin klavulanat
(Augmentin) kadang-kadang diberikan untuk infeksi yang resistan terhadap obat.
Amoksisilin atau Augmentin mungkin berguna untuk ISK disebabkan oleh
organisme Gram-positif, termasuk spesies Enterococcus dan S. saprophyticus.
Antibiotik sefalosporin. Dikenal sebagai sefalosporin juga alternatif untuk
infeksi yang tidak merespon pengobatan standar atau untuk populasi khusus.
Mereka sering digolongkan sebagai pertama, kedua, atau ketiga generasi.
Sefalosporin digunakan untuk pengobatan ISK mencakup sefaleksin (Keflex),
sefadroksil (Duricef) cefuroxime (Ceftin), loracarbef (Lorabid), dan cefixime
(Suprax, antara lain.
Lainnya Obat Beta-Lactam. Antibiotik beta-laktam lainnya telah
dikembangkan. Misalnya, pivmecillinam (bentuk mecillinam), umumnya
digunakan di Eropa untuk ISK.
Trimethoprim-Sulfamethoxazole (TMP-SMX)
Perlakuan yang khas adalah program 3-hari obat kombinasi trimetoprim-
sulfametoksazol, biasa disebut TMP-SMX (seperti Bactrim, Cotrim, atau Septra).
Sebuah kursus 1-hari agak kurang efektif tetapi menimbulkan risiko lebih rendah
untuk efek samping. Kursus yang lama (7 - 10 hari) bekerja tidak lebih baik
daripada 3-hari kursus dan memiliki tingkat yang lebih tinggi dari efek samping.
TMP-SMX tidak boleh digunakan pada pasien yang infeksi terjadi setelah
perawatan gigi atau pada pasien alergi terhadap obat sulfa. Reaksi alergi bisa
sangat serius. Trimethoprim (seperti Proloprim atau Trimpex) kadang-kadang
digunakan sendirian dalam mereka yang alergi terhadap obat sulfa. TMP-SMX
dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi oral. Tingginya tingkat resistensi
bakteri terhadap TMP-SMX ada di banyak bagian Amerika Serikat.
Fluoroquinolones (kuinolon)
Fluoroquinolones (juga hanya disebut kuinolon) sekarang menjadi banyak
digunakan sebagai TMP-SMX. Mereka adalah alternatif standar TMP-SMX.
Contoh kuinolon termasuk ofloksasin (floxacin), ciprofloxacin (Cipro),
norfloksasin (Noroxin), dan levofloxacin (Levaquin).
Wanita hamil tidak boleh minum antibiotik fluorokuinolon. Mereka juga
memiliki dampak yang sangat buruk pada anak-anak daripada antibiotik lain dan
tidak menjadi pilihan lini pertama dalam kebanyakan situasi.
Tetrasiklin
Tetrasiklin termasuk doksisiklin, tetrasiklin, dan minocycline. Pengobatan
dengan tetrasiklin atau doksisiklin dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan
oleh Mycoplasma atau Chlamydia. Tetrasiklin memiliki efek samping unik di
antara antibiotik, termasuk reaksi kulit terhadap sinar matahari, mungkin terbakar
di tenggorokan, dan perubahan warna gigi. Mereka tidak dapat diambil oleh anak-
anak atau wanita hamil.
Aminoglikosida
Aminoglikosida (gentamisin, tobramycin, amikasin) yang diberikan melalui
suntikan untuk infeksi bakteri yang sangat serius. Mereka dapat diberikan hanya
dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Gentamisin adalah aminoglikosida yang
paling umum digunakan untuk ISK parah. Mereka dapat memiliki efek samping
yang sangat serius, termasuk kerusakan pada pendengaran, keseimbangan, dan
ginjal.
Antibiotik lain Digunakan khusus untuk ISK
Nitrofurantoin Nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin). Adalah antibiotik
yang digunakan khusus untuk infeksi saluran kemih sebagai alternatif TMP-SMX
atau kuinolon a. Tidak seperti banyak obat lain, bagaimanapun, biasanya diambil
selama 7 - 10 hari, bahkan dalam kasus-kasus cystitis sederhana. Hal ini tidak
berguna untuk mengobati infeksi ginjal. Nitrofurantoin sering menyebabkan
gangguan perut dan berinteraksi dengan banyak obat. Kondisi medis kronis atau
serius lainnya juga dapat mempengaruhi penggunaannya. Ini tidak boleh
digunakan pada wanita hamil dalam waktu 1 - 2 minggu setelah persalinan, pada
ibu menyusui, atau pada mereka dengan penyakit ginjal.
Fosfomycin. Antibiotik fosfomisin (Monurol) mungkin diresepkan sebagai
pengobatan 1-dosis untuk wanita yang sedang hamil.
Doripenem. Doripenem (Doribax) adalah antibiotik carbapenem baru, yang
disetujui pada tahun 2007 untuk pengobatan infeksi saluran kemih rumit. Hal ini
diberikan melalui suntikan.
Obat untuk Mengobati Gejala
Meskipun antibiotik dapat menyembuhkan infeksi saluran kemih yang paling,
gejala yang parah dapat bertahan selama beberapa hari sampai pengobatan efektif
menghilangkan bakteri. Sejumlah opsi yang tersedia untuk menghilangkan gejala
sampai antibiotik mengambil tindakan.
Phenazopyridine. Phenazopyridine (seperti Pyridium, Uristat, Barodium,
Eridium, dan azo Standard) mengurangi rasa sakit dan terbakar yang disebabkan
oleh infeksi. Pasien tidak harus mengambil obat ini selama lebih dari 2 hari.
Efek samping termasuk sakit kepala dan gangguan perut. Obat ternyata urin
berwarna merah atau oranye, yang bisa menodai kain dan sulit untuk menghapus.
Jarang, hal itu dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk sesak
napas, kulit kebiruan, penurunan mendadak dalam output urin, sesak napas, dan
kebingungan. Dalam kasus tersebut, pasien harus segera menghubungi dokter.
Antispasm Obat. Methenamine (seperti Atrosept, Prosed, dan Urised) atau
flavoxate (Urispas) mengurangi kejang kandung kemih, yang mungkin terjadi
dengan beberapa UTI. Obat ini dapat memiliki efek samping yang parah,
bagaimanapun, bahwa pasien harus mendiskusikan dengan dokter.

3.9 Komplikasi
(http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-
infection/DS00286/DSECTION=complications)
(http://www.medicinenet.com/urine_infection/page9.htm)
UTI paling tidak menimbulkan komplikasi jika mereka spontan menyelesaikan
dengan cepat (beberapa hari) atau jika dirawat di awal infeksi dengan obat yang
tepat. Namun, ada sejumlah komplikasi yang dapat terjadi jika ISK menjadi kronis
atau kemajuan pesat. Infeksi kronis dapat mengakibatkan striktur kemih, abses,
fistula, dan kerusakan ginjal. Berkembangnya ISK dapat menyebabkan dehidrasi ,
gagal ginjal , sepsis , dan kematian. Perempuan hamil dengan ISK yang tidak
diobati dapat berkembang kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah untuk
bayi dan menjalankan risiko majunya infeksi.
Ketika segera diobati dan benar, infeksi saluran kemih bawah jarang
menyebabkan komplikasi. Tapi tidak diobati, infeksi saluran kemih dapat
memiliki konsekuensi serius.
Komplikasi ISK mungkin termasuk:
 Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami tiga atau lebih ISK
 Kerusakan ginjal permanen dari infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis)
karena adanya ISK diobati, terutama pada anak kecil
 Peningkatan risiko wanita yang melahirkan berat badan lahir rendah atau bayi
prematur

3.10 Prognosis (http://www.medicinenet.com/urine_infection/page9.htm)


Sebuah prognosis yang baik adalah yang biasa untuk ISK spontan diselesaikan
dan cepat ditangani. Bahkan pasien yang telah berkembang pesat dan gejala
pielonefritis dini dapat memiliki prognosis yang baik jika cepat dan cukup
dirawat. Prognosis mulai menurun jika ISK tidak cepat diakui atau diobati. Pasien
Lansia dan imunosupresi mungkin tidak memiliki UTI diakui awal, prognosis
mereka bisa berkisar dari adil untuk miskin, tergantung pada seberapa banyak
kerusakan yang dilakukan pada saluran kemih atau jika komplikasi seperti sepsis
terjadi. Seperti orang dewasa, kebanyakan anak-anak diobati akan memiliki
prognosis yang baik. Anak-anak dan orang dewasa dengan ISK berulang dapat
mengembangkan komplikasi dan prognosis buruk, ISK berulang mungkin
merupakan gejala dari masalah yang mendasari dengan struktur saluran kemih.
Pasien-pasien harus dirujuk ke spesialis (ahli urologi) untuk evaluasi lebih lanjut.

3.11 Pencegahan Dan Promotif


(http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-
infection/DS00286/DSECTION=prevention)
(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm)
Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih:
 Minum banyak cairan, terutama air Minum air membantu mengencerkan
urin Anda dan memastikan bahwa Anda akan buang air kecil lebih sering -.
Memungkinkan bakteri akan memerah dari saluran kemih Anda sebelum
infeksi dapat dimulai.
 Usap dari depan ke belakang. Melakukannya setelah buang air kecil dan
setelah buang air besar membantu mencegah bakteri di daerah anus menyebar
ke vagina dan uretra.
 Mengosongkan kandung kemih Anda segera setelah berhubungan. Juga,
minum segelas penuh air untuk membantu bakteri flush.
 Hindari produk feminin berpotensi menjengkelkan. Menggunakan
semprotan deodorant atau produk feminin lain, seperti douches dan bubuk, di
area genital dapat mengiritasi uretra.
Setelah menopause, seorang wanita dapat menggunakan krim estrogen di daerah
vagina untuk mengurangi kemungkinan infeksi lebih lanjut.
RENANG DAN HIGIENE
 Pilih pembalut bukan tampon, yang beberapa dokter percaya membuat infeksi
lebih mungkin. Mengganti pembalut setiap kali Anda menggunakan kamar
mandi.
 Jangan douche atau menggunakan semprotan kewanitaan atau bubuk. Sebagai
aturan umum, jangan menggunakan produk yang mengandung parfum di
daerah genital.
 Mengambil mandi bukannya mandi. Hindari minyak mandi.
 Jaga area genital Anda bersih. Bersihkan daerah genital dan anal Anda
sebelum dan sesudah aktivitas seksual.
 Buang air kecil sebelum dan sesudah aktivitas seksual.
 Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan kamar mandi.
CLOTHING
 Hindari celana ketat.
 Kenakan kapas kain pakaian dan pantyhose, dan mengubah baik setidaknya
sekali sehari.
DIET
 Minum banyak cairan (2 sampai 4 liter setiap hari).
 Minum jus cranberry atau menggunakan tablet cranberry, tetapi jika anda
tidak memiliki riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal.
 Jangan minum cairan yang mengiritasi kandung kemih, seperti alkohol dan
kafein.

4. Pemeriksaan Kultur Urin


(http://journals.lww.com/co-
pediatrics/fulltext/2009/04000/diagnosis_of_urinary_tract_infections_in_children.5.aspx)
Teknik mendapatkan urin untuk kultur akan mempengaruhi tingkat kontaminasi dan
dengan demikian akan mempengaruhi interpretasi hasil budaya. Banyak dari studi awal
pada UTI dimanfaatkan urin yang diperoleh dengan menangkap bersih. Hal ini tentunya
cara termudah untuk mendapatkan urin karena hampir tidak memerlukan persiapan atau
peralatan khusus. Sayangnya, ada kekhawatiran teoritis dan praktis yang urin bisa
terkontaminasi dengan bakteri dari kulit atau area genital dan dengan demikian tidak
mewakili apa yang ada dalam saluran kemih. Selain itu, koleksi dengan cara ini hampir
tidak mungkin pada bayi yang tidak terlatih dengan toilet.
Sejumlah penelitian telah membuat perbandingan langsung dari hasil kultur urin yang
diperoleh oleh kedua menangkap bersih dan kateterisasi. Sebuah studi awal oleh Pryles
dan Steg menunjukkan bahwa, untuk anak perempuan antara usia 2 dan 12 tahun,
spesimen voided bersih memiliki tingkat yang sama dari kontaminasi dengan yang
diperoleh dengan kateterisasi. Penelitian pertama yang dilaporkan pada anak-anak oleh
Masters memiliki hasil yang sama dan bahkan mengusulkan bahwa spesimen urin yang
diperoleh dengan kateterisasi mungkin memiliki tingkat lebih tinggi daripada kontaminasi
spesimen voided bersih.
Sebuah penelitian yang lebih baru pada pasien yang lebih muda (di bawah usia 2
tahun) menunjukkan bahwa hasil kultur dari sampel voided bersih dan sampel kateter
adalah serupa untuk anak-anak yang belajar tetapi menunjukkan kurang korelasi untuk
anak-anak. Para pasien dalam penelitian ini tidak memiliki UTI dan sedang dipelajari
hanya untuk membandingkan tingkat budaya positif-palsu. Namun, itu menarik untuk
dicatat bahwa mereka memiliki tingkat tinggi kontaminasi menggunakan kedua metode
pengumpulan urin.
Teknik aspirasi suprapubik urin diperkenalkan pada tahun 1959 oleh Pryles et al..
Sebuah studi lanjutan 10 tahun kemudian terus menunjukkan bahwa teknik ini ditoleransi
dengan baik dan sangat berguna dalam mendiagnosis ISK, terutama pada pasien yang
memiliki jumlah koloni rendah dari kultur urin dilakukan dengan teknik lain. Sangat
menarik untuk dicatat bahwa banyak artikel review terus menyebutkan aspirasi
suprapubik urin sebagai metode pilihan untuk memperoleh urin untuk kultur, namun studi
terbaru telah membandingkan semua teknik lain kecuali aspirasi suprapubik.
Hasil yang bertentangan ditemukan ketika membandingkan spesimen voided bersih
dan spesimen kateter dengan yang diperoleh dengan aspirasi suprapubik urin. Peneliti ini
menemukan hasil urin voided bersih dan sampel urin kateter untuk memiliki tingkat
tinggi kontaminasi bahwa mereka tidak dapat diterima. Hal ini menimbulkan pertanyaan
kebutuhan untuk pelatihan personil untuk benar melakukan metode untuk memperoleh
urin untuk kultur.
The American Academy of Pediatrics (AAP) diterbitkan Parameter Praktik mereka
untuk diagnosis dan pengobatan ISK pada bayi dan anak-anak pada tahun 1999. Jika bayi
ditemukan cukup sakit untuk memulai pengobatan antibiotik empiris, mereka sangat
direkomendasikan bahwa kultur urin diperoleh dengan aspirasi suprapubik atau
kateterisasi. Tingkat positif palsu kultur urin yang diperoleh dengan koleksi tas ditemukan
terlalu tinggi secara klinis dapat diterima. Akademi menegaskan fakta bahwa aspirasi
suprapubik urin untuk kultur dianggap sebagai 'standar emas'.
Sebuah tinjauan yang lebih baru dari literatur diuraikan pedoman WHO untuk
mendapatkan urin untuk kultur. Rekomendasi ini sangat mirip dengan AAP. Pedoman
WHO menyatakan bahwa, untuk bayi yang sehat cukup untuk mempertimbangkan
pengobatan empiris, rekomendasinya adalah untuk memperoleh urin baik dengan aspirasi
suprapubik atau kateterisasi. Tingginya tingkat false-positif spesimen urin kantong
menghalangi dari menjadi teknik yang berguna dalam pengaturan ini. Pada anak yang
lebih tua yang dapat membatalkan pada perintah, penggunaan tangkapan bersih, terutama
urin tengah sungai, ditemukan teknik diterima untuk memperoleh urin untuk kultur.
Ulasan ini juga dianggap teknik aspirasi suprapubik sebagai 'standar emas'. Komplikasi
dari teknik ini ditemukan menjadi minimal, tetapi masalah utama dengan kegunaannya
adalah pelatihan yang tidak memadai dan kecemasan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai