Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Pembimbing Mata Kuliah :


Ns.Mareta Akhiriansyah,S.Kep ,M.Kep

Disusun Oleh :

NAMA : Ria Gita Utami, S.Kep


NPM : 21149011121

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2021/2022

i
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Masalah Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

II. ProsesTerjdinya Masalah


1.Definisi

Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2012-
2014).
Harga diri Rendah adalah perasan tidak berharga atau tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat dkk, 2011)

2. Faktor Predisposisi
1) Biologi
a. Genetik
(1) riwayat adanya trauma yang mengakibtkan adanya lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik.
(2) Pada anak yang mempunyai riwayat orang tua yang
mengalami gangguan jiwa.
(3) Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal meliputi trauma,
penurunan oksigen, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stress,
dan ibu perokok.
b. Nutrisi
Adanya riwayat gangguan nutrisiditandai dengan penurunan
BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa
c. Keadaan kesehatan secara umum
Riwayat kesehatan umum,misalnya kurang giza, kurang tidur,
gangguan irama, sirkandia, kelemahan, infeksi.
d. Sensitivitas biologi
(1) Riwayat penggunaan obat
(2) Riwayat terkena infeksii dantrauma
(3) Radiasi dan riwayat pengobatan

i
e. Paparan terhadap racun
(1) Paparan virus influenza pada trisemester 3 kehamilan
(2) Riwayat keracunan CO, asbestos
2) Psikologi
a. Intelegensi
Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dimana lobus tersebut
berpengaruh kepada kognitif
Suplay oksigen terganggu dan glukosa
b. Keterampilan verbal
Gangguan keterampilan verbal akibat faktor komunikasi dalam
keluarga, seperti komunikasi peran ganda, tidak ada
komunikasi, komunikasi dengan emosi berlebihan.
Riwayat kerusakan yan dipengaruhi fungsi bicara, misalnya stroke,
trauma kepala.
c. Moral
Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi
moral individu, misalnya keluarga yang broken home.
d. Kepribadian
Mudah kecewa, Mudah putus asa, Kecemasan tinggi, dan Menutup diri
3) Sosial Budaya
a. Usia
Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
b. Gender
Riwayat ketidak jelasan identitas, dan riwayat kegagalan peran gender
c. Pendidikan
Pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah dan gagal sekolah
d. Pendapatan
Penghasilan rendah

i
3. Faktor Presipitasi
NATURE
1. Biologi
a. Genetik
1) Riwayat Trauma yang mengakibatkan adanya Lesi pada
daerah frontal, temporal & limbik
2) Persentasi akan semakin meningkat terjadi pada anak yang
memiliki orang tua yang mempunyai riwayat sekitar 35%
3) Pada saat janin memiliki riwayat trauma, penurunan oksigen saat
melahirkan, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu perokok,
peminum minuma keras.
b. Nutrisi
Adanya riwayat gangguan nutrisi yang ditandai dengan penurunan
BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
c. Keadaan kesehatansecara umum
1) Riwayat kesehatan umum, misalnya kurang gizi, kurang
tidur, gangguan irama sirkadian.
2) Kelemahan
3) Infeksi
d. Sensitifitas biologi
1) Riwayat penggunaan obat
2) Riwayat terkena infeksi dan trauma
3) Radiasi dan riwayat pengobatannya
e. Paparan terhadap racun
1) Paparan virus influenza pada trisemester 3 kehamilan
2) Riwayat keracuanan CO. Asbestos
2. Psikologi
a. Intelegensi
1) Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal yang berpengaruh
terhadap proses kognitif
2) Suplay oksigen tergantung pada glukosa

i
b. Keterampilan verbal
1) Gangguan keterampilan verbal akibat faktor komunikasi dalam
keluarga seperti: komunikasi peran ganda, komunikasi
tertutup
2) Riwayat kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara, misalnya stroke,
trauma kepala
c. Moral
Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral individu
misalnya, lingkungan keluarga yang broken home, konflik, lapas
d. Kepribadian
1) Mudah kecewa
2) Mudah putus asa
3) Kecemasan tinggi
4) Menutup diri
e. Pengalaman masa lalu
1) Orang tua yang otoriter, suka membandingkan
2) Konflik Orang tua
3) Anak yang di sauh oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi,
dingin dan tak berperasaan
4) Ayah yang mengambil jarak dengan anaknya
5) Penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien
B. Penilaian Stresor
1. Kognitif
a) Persepsi negatif
b) Gangguan berfikir
c) Gangguan penilaian
d) Sulit konsentrasi
e) Kemampuan mengembangkan koping yang tidak efektif
2. Afektif
a) Non spesifik
b) Reaksi kecemasan secara umum
1) Emosi yang tidak stabil
2) Perasaan yang tidak aman, takut

i
3) Ketidak mampuan mencari kesenangan, atau perasaan
mencapai sesuatu
4) Kurang rasa kesinambungan dalam diri
5) Mengalami kehilangan identitas
6) Perasaan tidak mampu.
3. Fisiologi
a) Pusing/ sakit kepala
b) Sulit tidur
c) Gelisah
d) Mudah tersingung
e) Cepat sedih, gelisah, cemas
f) Ekstrimitas dingin dan pucat
4. Perilaku
a) Menjauh dari masalah atau menekan masalah
b) Kurang spontanitas dan animasi
c) Ketidakmampuan mandiri secara sosial
d) Penyalahgunaan zat, menarik diri dari realita.
5. Sosial
a) Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
b) Acuh dengan lingkungan, Kemampuan sosialnya mengalami penurunan
c) Paranoid, Menarik diri.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
i
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

5. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah
laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial
(DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan gejala:
Data Subyektif:
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Obyektif:
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

6. Rentang Respon

i
7. Sumber Koping
1. Personal ability
a) Ketidakmampuan pemecahan masalah
b) Gangguan kesehatannya
c) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
2. Sosial suport
Hubungan antara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tidak adekuat, komitmen dengan jarinagn sosial tidak adekuat.

3. Material asset
Ketidak mampuan mengelola kekayaan, misal boros atau sangat pelit,
tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan, tidak memiliki
kekayaan dalam bentuk barang.
4. Positif belief
a) Distres spiritual, Tidak memiliki motivasi
b) Penilaian negatf terhadap pelayanan kesehatan
c) Tidak menganggap itu suatu gangguan.

i
III. Pohon Masalah

Risiko tinggi perilaku


kekerasan

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial

HARGA DIRI
RENDAH KRONIS

Koping individu tidak efektif

Trauma tumbuh kembang

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Subyektif:
 Mengeluh hidup tidak bermakna
 Tidak memiliki kelebihan apapun
 Merasa jelek

Obyektif:
 Kontak mata kurang
 Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
2. Isolasi Sosial : Menarik diri

Subyektif:
 Mengatakan malas berinteraksi
 Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
 Merasa orang lain tidak selevel

i
Obyektif:
 Menyendiri, Mengurung diri, Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
3. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi

Subyektif: Mengatakan mendengar suara bisikan/melihat bayangan

Obyektif:
 Bicara sendiri
 Tertawa sendiri
 Marah tanpa sebab
4. Resiko tinggi perilaku kekerasan

Subyektif
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal
atau marah.
Obyektif
 Mata merah, wajah agak merah.
 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang barang.
5. Koping tidak efektif
Subyektif: Klien mengatakan saya tidak berguna, tidak sanggup mengatasi masalahnya dan
mulai putus asa.
Obyektif: Klien terlihat sering menyendiri, diam, menangis tanpa sebab.

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji Data yang perlu


ditambahkan
Harga Diri Rendah Status Mental Subyektif:
 Penampilan  Mengeluh hidup tidak
bermakna
 Tidak memiliki kelebihan
apapun
 Merasa
jelek Obyektif:
 Kontak mata kurang

i
 Tidak berinisiatif
berinteraksi dengan orang
lain

I. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi
3. Isolasi Sosial : menarik diri
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

i
II. Rencana Rindakan Keperawatan
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan TUM:
konsep diri: Klien memiliki
harga diri konsep diri
rendah. yang positif

TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali interaksi, 1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip
membina klien menunjukkan komunikasi terapeutik :
hubungan saling eskpresi wajah  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
percaya dengan bersahabat, menun-  Perkenalkan diri dengan sopan.
perawat. jukkan rasa senang, ada  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
kontak mata, mau disukai klien.
berjabat tangan, mau  Jelaskan tujuan pertemuan.
menyebutkan nama,  Jujur dan menepati janji.
mau menjawab salam,  Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
klien mau duduk  Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.

2. Klien dapat 2. Setelah 1 kali interaksi 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
mengidentifikas klien menyebutkan:  Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.
i aspek positif o Aspek positif dan  Kemampuan yang dimiliki klien.
dan kemampuan kemampuan yang 2.2 Bersama klien buat daftar tentang:
yang dimiliki. dimiliki klien.  Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.
o Aspek positif  Kemampuan yang dimiliki klien.
keluarga. 2.3.Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi
o Aspek positif penilaian negatif.
lingkung-an klien.
3. Klien dapat 3. Setelah1 kali interaksi 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang
me- nilai klien menyebutkan dapat dilaksanakan.
kemampuan kemampuan yang dapat 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
yang dimiliki dilaksanakan. dilanjutkan pelaksanaannya.
un-tuk
dilaksanakan
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
merencanakan klien membuat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien:
kegiatan sesuai rencana kegiatan  kegiatan mandiri.
dengan harian  kegiatan dengan bantuan.
kemampuan 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.
yang dimiliki 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan.
5. Klien dapat 5. Setelah1 kali interaksi Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
melakukan klien melakukan direncanakan.
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadual Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.
rencana yang yang dibuat. Beri pujian atas usaha yang dilakukan
dibuat. klien.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat 6. Setelah 1 kali interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
memanfaatkan klien memanfaatkan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
sistem pendu- sistem pendukung yang 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat.
kung yang ada. ada di keluarga. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:

Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis,
penurunan produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani
menatap lawan bicara, dan lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan:

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah


3. Tujuan Khusus:
a. Klien mampu menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Klien mampu menyebutkan menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Klien mampu memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
d. Klien mampu melakukan kemampuan yang sudah dipilih
e. Klien mampu menyebutkan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih
e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Orientasi
1. Salam Terapeutik:

“Assalamualaikum, Selamat Pagi

x“

“Perkenalkan nama saya perawat..., biasa di panggi...,

“Bolehkah saya tahu siapa nama x? Kalau begitu saya bisa panggil x siapa? x
tinggal dimana? Di rumah tinggal bersama siapa saja?”

i
“Senang berkenalan dengan x, di sini saya akan membantu x mengatasi persoalan yang x

i
rasakan saat ini.

2. Evaluasi / Validasi:

“Bagaimana perasaan x hari ini? X terlihat segar hari ini.


3. Kontrak: Topik, Waktu, dan Tempat

”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
xlakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat xdilakukan.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”

”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau
20 menit ?

Kerja

” x, apa saja kemampuan yang x miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula
kegiatan rumah tangga yang biasa xlakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan
dan kegiatan yang xmiliki “.

” xdari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua sampai 5 (misalnya ada 3 yang
masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini.

”Sekarang, coba xpilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O
yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur xCoba lihat, sudah rapikah
tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan
letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki.
Bagus !”

” xsudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”
i
“ Coba xlakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau xlakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan xx(tidak) melakukan.

Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subyektif

“Untuk hari ini x sudah sangat bagus karena x mau bekerja sama dengan saya, apa
yang x rasakan sekarang?“
b. Evaluasi Objektif

“Jadi setelah tadi yang saya ajarkan, coba sekali lagi x praktekan ke saya cara
berkenalan.”
2. Tindak Lanjut

Yah, ternyata xbanyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah xpraktekkan dengan baik sekali.
Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. X mau berapa kali sehari merapikan
tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam
16.00”
3. Kontrak yang akan datang

”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Xmasih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

i
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan jiwa Komunitas : CMHN


Basic Course. Jakarta: EGC

Keliat, B.A. dkk. (2014). Draft Standar Asuhan Keperawatan dalam Workshop
Keperawatan Jiwa ke-8. Depok

NANDA. (2014). Diagnosis Keperawatan Definisi dan klarifikasi 2009-2011


(terjemahan). Cetakan I. Jakarta. EGC

FIK UNAND. (2014). Modul Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP JIWA).
Tidak dipublikasikan.

i
i
i
i
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN HARGA DIRI
RENDAH

Proses Keperawatan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
dilakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih”
”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana
kalau 20 menit ?

Kerja :
” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki “.
” T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih
bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T.
Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

i
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau T lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat
tidur ? Yach, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan
dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T. Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di
dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

Anda mungkin juga menyukai