Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

RISIKO BUNUH DIRI

OLEH :

CI AKADEMIK

(Ns. Yade Kurnia Sari, S.Kep, M.Kep.)

PROGRAM STUDI NERS INSTITUT KESEHATAN


PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI

1. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien

untuk mengakhiri kehidupannya.(Ade Herman, 2014)

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk

menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa.(Nita

Fitria, 2015)

Bedasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri ada tiga

macam perilaku bunuh diri, yaitu :

1. Isyarat bunuh diri

Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung

ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak - anak karena

saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.” Pada

kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya,

namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.Pasien umumnya

mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak

berdaya.Pasien juga mengungkapkan hal - hal negatif tentang diri sendiri yang

menggambarkan harga diri rendah.

2. Ancaman bunuh diri

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan

untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan

alat untuk melaksanakan rencana tersebut.Secara aktif pasien telah memikirkan

rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.Walaupun

2
dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat

harus dilakukan.Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk

melaksanakan rencana bunuh dirinya.

3. Percobaan bunuh diri

Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri

untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh

diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau

menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

B. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Peningkatan Pengambilan Perilaku Pencederaa Bunuh

Diri resiko yang destruktif diri n diri diri

meningkatkan tidak

pertumbuhan langsung

C. Faktor Penyebab

1) Penyebab bunuh diri pada anak :

a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan

b. Situasi keluarga yg kacau

c. Perasaan tdk disayang atau selalu dikritik

d. Gagal sekolah

e. Takut atau dihina disekolah

f. Kehilangan org yg dcintai

2) Penyebab bunuh diri pada remaja :

3
a. Hubungan interpersonal yg tdk bermakna

b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal

c. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan

d. Perasaan tdk dimengerti org lain

e. Kehilangan org yg dicintai

f. Keadaan fisik

g. Masalah dgn org tua

h. Masalah seksual

3) Penyebab bunuh diri pada mahasiswa :

a. Self ideal terlalu tinggi

b. Cemas akan tugas akademik yg banyak

c. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang

orang tua

4) Penyebab bunuh diri pada lansia :

a. Perubahan status dari mandiri ketergantung

b. Penyakit yg menurunkan kemampuan fungsi

c. Perasaan tdk berarti dimasyarakat

d. Kesepian & isolasi sosial

e. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)

5) Faktor Resiko Bunuh Diri

a. Kegagalan untuk adaptasi, tidak dapat menghadapi stress

b. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan

hubunganinterpersonal / gagal melakukan hubungan yang berarti

c. Perasaan marah / bermusuhan. (dapat merupakan hukuman dirisendiri)

4
d. Cara untuk mengakhiri keputusan

e. Tangisan minta tolong

D. Proses Terjadinya

Faktor Predisposisi

1. Biologi

a. Latar belakang genetik :

 Riwayat bunuh diri pada anggota keluarga

 Riwayat gangguan mood dan anxietas pada anggota

keluarga

 Riwayat gangguan psykiatrik pd anggota keluarga

 Kembar monozigot memiliki risiko

 Neurotransmitter serotonin (5 HT) menurun

b. Status Nutrisi : Adanya riwayat ggn nutrisi ditandai dengan

penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa

c. Riwayat kesehatan umum, kurang tidur, gangguan irama

sirkadian, Kelemahan, Infeksi, Penurunan aktivititas, Malas

berinteraksi dengan orang lain

d. Gangguan mood/ anxietas

e. Sensitivitas biologi ; riwayat penggunaan obat

f. Riwayat peggunaan obat, Komplikasi obat

g. Keadaan kesehatan secara umum : Kurang tidur, gangguan

irama sirkadian, lethargi, riwayat infeksi, riwayat aktifitas &

tidak ada inisiatif mencari bantuan yankes

5
h. Sensivitas biologis : riwayat penggunaan Obat dan

komplikasi obat

2. Psikologis

a. Inteligensi : Riwayat kerusakan pada korteks frontal dan korteks

limbik serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak

b. Keterampilan verbal : Komunikasi tertutup, komunikasi dengan

emosi berlebihan, komunikasi peran ganda , gagap

c. Riwayat adanya stroke, trauma kepala dan infeksi.

d. Moral : Riwayat tinggal dilingkungan broken home,panti

asuhan,panti sosial, pesantren, biara dan lapas

e. Kepribadian: Mudah kecewa, putus asa, tidak mampu membuat

keputusan, menutup diri & cemas yang tinggi

f. Pengalaman masa lalu: kehilangan karir, harta, jabatan, kegagalan

berualang, ortu otoriter & broken home & pilih kasih, penolakan

dan penilaian negatif.

g. Konsep diri : Ideal diri yg tdk realitas, HDR, identitas tidak jelas,

krisis peran & gambaran diri negatif

h. Motivasi: Kurangya penghargaan & riwayat kegagalan

i. Pertahanan psikologis: Riwayat koping tidak efektif dan

gangguan perkembangan,

j. Self Kontrol: Tidak mampu berkonsentrasi, dan memngontrol

stimulus negatif tentang dirinya

3. Sosial budaya

a. Usia: Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai

6
b. Gender: Riwayat ketidakjelasan identitas, adanya kegagalan peran

gender

c. Pendidikan: Riwayat pendidikan yang rendah, riwayat putus &

gagal sekolah

d. Pendapatan: Riwayat penghasilan yang rendah & tidak ada

kemandirian

e. Pekerjaan: Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi

f. Status sosial: Riwayat tuna wisma & terisolasi

g. Latar Belakang Budaya : Nilai –nilai & budaya yang bertentangan

dengan nilai kesehatan

h. Agama Keyakinan: Sifat religi dan keyakinan yang berlebihan /

kurang

i. Keikutsertaan Dalam Politik: Gagal dalam berpolitik/

berorganisasi

j. Pengalaman sosial: Bencana alam , kerusuhan, tekanan dalam

pekerjaan, sulit mendapatkan pekerjaan

k. Peran sosial: Stigma negatif, diskriminasi dan praduga negatif

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi, Acuh dengan

lingkungan, Kemampuan sosialnya menurun, Sulit berinteraksi,

Menarik diri

7
Faktor Presipitasi

1. Natural

a. Faktor Biologis

1. Latar belakang genetik : Terdapat kasus usaha bunuh diri dlm klg

bbrp hari terkhir,Terdapat upaya kekerasan yang mengancam terhadap diri

klien,Terdapat tanda depresif, menarik diri

2. Status Nutrisi: Gangguan nutrisi ditandai dengan tidak mau makan,

ada upaya untuk mengakhiri hidup lewat cara ini.

3. Keadaan kesehatan secara umum: Kurang tidur, gangguan

irama sirkadian, lethargi, riwayat infeksi, riwayat aktifitas & tidak ada inisiatif

mencari bantuan yankes

4. Sensivitas biologis : terdapat tanda – tanda penggunaan obat, putus

obat

b. Faktor Psikologis

1. Inteligensi: tidak terdapat adanya penyimpangan/ kelaianan,

tampak wajar

2. Keterampilan verbal: Komunikasi tertutup, komunikasi

dengan emosi berlebihan

3. Moral: tinggal dilingkungan broken home, panti asuhan,

panti sosial, pesantren, biara dan lapas

4. Kepribadian: Mudah kecewa, putus asa, tidak mampu

membuat keputusan, menutup diri & cemas yang tinggi,

impulsif, negativistik, bermusuhan

8
c. Faktor Sosial Budaya

1. Pekerjaan: pekerjaan stresful & risti Pengalaman sosial :

Bencana alam, kerusuhan, tekanan dlm pekerjaan, sulit

mendapat pekerjaan, Peran sosial: Stigma negatif,

diskriminasi & praduga negatif

2. Original

a. Internal

Persepsi individu : Riwayat kegagalan mempersepsikan sesuatu

yang diyakini; gagal = tidak berguna, mati

b. Eksternal

Keluarga dan masyarakat : Riwayat kegagalan keluarga dan

masyarakat dalam mempersepsikan klien dan apa yg telah

dilakukan klien

3. Timing

a. Waktu terjadinya stressor, munculnya stressor pada saat

kondisi yang tidak tepat

b. Lamanya stressor terjadi: Tiba – tiba dan bertahap

c. Frekuensi stressor terjadi saling berdekatan dan berulang

4. Number

Jumlah dan kualitas stressor, Stressor banyak dan kualitasnya

tinggi

E. Mekanisme Koping

Mekanisme  pertahanan   ego   yang   berhubungan   dengan  perilaku destruktif-

diri tak langsung adalah :

9
a. Denial, mekanisme koping yang paling menonjol.

b. Rasionalisme.

c. Intelektualisasi.

d. Regresi.

Mekanisme pertahanan diri tidak seharusnya ditantang tanpa memberikan cara

koping alternatif. Mekanisme pertahanan ini mungkin berada diantara individu dan

bunuh diri. Perilaku bunuh diri menunjukkan mendesaknya kegagalan mekanisme

koping. Ancaman bunuh diri mungkin Menunjukan upaya terakhir untuk mendapatkan

pertolongan  agar  dapat  mengatasi  masalah.  Bunuh  diri yang terjadi merupakan

kegagalan koping dan mekanisme adaptif.

F. Penatalaksanaa

- Farmakologi

 Obat anti psikosis: Penotizin

 Obat anti depresi: Amitripilin

 Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam

 Obat anti insomnia: Phneobarbital

- Terapi modalitas

 Terapi keluarga

 Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah

klien dengan memberikan perhatian

 BHSP

 Jangan memancing emosi klien

 Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

 Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat

10
 Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah

yang dialaminya

- Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau

aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan

klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan tingkah laku pada

orang lain.

- Terapi musik

Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan

kesadaran klien

G. Prinsip Tindakan keperawatan

a. Membina Hubungan Saling percaya kepada pasien.

- Perkenalkan diri dengan klien.

- Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

- Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

- Bersifat hangat dan bersahabat.

- Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

a. Melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.

- Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan (pisau,

silet, gunting, tali, kaca, dll).

- Tempatkan   klien   di  ruangan  yang  tenang  dan  selalu terlihat

oleh perawat.

- Awasi klien secara ketat setiap saat.

11
b. Membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya.

- Dengarkan keluhan yang dirasakan.

- Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan

dan keputusasaan.

- Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana

harapannya.

- Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,

kematian, dan lain lain.

c. Membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya.

- Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi

keputusasaannya.

- Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.

- Bantu Mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan 

antar sesama, keyakinan,   hal-hal   untuk diselesaikan).

d. Membantu pasien untuk menggunakan koping individu yang adaptif.

- Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang

menyenangkan setiap hari (misal:berjalan-jalan, membaca buku

favorit, menulis sura, dll).

- Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang,

dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan

tentang kegagalan dalam kesehatan.

- Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang

mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah

12
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut

dengan koping yang efektif.

- Tindakan keperawatan untuk keluarga

Tujuan : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah rasa ingin bunuh diri.

1) Tindakan keperawatan:

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang ingin bunuh diri

adalah

- Membina hubungan saling percaya.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai, Bicara dengan sikap

tenang, rileks dan tidak menantang.

- Membantu pasien untuk mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki.

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, Hindari penilaian

negatif detiap pertemuan klien, Utamakan pemberian pujian yang realitas.

- Membantu pasien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan

untuk diri sendiri dan keluarga.

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, Diskusikan pula

kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.

- Melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan,

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan, Tingkatkan

kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

13
- Memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Beri  pendidikan  kesehatan  pada keluarga tentang cara merawat klien,

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat, Bantu keluarga

menyiapkan lingkungan di rumah, Beri reinforcement positif atas

keterlibatan keluarga.

2. Asuhan Keperawatan Teoritis

A. Pengkajian

 Identitas Klien

1. Nama Lengkap : 

2. Usia : 

3. Jenis Kelamin :

4. Status :

5. Alamat :

 Alasan Masuk

- Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri.

- Riwayat keluarga terhadap bunuh diri.

- Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia.

- Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.

- Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid,

antisosial.

- Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka.

14
 Faktor Predisposisi

Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh

perusahaan tempat ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota

keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa.

 Faktor Presipitasi

Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja

Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri, Risiko perilaku kekerasan,

Harga diri rendah

 Fisik

Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB

pasien menurun dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh

sakit perut, kepala sakit.

 Psikososial

Konsep diri

- Gambaran diri

Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.

- Identitas

Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.

- Peran Diri

Klien adalah kepala rumah tangga dengan 3 orang anak yang masih kecil-

kecil

15
- Ideal Diri

Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien

bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga

dan bagaimana membangun keluarganya seperti dulu.

- Harga diri

Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi

dengan orang lain.

 Hubungan Sosial

Menurut klien orang yang paling dekat dengannya, teman sekamar yg satu

agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan

lingkungannya, klien sering diam, menyendiri, murung dan tak

bergairah,jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan teman yang

lain, sangat sensitive.

 Spiritual

- Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia

sering mempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.

- Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan

diri kepada Tuhan.

 Status Mental

Penampilan:

pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh,

rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan

fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan.

Pembicaraan:

16
Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang

diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa

kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam, terkadang terjadi

blocking.

Aktivitas Motorik:

Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan

aktivitas

Interaksi selama wawancara:

Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara

saat berkomunikasi.

Memori

Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif

 Kebutuhan Persiapan Pulang

 Mekanisme Koping

Mal adaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri,

tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara

total tidak berdaya, klien tidak mau melakukan aktifitas.

17
B. Pohon Masalah

C. Analisa Data

Diagnosa Data mayor Data minor


Resiko bunuh Subyektif: Subyektif:
diri           Mengatakan hidupnya tak berguna          Mengatakan ada yang
lagi menyuruh bunuh diri
          Inggin mati           Mengatakan lebih baek mati
          Menyatakan pernah mencoba bunuh saja
diri           Mengatakan sudah bosan hidup
          Mengancam bunuh diri Obyektif:
Obyektif:                         Perubahan kebiasaan hidup
          Ekspresi murung           Perubahan perangai
          Tak bergairah
          Ada bekas percobaan bunuh diri

18
D. Rencana Tindakan

A. Strategi pelaksanaan Tindakan pada pasien resiko bunuh diri :

Tujuanya :

1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai

kemampuan

4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai

kemampuan

5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang

sudah dilatih 

Tindakan keperawatan :

SP I : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masihdimiliki

pasien. 

 Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif

yang masih

dimilikinya , perawat dapat :

 Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang  dimiliki

pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan

lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

 Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan

pasien penilaian yang negatif.

SP II : Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

19
 Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

 Mendiskusikan dengan pasien  kemampuan yang masih dapat digunakan saat

ini.

 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan

diri yang diungkapkan pasien.

 Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

SP III : Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

 Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan

dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

 Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara

mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan

kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan

terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat

dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari

pasien.

SP IV : Melatih kemampuan yang dipilih pasien untuk tindakan keperawatan

tersebut saudara dapat melakukan:

 Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

 Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan

pasien.

20
SP V : Membantu menyusun jadwal pelaksanaan  kemampuan yang dilatih

untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat

melakukan hal-hal berikut :

 Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatihkan

 Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap

kegiatan

 Susun  jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan

kegiatan

B. Tindakan keperawatan kepada keluarga :

Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di

rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

Tujuan :

 Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

pasien

 Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien

 Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien

 Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

Tindakan keperawatan :

 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

 Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien

21
 Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien

atas kemampuannya

 Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah

 Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

 Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien

dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan

sebelumnya

 Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien d

E. Evaluasi Keperawatan

Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap

kemampuan pasien risiko bunuh diri dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam

merawat pasien risiko bunuh diri.

22
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Hermawan Surya. 2013. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:

Nuha Medika

Fitria, Nita. 2015. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:

Salemba Medika

NANDA. 2011. Diagnosa Keperawatan defenisi dan klasifikasi 2009-2011. Cetakan

2011. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Yosep, Iyus.2014. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

23

Anda mungkin juga menyukai