Anda di halaman 1dari 43

SKENARIO 3

MENSTRUASI TERGANGGU

Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi Universitas Yarsi, datang ke Poiliklinik RS dengan keluhan
haid tidak teratur yaitu sejak 6 bulan yang lalu. Setiap haid lamanya 2-3 minggu. Dua hari ini, haid
banyak sekali (5 x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang pertama sejak usia 12
tahun, teratur tiap bulan.

Pemeriksaan fisik di dapatkan :

Keadaan umum : tampak pucat


Kesadaran : komposmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Jantung dan paru : dalam batas normal

Pemeriksaan luar ginekologi :


Abdomen :
Inspeksi : perut tampak mendatar
Palpasi : lemas, fundus uteri tidak teraba diatas simfisis
Auskultasi : bising usus normal
Vulva/vagina : fluksus (+)

Pemeriksaan penunjang
USG Ginekologi : uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal. Tidak tampak
massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab darah rutin : Hb d/dL, trombosit 300.000/uL, lain-lain normal.

Berdasarkan pemeriksaan di atas, Dokter menduga kelainan haid berkaitan oleh


ketidakseimbangan hormonal.
Pasien juga bingung apakah keluhan ini karena haid atau istihadhah sehingga ragu dalam
melaksanakan hukum islam.

1
LANGKAH 1

Kata-kata sulit :

1. Fluksus : Cairan yang keluar dari vagina dalam jumlah banyak

2. Adneksa : Jaringan yang berada di sekitar uterus termasuk tuba dan ovarium

3. Isthihadah : Darah yang keluar dari kemaluan diluar kebiasaan haid dan bukan nifas

Pertanyaan :

1. Faktor apa yang mempengaruhi keseimbangan hormon?

2. Mengapa Hb pada pasien rendah?

3. Mengapa haidnya banyak dan lama?

4. Mengapa pada palpasi fundus uteri tidak teraba diatas simfisis?

5. Hormon apa yang mempengaruhi siklus haid?

6. Apa diagnosis sementara?

7. Apa terapi yang diberikan?

8. Apa perbedaan haid dan isthihadah?

Jawaban :

1. Stres, gaya hidup, obat KB, aktivitas fisik, peradangan pada organ reproduksi, kelainan
pada salah satu hypothalamus, hypofisis, atau ovarium.

2. Karena perdarahan.

3. Karena ketidakseimbangan hormonal FSH & LH.

4. Karena pasien tidak hamil.

5. GnRH, FSH, LH, estrogen dan progesteron.

6. Menoragia : Jumlah perdarahan banyak

Polimenorhea : siklusnya < 21 hari

7. Suplemen zat besi, analgesik, istirahat, pemberian kompres hangat pada perut, terapi
hormon.

8. Haid : paling lama 15 hari, Istihadhah : > 15 hari.

2
HIPOTESIS

Menstruasi dipengaruhi oleh hormon GnRH, FSH, LH, estrogen dan progesteron.
Ketidakseimbangan pada hormon tersebut dapat mengganggu siklus dan lamanya menstruasi.
Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh Stres, gaya hidup, obat KB, aktivitas fisik, peradangan pada
organ reproduksi, kelainan pada salah satu hypothalamus, hypofisis, atau ovarium dan dapat
menyebabkan perdarahan. Terapi yang dapat diberikan yaitu suplemen zat besi, analgesik,
istirahat, pemberian kompres hangat pada perut, terapi hormon. Menurut pandangan islam kondisi
ini disebut Istihadhah.

3
SASARAN BELAJAR

LI. 1. Memahami dan menjelaskan anatomi sistem reproduksi wanita

LO. 1.1 Anatomi makro

LO. 1.2 Anatomi mikro

LI. 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi dan biokimia menstruasi

LO. 2.1 Fungsi Hormon

LO. 2.2 Kerja Hormon (mekanisme)

LI. 3. Memahami dan menjelaskan gangguan menstruasi

LO. 3.1 Definisi

LO. 3.2 Etiologi

LO. 3.3 Klasifikasi

LO. 3.4 Patofisiologi

LO. 3.5 Manifestasi klinis

LO. 3.6 Diagnosis dan diagnosis banding

LO. 3.7 Tata laksana

LO. 3.8 Pencegahan

LO. 3.9 Komplikasi

LO. 3.10 Prognosis

LI. 4. Memahami dan menjelaskan pandangan islam tentang hukum isthihadah

4
LI. 1. Menjelaskan anatomi sistem reproduksi wanita

LO. 1.1 Anatomi makro

1. Bagian eksterna (bagian luar)


a. Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi
bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di tumbuhi oleh
rambut kemaluan (pubes).

b. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah
dan belakang. Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari kulit, lemak,
pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di
sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut commisura posterior
(frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
Labia Mayora terdiri daridua permukaan :
1. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
2. Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.

c. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan kecil
dari kulit diantara bagian superior labia mayora. Sedangkan labianya mengandung jaringan erektil.
Dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.

d. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, kira-kira sebesar kacang hijau sampe cabe rawit
ditutupi oleh frenulum klitoris. Banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris yang dibentuk oleh
suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan pembuluh darah.

5
e. Hymen (selaput Dara)
Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina,
di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina memisahkan
genitalia eksterna dan interna.

Annular hymen : selaput melingkari lubang vagina.


Septate hymen : selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen : selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil dan
jumlahnya lebih banyak.
Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja
lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.

f. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora, anterior
oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan
terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat disamping dan
agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping dan agak dorsal dari
uretra.

g. Introitus vagina : Pintu masuk ke vagina

i. Lubang Kemih (orifisium uretra eksterna)


Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Disekitar lubang kemih bagian
kiri dan kanan didapat lubang kelenjar skene.
J. Perineum : terletak diantara vulva dan anus

6
Organ Genitalia Interna
1. Vagina

Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya “pelindung” atau “selongsong”) adalah
saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina merupakan
organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra
dengan anus sangat dekat. pH vagina normal yaitu 3-3,5.
Vagina terbentuk dari suatu jaringan musculo-membranosa yang menghubungkan vulva
dengan uterus. Letaknya yaitu diantara rectum dan vesica urinaria. Panjang dinding depan vagina
lebih pendek daripada dinding belakangnya. Dinding depan vagina kira-kira sepanjang 9 cm
sedangkan dinding belakangnya sepanjang 11 cm. Ruggae dapat ditemukan di sepanjang dinding
vagina terutama bagian bawah. Namun, setelah seorang wanita melahirkan, ruggae-ruggae ini akan
menghilang sehingga permukaan dinding vagina menjadi licin.
Ada bagian dari uterus yang masuk ke dalam vagina, yaitu cervix uterus (portio). Portio ini
membagi vagina menjadi 4 bagian (fornix): fornix anterior, fornix posterior, fornix lateral sinistra,
fornix lateral dextra. Vagina merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran menstruasi, coitus
dan sebagai jalan lahir.

2. Uterus
Karena uterus dan vagina merupakan satu kesatuan, maka letaknya pun sama. Sama halnya
seperti vagina, uterus juga terletak diantara vesica urinaria dan rectum. Terdapat ruangan-ruangan
yang membatasi uterus dengan organ di depan dan di belakangnya yaitu:
a. Spatium rectouterina (Cavum Douglasii), yaitu suatu ruangan yang memisahkan uterus
dengan rectum. Bila terjadi perdarahan ekstraperitonial, darah akan benyak tertampung
di ruangan ini.
b. Spatium Vesicouterina, yaitu suatu ruangan yang membatasi uterus dengan vesica
urinaria.

7
Permukaan uterus bagian posterior hampir seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan untuk bagian
posterior, hanya pada bagian atas saja. Uterus terdiri dari dua bagian yaitu:
 Cervix uteri: terbagi menjadi pars vaginalis (masuk ke dalam vagina) dan pars
supravaginalis
 Corpus Uteri: Terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan paling luar serosa yang melekat
dengan ligamentum latum (perimetrium), lapisan muscular polos yang berada di
tengah (myometrium), dan lapisan paling dalam (endometrium). Ada bagian
menyempit yang membatasi corpus dengan cervix yaitu Isthmus.
Posisi uterus normalnya mendatar dengan flexi kearah anterior dan fundus uterus terletak di atas
vesica urinaria

3. Tuba Uterina (Salphinx)


Tuba uterine merupakan sepasang saluran muscular yang menghubungkan ovarium ke
uterus. Panjangnya sekitar 10 cm dan membuka ke ostium abdominale.Tuba uterine dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Isthmus: Bagian tuba uterine yang terdekat dengan uterus dan merupakan bagian yang
menyempit
b. Ampulla: Bagian tuba uterina yang terletak ditengah, diantara bagian isthmus dan
infundibulum. Bagian ini merupakan bagian yang mulai melebar.
c. Infundibulum: Bangunan yang berbentuk seperti corong dan merupakan bagian yang
terdekat dengan ovarium. Infundibulum akan berlanjut menjadi fimbriae.

8
Permulaan tuba uterine ini terdapat di dalam uterus yang disebut dengan tuba uterine pars
uterus.

4. Ovarium
Ovarium merupakan organ penghasil sel telur pada wanita yang terletak di pelvis minor dengan
jumlah sepasang. Berbentuk bulat agak memanjang dan sedikit pipih seperti buah almond. Terdiri
dari dua lapisan yaitu korteks dan medulla dan difiksasi oleh mesoovarium pada ligamentum
latum.

Perdarahan
Perdarahan alat reproduksi wanita berasal dari A. iliaca interna cabang dari A. iliaca
communis. A. iliaca interna ini kemudian akan bercabang menjadi A. hipogastrica dan selanjutnya
akan bercabang ke organ-organ:
a. Uterus: A. hipogastrica akan bercabang ke uterus menjadi A. uterina. A. uterine ini
kemudian akan berjalan kearah ovarium (A. uterine rr. Ovaiana) dan memperdarahi
ovarium dan akan memperdarahi tuba (A. uterina rr. Tuba)
b. Vagina: A. hipogastrica juga akan berjalan kea rah vagina dan memperdarahi vagina
sebagai (A. vaginalis)

LO. 1.2 Anatomi mikro

Sistem reproduksi wanita

Bagian ini memfokuskan pada organ-organ internal reproduksi perempuan: indung telur, saluran
telur, rahim dan vagina.

Ovarium

Ovarium memiliki dua fungsi - "produksi" dan ovulasi oosit serta produksi dan sekresi hormon.
Ovarium melekat pada ligamentum latum oleh lipatan pendek peritoneum, disebut mesovarium
(atau ligamen ovarium), di mana pembuluh saraf dan lolos ke indung telur dan memasukkannya
di hilus ovarium.

Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapisan epitel kuboid, yang juga disebut epitel germinal.
Hal ini terus menerus dengan mesothelium peritoneal. Jaringan ikat fibrosa akan membentuk
kapsul tipis, albuginea tunika, langsung di bawah epitel.

Seperti organ lain, ovarium dibagi menjadi korteks luar dan medula. Korteks terdiri dari stroma
jaringan ikat yang sangat selular di mana folikel ovarium yang tertanam. Medula terdiri dari
jaringan ikat longgar, yang berisi pembuluh darah dan saraf.

9
Ovarium folikel

Folikel ovarium terdiri dari satu oosit dan sel folikel sekitarnya. Perkembangan folikel dapat dibagi
menjadi beberapa tahap.

Pembangunan merupakan kontinum morfologi, dan itu tidak mungkin untuk menetapkan semua
folikel ke tahap tertentu. Ini dikatakan, itu sangat mudah sebagian besar waktu.

Primordial folikel

Berada di korteks tepat di bawah albuginea tunika. Salah satu lapisan sel folikel rata mengelilingi
oosit (sekitar 30 m dengan diameter). Inti dari oosit diposisikan eksentrik dalam sel. Tampaknya
sangat ringan dan berisi nucleolus menonjol. Kebanyakan organel dari agregat oosit di tengah sel,
di mana mereka membentuk tubuh vitelline (mungkin tidak terlihat di salah satu persiapan yang
tersedia).

Folikel primer

adalah tahap pertama yang menandai morfologi terjadinya pematangan folikel. Sel sebelumnya
rata sekitar oosit sekarang membentuk epitel kuboid atau kolumnar sekitarnya oosit. Sitoplasma
mereka mungkin memiliki penampilan granular, dan mereka adalah untuk alasan ini juga disebut
sel granulosa. Perkembangan lanjutan dari sel-sel ini akan menghasilkan pembentukan epitel
bertingkat (dengan membran basal yang berbeda) yang mengelilingi oosit. Zona pelusida
(glikoprotein antara proses interdigitating dari oosit dan sel granulosa) menjadi terlihat. Sel-sel
parenkim dari ovarium sekitar folikel tumbuh menjadi terorganisir dalam selubung konsentris,
folliculi teka.

Sekunder folikel

Kecil berisi cairan ruang menjadi terlihat antara sel-sel granulosa sebagai folikel mencapai
diameter sekitar 400 pM. Ruang-ruang membesar dan berfusi untuk membentuk antrum folikel,
yang merupakan ciri dari folikel sekunder. Oosit ini sekarang terletak eksentrik di folikel dalam
oophorus cumulus, di mana ia dikelilingi oleh sel granulosa. The folliculi teka membedakan
dengan pertumbuhan terus folikel menjadi teka interna dan teka eksterna. Vaskularisasi dari teka
internasional membaik, dan sel-sel berbentuk gelendong atau polyhedral dalam lapisan ini mulai
memproduksi estrogen. The teka eksterna mempertahankan karakteristik jaringan ikat yang sangat
seluler dengan sel otot polos. Oosit dari folikel sekunder mencapai diameter sekitar 125 pM.
Folikel itu sendiri mencapai diameter sekitar 10-15 mm.

Folikel matang atau tersier atau praovulasi atau Graafian

Kenaikan lebih lanjut dalam ukuran (khususnya di 12h terakhir sebelum ovulasi). Folikel Graafian
membentuk "benjolan" kecil pada permukaan ovarium, stigma (atau pelusida makula). Stigma ini

10
ditandai dengan penipisan kapsul dan pembatasan progresif dari aliran darah untuk itu. Sebelum
ovulasi oophorus cumulus memisahkan dari dinding folikel. Oosit kini mengambang bebas di
antrum folikel. Hal ini masih dikelilingi oleh sel granulosa yang membentuk korona radiata.
Folikel akhirnya pecah pada stigma dan oosit dilepaskan dari ovarium.

Corpus luteum

Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah ovulasi telah terjadi. Dinding
folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang merupakan karakteristik untuk korpus luteum.
Vaskularisasi meningkat dan jaringan jaringan ikat yang terbentuk. Teka interna dan sel granulosa
tiga dalam ukuran dan mulai mengumpulkan lutein (Yang hormon merangsang proses ini Dimana
hormon ini diproduksi??) Dalam beberapa jam setelah ovulasi. Mereka sekarang disebut sel
granulosa lutein dan lutein teka sel dan menghasilkan progesteron dan estrogen.

Sekresi hormon dalam korpus luteum berhenti dalam waktu 14 hari setelah ovulasi jika oosit tidak
dibuahi. Dalam kasus ini, korpus luteum berdegenerasi menjadi albicans corpus - jaringan parut
keputihan dalam ovarium.

Sekresi hormon berlanjut selama 2-3 bulan setelah ovulasi jika terjadi pembuahan.

11
Oviduk

Oviduk berfungsi sebagai saluran untuk oosit, dari ovarium ke rahim. Secara histologis, saluran
telur terdiri dari mukosa dan muskularis a. Permukaan peritoneal saluran telur dilapisi oleh serosa
dan jaringan ikat yg terletak di bawah.

Mukosa

Dibentuk oleh epitel bersilia dan sekresi bertumpu pada lamina propria yang sangat selular. Jumlah
sel bersilia dan sel sekretori bervariasi sepanjang saluran telur (lihat di bawah). Aktivitas yang
keluar bervariasi selama siklus menstruasi, dan sel-sel sekretorik istirahat juga disebut sebagai
pasak-sel. Beberapa zat yang dikeluarkan diperkirakan menyehatkan oosit dan embrio sangat awal.

Muskularis

Terdiri dari lapisan otot melingkar dalam dan lapisan luar memanjang. Lapisan longitudinal yang
dalam hadir di tanah genting dan bagian intramural (lihat di bawah) dari saluran telur. Gerakan
otot peristaltik tampaknya menjadi lebih penting untuk pengangkutan sperma dan oosit daripada
aksi silia.

Teks biasanya merujuk empat subdivisi dari saluran telur.

1. Infundibulum adalah berbentuk corong (hingga 10 mm) akhir saluran telur. Jari-ekstensi
seperti margin nya, fimbriae, erat diterapkan pada ovarium. Sel-sel bersilia sering. Mereka
mengalahkan silia ke arah
2. ampula saluran telur. Lipatan mukosa, atau plicae, dan lipatan sekunder yang timbul dari
plicae membagi lumen ampula menjadi bentuk yang sangat kompleks. Pemupukan
biasanya terjadi di ampula.

12
3. Tanah genting adalah bagian tersempit (2-3 mm) dari bagian-bagian dari saluran telur yang
terletak dalam rongga peritoneal. Lipatan mukosa kurang kompleks dan muskularis yang
tebal. Lapisan, dalam longitudinal otot hadir di tanah genting dan
4. terakhir, bagian intramural dari saluran telur, yang menembus dinding rahim. Istilah "
intramural "harus akrab bagi Anda mukosa adalah halus, dan diameter bagian dalam
saluran yang sangat kecil.

Saluran telur adalah istilah deskriptif yang bagus, tapi (sigh) bukan satu-satunya yang umum
digunakan untuk struktur - Anda juga akan menemukan istilah saluran telur atau tabung rahim.
The salpinx panjang (Yunani, terompet) tampaknya telah berlalu dengan "penggunaan-by-date"
dalam teks histologi banyak tapi (sigh) tidak dalam patologi, di mana salpingitis mengacu pada
peradangan kronis atau akut saluran telur. Mari kita lihat bagaimana "peradangan tuba "akan tarif
di masa depan.

Obstruksi dari saluran telur sebagai konsekuensi dari salpingitis adalah salah satu kemungkinan
penyebab infertilitas, dan perubahan struktur luminal oleh proses inflamasi merupakan faktor
risiko untuk kehamilan tuba.

Rahim

Rahim terbagi ke dalam tubuh (bagian atas dua pertiga) dan leher rahim. Dinding rahim terdiri dari
lapisan mukosa, endometrium, dan lapisan fibromuskular, miometrium. Permukaan peritoneal
rahim ditutupi oleh serosa a.

Miometrium

Serat otot lapisan rahim formulir dengan orientasi yang disukai serat (sebenarnya 4), tetapi
ini sangat sulit untuk melihat dalam persiapan kebanyakan. Para hipertrofi jaringan otot
selama kehamilan, dan GAP-persimpangan antara sel-sel menjadi lebih sering.

13
Endometrium

Endometrium terdiri dari epitel kolumnar sederhana (sel bersilia dan sel sekretorik) dan
stroma jaringan ikat yang mendasari tebal. Mukosa ini invaginated untuk membentuk
banyak kelenjar sederhana rahim tubular. Kelenjar memperpanjang melalui seluruh
ketebalan stroma. Sel-sel stroma endometrium yang tertanam dalam jaringan serat
reticular. Endometrium tunduk pada perubahan siklik yang mengakibatkan menstruasi.
Hanya mukosa dari tubuh rahim mengambil bagian dalam siklus menstruasi.

Endometrium dapat dibagi menjadi dua zona berdasarkan keterlibatan mereka dalam perubahan
selama siklus menstruasi: yang basalis dan functionalis tersebut.

 Basalis ini tidak sloughed off selama menstruasi, tetapi berfungsi sebagai zona regeneratif
untuk functionalis setelah penolakan.
 Functionalis adalah bagian luminal dari endometrium. Hal ini sloughed off selama setiap
menstruasi dan itu adalah tempat perubahan siklik dalam endometrium. Perubahan siklik
dibagi menjadi beberapa tahap: proliferatif (atau folikular), sekretorik (atau luteal), dan
menstruasi.

Vagina

Vagina adalah tabung fibromuskular dengan dinding yang terdiri dari tiga lapisan: mukosa,
muskularis dan adventitia dari vagina

Mukosa

Epitel skuamosa bertingkat (dalam stratum basalis, intermediate stratum spinosum, lapisan
dangkal sel eosinofilik datar yang memang mengandung keratin tetapi biasanya tidak membentuk
lapisan tanduk yang benar) terletak pada lamina propria yang sangat seluler (leukosit banyak).
Menjelang muskularis beberapa ruang kavernosa vaskular dapat dilihat (jaringan ereksi yang
khas).

14
Muskularis

Batin lapisan membujur melingkar dan luar otot polos yang hadir. Inferior, otot, bulbospongiosus
lurik sukarela membentuk sphincter sekitar vagina.

Adventitia

Bagian dari adventitia berbatasan dengan muskularis cukup padat dan berisi banyak serat elastis.
Jaringan ikat longgar dengan pleksus vena menonjol membentuk bagian luar adventitia.

LI. 2. Menjelaskan fisiologi dan biokimia menstruasi

LO. 2.1 Menjelaskan fungsi hormon

GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)


GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hypothalamus. GnRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hypophisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpan-balik (feed back mechanism) ke hypothalamus sehingga
kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. Berikut ini merupakan fungsi dari
GnRH :
 Menstimulasi produksi folikel stimulating hormone (FSH) dan leutinizing hormone
(LH)
 Mengatur pelepasan FSH dan LH oleh kelenjar hypophisis
FSH (Folikel Stimulating Hormone)
FSH diproduksi oleh sel gonadotropin pada kelenjar hypophiisis, pada lobus anterior
(adenohypophisis). Sel target dari FSH adalah testis (tubulus semineferus) pada laki-laki dan
ovarium pada perempuan. Fungsi dari FSH adalah :
Laki-laki

15
 Menstimulasi produksi sperma dengan cara mempengaruhi reseptor testosterone
pada tubulus semineferus
Perempuan
 Menstimulasi perumbuhan dan pematangan folikel
 Menstimulasi produksi estrogen pada corpus luteum
(Guyton and Hall, 1997)

LH (Leutinizing Hormone)
LH diproduksi oleh sel gonadotropin pada lobus anterior kelenjar hypophysis. Sel target dari
LH adalah tubulus semineferus testis pada laki-laki dan ovarium pada perempuan. Fungsi
LH adalah :
Laki-laki
 Menstimulasi produksi sperma dalam proses spermatogenesis dengan cara
menstimulasi sel intersisial leydig pada testis untuk mensekresikan testosterone
Perempuan
 Membentuk korpus luteum dari folikel yang telah pecah
 Menstimulasi produksi progesteron oleh korpus luteum
(Guyton and Hall, 1997)
 Progesteron
 Mempersiapkan rahim untuk kehamilan (meningkatkan kelenjar sekretori uterus
dan menurunkan kontraksi uterus untuk mencegah expulsi pada ovum yang tertanam
 Meningkatkan sekresi mukosa tuba falopii untuk nutrisi ovum
 Meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli payudara
 Estrogen:
 Organ seks dan tubuh keseluruhan:mendorong perkembangan folikel,berperan
dalalm karakteristik seks sekunder, merangsang pertumbuhan uterus dan payudara
 Tulang : mencegah aktivitas osteoklas,meningkatkan matriks tulang,merangsang
penutupan epifisial plate,meningkatkan deposit calsium
 Berperan dalam penyimpanan lemak dan pengaturan produksi kolesterol oleh hati
sehingga menurunkan resiko atherosklerosis
 Meningkatkan vaskularisasi pada kulit sehingga kulit halus dan lembut
 Keseimbangan elektrolit: meningkatkan retensi Na dan air

16
LO. 2.2 Menjelaskan kerja hormon (mekanisme)

Menstruasi

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum di ovarium
tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (esterogen dan progesteron) menurun dengan
tajam sampai kadar sekresi yang rendah.

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya esterogen dan progesteron, terutama progesteron, pada
akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel-sel
endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri
menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya
menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan mukosa
endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek involusi, seperti
pelepasan bahan vasokonstriktor – mungkin salah satu tipe vasokonstriktor prostaglandin yang
terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.

Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan hormonal


menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya dari pembuluh darah.
Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium, dan daerah perdarahan
akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Perlahan-lahan, lapisan
nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada daerah perdarahan tersebut,
sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan superfisial endometrium
sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam kavum uteri, ditambah efek
kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di dalam lapisan yang terdeskuamasi, seluruhnya
bersama-sama akan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan serosa
dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena fibrinosin
dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan yang berlebihan
dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk mencegah pembekuan.
Adanya bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti klinis adanya kelainan patologi
dari uterus.

Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan berhenti,
karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi kembali. (Guyton, 2006)

17
Siklus Menstruasi Normal

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:


1) Siklus ovarium (indung telur)
a. Fase folikel
 awal
 akhir
b. Fase luteal
2) Siklus endometrium
a. Fase menstruasi
b. Fase proliferasi
c. Fase sekresi
 Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

18
Gambar Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel
yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut
berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi
FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH
maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke
hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.
Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari
folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah
pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid
atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum
tersebut dipertahankan.

Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:


1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah
2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)

19
3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium:
1) Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi
keseluruhan
2) Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu
rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:
1) Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada
level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
2) Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus
luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu
untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3) Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol,
tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
4) Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang
terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon
progesteron
5) Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi
dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6) Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7) Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi
ovulasi
8) Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan
kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

Faktor hormonal dalam siklus haid


Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan tugas ganda, yaitu menghasilkan
ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon-hormon seks wanita, estrogen dan progesteron.

20
Kedua hormon ini bekerja bersama untuk mendorong fertilisasi ovum dan untuk
mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan.
Hormon Estrogen
 Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum, dan
plasenta.
 Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan terdapat dua puncak sekresi : puncak
pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi terjadi selama fase midluteal.
 Efek Hormon :
1. Efek pada pada genitalia wanita : estrogen membantu pertumbuhan folikel ovarium dan
meningkat motilitas tuba uterina. Hormon ini meningkatkan aliran darah uterus dan
memiliki efek penting pada oto polos uterus.
2. Efek pada organ endokrin : estrogen mengurangi sekresi FSH. Pada keadaan tertentu
estrogen menghambat sekresi LH (feedback negatif), pada keadaan lain, estrogen
meningkatkan sekresi LH (feedback pisitif)
3. Efek pada SSP : hormon ini meningkatkan libido pada manusia.
4. Efek pada payudara : estrogen menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudaran dan
terutama berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas pada gadis, estrogen
juga disebut sebagai hormon pertumbuhan payudara.

 Fungsi estrogen:
 Pematangan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi wanita,
 Pembentukan karakteristik seks sekunder wanita,
 Penting pada masa prakonsepsi,
 Penting untuk pematangan dan pengeluaran ovum,
 Pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian pria secara seksual,
 Mengangkut sperma dari vagina ke tempat fertilisasi di oviduktus,
 Ikut berperan dalam perkembangan payudara sebagai antisipasi laktasi.

Hormon Progesteron
 Pada fase folikular lanjut, sekresi progesteron mulai meningkat. Selama fase luteal, korpus
luteum menghasilkan banyak progesteron, dan prrogesteron plasma meningkat pesat
hingga mencapai kadar puncak sekitar 18 ng/mL.

 Efek Hormon :
1. Di uterus : mengubah progestasional di endometrium.
2. Di payudara : progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus.

a. Sintesis, fungsi dan sekresi Hormon


Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama adalah
12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai,

21
mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki
masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid
tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.Siklus
haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan
lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal.
Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus
berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi
syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).Gangguan yang
terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali
pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11
tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.Tapi bila setelah usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid Dipengaruhi
berbagai hormon:

b. Siklus Haid
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi
(hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar
antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.Tetapi variasinya cukup luas,
bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan
saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke
dan sesaat sebelum menopause. Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh
hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada
umumnya hanya 1folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1,
dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

22
estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,folikel de graaf menjadi
matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu
hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi
dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid
atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut
dipertahankan. Lama haid biasanya antara 3– 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari.
Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar
lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia. Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur,
jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus.
Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya
menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender
tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola
siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.Tandai
setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian
anda dapat mengetahui siklus anda. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan. Sekitar hari ke-14,terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke
dalam salah satu tubafalopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi
pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.Pada sekitar
hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi
perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:

1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel
telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam
ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1
folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium
dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan
lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk

23
kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-
rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 - 283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak
membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Seltelur
biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang
matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada
saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini
dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan
telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan
sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase
lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang
baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai
menghasilkan HCG (hormonechorionic gonadotropin) Hormon ini memelihara korpus luteum
yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes
kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :


1. Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya
stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel
darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi
dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4
hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi


Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai
sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.

3. Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung darihari
ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase,yaitu:

a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

24
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.

b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)


Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi
dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya
banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).

c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)


Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.

4. Fase pra haid atau fase sekresi


Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase
ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan
kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.Siklus hormonal dan
hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: Setiap
permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) beradapada level yang
rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya Hormon FSH dari
hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir darikorpus luteum dan pertumbuhan
folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan
endometrium Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi
pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)Pada akhir fase
folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LHyang terdapat pada sel
granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlahhormon progesteron Setelah
perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi
yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fasetransisi dari fase proliferasi ke
sekresi, dari folikular ke lutealKadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum
ovulasi sampai fasepertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus
luteum
Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi
ovulasi Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteumdan
kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.
(Ganong, 1997)

25
LI.3. Menjelaskan Gangguan Menstruasi

LO. 3. 1 Definisi gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi Anda. Ini bisa berupa
perdarahan menstruasi yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit, atau siklus menstruasi yang
tidak beraturan, atau bahkan tidak haid sama sekali. Ingatlah bahwa siklus menstruasi yang
“normal” berbeda bagi setiap perempuan.

Pendarahan uterus abnormal atau gangguan mestruasi dapat diartikan dengan berbagai cara,
terminologi yang spesifik telah biasa digunakan untuk mengkarakterisasi pola pendarahan tertentu.
Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah , selang waktu
(Interval) maupun lamanya.

Siklus haid yang tidak teratur, yakni siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Mungkin pada awalnya
siklus haid lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan haid diluar siklus haid
normal. Misalnya,siklusnya semula 35-40 hari tetapi bulan berikutnya bisa tidak haid selama 3
bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami haid lebih dari sekali. Contoh,
bulan ini haid terjadi tanggal 10, kemudian datang lagi pada tanggal 25 di bulan yang sama. Haid
yang berlangsung kurang dari 21 dikategorikan siklus pendek.

Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada sistim
metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun sama,yaitu jadi lebih sulit hamil. Pada siklus pendek,
ibu mengalami ”unovulasi” karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada
siklus panjang, hal ini menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau ibu mengalami
ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan
sangat jarang terjadi. (Hanifa W, 1997)

LO. 3. 2 Etiologi Gangguan Menstruasi

A) Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):


1. Polimenorea
Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi,
akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena
peradangan,endometritis dan sebagainya.

2. Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya
berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-

26
obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah
raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan.

3. Amenorea (tidak haid)


Jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :
a. Amenorea primer : dimana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur 18 tahun.
Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak
terbentuknya alat genitalia.
b. Amenorea sekunder : pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18
tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati waktu 3 bulan atau
lebih.

B) Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±25-80ml/hari):


1. Hipermenorea (menoragia)
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.

2. Hipomenore
Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat
dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

C) Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):


1. Menoragi (memanjang)
Jika lama haid lebih dari 7 hari

2. Brakimenore (memendek)
Jika lama haid kurang dari 3 hari

D) Perdarahan bercak
1. Premenstrual spotting : Perdarahan yang terjadi 3-4 hari sebelum haid berupa bercak darah
2. Postmenstrual spotting : Perdarahan bercak yang terjadi sampai 7 hari setelah haid normal

E) Perdarahan uterus disfungsional


Didefinisikan sebagai perdarahan endometrium
abnormal dan berlebihan tanpa adanya patologi struktural. Perdarahan ini juga didefinisikan
sebagai menstruasi yang banyak dan / atau tidak teratur tanpa adanya patologi pelvik yang
diketahui, kehamilan atau gangguan perdarahan umum.
- berdasarkan usia : PUD perimenars,reproduksi, perimenopause

27
- berdasarkan kausa : PUD ovulatorik, anovulat, folikel persisten
- berdasarkan kadar Hb : ringan,sedang,berat
- berdasarkan gej.klinik : akut dan kronik

F) Gangguan lain berhubungan dengan haid :


1. Metroragi
Merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid.
Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang
dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak.
Klasifikasi :
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan

2. Dismenorea
Nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Dismenorea hanya dipakai jika
nyeri haid sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaan/ cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Dibagi menjadi :

a) Dismenorea Primer : Apabila tidak terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab dan hanya
terjadi selama siklus-siklus ovulatorik. Penyebabnya adalah adanya jumlah prostaglandin yang
berlebihan dalam darah menstruasi, yang merangsang hiperaktivitas uterus.
b) Dismenorea Sekunder : Timbul karena adanya masalah fisik, seperti endometriosis, polip uteri,
leiomyoma, stenosis serviks, atau penyakit radang panggul (PID). Timbul karena adanya masalah
fisik, seperti endometriosis, polip uteri, leiomyoma, stenosis serviks, atau penyakit radang panggul
(PID)

Berdasarkan derajat :
 Derajat 0 : tanpa rasa nyeri dan aktifitas tidak terganggu
 Derajat 1 : nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, aktifitas jarang terpengaruh
 Derajat 2 : nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri, aktivitas terganggu.
 Derajat 3 : nyeri yang sangat hebat dan tidak berkurang walaupun sudah menggunakan
obat, tidak dapat bekerja dan kasus ini ditangani dokter.

3. Premenstrual tension
adalah Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang
menstruasi.

4. Mastodinia

28
Rasa tegang dan nyeri pada payudara menjelang haid disebut matodinia atau mastalgia. Mastalgia
di sebabkan dominasi hormone esterogen, sehingga terjadi retensi air dan garam disertai hiperemia
di daerah payudara. Segera setelah menstruasi, mastalgia akan hilang dengan sendirinya.

5. Pendarahan ovulasi (mittelschmer)


Dengan kesibukannya wanita jarang merasakan terjadi rasa nyeri ketika ovulasi (pelepasan ovum)
yang dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari pada pertengahan siklus menstruasi di
sebut mittelschmer. Mittelschmer penting di perhatikan agar dapat menasehati mereka yang
infertilitas agar mempergunakannya untuk kehamilan. Kadang-kadang mittelschmer di ikuti oleh
perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti hamil ektopik yang pecah.
Epidemiologi
Umur memainkan peran penting dalam gangguan menstruasi. Gadis-gadis yang mulai menstruasi
pada usia 11 atau lebih muda berada pada risiko tinggi untuk sakit parah, periode haid yang lebih
lama, dan siklus menstruasi lebih lama. Antara 20-90% dari gadis remaja mengeluh mengalami
nyeri haid,dan 15% yang sudah parah. Remaja dapat berkembang menjadi amenorese belum siklus
ovulasi mereka menjadi teratur.
Wanita yang menjelang menopause (perimenopause) juga dapat melewati periode haid. Episode
pendarahan berat sesekali juga umum saat perimenopause

LO. 3.3 Klasifikasi Gangguan Menstruasi

Terjadinya mentruasi atau haid merupakan perpaduan antara kesehatan alat genitalia dan
rangsangan hormonal yang kompleks yang berasal dari mata rantai aksis hipotalamus-hipofisis-
ovarium. Oleh karena itu, gangguan haid dapat terjadi karena kedua faktor tersebut.

Hipermenorea (menoragia)
Jadwal siklus haid tetap , tetapi kelainan terletak pada jumlah pendarahan lebih banyak dan dapat
disertai gumpalan darah dan lamanya pendarahan lebih dari 8 hari. Terjadinya hipermenorea
berkaitan dengan kelainan pada rahim, yaitu mioma uteri, polipendomentrium, dan gangguan
perlepasan endomentrium.

Hipomenorea
Siklus menstruasi (haid) tetap tetapi lama pendarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea
dapat disebabkan kesuburan endomentrium kurang karena keadaan gizi penderita rendah, penyakit
menahun, dan gangguan hormonal.

Polimenorea
Terdapat siklus menstruasi yang memendek dari biasanya yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan
jumlah pendarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun lebih pendek.

29
Oligomenorea
Siklus memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Oligomenorea
disebabkan oleh gangguan hormonal. Bila oligomenorea berkelanjutan selama 3 bulan berturut-
turut disebut amenorea.

Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak datangnya haid selama 3 bulanbeturut-turut. Terdapat 2 bentuk
amenorea, yaitu:
1. Amenorea primer : Bila tidak datang bulan sejak bayi sampai mencapai umur 18 tahun atau
lebih.
2. Amenorea sekunder : Pernah mendapat haid tapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Penyebab amenorea cukup yang banyak berkaitan dengan :
1. Keadaan fisiologisSebelum menarche
a. Hamil dan laktasi amenorea
b. Menopause
2. Gangguan pada aksis hipotamus – hipofisis - ovarium
3. Kelainan kongenital
4. Ganggun sistem hormonal

Metroragia
Metrorargia merupakan pendarahan yang terjadi di luar haid dengan penyebab kelainan hormonal
atau kelainan organ genitalia. Penyebab dari metroragi adalah

Perdarahan bukan haid


Perdarahan bukan haid digolongan sebagai perdarahan yang tidak ada hubunganya dengan haid
dan dapat disebabkan oleh kelainan organik maupun hormonal. Bentuk perdarahan bukan haid
dapat berupa kontak berdarah, spotting diluar haid, perdarahan disfungsional.
Penyebab organik pendarahan bukan haid :
1. Vagina : varises pecah, metastase-korio karsinoma, keganasan vagina.
2. Serviks : karsinoma portio,perlukaan serviks, polipserviks
3. Rahim : polip endomentrium, karsinoma korpusuteri, submukosa mioma uteri
4. Tuba falopii : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba.
5. Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium
Penyebab Pendarahan disfungsional adalah pendarahan tanpa di jumpai kelainan organik alat
genetalia, tapi gangguan matarantai hormon aksis hipotalamus-hipofisis dan ovarium.
Pendarahandisfungsional mempunyai 2 bentuk, yaitu perdarahan disfungsional dengan ovulasi
(ovutatior disfunctional bleeding) dan perdarahan disfugsional tanpa ovulasi (anovutatior
disfunctional bleeding).

30
LO. 3.4 Patofisiologi Gangguan Menstruasi
Pada siklus ovulasi terjadi perdarahan uterus disfungsi yang disebabkan oleh terganggunya kontrol
lokal hemostasis dan vasokontriksi yang berguna untuk mekanisme membatasi jumlah darah saat
pelepasan jaringan endometrium haid. Saat ini telah diketahui berbagai molekul yang berguna
untuk mekanisme kontrol tersebut, antara lain yaitu:

 Endotelin
 Prostaglandin
 VEGF
 MMPs
 enzim lisosom
 fungsi platelet

Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus disfungsi pada
siklus ovulasi adalah korpus luteum persisten dan insufisiensi korpus luteum.

Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan (unopposed estrogen) pada
endometrium. Endometrium mengalami proliferasi berlebih tetapi tidak diikuti dengan
pembentukan jaringan penyangga yang baik karena kadar progesteron rendah. Endometrium
menjadi tebal tapi rapuh, jaringan endometrium lepas tidak bersamaan dan tidak ada kolaps
jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur. Penyebab anovulasi bermacam-macam
mulai dari belum matangnya aksis hipotalamus - hipofisis - ovarium sampai suatu keadaan yang
mengganggu aksis tersebut. Sindroma ovarium polikistik merupakan contoh salah satu keadaan
yang mengganggu aksis hipotalamus -
hipofisis - ovarium sehingga terjadi
perdarahan uterus disfungsi anovulasi.

31
LO. 3.5 Manifestasi klinis Gangguan Menstruasi

1. Perdarahan lebih banyak atau lebih sedikit dari normal


2. Perdarahan lebih lama atau lebih pendek dari normal
3. Nyeri hingga mengganggu aktivitas, perut keram , kembung.
4. Gejala lainnya seperti menstruasi pada umumnya yaitu gejala Pra Menstruasi Syndrome
(PMS) dan nyeri haid (Disminorhea)

PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum atau saat
menstruasi. Antara lain:

 Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
 Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
 Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan-
perasaan negatif lainnya.
 Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
 Kepala nyeri.
 Pingsan.
 Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak.
 Pinggang terasa pegal.

LO. 3.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding


Anamnesis
Pada pasien yang mengalami perdarahan uterus disfungsional, anamnesis perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.
Riwayat detail menstruasi :
• Jumlah hari mestruasi
• Jumlah pembalut yang digunakan per hari
• Dampak terhadap kehidupan sehari-hari
• Riwayat pendarahan pada gusi, mudah memar, dan perdarahan yang panjang akibat luka ringan
• Gejala penambahan berat badan, konstipasi, rambut rontok, kelelahan
• Galaktorea
• Riwayat seksual dan penggunaan kontrasepsi

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik ,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk :
 Menilai
− Indeks Massa Tubuh (IMT > 27 termasuk obesitas)
− Tanda-tanda Hiperandrogen
− Pembesaran kelenjar thyroid atau manofestasi hiper atau hypothyroid
− Galaktorea
− Gangguan Lapang Pandang (karena adenoma hypofisis)
32
− Faktor resiko keganasan (obesitas, hipertensi, DM, dll)

 Menyingkirkan
− Kehamilan, kehamilan ektopik, abortus, penyakit trofoblas
− Servisitis, endometritis
− Polip dan mioma uteri
− Keganasan serviks dan uterus
− Hiperplasia endometrium
− Gangguan pembekuan darah

Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan pap smear, dan harus
disingkirkan adanya mioma uteri, polip, hiperplasia endometrium, atau keganasan.

Primer Sekunder Tersier


Laboratorium -Hb -Darah lengkap -Prolaktin
-Tes kehamilan hemostatis (BT- -Tiroid (TSH,
-urin CT, lainnya FT4)
sesuai fasilitas) -Hemostasis
(PT, aPTT,dll)
USG -USG -USG
Pemeriksaan transabdominal Transabdominal
Penunjang -USG -USG
transvaginal transvaginal
SIS -SIS
-Doppler
Penilaian -Mikrokuret -Mikrokuret/
Endometrium -D&K D&K
-Histeroskopi
-Endometrial
sampling
Penilaian -IVA -Pap smear -Pap smear
serviks bila ada -Kolposkopi
patologi

33
Langkah diagnostik PUD

Pemeriksaan penunjang
1. Darah dan Tes Hormonal
Tes darah dapat membantu menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gangguan menstruasi.
Tes darah juga dapat memeriksa follicle- stimulating hormon, estrogen, dan tingkat prolaktin.
Pasien yang memiliki menorrhagia mungkin mendapatkan tes untuk gangguan perdarahan. Jika
pasien kehilangan banyak darah, mereka juga harus mendapatkan diuji untuk anemia.
Pasien
yang memiliki amenore mungkin perlu untuk menerima tes hormon khusus. Uji tantangan
progestasional menggunakan progesteron oral atau disuntikkan untuk menguji lapisan rahim
fungsional (endometrium) :

a. Perdarahan yang terjadi sampai 3 minggu setelah dosis progesteron menunjukkan 
bahwa
wanita memiliki tingkat estrogen yang normal tetapi tidak berovulasi, terutama jika tiroid dan
prolaktin tingkat normal. Dalam kasus tersebut, dokter akan memeriksa stres, berat badan baru-

34
baru ini, dan setiap obat-obatan. Hasil tersebut juga bisa menyarankan ovarium polikistik atau
stres.
b. Kegagalan untuk berdarah bisa menunjukkan rahim yang abnormal yang mencegah keluar atau
estrogen tidak cukup. Dalam kasus tersebut, langkah berikutnya mungkin untuk mengelola
estrogen diikuti oleh progestin. Jika perdarahan terjadi setelah itu, penyebab amenore berkaitan
dengan kadar estrogen rendah. Dokter kemudian akan memeriksa kegagalan ovarium, anoreksia,
atau penyebab lain dari estrogen rendah. Jika pendarahan tidak terjadi, dokter akan memeriksa
penghalang yang mencegah aliran menstruasi.

USG
Teknik pencitraan yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan menstruasi. Imaging dapat membantu mendiagnosa fibroid,
endometriosis, atau kelainan struktur pada organ reproduksi.

USG dan Sonohysterography.


USG adalah teknik pencitraan standar untuk mengevaluasi rahim dan indung telur, fibroid
mendeteksi, kista ovarium dan tumor, dan penghalang menemukan dalam saluran kemih. Ini
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari organ-organ. USG tidak
membawa risiko dan menyebabkan ketidaknyamanan sangat sedikit.
Sonohysterography transvaginal USG menggunakan bersama dengan garam disuntikkan ke dalam
rahim untuk meningkatkan visualisasi rahim.

Prosedur Diagnostik Lainnya


1. Histeroskopi.
Histeroskopi adalah prosedur yang dapat mendeteksi keberadaan fibroid, polip, atau penyebab lain
dari perdarahan. Ini mungkin akan ketinggalan kasus kanker rahim, bagaimanapun, dan bukan
merupakan pengganti lebih banyak prosedur invasif, seperti dilatasi dan kuretase (D & C) atau
biopsi endometrium, jika kanker dicurigai.
Hal ini dilakukan dalam suasana kantor dan tidak
memerlukan sayatan. Prosedur menggunakan tabung fleksibel atau kaku panjang yang disebut
hysteroscope, yang dimasukkan ke dalam vagina dan melalui leher rahim untuk mencapai rahim.
Sebuah sumber cahaya serat optik dan kamera kecil di tabung memungkinkan dokter untuk melihat
rongga. Rahim diisi dengan garam atau karbon dioksida untuk mengembang rongga dan
memberikan tampilan yang lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan kram. Histeroskopi adalah non-
invasif, namun banyak wanita menemukan prosedur yang menyakitkan. Penggunaan semprotan
anestesi seperti lidokain dapat membantu dalam mencegah sakit dari prosedur ini. Komplikasi lain
termasuk penyerapan cairan yang berlebihan, infeksi, dan perforasi uterus. Histeroskopi juga
dilakukan sebagai bagian dari prosedur bedah.

35
2. Laparoskopi
Diagnostik laparoskopi merupakan prosedur bedah invasif rendah, saat ini satu-satunya metode
definitif untuk mendiagnosa endometriosis, penyebab umum dari dismenore. Hal ini juga dapat
digunakan untuk mengobati endometriosis. Laparoskopi biasanya memerlukan anestesi umum,
walaupun pasien bisa pulang hari yang sama. Prosedur ini melibatkan menggembungkan perut
dengan gas melalui sayatan perut kecil. Sebuah tabung serat optik dilengkapi dengan lensa kamera
kecil (laparoskop) kemudian dimasukkan. Dokter menggunakan laparoskop untuk melihat rahim,
ovarium, tuba, dan peritoneum (selaput panggul).

3. Biopsi endometrium
Bila perdarahan berat atau abnormal terjadi, sebuah (rahim) biopsi endometrium dapat dilakukan
di kantor. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi sel-sel abnormal, yang menunjukkan
bahwa kanker dapat hadir. Hal ini juga dapat membantu dokter menentukan pengobatan hormonal
terbaik untuk digunakan. Prosedur ini mungkin sering dilakukan tanpa anestesi, atau lokal anestesi
disuntikkan.

a. Pasien terletak di punggungnya dengan kaki di sanggurdi. Sebuah alat (speculum)



dimasukkan ke dalam vagina untuk terus terbuka dan memungkinkan leher rahim 
untuk
dilihat.
b. Serviks dibersihkan dengan cairan antiseptik dan kemudian digenggam dengan 
instrumen
(tenaculum) yang memegang rahim stabil. Sebuah perangkat yang disebut dilator serviks mungkin
diperlukan untuk meregangkan kanalis servikalis jika ada sesak (stenosis). Sebuah tabung, plastik
kecil berongga kemudian lembut dilewatkan ke dalam rongga rahim.
c. Hisap lembut menghapus sampel lapisan. Sampel jaringan dan instrumen dihapus. Spesialis
yang disebut ahli patologi memeriksa sampel di bawah mikroskop.

4. Dilatasi dan kuretase (D & C).


D dan C (dilatasi dan kuretase) adalah suatu prosedur dimana saluran vagina lembut diadakan
terbuka dengan spekulum, dan leher rahim membesar (melebar) dengan batang logam. Sebuah
kuret kemudian dilewatkan melalui kanalis servikalis ke dalam rongga rahim di mana jaringan
endometrium dikerok dan dikumpulkan untuk pemeriksaan. Dilatasi dan kuretase (D & P) adalah
prosedur yang lebih invasive:

1. A D & C biasanya dilakukan dalam suasana rawat jalan sehingga pasien dapat pulang pada hari
yang sama, tetapi kadang-kadang memerlukan anestesi umum. Ini mungkin perlu dilakukan di
ruang operasi untuk menyingkirkan kondisi serius atau mengobati beberapa yang kecil yang dapat
menyebabkan perdarahan.
2. Serviks (leher rahim) adalah berdilatasi (membuka).
3. Dokter bedah goresan lapisan dalam rahim dan leher rahim.

36
Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel pada jaringan tersebut dan untuk meringankan
perdarahan berat dalam beberapa kasus. A & C juga dapat efektif dalam Scraping off polip
endometrium kecil, tetapi tidak sangat berguna bagi kebanyakan fibroid, yang cenderung lebih
besar dan lebih melekat erat.

LO. 3.7 Tatalaksana Gangguan Menstruasi


1. Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,
dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu dibicarakan yaitu mengenai makanan
sehat (rendah lemak), istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna, serta psikoterapi. Perlu
juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga
disarankan kepada penderita untuk mengganti pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan
brayang nyaman dipakai dan tidak ketat. Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehingga
mengurangi nyeri.

2. Kuratif
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer.
Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya
sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti
peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini bekerja
dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan sintesis prostaglandin.
Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai
hari 1-2menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
– istirahat yang cukup
– olah raga yang teratur (terutama berjalan)
– pemijatan
– yoga
– orgasme pada aktivitas seksual
– kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntahbiasanya
menghilang jika kramnya telah teratasi.

Pemberian obat analgesik


Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simtomatik, jika rasa nyeri hebat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut
bawah untuk mengurangi penderita.Obat analgesik yang sering diberikan adalah preprat
kombinasi aspirin,fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara
lainnovalgin, ponstan, acetaminophendan sebagainya.

37
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan
bahwa gangguan benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan penderita melakukan
pekerjaan penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memberikan salah
satu jenis pilkombinasi kontrasepsi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta
olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka
diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan
medroksi progesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi
(pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan
mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan
tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio
endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat
pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya

Penatalaksanaan secara nonfarmakologis


Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam
pengobatan diminore primer adalah:

1. Kompres hangat
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli
panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas daribuli-buli
ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akanterjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atauhilang (Perry &
Potter,(2005).
Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkanaliran
darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri denganmempercepat
penyembuhan. Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi untuk mengatasi atau
mengurangi nyeri,dimana panas dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus
dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi
ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan
meredakan vasokongesti pelvis. Menurut Price & Wilson (2005), kompres hangat sebagai metode
yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui
konduksi (botol air panas).Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran
darah. Kompres hangat adalah metode yang digunakan untuk meredakannyeri dengan cara
menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan
kanan.

2. Olahraga
Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot rahim
menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan endorfinalami

38
dapat meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan prostaglandin,selain itu
mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak yang berfungsi meredakan rasa
sakit (Sadoso, 1998).

3. Berhenti merokok dan mengkomsumsi alkohol


Kebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negatif terhadap tubuh manusia, pada
perokok berat dapat meningkatkan durasi terjadinya dysmenorrhea, hal ini berkaitan dengan
peningkatan volume dan durasi perdarahan selama menstruasi. Senyawa yang terdapat didalam
alkohol dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan mengakibatkan retensi cairan yang
memperparah breast discomfort. Dengan menghindari dan menghilangkan kebiasaan tersebut,
diharapkan efek negatif dapat dihilangkan sehingga dysmenorrhea tidak terjadi
(Medicastore,2004).

4. Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan mengkomsumsi
makanan yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti sayuran, buah- buahan,
ikan, daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena berguna untuk metabolisme
estrogen (Medicastore, 2004).

Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari:

1) Masase kutaneus
Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung danbahu.
Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot

2) Terapi panas
Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dankemungkinan
dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS)


TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor)dalam
area yang sama seperti pada serabut yang menstransmisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang
dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada kulituntuk menghasilkan sensasi
kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

4) Distraksi
Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh: menyanyi,berdoa,
menceritakan gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan bermain satupermainan.

39
5) Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan,contoh: bernafas dalam-
dalam dan pelan.
6) Imajinasi
Imajinasi merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari rasanyeri
yang dirasakan.

LO. 3.8 Pencegahan Gangguan Menstruasi

 Berolahraga secara rutin


 Mengelola stres anda dengan baik
 Menjaga berat badan yang sehat
 Menjaga diet yang seimbang

LO. 3.9 Komplikasi Gangguan Menstruasi

1. Anemia
2. Endometrial cancer
3. Uterine perforation

Perdarahan uterus disfungsional yang lama dan berat dapat menyebabkan anemia defisiensi besi
pada 30% individu. Ketidakseimbangan hormonal yang berkelanjutan yang mungkin menghambat
ovulasi dapat menyebabkan infertilitas. Pada 1-2% individu dengan ketidakseimbangan estrogen
dan progesteron yang kronik, akan meningkatkan resiko terjadinya kanker endometrium

LO. 3.10 Prognosis Gangguan Menstruasi

Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.

LI. 4. Menjelaskan pandangan Islam tentang hukum Istihadhah


Allah Ta’ala berfirman:
“Mereka bertanya kepadamu tentang (darah) haid. Katakanlah, “Dia itu adalah suatu kotoran
(najis)”. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di tempat haidnya
(kemaluan). Dan janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid). Apabila
mereka telah bersuci (mandi bersih), maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Batasan Haid :
Menurut Ulama Syafi’iyyah batas minimal masa haid adalah sehari semalam, dan batas
maksimalnya adalah 15 hari. Jika lebih dari 15 hari maka darah itu darah Istihadhah dan wajib bagi
wanita tersebut untuk mandi dan shalat.

40
Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa mengatakan bahwa tidak ada batasan
yang pasti mengenai minimal dan maksimal masa haid itu. Dan pendapat inilah yang paling kuat
dan paling masuk akal, dan disepakati oleh sebagian besar ulama, termasuk juga Syaikh Ibnu
Utsaimin rahimahullah juga mengambil pendapat ini

Ada perbedaan lain dari sifat darah haid bila dibandingkan dengan darah istihadlah :
1. Perbedaan warna. Darah haid umumnya hitam sedangkan darah istihadlah umumnya merah
segar.
2. Kelunakan dan kerasnya. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
3. Kekentalannya. Darah istihadlah mengental sedangkan darah haid sebaliknya.
4. Aromanya. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.

Menurut Ustaz Sulaiman Endut dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Fardhu Ain mengatakan
bahwa :

“Darah istihadhah ialah darah penyakit yang keluar dari faraj perempuan. Darah ini bukanlah
merupakan darah haid atau darah nifas. Ia adalah sejenis darah penyakit. Seseorang
perempuan yang ketika didatangi darah istihadhah, wajib berpuasa, bersembahyang dan boleh
mengerjakan ibadah lain sama seperti orang lain yang tidak didatangi haid dan nifas.”

ISTIHADHAH
 Darah yang mengalir dari kemaluan wanita bukan pada waktunya dan keluarnya dari urat.”
(An-Nawawi).
 Darah segar yang di luar kebiasaan seorang wanita disebabkan urat yang terputus (Al-
Qurthubi).
 Darah yang terus menerus keluar dari seorang wanita dan tidak terputus selamanya atau
terputus sehari dua hari dalam sebulan (Al-Utsaimin)
 Tidak wajib, hanya mesti wudhu (Jumhur ulama).
 Mandi setiap shalat = sunnah (Empat Imam Mazhab)

Akibat Hukum Datangnya Haid


 Seorang wanita dianggap telah balig, menjadi mukallaf, dianggap telah cukup cakap
bertindak hukum.
 Pertanda wanita tersebut tidak hamil,
 Dijadikan sebagai batas penghitungan masa iddah bagi wanita subur.
 Menjadikannya wajib mandi saat haidnya berhenti.
 Haram melakukan hubungan badan pada masa tersebut. Ulama berbeda pendapat tentang
saksi (kaffarat) yang melanggarnya (wajib dan tidak wajib).

Datang atau Berhentinya Haid Saat Waktu Shalat atau Puasa

41
• Jika haid datang pada waktu shalat dan dia belum shalat, dia berhutang shalat.
• Jika berhenti haid, maka harus segera mandi dan shalat, jika tidak, maka termasuk
mengabaikan shalat.

DALAM KEADAAN HAID DAN NIFAS DIPERBOLEHKAN


1. Berdzikir, berdo’a, dll.
2. Membaca Al-Qur’an dan memegang mushaf Al Qur’an (Khilafiah).
3. Bermesraan dengan suami, sepanjang tidak coitus.
4. Melakukan berbagai aktivitas yang baik, selain yang terlarang atas wanita yang dalam keadaan
haid /nifas

Batasan Shalat bagi penderita Istihadhah


Dalam Batasan Umum:
Salat wajib dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan syarak, namun dalam
keadaan khusus, seperti tidak adanya kemampuan karena sakit dan lainnya, misalnya, tidak mampu
ditunaikan dengan berdiri, boleh dilakukan dengan berdiri sambil bersandar, dan seterusnya sesuai
dengan kadar kemampuannya.

Penggunaan Obat utk Mencegah Haid


 Niat, untuk kesempurnaan ibadah haji = mubah.
 Niat, puasa Ramadhan sebulan penuh = makruh, tetapi bagi wanita yang sulit
mengqadhanya pada hari lain = mubah.
 Selain dua alasan di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila untuk perbuatan yang
menjurus pada pelanggaran hukum agama = Haram.

FATWA MUI TENTANG PENGGUNAAN PIL PENUNDA HAID


 Penggunaan pil anti haid untuk kesempurnaan ibadah haji hukumnya mubah.
 Pengunaan pil anti haid dengan maksud agar dapat mencukupi puasa Ramadhan sebulan
penuh, hukumnya makruh, tetapi bagi wanita yang sukar mengqadha puasanya pada hari
lain, hukumnya mubah.
 Penggunaan pil anti haid selain dua hal di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila
untuk perbuatan yang menjurus pada pelanggaran hukum agama, hukumnya haram

42
Daftar Pustaka

Anwar, Mochamad, & at al. 2017. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga Cetakan Ketiga. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi.
Bandung: Elstar Offset.

Disfunctional Uterine Bleeding in Novack Gynecology. Philladelphia. Lippincot & William.inc.


2002: 575-591.

Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC.

Guyton, Arthur. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta. ECG

S. Snel, Richard. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta. EGC

Sherwood, Laurelee. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta. EGC

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kandungan edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/femalerepro/femalerepro.htm

43

Anda mungkin juga menyukai