Blok Urinaria
1. Vesica Urinaria dan Uretra
1.1 Makroskopis
Vesica urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui
mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic
floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian
usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas
tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior,
dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor
(otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian
posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian
berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum
vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun
dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun
pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus
imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis
melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan
motorik.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan
wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi
sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra
pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter
yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat
involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat
volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal
inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan
aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter
urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai
oleh persarafan simpatis.
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus
kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian
lainnya.
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi
diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae
eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis.
Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.
Urethra pars prostatica mendapat suplai darah terutama dari arteria vesicalis
inferior dan arteria rectalis media. Urethra pars membranacea diberi suplai darah
oleh arteria bulbi penis. Urethra pars spongiosa mendapat suplai darah dari arteria
urethralis dan cabang-cabang arteria dorsalis penis dan arteria profunda penis.
Aliran darah venous menuju ke plexus venosus prostaticus dan ke vena pudenda
interna.
Urethra pars prostatica menerima innervasi dari plexus nervosus prostaticus.
Urethra pars membranacea dipersarafi oleh nervus cavernosus penis, dan pars
spongiosa diinervasi oleh cabng-cabang dari nervus pudendus.
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding
uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara
pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening).
Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali
somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi
reproduktif.
Referensi:
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 thed. US: FA
Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies;
2001.
20 THOUGHTS ON “ ANATOMI GINJAL DAN SALURAN KEMIH ”
(lutfie.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/Anatomi-ginjal-dan-ureter.pdf)
(www.fileserver.abulyatama.ac.id/index.php%3Fdir
%3DFAKULTAS_KEDOKTERAN/ANATOMI_2010/%26file
%3Dbuku_panduan_anatomi_urogenital.pdf)
1.2 Mikroskopis
(staff.ui.ac.id/internal/132015140/material/SISTEMPERKEMIHAN.doc)
Vesica urinaria
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter
(terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina
propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot
polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan
tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika
adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah
menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.
Uretra
Panjang uretra pria (Gb-16) antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif
terbagi atas 3 bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung
kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini
bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar
prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara
otot rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus
korpus kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat
lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya.
Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis
silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya.
Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter
(aw/2001).
2. Fisiologi Berkemih
2.1 Proses Berkemih
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24879/4/Chapter%2520II.pdf)
Berkemih (mictio, mycturition, voiding, atau urination) adalah proses
pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini dimulai dengan
terkumpulnya urine dalam vesika urinaria yang merangsang saraf-saraf sensorik
dalam dinding vesika urinaria (bagian reseptor). Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saraf bila berisi kurang lebih 250-450 cc (pada orang
dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena
vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan, melalui medulla
spinalis dihantarkan kepusat pengontrol berkemih yang terdapat dikorteks
serebral, kemudian otak memberikan implus/rangsangan melalui medulla spinalis
ke neuromotoris didaerah sakral, serta terjadi koneksasi otot detrosor dan relaksasi
otot sfingter internal.
Proses miksi terdiri dari dua langkah utama:
1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua.
Terjadinya distensi atau peningkatan tegangan pada kandung kemih
mencetuskan refleks I yang menghasilkan kontraksi kandung kemih dan
refleks V yang menyebabkan relaksasi uretra.
2. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih) yang
berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya
menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berkemih. Ketika proximal
uretra mengalirkan urin maka akan mengaktifkan refleks II yang akan
menghasilkan kontraksi kandung kemih dan IV sehingga stingfer eksternal
dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin dapat keluar. Jika tejadi distensi
pada uretra yang bisa disebabkan karena sumbatan, atau kelemahan sfingter
uretra maka akan mengaktifkan refleks III, sehingga kontraksi kandung kemih
melemah.
3. ISK
3.1 Definisi (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm)
Infeksi saluran kemih, atau UTI, merupakan infeksi yang dapat terjadi di mana
saja di sepanjang saluran kemih. Infeksi saluran kemih memiliki nama yang
berbeda, tergantung pada apa bagian dari saluran kemih yang terinfeksi.
3.2 Epidemiologi
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-
babii.pdf)
Infeksi traktus urinarius akut sangat sering terjadi, paling sedikit melibatkan
15 % dari semua wanita pada suatu waktu dalam hidupnya. Beberapa
penyelidikan menunjukkan bahwa 20 % dari wanita – wanita dewasa hingga usia
lanjut, setiap tahun mengalami disuria (nyeri waktu berkemih ). Pria jarang
terkena infeksi simtomatis sampai sesudah umur 45 tahun, kecuali jika terdapat
kelainan urologis. ( Basuki B Purnomo, 2007 )
3.4 Klasifikasi
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-
babii.pdf)
1. Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
Peradangan akut glomerulus terjadi akibat peradangan komplek antigen dan
antibodi di kapiler – kapiler glomerulus. Komplek biasanya terbentuk 7 – 10 hari
setelah infeksi faring atau kulit oleh Streptococcus (glomerulonephritis
pascastreptococcus) tetapi dapat timbul setelah infeksi lain.(Corwin, Elizabeth J,
2000)
2. Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel
glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak
membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering timbul
beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis yang disertai
oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein dalam urin) ringan,
yang sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik.
Hasil akhir dari peradangan adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya
fungsi glomerulus. Pada pengidap diabetes yang mengalami hipertensi ringan,
memiliki prognosis fungsi ginjal jangka panjang yang kurang baik.(Corwin,
Elizabeth, J. 2000)
3. Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala – gejala
umumnya timbul secara cepat dalam beberapa jam atau hari dan mencakup
demam yang sering 103 F atau lebih, menggigil kedinginan, nyeri pinggang dan
disuria.(Corwin, Elizabeth, J. 2000)
4. Pielonefritis Kronik
Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu sendiri, dapat terjadi akibat
infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejala–gejala umum
seperti demam, menggigil, nyeri pinggang, dan disuria. Atau memperlihatkan
gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi juga menimbulkan hipertensi dan
gagal ginjal.(Corwin, Elizabeth, J. 2000)
5. Sistitis
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, merupakan tempat tersering untuk
infeksi. Gejala yang timbul yaitu disuria ( nyeri waktu berkemih ). Peningkatan
frekuensi berkemih, perasaan ingin berkemih, adanya sel – sel darah putih dalam
urin, nyeri punggung bawah / suprapubis, demam yang disertai adanya darah
dalam urin pada kasus yang parah.(Corwin, Elizabeth , J. 2000)
6. Gagal ginjal.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau
produksi urin. Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak adalah gagal ginjal akut.
Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif
irreversible disebut gagal ginjal kronik, biasanya timbul beberapa tahun setelah
penyakit atau kerusakan ginjal.(Corwin, Elizabeth, J . 2000)
3.8 Penatalaksanaan
(http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-
infection/DS00286/DSECTION=treatments-and-drugs)
(http://www.umm.edu/patiented/articles/what_treatments_symptoms_of_urinary_t
ract_infections_000036_7.htm)
Antibiotik adalah pengobatan utama untuk semua UTI. Berbagai antibiotik
yang tersedia, dan pilihan tergantung pada banyak faktor, termasuk apakah infeksi
rumit atau rumit atau primer atau berulang. Keputusan pengobatan juga
didasarkan pada jenis pasien (pria atau wanita, wanita hamil atau tidak hamil,
anak, rumah sakit atau Nonhospitalized pasien, orang dengan diabetes).
Pengobatan tidak harus selalu didasarkan pada hitungan bakteri yang sebenarnya.
Misalnya, jika seorang wanita memiliki gejala, bahkan jika jumlah bakteri rendah
atau normal, infeksi mungkin hadir, dan dokter harus mempertimbangkan
pengobatan antibiotik.
Sederhana Infeksi
Obat yang biasa direkomendasikan untuk ISK sederhana meliputi:
Sulfamethoxazole-trimethoprim (Bactrim, Septra, orang lain)
Amoxicillin (Amoxil, Augmentin, orang lain)
Nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin, orang lain)
Ampisilin
Ciprofloxacin (Cipro)
Levofloksasin (Levaquin)
Biasanya, gejala menjernihkan dalam beberapa hari pengobatan. Tapi Anda
mungkin perlu untuk melanjutkan antibiotik selama seminggu atau lebih. Ambil
seluruh kursus antibiotik yang diresepkan oleh dokter Anda untuk memastikan
bahwa infeksi sudah benar-benar hilang.
Untuk ISK tanpa komplikasi yang terjadi ketika Anda sehat, dokter anda dapat
merekomendasikan kursus pendek pengobatan, seperti mengambil antibiotik
selama satu sampai tiga hari. Tapi apakah ini kursus singkat pengobatan cukup
untuk mengobati infeksi Anda tergantung pada gejala tertentu dan sejarah medis.
Dokter Anda mungkin juga meresepkan obat penghilang rasa sakit (analgesik)
yang mematikan kandung kemih dan uretra untuk meringankan terbakar saat
kencing. Salah satu efek samping umum dari analgesik saluran kemih berubah
warna urin - oranye atau merah.
Sering infeksi
Jika Anda mengalami UTI sering, dokter Anda dapat membuat rekomendasi
pengobatan tertentu, seperti:
Lagi pengobatan antibiotik atau program dengan kursus singkat antibiotik
pada awal gejala kencing Anda
Rumah tes urine, di mana Anda mencelupkan tongkat test ke sampel urin,
untuk memeriksa infeksi
Sebuah dosis tunggal antibiotik setelah berhubungan seksual jika infeksi Anda
berhubungan dengan aktivitas seksual
Terapi estrogen vagina jika Anda menopause, untuk meminimalkan
kesempatan Anda ISK berulang
Parah infeksi
Untuk ISK yang parah, Anda mungkin memerlukan pengobatan dengan antibiotik
intravena di rumah sakit.
Berikut ini adalah beberapa kelas antibiotik paling sering digunakan untuk
mengobati UTI:
Beta-Lactam
Antibiotik beta-laktam berbagi fitur kimia umum dan termasuk penisilin,
sefalosporin, dan beberapa obat-obat baru yang serupa.
Penisilin (Amoxicillin). Sampai tahun terakhir, pengobatan standar untuk ISK
adalah 10 hari amoksisilin, antibiotik penisilin, tetapi sekarang tidak efektif
terhadap E. bakteri coli di hingga 25% kasus. Kombinasi amoksisilin klavulanat
(Augmentin) kadang-kadang diberikan untuk infeksi yang resistan terhadap obat.
Amoksisilin atau Augmentin mungkin berguna untuk ISK disebabkan oleh
organisme Gram-positif, termasuk spesies Enterococcus dan S. saprophyticus.
Antibiotik sefalosporin. Dikenal sebagai sefalosporin juga alternatif untuk
infeksi yang tidak merespon pengobatan standar atau untuk populasi khusus.
Mereka sering digolongkan sebagai pertama, kedua, atau ketiga generasi.
Sefalosporin digunakan untuk pengobatan ISK mencakup sefaleksin (Keflex),
sefadroksil (Duricef) cefuroxime (Ceftin), loracarbef (Lorabid), dan cefixime
(Suprax, antara lain.
Lainnya Obat Beta-Lactam. Antibiotik beta-laktam lainnya telah
dikembangkan. Misalnya, pivmecillinam (bentuk mecillinam), umumnya
digunakan di Eropa untuk ISK.
Trimethoprim-Sulfamethoxazole (TMP-SMX)
Perlakuan yang khas adalah program 3-hari obat kombinasi trimetoprim-
sulfametoksazol, biasa disebut TMP-SMX (seperti Bactrim, Cotrim, atau Septra).
Sebuah kursus 1-hari agak kurang efektif tetapi menimbulkan risiko lebih rendah
untuk efek samping. Kursus yang lama (7 - 10 hari) bekerja tidak lebih baik
daripada 3-hari kursus dan memiliki tingkat yang lebih tinggi dari efek samping.
TMP-SMX tidak boleh digunakan pada pasien yang infeksi terjadi setelah
perawatan gigi atau pada pasien alergi terhadap obat sulfa. Reaksi alergi bisa
sangat serius. Trimethoprim (seperti Proloprim atau Trimpex) kadang-kadang
digunakan sendirian dalam mereka yang alergi terhadap obat sulfa. TMP-SMX
dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi oral. Tingginya tingkat resistensi
bakteri terhadap TMP-SMX ada di banyak bagian Amerika Serikat.
Fluoroquinolones (kuinolon)
Fluoroquinolones (juga hanya disebut kuinolon) sekarang menjadi banyak
digunakan sebagai TMP-SMX. Mereka adalah alternatif standar TMP-SMX.
Contoh kuinolon termasuk ofloksasin (floxacin), ciprofloxacin (Cipro),
norfloksasin (Noroxin), dan levofloxacin (Levaquin).
Wanita hamil tidak boleh minum antibiotik fluorokuinolon. Mereka juga
memiliki dampak yang sangat buruk pada anak-anak daripada antibiotik lain dan
tidak menjadi pilihan lini pertama dalam kebanyakan situasi.
Tetrasiklin
Tetrasiklin termasuk doksisiklin, tetrasiklin, dan minocycline. Pengobatan
dengan tetrasiklin atau doksisiklin dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan
oleh Mycoplasma atau Chlamydia. Tetrasiklin memiliki efek samping unik di
antara antibiotik, termasuk reaksi kulit terhadap sinar matahari, mungkin terbakar
di tenggorokan, dan perubahan warna gigi. Mereka tidak dapat diambil oleh anak-
anak atau wanita hamil.
Aminoglikosida
Aminoglikosida (gentamisin, tobramycin, amikasin) yang diberikan melalui
suntikan untuk infeksi bakteri yang sangat serius. Mereka dapat diberikan hanya
dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Gentamisin adalah aminoglikosida yang
paling umum digunakan untuk ISK parah. Mereka dapat memiliki efek samping
yang sangat serius, termasuk kerusakan pada pendengaran, keseimbangan, dan
ginjal.
Antibiotik lain Digunakan khusus untuk ISK
Nitrofurantoin Nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin). Adalah antibiotik
yang digunakan khusus untuk infeksi saluran kemih sebagai alternatif TMP-SMX
atau kuinolon a. Tidak seperti banyak obat lain, bagaimanapun, biasanya diambil
selama 7 - 10 hari, bahkan dalam kasus-kasus cystitis sederhana. Hal ini tidak
berguna untuk mengobati infeksi ginjal. Nitrofurantoin sering menyebabkan
gangguan perut dan berinteraksi dengan banyak obat. Kondisi medis kronis atau
serius lainnya juga dapat mempengaruhi penggunaannya. Ini tidak boleh
digunakan pada wanita hamil dalam waktu 1 - 2 minggu setelah persalinan, pada
ibu menyusui, atau pada mereka dengan penyakit ginjal.
Fosfomycin. Antibiotik fosfomisin (Monurol) mungkin diresepkan sebagai
pengobatan 1-dosis untuk wanita yang sedang hamil.
Doripenem. Doripenem (Doribax) adalah antibiotik carbapenem baru, yang
disetujui pada tahun 2007 untuk pengobatan infeksi saluran kemih rumit. Hal ini
diberikan melalui suntikan.
Obat untuk Mengobati Gejala
Meskipun antibiotik dapat menyembuhkan infeksi saluran kemih yang paling,
gejala yang parah dapat bertahan selama beberapa hari sampai pengobatan efektif
menghilangkan bakteri. Sejumlah opsi yang tersedia untuk menghilangkan gejala
sampai antibiotik mengambil tindakan.
Phenazopyridine. Phenazopyridine (seperti Pyridium, Uristat, Barodium,
Eridium, dan azo Standard) mengurangi rasa sakit dan terbakar yang disebabkan
oleh infeksi. Pasien tidak harus mengambil obat ini selama lebih dari 2 hari.
Efek samping termasuk sakit kepala dan gangguan perut. Obat ternyata urin
berwarna merah atau oranye, yang bisa menodai kain dan sulit untuk menghapus.
Jarang, hal itu dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk sesak
napas, kulit kebiruan, penurunan mendadak dalam output urin, sesak napas, dan
kebingungan. Dalam kasus tersebut, pasien harus segera menghubungi dokter.
Antispasm Obat. Methenamine (seperti Atrosept, Prosed, dan Urised) atau
flavoxate (Urispas) mengurangi kejang kandung kemih, yang mungkin terjadi
dengan beberapa UTI. Obat ini dapat memiliki efek samping yang parah,
bagaimanapun, bahwa pasien harus mendiskusikan dengan dokter.
3.9 Komplikasi
(http://www.mayoclinic.com/health/urinary-tract-
infection/DS00286/DSECTION=complications)
(http://www.medicinenet.com/urine_infection/page9.htm)
UTI paling tidak menimbulkan komplikasi jika mereka spontan menyelesaikan
dengan cepat (beberapa hari) atau jika dirawat di awal infeksi dengan obat yang
tepat. Namun, ada sejumlah komplikasi yang dapat terjadi jika ISK menjadi kronis
atau kemajuan pesat. Infeksi kronis dapat mengakibatkan striktur kemih, abses,
fistula, dan kerusakan ginjal. Berkembangnya ISK dapat menyebabkan dehidrasi ,
gagal ginjal , sepsis , dan kematian. Perempuan hamil dengan ISK yang tidak
diobati dapat berkembang kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah untuk
bayi dan menjalankan risiko majunya infeksi.
Ketika segera diobati dan benar, infeksi saluran kemih bawah jarang
menyebabkan komplikasi. Tapi tidak diobati, infeksi saluran kemih dapat
memiliki konsekuensi serius.
Komplikasi ISK mungkin termasuk:
Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami tiga atau lebih ISK
Kerusakan ginjal permanen dari infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis)
karena adanya ISK diobati, terutama pada anak kecil
Peningkatan risiko wanita yang melahirkan berat badan lahir rendah atau bayi
prematur