Anda di halaman 1dari 18

Bagian Keperawatan Jiwa

Program Pendidikan Profesi Ners

LAPORAN PENDAHULUAN KETIDAKBERDAYAAN

OLEH
IRMAYANTI
19.04.012

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DIAGNOSA RISIKO : KETIDAKBERDAYAAN

1. Masalah Utama
Ketidakberdayaan
2. Pengertian :

Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku seseorang


yang tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil; suatu keadaan
di mana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan
yang baru dirasakan (NANDA, 2008).

3. Proses Terjadinya Masalah


Factor Predisposisi
Biologis Psikologis Sosio cultural

Factor Presipitasi
Nature Origin Timing Number

Penilaian Terhadap Stressor


Kognitif Afektif Fisiologis Respon Sosial

Sumber Koping
Kemampuan personal Dukungan Sosial Aset Materi Keyakinan Positif

Mekanisme Koping

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Konstruktif Destruktif
4. Data yang harus dikaji

a. Factor Predisposisi
1) Biologis :
a) Nutrisi : Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang
(kurus/terlalu kurus), BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB
tidak ideal.
b) Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit kanker, riwayat
penyakit neurologis (epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan
pada jantung, (PJB, PJK, Hipertensi, aterosklerosis), riwayat
gangguan paru-paru (TBC, PPOM, udem paru, asma, embolisme
paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat
2) Psikologis
a) Intelegensi : RM ringan – RM sedang : IQ
b) Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa
yang dipikirkannya.
c) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan
traumatik dengan orang yang berarti, penolakan dari keluarga,
perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, diturunkan dari
jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual,
seringkali mengalami kegagalan.
d) Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
e) Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri
sendiri.
f) Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
3) Social cultural
a) Usia : < 40 tahun
b) Gender : wanita > laki-laki
c) Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD,
SMP), putus sekolah, tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas,
tinggal kelas
d) Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam
ekonomi.
e) Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
f) Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.
g) Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan
ajaran agama dan keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
h) Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power
syndrom
i) Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya
b. Factor presipitasi
1) Nature
a) Faktor – factor biologis :
 Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk,
sangat gemuk).
 Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik
atau terminal, kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan
fungsi tubuh.
 Sensitifitas biologi : ketidakseiibungan elektrolit, gangguan
pada sistem limbik, thalamus, kortek frontal, GABA,
norepinefrin, serotonin.
b) Faktor – factor psikologis
 Intelegensi : RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).
 Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya peibutasan
kontak sosial, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
 Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
 Kepribadian : menghindar, aibung.
 Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan,
perceraian, perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT,
diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja.
c) Faktor – factor social budaya
(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang
berarti, pendapatan yang rendah)
2) Origin
a) Internal :Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang
lain dan lingkungannya.
b) Eksternal :
 Kurangnya dukungan keluarga
 Kurang dukungan masyarakat
 Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
3) Timing
a) Stres terjadi dalam waktu dekat
b) Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
4) Number
a) Sumber stres lebih dari satu
b) Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat
5. Penilaian terhadap Stressor
a. Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, fokus
menyempit/ preokupasi, misinterpretasi, bloking, berkurangnya kreatifitas,
pandangan suram, pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk,
produktivitas menurun, pelupa, ketidakpastian
b. Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa
tidak berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal
c. Fisiologis : Kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala,
impotensi, lemas, lesu, pergerakan laibut, anoreksia, penurunan berat
badan, konstipasi/diare, retensi urin mungkin terjadi,
insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan siklus haid
d. Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang
spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah
menangis
e. Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang
6. Sumber Koping
a. Personal Ability
Kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang
memiliki kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik,
perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif
b. Social support
Hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada
konflik nilai budaya
c. Material asset
Penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak memiliki
pekerjaan/posisi
d. Positive belief
e. Tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi,
kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan
pengobatan)
7. Mekanisme Koping
Konstruktif
a. Menilai pencapaian hidup.
b. Menilai nyaman dengan pasangan hidup

c. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.


d. Membimbing dan menyiapkan generasi dibawah usianya secara arif dan
bijaksana.
e. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah lansia.
f. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatus yang
bermanfaat.
g. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan
orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat.
h. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang
lain.
i. Mengembangkan minat dan hobi.
Destruktif
a. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat.
b. Tidak mempunyai shubungan akrabs, kurang berminat bekerja
danberkeluarga.
c. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat
mandiri secara finansial dan sosial.
d. Tidak bertanggungjawab terhadap keluarga.
e. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatans.
f. Tidak berpartisipasi dalam pemngambilan keputusans saat diberikan
kesempatan.
g. Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
h. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaans, marah dan rasa bersalah.
i. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan.
8. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah Keputusasaan

Ketidakberdayaan (core problem)

Koping tidak efektif

9. Analisa data
Tanda dan gejala
Dibedakan menjadi 3:
 Ringan : mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat
energy, Pasif
 Sedang : marah, tergantung pada orang lain, menunjukkan ketidakmauan
untuk merawat diri, tidak menunjukkan kemajuan, menunjukkan
ketidapuasan terhadap ketidakmampuan dalam menyelesaikan pekerjaan,
mengungkapkan keraguan dalam penampilan peran, ketakutan terhadap
perawat yang dianggap sebagai orang asing, merasa bersalah,
ketidakmampuan mencari informasi perawatan, tidak adanya partisipasi
dalam perawatan kesehatan, pasif
 Berat : apatis, depresi, ekspresi marah,

Data Subyektif:
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
Data Obyektif:
1. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan.
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dan gerakan laibut
9. Tidur berlebihan
10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11. Menghindari orang lain
10. Diagnosa keperawatan
Ketidakberdayaan
11. Intervensi
Tujuan :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melakukan pengkajian pada klien
c. Menentukan masalah keperawatan klien
d. Memberikan intervensi generalis sesuai masalah keperawatan yang
dihadapi klien.

Intervensi keperawatan:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengkaji keluhan utama klien
c. Mengkaji faktor predisposisi klien, meliputi : biologis, psikologis dan
sosiokultural.
d. Mengkaji stresor presipitasi klien, meliputi : nature, origin, time dan
number.
e. Mengkaji penilaian kilen terhadap stresor, meliputi : kognitif, afektif,
fisiologis, perilaku dan respon sosial.
f. Mengkaji sumber koping yang dimiliki oleh klien, meliputi : kemampuan
personal, dukungan sosial, aset material, dan keyakinan positif.
g. Mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien.
h. Menentukan masalah keperawatan klien
i. Memberikan intervensi generalis pada klien :

1) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respons


emosional dan menerima pasien apa adanya.
2) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri (mis; rasa marah. frustasi, dan simpati).
3) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif, beri waktu klien untuk berespons.
4) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan
klarifikasi.
5) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-
area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya
untuk mengontrol.
6) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya.
7) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
8) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan
melalui interupsi atau subtitusi.
9) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
10) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat
pasien.
11) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpanan dan
pendapatnya yang tidak rasional.
12) Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
13) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya
dan perubahannya yang terjadi.
14) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin
dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan
dirinya.
15) Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
16) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika
klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus.
Motivasi untuk mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
17) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan,
berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan
tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada
kegiatan masa lalu.
18) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikkontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat
diidentifikasi oleh klien.
19) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan
positif untuk partisipasi dan pencapaiannya.
20) Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien
menurunkan perasaan ketidakberdayaan.
21) Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libatkan
klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan.
Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KETIDAKBERDAYAAN
PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi klien :
a. Hasil wawancara : klien mengatakan tidak dapat melakukan apa-apa, tidak
mampu melakukan aktivitas seperti sebelumnya, bingung harus bagaimana.
b. Hasil observasi : Klien tidakmampu untuk mencari informasi tentang
perawatan, tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan, enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya, ketergantungan
terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan,
marah, dan rasa bersalah, gagal mempertahankan ide/pendapat yang
berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan, apatis dan pasif,
ekspresi muka murung, bicara dan gerakan lambat, tidur berlebihan, nafsu
makan tidak ada atau berlebihan, menghindari orang lain.
B. Diagnosa keperawatan : Ketidakberdayaan
C. Tindakan Keperawatan Generalis
1. Tujuan
a.Membina hubungan saling percaya
b. Melakukan pengkajian pada klien
c.Menentukan masalah keperawatan klien
d. Memberikan intervensi generalis sesuai masalah keperawatan yang
dihadapi klien.
2. Tindakan Keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengkaji keluhan utama klien
c. Mengkaji faktor predisposisi klien, meliputi : biologis, psikologis dan
sosiokultural.
d. Mengkaji stresor presipitasi klien, meliputi : nature, origin, time dan
number.
e. Mengkaji penilaian kilen terhadap stresor, meliputi : kognitif, afektif,
fisiologis, perilaku dan respon sosial.
f. Mengkaji sumber koping yang dimiliki oleh klien, meliputi : kemampuan
personal, dukungan sosial, aset material, dan keyakinan positif.
g. Mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien.
h. Menentukan masalah keperawatan klien
i. Memberikan intervensi generalis pada klien :

1) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respons


emosional dan menerima pasien apa adanya.
2) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri (mis; rasa marah. frustasi, dan simpati).
3) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif, beri waktu klien untuk berespons.
4) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan
klarifikasi.
5) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-
area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya
untuk mengontrol.
6) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya.
7) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
8) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan
melalui interupsi atau subtitusi.
9) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
10) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat
pasien.
11) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpanan dan
pendapatnya yang tidak rasional.
12) Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
13) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya
dan perubahannya yang terjadi.
14) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin
dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan
dirinya.
15) Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
16) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika
klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus.
Motivasi untuk mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
17) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan,
berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan
tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada
kegiatan masa lalu.
18) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikkontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat
diidentifikasi oleh klien
19) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan
positif untuk partisipasi dan pencapaiannya.
20) Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien
menurunkan perasaan ketidakberdayaan.
21) Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libatkan
klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan.
Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN
1. ORIENTASI
 Salam terapeutik : Selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya…saya
mahasiswa FIK UI yang ditugaskan untuk merawat ibu dalam 2x
pertemuan. Hari ini dan minggu depan. Panggil saja saya… Nama Ibu
siapa? Senangnya dipanggil apa?
 Evaluasi/Validasi: Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apa semalam
tidurnya pulas?
 Kontrak (topik, waktu, tempat): Ibu bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang perasaan Ibu saat ini. Bagaimana kalau 20 menit di
sini? Ibu bersedia?
2. KERJA
”Apa yang membuat Ibu memiliki perasaan seperti itu?”
”Sejak kapan muncul perasaan seperti itu Ibu?”
”Apa saja yang telah Ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?”
”Coba Ibu ceritakan, kegiatan apa saja yang biasanya Ibu lakukan di rumah?”
”Apa Ibu memiliki banyak teman?”
”Apa Ibu pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?”
”Kehilangan apa Ibu?”
”Sejak kapan Ibu merasakan hal itu?”
”Apa sampai saat ini Ibu masih merasakan hal yang sama?”
”Nah menurut Ibu apakah baik jika perasaan kehilangan yang Ibu rasakan terus
Ibu alami sampai saat ini?”
”Menurut Ibu sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan
perasaan Ibu tersebut?”
”Apa Ibu pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang Ibu miliki
saat ini?”
”Apa kira-kira alasan Ibu merasa tidak puas?”
”Apa harapan terbesar Ibu dalam hidup ini?”
”Apa Ibu pernah beranggapan bahwa Ibu adalah orang yang paling tidak
beruntung?”
”Menurut Ibu apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam hidup
yang belum dapat terwujud?”
”Lalu menurut Ibu apakah dengan merasa tidak puas dan pernah mengalami
kehilangan yang teramat sangat sehingga Ibu terus-menerus merasa tidak
berdaya dalam hidup Ibu?
”Apa Ibu tidak pernah berpikir bahwa Ibu sedang menyiakan-nyiakan waktu
hidup Ibu yang hanya sebentar?”
”Suster lihat Ibu masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan Ibu itu,
coba Ibu lebih berpikir positif tentang diri Ibu sendiri..
”Bagus Ibu karena Ibu telah berani mengungkapkan perasaan Ibu kepada
Suster...”
3. TERMINASI
 Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-
bincang tadi?”
 Evaluasi objektif: ”Coba Ibu ulangi apa yang menyebabkan Ibu merasa
tidak berdaya dan lemah saat ini?”
 Tindak lanjut: ”Baik Ibu, coba Ibu pikirkan keibuli tentang hal-hal lain
yang membuat Ibu merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini”
 Kontrak yang akan datang: ”Baiklah Ibu, sekarang sudah 20 menit. Saya
rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini. Nanti kira-kira jam 10
saya akan keibuli lagi untuk membahas tentang hal-hal lain yang membuat
Ibu merasa lemah dan tidak berdaya saat ini. Apakah ada yang ingin Ibu
tanyakan sebelum saya pergi? Baiklah Ibu, selamat pagi.”

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis.
Ed.9. Jakarta: EGC.

Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada


Keperawatan Psikiatri. Ed.3. Jakarta: EGC.

Angreni. 2010. Askep Gangguan Alam Perasaan Depresi. Diambil dari


http://anggreniniluhputu.blogspot.com/2010/12/askep-gangguan-alam-
perasaan-depresi.html pada 02 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai