ANYANG-ANYANGAN
Seorang perempuan, usia 23 tahun datang ke dokter puskesmas dengan keluhan nyeri
saat buang air kecil dan anyang-anyangan. Keluhan ini dirasakan sejak dua hari yang lalu.
Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali nyeri tekan supra simpisis. Pada
pemeriksaan urinalisis didapatkan peningkatan leukosit dalam sedimen urin kemudian
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur urin.
SASARAN BELAJAR
1
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Berkemih
1.1 Anatomi Makroskopis
1.2 Anatami Mikroskopis
2
L.O.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Kemih
Perdarahan
a.vesicalis superior cabang dari a.hypogastrica
a.vesicalis inferior cabang dari a.hypogastrica
Persarafan
Saraf otonom parasymphatis berasal dari n.splanchnicus pelvicus (Sacral 2-3-4)
Saraf otonom symphatis dari ganglion symphatis (Lumbal 1-2-3)
Saluran terakhir dari sistem urinarius
3
URETHRA
Adalah saluran terakhir dari sistem urinarius mulai dari ostium urethra internum sampai
ostium urethra externum, Urethra pada laki-laki lebih panjang dari wanita, sebab pada
laki-laki ada penis dan kelenjar prostat, pada wanita tidak ada. Pada laki-laki lebih
panjangnya 18-20 cm, dan pada wanita hanya 3-4 cm. Pada laki-laki, urethra terbagi atas
3 daerah:
a. Urethra pars prostatica → mulai dari ostium urethra internum sampai urethra yang
ditutupi oleh glandula prostat & berada di rongga pelvis.
b. Uretra pars membranacea → mulai dari urethra pars prostatica sampai bulbus penis
pars cavernosa (paling pendek= 1-2 cm)
c. Uretra pars cavernosa (spongiosa) → mulai dari daerah bulbus penis sampai ostium
urethra externum, berjalan dalam corpus cavernosa urethra (penis), 12-15 cm.
Perdarahan
a.dorsalis penis
a.bulbo urethralis
Persarafan
Cabang-cabang n.pudendus
(Syam, Edward. 2011)
4
1.2 Anatomi Mikroskopik
VESIKA URINARIA
Adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung urine. Lumen vesika
urinaria dilapisi epitel transisional yang dapat meregang atau membesar ( berubah bentuk )
saat diisi urine. Vesika urinaria dilapisi oleh 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan
adventisia / serosa. Lapisan yang menyusun epitel transisional pada mukosa lebih banyak,
pada permukaan epiel yang teregang dapat ditemukan sel payung dengan dinding
apikalnyaberwarna asidofil. Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis
tersusun oleh lapisan – lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventitia
berupa jaringan ikat, sebagian vesika urinaria ditutupi oleh peritoneum (serosa).
5
Gambar 5. Mikroskopik urethra
6
pelvis secara terus menerus melepaskan potensial aksi dengan kecepatan sedang kecuali
bila mengalami inhibisi, sehingga otot-otot ini mengalami kontraksi tonik untuk
mencegah keluarnya urin melalui uretra. Dalam keadaan normal, sewaktu kandung kemih
melemas dan terisi, sfingter uretra interna dan eksterna tertutup untuk mencegah urin
keluar. Selain itu, karena merupakan otot rangka, sfingter eksterna dan diafragma pelvis
berada di bawah kontrol kesadaran. Keduanya dapat dengan sengaja dikontraksikan untuk
mencegah pengeluaran urin sewaktu kandung kemih berkontraksi dan sfingter interna
terbuka.
7
yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin akibat peningkatan mendadak tekanan
kandung kemih., misalnya sewaktu batuk atau bersin, dapat terjadi akibat gangguan fungsi
sfingter. Hal ini tidak jarang terjadi pada wanita yang sering melahirkan atau pada pria yang
sfingternya cedera selama pembedahan prostat. (Sherwood, L. 2001)
3.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas
di pasaran. ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme
(MO) dalam urin.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keberadaan mikroorganisme di dalam urin.
Bakteriuria bermakna (significant bakteriuria) menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin.
Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteruria bermakna dengan disertai
presentasi klinis dinamakan bakteriuria bermakna simptomatik.
8
Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated type) merupakan infeksi saluran kemih
berulang tetapi jarang menimbulkan insufisiensi ginjal kronik sedangkan infeksi saluran
kemih komplikasi (complicated type) adalah infeksi saluran kemih denga refluks
vesikoureter sejak lahir. (Sukandar, Edar. 2009)
ETIOLOGI
Gram Negatif
Famili Genus Spesies
Enterobacteriaceae Escherichia coli
Klebsiella pneumoniae,
oxytosa
Proteus mirabilis, vulgaris
Enterobacter cloacae, aerogenes
Providencia rettgeri, stuartii
Morganella morganii
Citrobacter freundii, diversus
Serratia morcescens
Pseudomonadacea Pseudomonas Aeruginosa
e
Gram Positif
Famili Genus Spesies
Micrococcaceae Staphylococcu Aureus
s
Streptococcaceae Streptococcus fecalis, enterococcus
Tabel 1. Famili, Genus, dan Spesies MO yang Paling Sering Sebagai Penyebab ISK
Penyebab lainnya bisa daRi virus seperti Adenovirus dan jamur seperti Chlamydia
dan Mycoplasma.
9
E. coli dapat menyebabkan infeksi asimtomatik ataupun simtomatik. E.coli
mempunyai pili tipe P yang akan melekat pada bagian antigen golongan darah P,
struktur pengenal minimalnya adalah disakarida -D-galaktopiranosil-(1-4)-β-D-
galaktopiranosida (adhesi pengikatan GAL-GAL)
Proteus sp dan Staphylococcus dengan koagulase negatif sering ditemukan pada anak
laki-laki berusia 5 tahun. ISK yang disebabkan oleh proteus sp akan menghasilkan
urease sehingga mengakibatkan hidrolisis urea secara cepat dan membebaskan
amonia sehingga urin bersifat basa dan mudah sekali terjadi pembentukan batu.
Ditambah lagi motilitas proteus sp yang cepat.
Infeksi pseudomonas sp dan mikroorganisme lainnya
(Sukandar, Edar. 2009; Brooks GF, et al. 2008)
3.2 Klasifikasi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Persentasi klinis ISK bawah tergantung gender :
1. Perempuan
- Sistitis. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna .
- Sindrom Uretra Akut (SUA). SUA adalah presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis abakterialis.
Penelitian terkini SUA disebabkan MO anaerobik.
2. Laki-laki
Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis dan
urethritis.
Menurut Gejala :
1. Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )
2. Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )
10
3.3 Epidemiologi
Infeksi saluran kemih biasanya terjadi karena faktor pencetus seperti litiasi, obstruksi
saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, Diabetes Melitus, senggama,
kehamilan, kateterisasi, penyakit sickle cell dan tergantung oleh usia, gender, prevalensi,
bakteriuria, sehingga menyebabkan perubahan struktur saluran kemih. Selama periode
usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK
dibandingkan laki-laki.
Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi
ISK pada periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual.
Prevalensi infeksi asimtomatik adalah 30%, pada bayi laki-laki 3:1 dan 5:1 dibandingkan
bayi perempuan. (Sukandar, Edar. 2009)
3.4 Patogenesis
Patogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISK tergantung dari
patogenitas dan status pasien sendiri (host).
Peran patogenisitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk Escherichia coli
diduga terkait dengan etiologi ISK. Patogenisitaas E.coli terkait dengan bagian
permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin (LPS). Hanya IG serotype dari 170
serotipe O/ E.coli yang berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain
E.coli ini mempunyai patogenisitas khusus (Sukandar, E., 2004).
Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenisitas lain dari E.coli berhubungan
dengan toksin. Dikenal beberapa toksin seperti α-hemolisin, cytotoxic necrotizing
factor-1(CNF-1), dan iron reuptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir
11
95% α-hemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan degan pathogenicity
island (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen plasmio. (Sukandar, E., 2004)
3.5 Patofisiologi
Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam
kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai
ginjal. Proses ini dipermudah refluks vesikoureter.
Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkin
akibat lanjut dari bakteremia. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat
lanjut septikemi atau endokarditis akibat stafilokokus aureus. Beberapa peneliti
melaporkan PNA sebagai akibat lanjut invasi hematogen dari infeksi sistemik gram
negative.
ISK rekuren. Infeksi saluran kemih (ISK) rekuren terdiri 2 kelompok, yaitu : a.) Re-infeksi.
Pada umumnya episode infeksi dengan interval >6 minggu dengan mikroorganisme (MO)
12
yang berlainan. b.) Relapsing Infection. Setiap kali infeksi disebabkan mikroorganisme yang
sama, disebabkan sumber infeksi tidak mendapat terapi yang adekuat.
Berdasarkan bagian saluran kemih yang terinfeksi, tanda dan gejala sebagai
berikut:
Sistitis : piuria urgensi, frekuensi miksi meningkat perubahan
warna dan bau urine, nyeri suprapublik, demam biasanya tidak
ada.
Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya
dischargeurethra
Prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium
uretra (cont: hesitansi, aliran lemah).
Pielonefritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong,
mual, muntah, diare.
Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan
pielonefritis kecuali demam menetap meskipun diobati dengan
antibiotik.
13
Gejala Lain
Pada beberapa kasus, mungkin terlihat sedikit darah pada air
seninya yang baunya sangat menyengat.
Terasa sakit di akhir kencing.
I. Anamnesis
ISK bawah frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik. ISK atas: nyeri
pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah, hematuria. Pemeriksaan fisik: febris,
nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut kostovertebra. Laboratorium: lekositosis,
lekosituria, kultur urin (+): bakteriuria > 105/ml urin.
Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter, kultur urin,
serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk pendekatan
diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik transportasi
sampel urin harus sesuai dengan protocol yang dianjurkan. (Sukandar, E., 2004)
Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh rutin, harus
berdasarkan indikasi yang kuat. Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk
mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor
predisposisi ISK.Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi
ISK termasuklah ultrasonogram (USG), radiografi (foto polos perut, pielografi IV,
micturating cystogram), dan isotop scanning. (Sukandar, E., 2004)
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
14
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda bagi
berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler, seperti batu saluran
kemih dan infeksi saluran kemih. Positif bila ditemukan 5-10 per lapang
pandang sedimen urin.
b) Piuria
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan olehStamm, bila
ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak disentrifus atau
setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar pada urin yang di
sentrifus. Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit
sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin.
c) Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara
lain :
Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis
ginjal
Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk
pielonefritis
Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada
gromerulonefritis akut
Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila
ditemukan bersamaan dengan proteinuria nefrotik.
a. Punksi Suprapubik
Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin
langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan
jarum steril. Yang penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis
yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan
ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka
bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat
dipastikan merupakan penyebab ISK.
b. Kateter
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril.
Pada cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan
ditusuk dan keadaan asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter
sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung
kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil
biakan urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.
15
Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik
pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan
ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan
pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan
pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-
negative.
2) Bakteriologis
Mikroskopis
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau
pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri
lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri
Pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis
ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna, yaitu:
Pengambilan spesimen Jumlah koloni bakteri per ml urin
Aspirasi supra pubik >100 cfu/ml dari 1 atau lebih organisme
patogen
Kateter >20.000 cfu/ml dari 1 organisme patogen
Urine bag atau urin porsi tengah >100.000 cfu/ml
Tes Kimiawi
Dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria, diantaranya yang paling sering
dipakai adalah tes reduksi griess nitrate (untuk bakteri gram negative). Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecualienter ococci mereduksi nitrat. Batasannya
bila ditemukan bakteri >100.000. Kepekaannya mencapai 90% dengan spesifitas
99%.
16
merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah
koloni antara 103 - 105 koloni / ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat
disingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru.
Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasi pasien,
frekuensi berkemih dan pemberian antibiotika sebelumnya.
Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenis
bakteri yang terisolasi, maka kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telah
terkontaminasi.
Diagnosis Banding
Yang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Pielonefritis bila
didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum, adanya faktor
predisposisis, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respon terhadap antibiotik kurang baik.
17
Pielonefritis akut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat
inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral paling sedikit 48
jam.
The Infectious Diseases Society of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi
antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam setelah diketahui MO sebagai
penyebabnya :
a. Fluorokuinolon
b. Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
c. Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa amiglikosida
TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE
Nama Generik: Co-trimoxazoleIndikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran
Pencernaa, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi kulit
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik
Bentuk Sediaan:
o Tablet (80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole)
o Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole)
o Sirup suspensi (Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg
Sulfamethoxazole)
Dosis:
o Anak diatas 2 bulan : 6-12 mg trimethoprim/ kg/ hari, terbagi dalam 2 dosis (tiap
12 jam)
o Dewasa : 2 x sehari 2 tablet atau 2 x sehari 1 kaplet forte
Efek Samping : mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan pada kulit
Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan menyusui,
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.
CIPROFLOXACIN
Nama Generik : Ciprofloxacin
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi Tulang dan
Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan quinolon lain
Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas lambat (500
mg, 1000 mg)
Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam
Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, susah tidur,
jantung berdebar-debar, halusinasi
Resiko Khusus : Pasien dengan gangguan ginjal, Wanita hamil dan menyusui.
AMPICILLIN
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.
Efek:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan yang
bersifat sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus. Umumnya
pengobatan tidak perlu dihentikan. Flora usus yang normal dapat pulih kembali 3 - 5
hari setelah pengobatan dihentikan.
FLUOROQUINOLON
18
Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan menghambat
topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase mencegah
relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi
normal. Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif
termasuk enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral,
Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh
dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Fluoroquinolon terutama
diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi glomerulus. Pada
insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi obat.
Efek samping yang paling menonjol adalah mual, muntah dan diare.Fluoroquinolon dapat
merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di
bawah umur 18 tahun.
NITROFURANTOIN
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif.
Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di metabolisasi
dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri
sistemik. Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian rata-rata untuk infeksi
saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg, 4 kali sehari dalam 7 hari
setelah makan.
Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek samping utama, neuropati
LEVOFLOXACIN
Merupakan generasi ketiga dari fluoroquinolone. Hampir sama baiknya dengan generasi
kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif.
NORFLOXACIN
Merupakan generasi pertama dari fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik untuk
infeksi saluran kemih.
Pencegahan
Data epidemiologi klinik mengungkapkan uji saring bakteriuria asimtomatik bersifat
selektif dengan tuhuan utama untuk mencegah menjadi bakteriuria disertai presentasi
klinis ISK. Uji saring bakteriuria asimtomatik harus rutin dengan jadwal tertentu untuk
kelompok pasien perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan, dan pasca
transplantasi ginjal perempuan dan laki-laki, dan kateterisasi perempuan dan laki-laki.
Selain itu ada pula cara-cara untuk mencegah terjadinya ISK:
a. Asupan cairan yang banyak, terutama air. Meminum air yang banyak dapat membantu
mencegah ISK dengan cara sering berkemih sehingga urin dapat mendorong bakteri
keluar dari traktus urinarius.
b. Basuh alat pengeluaran urin dari depan ke belakang. Melakukan hal ini setelah
berkemih mencegah bakteri dari daerah anal menyebar ke daerah vagina dan uretra.
c. Kosongkan kandung kemih sesegera setelah intercourse (hubungan seksual)
d. Hindari penggunaan produk kewanitaan yang dapat menimbulkan iritasi. Penggunaan
deoderan semprot atau produk kewanitaan lainnya di daerah genital dapat
menyebabkan iritasi pada uretra.
3.9 Komplikasi
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe
berkomplikasi (complicated)
19
a. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi
dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan
tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
b. ISK tipe berkomplikasi (uncomplicated)
1) ISK selama kehamilan
2) ISK pada DM. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan ISK
lebih sering ditemukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.
3.10 Prognosis
ISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan
pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan terhadap kemungkinan infeksi
berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan
anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang
adequat dan dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi terutama pada penderita dengan
nefropati refluk. Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera
pada fase akut. kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua
penderita sangan diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada
terminal gagal ginjal kronis. Pada pengobatan yang baik, hasilnya dapat segera diketahui
dalam waktu 24-48 jam dengan menurunnya atau hilangnya gejala dan tanda, serta
sterilnya urin.
Bersuci (thaharah: wudhu, tayammum atau mandi) merupakan syarat sah ibadah yang
mewajibkan dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah tersebut tidak dikatakan sah
tanpa thaharah. Namun kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang dalam keadaan tertentu
yang menghalangi seseorang melakukan thaharah sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan dalam agama Islam.”
Salah satu contoh adalah penyakit kencing yang terus-menerus atau dalam istilah para
fuqaha dinamakan salasil-baul.
Pengertian salasil-baul
Menurut mazhab Hanafi, salasil-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya air
kencing secara kontinyu, atau keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah
istihadhah,mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Hanbali, salasil-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu berupa air
kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Maliki, salasil-baul adalah sesuatu yang keluar dikarenakan penyakit
seperti keluar air kencing secara kontinyu.
Menurut mazhab Syafi'i, salasil-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang
diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau
sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang bisa menjaga agar air
kencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat.
20
Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai penyakit mencret,
keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki kewajiban untuk mengulang-ulang
wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam keadaan tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, GF, dkk. 2008. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s: Mikrobiologi Kedokteran (Medical
Microbiology) Ed. 23. Jakarta: EGC
Dawafi, Hamdan. 2009. Keluar Air Kencing Secara Kontinyu, Bagaimana Pandangan
Fiqih???. Diakses melalui: http://mutafaqqih.blogspot.com/2010/02/keluar-air-kencing-
secara-kontinyu.html pada 10 April 2011
Hooton TM, Scholes D, Hughes JP, Winter C, Robert PL, stapleton AE, Stergachis A, Stamm
WE. A Prospective Study of Risk Factor for Symtomatic Urinary Tract. N Engl J Med.
1996 Aug 15;335(7):468-74.
Junquira, LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar: Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta: EGC
Purnomo BB. 2003. Dasar-Dasar Urologi Ed 2. Jakarta: Sagung Seto.
Setyabudi, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi Revisi edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 2, ab. Brahm U. Pendit.
Jakarta: EGC
Sukandar, Edar. 2009. Infeksi Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh
Sudoyo AW dkk Jilid II Edisi V. Jakarta: InternaPublishing
Syam, Edward. 2011. Sistem Urinarius. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Tessy A, Ardaya, Suwanto. 2001. Infeksi Saluran Kemih, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam oleh Suyono HS. Edisi ke 3. Jakarta: FKUI.
22