ELIMINASI URINE
2109149011267
a. Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang
buncis, berwarna coklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi
kolumna vertebra posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot
punggung bagian dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis ke-12
sampai vertebra lumbalis ke-3.
Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 – 2 cm dari
ginjal kanan karena posisi anatomi hati. Setiap ginjal secara khas
berukuran 12 cm x 7 cm dan memiliki berat 120-150gram. Sebuah
kelenjar adrenal terletak dikutub superior setiap ginjal, tetapi tidak
berhubungan langsung dengan proses eliminasi urine. Setiap ginjal di
lapisi oleh sebuah kapsul yang kokoh dan di kelilingi oleh lapisan
lemak.
b. Ureter
Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai
rute keluar pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur
tubulan yang memiliki panjang 25-30 cm dan berdiameter 1,25 cm
pada orang dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitonium
untuk memasuki kandung kemih didalam rongga panggul (pelvis) pada
sambungan ureter ureterovesikalis. Urin yang keluar dari ureter
kekandung kemih umumnya steril.
c. Kandung kemih
Kandung kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang
terdiri dari dua bagian besar :
Badan (corpus), merupakan bagian utama kandung kemih
dimana urin berkumpul dan, leher (kollum), merupakan lanjutan dari
badan yang berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior ke
dalam daerah segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra.
Bagian yang lebih rendah dari leher kandung kemih disebut uretra
posterior karena hubungannya dengan uretra.
Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat
ototnya meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih menjadi 40 sampai 60
mmHg. Dengan demikian, kontraksi otot detrusor adalah langkah
terpenting untuk mengosongkan kandung kemih. Sel-sel otot polos dari
otot detrusor terangkai satu sama lain sehingga timbul aliran listrik
berhambatan rendah dari satu sel otot ke sel otot lainnya. Oleh karena
itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh otot detrusor, dari satu sel
otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadi kontraksi seluruh kandung
kemih dengan segera.
Pada dinding posterior kandung kemih, tepat diatas bagian leher
dari kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut
Trigonum. Bagian terendah dari apeks trigonum adalah bagaian
kandung kemih yang membuka menuju leher masuk kedalam uretra
posterior, dan kedua ureter memasuki kandung kemih pada sudut
tertinggi trigonum. Trigonum dapat dikenali dengan melihat mukosa
kandung kemih bagian lainnya, yang berlipat-lipat membentuk rugae.
Masing-masing ureter, pada saat memasuki kandung kemih, berjalan
secara oblique melalui otot detrusor dan kemudian melewati 1 sampai 2
cm lagi dibawah mukosa kandung kemih sebelum mengosongkan diri
ke dalam kandung kemih.
Leher kandung kemih (uretra posterior) panjangnya 2 – 3 cm,
dan dindingnya terdiri dari otot detrusor yang bersilangan dengan
sejumlah besar jaringan elastik. Otot pada daerah ini disebut sfinter
internal. Sifat tonusnya secara normal mempertahankan leher kandung
kemih dan uretra posterior agar kosong dari urin dan oleh karena itu,
mencegah pengosongan kandung kemih sampai tekanan pada daerah
utama kandung kemih meningkat di atas ambang kritis.
r. terapi
terapi yang diberikan baik oral maupun parenteral yang diberikan dalam
pemenuhan atau gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fekal
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan eliminasi urine
b. Inkontinensia urine
c. Retensi urine
3. Intervensi
Memantau
tingkat distensi
kandung kemih
dengan palpasi
dan perkusi
4. Implementasi
Pencegahan, pengaturan posisi dan intervensi mandiri. Tindakan keperawatan
mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi
Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan
pada kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan
bersama dengan dokter dan petugas kesehatan lain.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana ksehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
melibatkan pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning
DAFTAR PUSTAKA