UBAERY MARHUSEN
2102008
2022
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri hilangnya kepercayaan
diri dan hanya diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat & Fitria, 2009). Harga diri
rendah adalah perasaan seseorang bahwa hanya dirinya tidak terima lingkungan dan
gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry, & Yosep, 2009).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons
terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai
evaluasi diri positif (NANDA, 2005). Berbagai masalah yang berkaitan tentang aspek
seksualitas dapat mempengaruhi gairah hidup, gambaran diri, dan hubungan dengan orang
lain.
Berbagai ancaman terhadap masalah identitas seksual, kurangnya kepedulian dan
stabilitasasi hubungan dengan pasangan, dan berakhirnya kapasitas reproduksi
diimplikasikan sebagai efek negatif yang langsung berpengaruh terhadap harga diri
penderita setelah mengalami kanker dan terapinya. Selain itu, secara tidak langsung,
pengalaman depresi, cemas, marah, dan kelelahan selama terdiagnosis kanker dan ketika
menjalani terapi kanker juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita kanker
(Brotto, et al., 2008).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
B. Klasifikasi
Menurut Fitria, (2009) harga diri rendah dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam bersepon
terhadap suatu kejadian (kehilangan-perubahan)
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif diri atau kemampuan dalam waktu lama
C. Penyebab
Harga diri rendah dapat terjadi secara
1. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus operasi, kecelakaan,
diceraikan suami/istri, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu kerna sesuatu
(korban perkosaan, dituduh korupsi, dipenjara tiba-tiba)
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:
a. Privacy harus diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tida sopan (pencukur pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perianal)
b. Harapan akan struktur bentuk dan fungsi tubuh yang tida tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan
2. Kronikyaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respon yang mal adaptif
D. Tanda dan Gejala
1. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
2. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
3. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan, dan
ketidakbergunaan)
4. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
5. Kesulitan dalam membuat keputusan
E. Faktor Predisposisi
a. Biologi
1. Genetik
a) Riwayat adanya trauma yang menyebabkan lesi pada daerah frontal, temporal
dan limbik.
b) Pada anak yang kedua orangtuanya tidak menderita, kemungkinan terkena
penyakit adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya
menderita kemungkinan terkena adalah 13 persen. Dan jika kedua orangtuanya
penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
c) Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal meliputi trauma, penurunan
oksigen pada saat melahirkan, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu
perokok, alkohol, pemakaian obat-obatan, infeksi, hipertensi dan agen
teratogenik
2. Nutrisi
a) Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok,
anoreksia, bulimia nervosa
3. Keadaan kesehatan secara umum
a) Riwayat kesehatan umum, misalnya kurang gizi, kurang tidur, gangguan irama
sirkadian.
b) Kelemahan
c) Infeksi
4. Sensitivitas biologi
a) Riwayat peggunaan obat
b) Riwayat terkena infeksi dan trauma
c) Radiasi dan riwayat pengobatannya
5. Paparan terhadap racun
a) Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan
b) Riwayat keracunan CO, asbestos
b. Psikologi
1. Intelegensi
a) Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dimana lobus tersebut berpengaruh
kepada proses kognitif
b) Suplay oksigen terganggu dan glukosa
2. Ketrampilan verbal
a) Gangguan keterampilan verbal akibat faktor komunikasi dalam keluarga, seperti :
Komunikasi peran ganda, tidak ada komunikasi, komunikasi dengan emosi
berlebihan, komunikasi tertutup,
b) Riwayat kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara, misalnya Stroke, trauma
kepala
3. Moral
a) Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral individu,
misalnya lingkungan keluarga yang broken home, konflik, Lapas.
4. Kepribadian
a) Mudah kecewa * Kecemasan tinggi
b) Mudah putus asa * Menutup diri
5. Pengalaman masa lalu :
a) Orangtua yang otoriter
b) Orangtua yang selalu membandingkan
c) Konflik orangtua
d) Anak yang dipelihara oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi, dingin dan
tak berperasaan
e) Ayah yang mengambil jarak dengan anaknya
f) Penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien
g) Penilaian negatif yang terus menerus dari orang tua
6. Konsep diri :
a) Ideal diri yang tidak realistis * Identitas diri tak jelas
b) Harga diri rendah * Krisis peran
c) Gambaran diri negatif
7. Motivasi
a) Riwayat kurangnya penghargaan
b) Riwayat kegagalan
8. Pertahanan psikologi
a) Ambang toleransi terhadap stress rendah
b) Riwayat gangguan perkembangan
9. Self control
a) Riwayat tidak bisa mengontrol stimulus yang datang, misalnya suara, rabaan,
penglihatan, penciuman, pengecapan, gerakan
c. Sosial
1. Usia
a) Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2. Gender
a) Riwayat ketidakjelasan identitas
b) Riwayat kegagalan peran gender
3. Pendidikan
a) Pendidikan yang rendah
b) Riwayat putus dan gagal sekolah
4. Pendapatan
a) Penghasilan rendah
5. Pekerjaan
a) Pekerjaan stresful, Pekerjaan beresiko tinggi
6. Status sosial
a) Tuna wisma, Kehidupan terisolasi
7. Latar belakang Budaya
a) Tuntutan sosial budaya seperti paternalistik
b) Stigma masyarakat
8. Agama dan keyakinan
a) Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan secara rutin
b) Kesalahan persepsi terhadap ajaran agama tertentu
9. Keikutsertaan dalam politik
a) Riwayat kegagalan dalam politik
10. Pengalaman sosial
a) Perubahan dalam kehidupan, mis bencana, perang, kerusuhan, dll
b) Tekanan dalam pekerjaan
c) Kesulitan mendapatkan pekerjaan
11. Peran sosial
a) Isolasi sosial khususnya untuk usia lanjut
b) Stigma yang negatif dari masyarakat
c) Diskriminasi
d) Stereotype
e) Praduga negatif
F. Penilaian Terhadap Stresor
a. Kognitif
1. Bergantung dengan pendapat orang lain
2. Bingung melakukan sesuatu
3. Berfikir bahwa dirinya pelupa
4. Sulit konsentrasi
5. Berfikir bahwa yang dilakukan tidak berguna bagi orang lain
6. Sulit mengingat kejadian masa lalu yang menyenangkan
7. Tidak sanggup menyelesaikan masalah sendiri
8. Berfikir bahwa dirinya tidak berharga
9. Tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik
10. Berfikir bahwa hidup yang dijalani tidak bermakna/seringkali tidak sukses dalam
menjalani hidup
11. Berfikir bahwa dirinya tidak berarti bagi orang lain
12. Berfikir bahwa tidak ada yang istimewa dalam diri
13. Berfikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan positif
14. Berfikir bahwa dirinya tidak diperhatikan orang lain
Berfikir bahwa tidak puas dengan kondisinya saat ini
b. Afektif
1. Merasa sedih
2. Merasa malu
3. Merasa hidup sangat menderita
4. Merasa kesepian
5. Merasa bersalah atas sesuatu yang terjadi saat ini
6. Merasa kecewa dengan diri sendiri
7. Merasa benci dengan keadaan diri saat ini
8. Merasa kesal pada orang lain
9. Merasa tidak percaya diri dengan masa depan
c. Fisiologi
1. Pusing/ sakit kepala
2. Sulit tidur
3. Gelisah
4. Mudah tersinggung
5. Cepat sedih, kecewa, cemas
6. Alergi
7. Berdebar-debar
8. Sesak
9. Batuk/ flu
10. Mual
11. Muntah
12. Sakit perut
13. Haid tidak teratur
14. Perdarahan
15. Gangguan pada panca indera
16. Ekstrimitas dingin dan pucat
d. Perilaku
1. Tidak memperhatikan penampilan diri
2. Malas melakukan perawatan kebersihan badan
3. Kontak mata kurang
4. Banyak melamun
5. Mencoba untuk menyakiti diri sendiri
6. Gugup bila mengerjakan sesuatu
7. Tidak Asertif
8. Ragu-ragu
e. Sosial
a. Lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain
b. Tidak suka bicara/ ngobrol dengan orang lain
c. Tidak berani memulai komunikasi dengan orang yang baru dikenal
d. Pasif
e. Malas mengikuti kegiatan
G. Sumber Koping
a. Personal ability
b) Ketidakmampuan pemecahan masalah
c) Gangguan dari kesehatanya
d) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
e) Pengetahuan dan intelegensi rendah
f) Identitas ego tidak adekuat
b. Sosial suport :
Hubungan antar : individu, keluarga , kelompok dan masyarakat tidak adekuat ,
Komitmen dg jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
Ketidakmampuan mengelola kekayaan, misal boros atau sangat pelit
Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang
d. Positif belief
Distres spiritual
Tidak memiliki motivasi
Penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan
Tidak menganggap itu suatu gangguan
H. Diagnosa
Harga Diri Rendah Situasional (D.0087)
I. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Harga diri rendah Harga diri (L.09069) Setelah dilakukan Promosi kepercayaan diri (I.09310) 1. Agar pasien dapat
situasional (D.0087) tindakan keperawatan 3 x24 jam Obaservasi: mengidentifikasi
diharapkan harga diri meningkat dengan 1. Identifikasi ungkapan verbal kemampuan dan aspek
kriteria hasil: dan nonverbal yang tidak sesuai positif yang dimiliki
1. Penilaian diri positif meningkat 2. Identifikasi masalah potensial 2. Agar pasien dapat menilai
2. Perasaan memiliki kelebihan atau yang dialami kemampuan yang
kemampuan positif meningkat Terapeutik: digunakan
3. Penerimaan penilaian positif terhadap 1. Gunakan tekhnik mendengarkan 3. Agar pasien dapat
diri sendiri meningkat aktif mengenai harapan pasien menetapkan/memilih
4. Minat mencoba hal baru meningkat 2. Diskusikan kekuatan yang kegiatan yang sesuai
5. Berjalan menampakan wajah dimiliki (SWOT) serta hal yang kemampuan
meningkat penting (SMART) 4. Agar pasien dapat melatih
6. Postur tubuh menampakan wajah 3. Diskusikan rencana mencapai kegiatan sudah dipilih
meningkat tujuan yang diharapkan sesuai kemampuan
4. Diskusikan rencana perubahan 5. Agar pasien dapat
diri melaukan kegiatan yang
5. Montivasi berpikir positif dan sudah dilatih
berkomitmen dalam mencapai
tujuan
6. Buat dan pilih keputusan
prioritas untuk memecahkan
masalah
7. Buat catatan pribadi dalam
menentukan pencapaian dan
menikmati setiap pencapaian
8. Diskusikan solusi dalam
menghadapi masalah
9. Diskusikan cara menangani
situasi tidak terduga secara
efektif
10. Motivasi tetap tenang saat
menghadapi masalah dengan
kemampuan yang dimiliki
11. Motivasi efektifitas keputusan
yang dibuat dalam
mempengaruhi atau
memperbaiki penilaian
12. Libatkan anggota keluarga
dalam mencapai tujuan
Edukasi:
1. Anjurkan mengevaluasi cara
pemecahan masalah yang
dilakukan
2. Anjarkan pemecahan masalah
dan situasi yang suli (mis.
Mengancam jiwa)
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim keperawatan
spesialis dalam memodivikasi
intervensi
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
SP 1 Pasien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang
dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
SP KE 2 PASIEN
a. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan kedua yang dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
2. Tindakan Keperawatan pada keluarga
a. Tujuan
Keluarga mampu:
a) Mengenal masalah harga diri rendah
b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
c) Merawat harga diri rendah
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri
pasien
e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
f) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
3. Tindakan Keperawatan untuk keluarga
SP 1 Keluarga
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah
dan mengambil keputusan merawat pasien
c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
SP 2 Keluarga
a)Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung meningkatkan harga diri pasien
b)Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera
ke fasilitas pelayanan kesehatan
c)Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
SP1 PASIEN
Fase Orientasi
Salam Terapeutik : Selamat siang Mbak, Perkenalkan nama saya U., senang
dipanggi perawat U, Nama Mbak siapa? Senang dipanggil
siapa?
Evaluasi : “Bagaimana perasaan mbak siang hari ini ?
Validasi : Apa yang sudah mbak lakukan selama mbak dirawat
untuk mengatasi perasaan malu yang mbak rasakan?
Kontrak : “ Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang
perasaan malu yang sedang mbak alami? Tujuannya
supaya kita bisa mencari solusinya dan bisa meningkatkan
percaya diri kembali. Berapa lama kita bisa bicara?
Dimana tempatnya mbak?”
Fase Kerja : :
Adakah hal yang mbak pikirkan terkait perasaan malu yang mbak rasakan saat ini ? Apakah
ada perasaan khawatir? Oh, jadi mbak merasa sering gelisah, susah tidur, mulut terasa kering,
malu dengan kondisi mbak sekarang, dan mbak merasa tidak sesempurna mbak yang
sebelumnya. Apa yang menyebabkan mbak merasa seperti itu? Apa mbak pernah mengalami
perasaan seperti ini sebelumnya? Apa yang biasanya mbak lakukan kalau perasaan minder itu
mulai muncul? Jadi saat ini mbak merasa malu akibat luka diwajah mbak, mbak menjadi
susah tidur, mbak merasa tidak sesempurna sebelumnya. OK ... bagaimana kalau sekarang
kita latihan tentang aspek positif dan kemampuan yang mbak miliki selama ini?mari kita buat
daftarnya ya mbak, Menurut mbak aspek positif dalam diri mbak apa saja? Kemampuan apa
saja yang mbak miliki selama ini baik dirumah maupun dirumah sakit ini? Wah bagus sekali
mbak, ternyata ada 10 aspek dan kemampuan yang mbak miliki selama ini, Coba sekarang
mbak nilai dari 10 kemampuan ini mana yang masih bisa dilakukan dirumah sakit ini?Bagus
mbak berarti masih ada 5 kemampuan ya yang bisa mbak kerjakan dirumah sakit, Nah
sekarang coba dipilih kemampuan yang akan dikerjakan lebih dahulu. Baik mbak memilih
berarti yang akan mbak kerjakan berhias, mengganti baju dan mandi sendiri. coba sekarang
kita latihan kemampuan pertama yang mbak pilih yaitu berhias.
Terminasi :
Evaluasi Subjektif : : Bagaimana perasaan mbak setelah kita latihan berhias ?
Evaluasi Objektif : Coba mbak ceritakan lagi apa yang sudah kita lakukan
tadi. Bagus sekali,..
Resep : OK mbak mau latihan berhiasnya berapa kali, Ok 2 x jam
berapa saja? Ok kita buat jadualnya ya, jangan lupa untuk
latihan ya mbak ....
RTL : Bagaimana besok kita ketemu lagi untuk berlatih lagi
kemampuan kedua yang sudah dipilih tadi yaitu
mengganti baju.. Jam berapa kita bisa bertemu lagi?
dimana tempatnya bu ? baiklah saya akan pamit dulu.
Sampai ketemu besok ya mbak,.. Selamat Siang mbak
Dokumentasi SP 1
Hari /Tgl : Senin, 29 Agustus 2022 jam 14.00 S:
Data : Klien merasa senang
klien merasa sering gelisah, susah tidur, mulut terasa O :
kering, malu, merasa tidak sesempurna yang Klien mampu mengidentifikasi
sebelumnya, ada luka wajah klien, kontak mata aspek positif : baik, sopan, rajin
kurang, suara pelan. Kemampuan yg masih dimiliki dan kemampuan yang dimiliki
adalah berhias, memakai baju, mandi sendiri, yaitu berhias, mengganti
memasak pakaian sendiri, mandi sendiri,
Dx : HDRS memasak
T/ : Klien mampu menilai
Membantu mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yg masih dapat
kemampuan yang dimiliki pasien digunakan di Rs yaitu : berhias,
Membantu klien menilai kemampuan yang masih berganti pakaian, mandi
dapat digunakan di rs Klien memilih melakukan
Membantu klien memilih kemampuan yang akan berhias terlebih dahulu
dilakukan: berhias Klien mampu berhias dengan
Melatih klien melakukan kemampuan yang dipilih mandiri
: berhias A : HDRS (+)
P:
RTL : Latihan berhias sehari 2x /hari
Melatih kemampuan yang kedua yang dipilih :
mengganti pakaian sendiri
Ubaery
SP 2 Pasien
FASE ORIENTASI
Salam : Selamat pagi ibu.....?
Evaluasi : Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah melakukan
kegiatan berhias di RS ?
Validasi : Berapa kali ibu melakukan kegiatan berhias ? ada kesulitan
tidak saat melakukan berhias ?Menurut ibu apa manfaat yang
ibu rasakan dengan berhias?
Kontrak : Baik ibu jika tidak ada kesulitan sesuai dengan kontrak kita
kemarin hari ini kita akan melanjutkan melatih kegiatan yang
kedua yaitu berpakaian sendiri di RS.Tujuannya supaya ibu
bias merasa lebih percaya diri lagi Kita akan berlatih sekitar
30 menit, bagaimana ibu ? bisa kita mulai sekarang ?
FASE KERJA : Sekarang saya akan mempraktekan dahulu bagaimana cara
berpakaian di RS dengan terpasang infus ditangan. Begini
caranya ...... (mempraktekan)...baik sekarang coba ibu yang
melakukannya... wah bagus sekali ibu sudah bisa..
FASE
TERMINASI
Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan tadi ?
Evaluasi obyektif : Coba ibu sebutkan kembali bagaimana cara mengganti baju
sendiri dengan tangan terpasang infus...? wah bagus sekali...
Resep : Berapa kali mau mengganti baju sendiri... benar dengan
mengganti baju 2 x sehari kita akan tetap bersih, rapi dan
cantik...dan jangan lupa melakukan kegiatan berhias juga 2 x
sehari ya...
RTL : Baik ibu untuk kegiatan besok kita akan ketemu lagi untuk
melatih kegiatan yang ketiga yaitu mandi sendiri dengan
terpasang infus. Bagaimana kalau besok pukul 14.00 siang...
baik kalau sudah tidak ada yang ibu tanyakan saya
pamit..selamat pagi
Data : O:
klien tidak lagi gelisah, sudah bisa tidur Klien mampu mengganti pakaian sendiri
walau masih kadang bangun, mulut terasa dengan mandiri
kering, malu berkurang, merasa tidak
sesempurna yang sebelumnya, ada luka A : HDR (+)
wajah klien, kontak mata kurang, suara sudah P:
lebih jelas Latihan berhias sehari 2x /hari
Klien mampu mengidentifikasi aspek positif Latihan mengganti pakaian sendiri 2 x
baik, sopan, rajin dan kemampuan yang sehari
dimiliki yaitu berhias, mengganti pakaian
sendiri, mandi sendiri, memasak, klien
mampu berhias secara mandiri dan Ubaery
merasakan manfatnya den gan berhias lebih
percaya diri
Dx : HDRS
T/:
Melatih klien melakukan kemampuan kedua
yang dipilih : mengganti pakaian sendiri
RTL :
Melatih kemampuan yang ketiga yang dipilih
: mandi sendiri
DOKUMENTASI SP 1 KELUARGA
Hari/tgl : Rabu, 31 Agustus 2022 Jam : 13.00 S:
klien dan keluarga merasa
Data senang
Klien tampak tidak percaya diri, menyalahkan diri O:
sendiri, merasa jelek sendiri akibat kecelakaan yang Keluarga mampu
menggores pipinya. menjelaskan ulang tentang
Keluarga merasa bingung, sedih, tidak tahu yang harus pengertian HDRS
dilakukan. Keluarga hanya memotivasi anaknya untuk Keluarga mampu
bersabar. melakukan memberikan
Dx : Harga Diri Rendah Situasional pujian pada anaknya yang
Tx : telah melakukan
Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian kemampuannya
harga diri rendah situasional, tanda dan gejalanya A : HDRS masih ada
serta perawatannya P:
Mendiskusikan bersama tentang kemampuan yang Latihan memberikan pujian
dimiliki klien : berhias dan mengganti baju sendiri setelah anaknya melakukan
Melatih keluarga memberikan pujian atas kemampuannya minimal 2x
kemampuan yang ditunjukan klien atau setiap anaknya selesai
RTL : melakukan kegiatan
Melatih keluarga merawat klien dan penggunaan
fasilitas kesehatan yang ada
ubaery
SP 2 KELUARGA
FASE ORIENTASI
DOKUMENTASI SP 2 KELUARGA
Hari/tgl : Kamis, 01 September 2022 S:
Jam : 13.00 klien dan keluarga merasa
senang
Data O:
Keluarga sudah tahu tentang HDRS yang terjadi pada Keluarga mampu
anaknya. Klien sudah dilatih cara memberikan pujian menanyakan kemampuan
atas kemampuan anaknya yang telah dilakukan. Klien anak
belum tahu cara merawat dan memanfaatkan fasilitas Keluarga mampu
kesehatan memberikan pujian dengan
Dx : Harga Diri Rendah Situasional tulus pada anak
Tx : Keluarga mampu
Menjelaskan tentang cara merawat klien HDRS menyebutkan cara
yaitu dengan mengetahui kemampuan yang memanfaatkan fasilitas
dimiliki, menilai kemampuan yang bisa dilakukan kesehatan yang ada
dan memberi pujian A : HDR masih ada
Menjelaskan tentang memanfaatkan fasilitas P:
kesehatan jika anaknya menunjukan gejala yang Latihan memberikan
lebh berat. pujian setelah anaknya
RTL : melakukan kemampuannya
Mendiskusi hasil latihan merawat klien dan minimal 2x atau setiap
memanfaatkan fasilitas kesehatan anaknya selesai melakukan
kegiatan
Ubaery
Evaluator
(.........................................)
EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT PADA PASIEN DAN KELUARGA
KASUS HARGA DIRI RENDAH
, .......................................22
Evaluator
(.........................................)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. 2009 Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Cetakan I.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kim, M.J. Mc Farland, G.K, dan McLane, A.M. (2006). Diagnosa Keperawatan. Edisi 7.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi & Indikator Diagnostik,
Ed 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi & Tindakan
Keperawatan, Ed Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2019). Standar Luarah Keperawatan indonesia : Definisi & Kriteria Hasil
Keperawatan. Ed 1 Jakarta : DPP PPNI.
Yosep, I. 2009, Keperawatan Jiwa Jakarta: Refika Aditama