Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN


DIAGNOSA BERDUKA DISFUNGSIONAL

Disusun Oleh:

Maria Veronika Ayu Florensa 1506778975

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA
DEPOK
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KEPUTUSASAAN

1.1 Pengertian
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan
tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri (NANDA, 2011)
Sedangkan menurut Carpenito(2007) ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika
seorang individu atau kelompok merasa kurang kontrol terhadap kejadian atau situasi
tertentu.
Keputusasaan banyak dialami oleh pasien dengan penyakit terminal seperti kanker.
Tujuan tindakan generalis dalam menangani keputusasaan juga dengan melibatkan
keluarga dalam perawatan pasien. Seperti penelitian yang berjudul “Peran Keluarga
dalam Pencapaian Integritas Diri pada Pasien kanker Payudara Post Radikal mastektomi”
menunjukkan hasil bahwa keluarga memegang peran yang sangat penting dalam
pembentukan integritas diri klien (Anngraeni& Ekowati,2010)

1.2 Pengkajian Keperawatan


1.2.1 Pengkajian Ners
a. Menutup mata
b. Penurunan afek
c. Penurunan selera makan
d. Penurunan respon terhadap stimulus
e. Penurunan verbalisasi
f. Kurang inisiatif
g. Kurang keterlibatan dalam asuhan
h. Pasif
i. Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak bicara
j. Gangguan pola tidur
k. Meninggalkan orang yang mengajak bicara
l. Isyarat verbal (misal: saya tidak dapat, menghela napas)
1.2.2 Pengkajian Ners Spesialis
1.2.2.1 Faktor Predisposisi
a. Biologis
 Ada riwayat anggota keluarga menderita depresi
 Status nutrisi: anoreksia, BB tidak ideal
 Status kesehatan secara umum: Riwayat penyakit kanker, penyakit
neurologis, epilepsi, trauma kepala, riwayat gangguan jantung dan paru,
riwayat penyakit endokrin, riwayat penyalahgunaan zat
 Pembatasan aktivitas jangka panjang akibat penyakit kronik/ tindakan
medis tertentu (NGT, infus, kateter, intubasi)
 Paparan tehadap racun, sindrom alkohol saat janin
b. Psikologis
 Mengalami stres psikologis yang panjang dan berlarut-larut
 Hambatan komunikasi verbal: gagap, tidak mampu mengungkapkan yang
dipikirkan
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: perpisahan dengan orang
yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah
tangga, diturunkan dari jabatan, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan
seksual, sering mengalami kegagalan, mengalami episode depresi
berikutnya
 Memiliki konsep diri yang negatif: ideal diri tidak realistis, kurangnya
penghargaan dari orang lain, gambaran diri negaif, gangguan peran,
bingung identitas
 Motivasi: kurang dukungan sosial: kurang mendapat dukungan dari
lingkungan sekitar
 Kontrol diri: kourang dapat menahan dorongan melakukan sesuatu yang
negatif
 Kepribadian: mudah mengalami kecemasa, menutup diri, tidak suka
bercerita dengan orang lain
c. Sosial
 Perpisahan dengan anggota keluarga, teman, akibat menderita penyakit
kronis atau pembatasan mobilisasi di RS
 Kegagalan mencapai tugas perkembangan sebelumnya
 Gender: laki-laki dan perempuan sama sama memiliki kecenderungan
mengalami harga diri rendah situasional
 Pendidikan tidak sekolah, putus sekolah, pendidikan rendah
 Pendapatan: kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari hari atau tidak
berpenghasilan
 Pekerjaan: pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
 Status dan peran sosial: kegagalan menjalankan peran sosial
 Agama dan keyakinan: kurang/ tidak dapat menjalankan ajaran agama,
kehilangan rutinitas ibadah
 Keikutsertaan dalam kegiatan politik: menjadi pengurus partai, Post
Power Syndome
 Pengalaman sosial: sering mengalami penolakan kelompok sebaya

1.2.2.2 Faktor Presipitasi


a. Nature
1) Biologis
- Penurunan kondisi fisik
- Pembatasan aktivitas akibat penyakit kronik 6 bulan terakhir
- Status nutrisi: tidak ada perbaikan nutrisi, BB tidak ideal
- Status kesehatan secara umum: menderita penyakit kronis/
terminal, kehilangan anggota badan
- Sensitifitas biologis: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada
sistem limbik, kortek frontal, GABA, norepinefrin dan serotonin
2) Psikologis
- Mengalami stres psikologis dalam 6 bulan terakhir
- Adanya perasaan terbuang dari lingkungannya
- Merendahkan kondisi fisiknya
- Memiliki intelegensi rendah
- Kemampuan verbal: bisu, tuli, gagap, pelo, lokasi tinggal yang
terisolasi
- Moral: melanggar nilai dan norma masyarakat
- Kepribadian: menghindar
- Pengalaman yang tidak menyenangkan: korban perkosaan,
perceraian, perpisahan, kehilangan, korban KDRT, diturunkan dari
jabatan, konflik dengan rekan kerja
3) Sosial
- Ada hambatan kontak sosial oleh rumah sakit
- Kehilangan keyakinan spiritual dalamm 6 bulan terakhir
- Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai yang penting
- Kurangnya dukungan sosial
- Putus sekolah, PHK, kehilangan orang yang berarti

b. Origin
1) Internal: persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya, orang lain,
lingkungan
2) Eksternal: keluarga dan masyarakat kurang mendukung
keberadaanya terkait perubahan fisik dan peran yang dialami
c. Time
Stresor terjadi kurang dari 6 bulan terakhir, terjadi dapat bersamaan
atau bergantian, stresor terjadi berulang-ulang.
d. Number
Jumlah stresor lebih dari satu dan memiliki kualitas yang berat

1.2.2.3 Penilaian terhadap stresor


a. Kognitif
1) Mengungkapkan pembicaraan yang p[esimis “ saya tidak bisa”
2) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap kemampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
3) Mengungkapkan tidak memiliki kendali atas situasi yang terjadi,
perawatan diri
4) Mengungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan orang
lain
5) Kirang konsentrasi
6) Ambivalensi dan bingung
7) Fokus perhatian menyempit
8) Bloking
9) Mimpi buruk
10) Ketidakpastian
11) Sulit membuat keputusan
12) Berkurangmya kreatifitas
13) Pandangan suram dan pesimis

b. Afektif
1) Penurunan respon terhadap stimulus
2) Kurang optimis menghadapi hidup
3) Merasa sedih
4) Merasa bersalah, bingung
5) Apatis dan kadang pasif
6) Merasa kesepian
7) Penyangkalan terhadap perasaan
8) Merasa gagal
9) Mudah tersinggung

c. Fisiologis
1) Menutup mata
2) Penurunan napsu makan
3) Perubahan denyut jantung dan napas
4) Muka tegang
5) Dada berdebar debar dan keluar keringat dingin
6) Gangguan pola tidur
7) Pusing
8) Badan terasa lesu
9) Pergerakan lambat
10) Konstipasi/ diare
11) Mual muntah
12) Perubahan siklus haid

d. Perilaku
1) Kurang keterlibatan dalam asuhan
2) Pasif terhadap apa yang dilakukan oleh perawat
3) Kurang inisiatif, menarik diri
4) Mengangkat bahu sebagai respon terhadap lawan bicara
5) Meninggalkan orang yang mengajak bicara
6) Menghindari kontak mata
7) Agitasi kadang menjadi agresif
8) Pembicaraan berfokus pada diri sendiri
9) Kurang spontanitas
10) Kebersihan diri yang kurang
11) Mudah menangis

e. Sosial
1) Penurunan verbalisasi
2) Isolasi sosial
3) Ketidakpedulian terhadap orang lain
4) Isyarat verbal misal (isi, putus asa, saya tidak dapat, menghela napas)
5) Partisipasi sosial yang kurang.

1.2.2.4 Sumber Koping


a. Personal Ability
1) Ketrampilan pemecahan masalah
- Mampu mencari sumber informasi
- Mampu mempertimbangkan alternatif aktivitas yang realistis
- Mampu membuat rencana aktivitas dan menjadikannya jadwal
harian
- Mampu melaksanakan rencana kegiatan dan memantau
kemajuan dari kondisi pengobatannya
2) Kesehatan secara umum: mempunyai keterbatasan mobilitas yang
dapat dikendalikan pasien
3) Ketrampilan Sosial: kemampuan dalam berkomunikasi secara
efektif terutama dalam pencarian sumber informasi untuk
mengatasi keputusasaanya
4) Pengetahuan: kemampuan memahami perubahan fsik dan peran
atau kondisi kesehatan dan kehidupannya
5) Integritas Ego, pasien memiliki pedoman hidup yang realistis
mengerti arah dan tujuan hidup ayng diinginkan secara matang.
b. Social Support
1) Kualitas hubungan antar klien dengan keluarga / anggota
masyarakat sekitar
2) Kualitas dukungan yang diberikan atas keberadaan pasien
3) Komitmen masyarakat dan keluarga dalam menjalankan kegiatan
atau perkumpulan di masyarakat
4) Tinggal di lingkungan masyarakat yang tidak memiliki norma
yang bertentangan dengan budaya yang ada

c. Material Asset
1) Pasien dan keluarga memiliki penghasilan yang cukup stabil untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
2) Pasien memiliki fasilitas asuransi kesehatan
3) Memiliki aset keluarga: tabungan, rumah, tanah, untuk
mengantisipasi kebutuhan hidup
4) Terdapat pelayanan kesehtana dan mampu mengakses pelayanan
kesehatan yang ada

d. Positif Belive
1) Keyakinan dan nilai:klien meyakini bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan, dan menyadari adanya perubahan fisik yang terjadi
yang akan berdampak pada kehidupannya\
2) Motivasi: dengan perubahn gaya hidup yang terjadi, klien dapat
menjalani hidup dengan semangat
3) Orientasi pada pencegahan: klien berpikir bahwa lebih baik
mencegah daripada mengobati

1.2.2.5 Mekanisme Koping


a. Konstruktif
1) Kemampuan mengidentifikasi kekuatan pribadi,
2) Melakukan perilaku yang menurunkan keputusasaan
3) Beradaptasi dengan lingkungannya
4) Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
5) Memanfaatkan dukungan keluarga/ orang terdekat
6) Fokus pada masalah: negosiasi, konfrontasi, advice
7) Kognitif: perbandingan positive pengabaian selektif dan subtitusi
reward, mengurangi objek yang diharapkan
8) Emosi: mekanisme pertahanan diri: denial, supresi

b. Destruktif
1) Menghindari kontrak sosial
2) Tidak mampu menyesuaikan / membina hubungan baik
3) Amuk
4) Penyalahgunaan zat

1.3 Diagnosa keperawatan


Keputusasaan

1.4 Tindakan keperawatan Ners


1.4.1 Tindakan Ners
1.4.1.1 Tindakan Ners untuk klien
a. Tujuan Umum: Klien menunjukkan keputusasaan akan berkurang yang
ditandai dengan konsisten dalam membuat keputusan, adanya harapan,
keseimbangan mood, status gizi yang adekuat( asupan makanandan mnuman
yang adekuat, kualitas tidur yang baik, dan mengungkapkan kepuasan dengan
kualitas hidup.
b. Tujuan khusus:
 Mengidentifikasi kekuatan pribadi
 Melakukan perilaku yang dapat menurunkan kepurusasaan
 Melaporkan keberadaan dan pola tidur yang adekuatuntuk membangun
kembali mental dan fisik
 Mendemonstrasikan mood dan afek yang sesuai
 Mempertahankan kebersihan dan berpakaian yang sesuai
 Memakan makanan dan minuman yang cukup untuk mempertahankan
berta badan yang stabil
 Mendemonstrasikan minat dalam hubungan sosial dan pribadi
 Menampakkan ketertarikan atau kepuasan dengan pencapaian tujuan
hidup
c. Tindakan
1) Kaji dan dokumentasikan
- Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
- Pantau nutrisi (asupan dan berat badan)
- Kaji kebutuhan spiritual
- Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
2) Bantu klien melakukan aktivitas positif
- Dukung peran aktif dalam aktivitas kelompok untuk memberikan
dukdungan sosial dan kemampuan pemecahan masalah
- Galifaktor yangberkontribusi terhadap perasaan keputusasaan
pasien
- Beri penguatan positif pada perilakuyang menunjukkan inisiatif
- Jadwalkan waktu bersam a pasien untuk menggali tindakan koping
alternatif
- Bantu klien mengidentifikasi area harapan dalam kehidupannya
- Demonstrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik
dan memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
- Bantu psien memperluas spiritual diri
- Hindari menutupi kebenaran
- Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
- Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti

1.4.1.2 Tindakan Ners untuk keluarga


a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
b. Jelaskan tujuan pertemuan dan buat kontrak
c. Identifikasi kondisi yang dialami keluarga terkait kondisi putus asa
klien
d. Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan bagaimnana hasilnya
e. Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien mengatasi
masalahnya
f. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan (arti, penyebab,
tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi)
g. Diskusikan psikofarmaka yang diperoleh klien: manfaat, dosis, efek
samping, akibat bila tidak patuh minum obat
h. Cara keluarga merawat klien
i. Akses bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien
(Puskesmas, RS)
STRATEGI PELAKSANAAN 1
a. Kondisi Pasien
Seorang klien wanita berusia 30 tahun dirawat hari ke dua dengan diagnosa medik Ca
mamae dextra Grade 4 sejak 3 tahun lalu. Menjalani kemoterapi, masuk RS dengan
keluhan intake makan dan minum kurang, sariawan, rambut rontok. Klien merasa
tidak memiliki semangat dan sedih terus menerus.

b. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan

c. Rencana Tindakan keperawatan


c.1 Tujuan Umum: Klien menunjukkan keputusasaan akan berkurang yang ditandai
dengan konsisten dalam membuat keputusan, adanya harapan, keseimbangan
mood, status gizi yang adekuat (asupan makanandan minuman yang adekuat,
kualitas tidur yang baik, dan mengungkapkan kepuasan dengan kualitas hidup.)

c.2 Tujuan khusus:


1) Mengidentifikasi kekuatan pribadi
2) Melakukan perilaku yang dapat menurunkan keputusasaan
3) Melaporkan keberadaan dan pola tidur yang adekuat untuk membangun
kembali mental dan fisik
4) Mendemonstrasikan mood dan afek yang sesuai
5) Mempertahankan kebersihan dan berpakaian yang sesuai
6) Memakan makanan dan minuman yang cukup untuk mempertahankan berta
badan yang stabil
7) Mendemonstrasikan minat dalam hubungan sosial dan pribadi
8) Menampakkan ketertarikan atau kepuasan dengan pencapaian tujuan hidup
c.3 Tindakan
1) Kaji dan dokumentasikan
 Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
 Pantau nutrisi (asupan dan berat badan)
 Kaji kebutuhan spiritual
 Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
2) Bantu klien melakukan aktivitas positif
 Dukung peran aktif dalam aktivitas kelompok untuk memberikan
dukungan sosial dan kemampuan pemecahan masalah
 Gali faktor yangberkontribusi terhadap perasaan keputusasaan pasien
 Beri penguatan positif pada perilaku yang menunjukkan inisiatif
 Jadwalkan waktu bersam a pasien untuk menggali tindakan koping
alternatif
 Bantu klien mengidentifikasi area harapan dalam k-ehidupannya
 Demonstrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik dan
memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang -]][individu
 Bantu psien memperluas spiritual diri
 Hindari menutupi kebenaran
 Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
 Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti

d. Strategi Pelaksanaan
d.1 Orientasi
d.1.1 Salam
Slamat pagi mbak X perkenalkan saya Suster Ayu. Suster penanggung
jawab utama Mbak X adalah suster Rani, namun pagi ini saya yang akan
mendampingi beliau merawat mbak X. Kalo nggak keberatan saya sambil
menulis data mbak ya mbak. Nama lengkap mbak siapa? Usia saat ini
brapa mbak? (Isi identitas pasien)
d.1.2 Evaluasi
Bagaimana kabar mbak hari ini?Bolehkah saya tahu apa yang terjadi
sebelumnya sehingga mbak dibawa ke RS? Oh jadi seminggu yang lalu
mbak merasa nyeri sekali di payudara kanan ya. Sebelumnya mbak pernah
dirawat di sini juga? Jadi ini kali ke empat mbak dirawat di RS.Lalu apa
yang mbak rasakan? Sedih dan tidak bersemangat ya mbak? (Isi keluhan
pasien)
d.1.3 Validasi
Lalu apa yang mbak lakukan untuk mengatasi sedih dan tidak bersemangat
ini? Menangis dan menulis diary ya mbak? Lalu pakah itu cukup
membantu menyelesaikan sedih dan tidak bersemangat yang mbak
rasakan?
d.1.4 Kontrak
Baiklah mbak kita akan bercakap cakap lebih jauh lagi tentang perasaan
sedih dan tidak bersemangat yang mbak rasakan tadi, tujuannya agar kita
dapat menemukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Bagaimana
bila kita berdiskusi selama 20 menit apakah bisa? Untuk tempatnya boleh
di sini saja sambil mbak berbaring agar tidak terlalu lelah ya.

d.2 Kerja
d.2.1 Predisposisi dan Presipitasi
a. Biologi
Apa yang sebelumnya terjadi sebelum mbak mengalami perasaan
sedih dan merasa tidak bersemangat itu? Apakah di keluarga mbak
juga ada yang mengalami penyakit kanker juga? Lalu selama di RS
apakah mbak merasa dibatasi aktivitasnya? Oh jadi mbak sudah 2
tahun ya menderita kanker payudara. Lalu sudah menjalani
kemoterapi dengan banyak siklus dan merasa putus asa karena
pengobatan yang lama dan banyak gejala tambahan dari kemo
tersebut. Kalau boleh tau apa saja gejala yang mbak rasa saat ini
selain sakit di payudara kanan mbak? Mual, tidak napsu makan, berat
badan turun dan sariawan ya. Dulu apakah gejala ini timbul juga?
Lalu gejala yang mbak rasakan ini mulai kapan mbak alami? Oh 2
minggu lalu ya. Jadi kemo sebelumnya gejala ini belum ada ya mbak.
Baiklah coba saya simpulkan ya mbak, dari sisi Biologis, yang
menyebabkan mbak merasa sedih dan tidak bersemangat yaitu
penyakit kanker payudara yang sudah diderita selama 2 tahun ini ya
mbak, mbak merasa putus asa karena pengobatan kemoterapi yang
panjang dan dan menimbulkan banyak keluhan ya mbak.

b. Psikologi
Baik mbak X, sekarang saya ingin bertanya tentang perasaan mbak.
Tadi mbak mengatakan merasa sedih dan tidak bersemangat serta
putus asa ya. Kira-kira hal apa yang menyebabkan perasaan itu
muncul? Apakah dahulu mbak juga merasakan hal-hal tersebut?
Mbak saat ini tinggal dengan siapa mbak? Oh dengan Ibu ya. Selama
mbak hidup adakah pengalaman yang paling tidak menyenagkna di
hidup mbak? Oh saat orang tua bercerai ya. Tahun berapa mbak? Saat
mbak lulus SD berarti sekitar tahun 1998 ya. Apakah yang mbak
rasakan dari perceraian kedua orang tua mbak? Jadi mbak merasa
tidak diharapkan ya. Bagaimana hubungan dengan Bapak? Sudah
tidak ada hubungan lagi ya, apa yang mbak rasakan terhadap Bapak?
Oh mbak masih merasa kesal padanya. Mbak, sejak divonis mengidap
kanker, apa yang mbak rasakan? Lalu saat ini apakah mbak masih
merasa ada yang kurang di tubuh mbak?
Baiklah saya simpulkan ya mbak, dari segi psikologis ada beberapa
hal yang membuat mbak merasa sedih dan tidak bersemangat, putus
asa bahkan tidak berharga yaitu kondisi kanker payudara mbak ya. Di
lain pihak, mbak jug masih merasa kesal dengan ayah dan
mengganggap pengalaman terburuk adalah ketika perceraian kedua
orang tua ya.

c. Sosial
Nah mbak sekarang saya ingin mendiskusikan tentang lingkungan
sosial mbak ya. Saat ini mbak tinggal dengan siapa? Nenek kakek
masih ada? Ayah Ibu putra-putrinya berapa (Buat genogram....)
Pendidikan terakhir mbak apa? Mengapa tidak melanjutkan kuliah
mbak? Oh karena masalah biaya ya. Pernah bekerja? Apakah sampai
sekarang tetap bekerja? Apakah hasil dari pekerjaan yang sekarang ini
cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari? Bagaimana hubungan mbak
dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mbak? Lalu
semenjak sakit apakah ada perubahan dalam hubungan tersebut? Lalu
bagaimana dengan kehidupan beragama mbak? Apakah selalu
menjalankan sholat? Lalu ketika sakit ini apakah tetap menjalankkan
ibadah? Baiklah mbak, saya coba simpulkan ya, dari segi Sosial saat
ini mbak bekerja, pekerjaannya cukup untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari, Mbak lulus SMA karena tidak ada biaya untuk lanjut
kuliah. Mbak tetap menjalankan ibadah agama sholat 5 waktu
meskipun tetap harus berbaring di tempat tidur ya.

d.2.2 Penilaian terhadap Stresor


Nah mbak, setelah kita berbincang tentang masalah-masalah yang mbak
alami, saya menyimpulkan ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan
mbak merasa putus asa.
a. Kognitif
Apa yang mbak pikirkan terkait masalah yang mbak hadapi tersebut?
Apakah mbak pernah merasa frustasi? Apakah mbak pernah merasa
menjadi kurang konsentrasi? Pernahkah mbak merasa bingung?
Apakah mbak pernah dihantui mimpi buruk? Apakah mbak sering
merasa pesimis dan sulitmembuat sebuah keputusan?
b. Afektif
Apakah yang mbak rasakan terkait permasalahan di atas? Apakah
mbak sering merasa kurang bergairah dalam beraktivitas?Pernahkah
mbak merasa sedih dan bersalah? Apakah mbak merasa kesepian?
Apakah mbak sering cepat tersinggung?
c. Fisiologis
Apakah ada perubahan yang dialami tubuh saat mbak merasa sedih
dan tidak bersemangat? Apakah napsu makan mbak menurun? Apakah
terjadi gangguan pada pola dan kualitas tidur? Apakah terjadi
mual/muntah? Apakah pernah merasa jantung berdebar-debar dan
keringat dingin?
d. Perilaku
Apa yang mbak lakukan ketika merasa sedih dan tidak bersemangat
itu? Apakah pernah jadi malas beraktivitas bahkan untuk mandi?
Apakah mbak mudah menagis? (sambil mengamati perilaku pasien
misalnya meninggalkan pembicaraan, mengangkat bahu saat ditanyai,
menghindari kontak mata, pembicaraan berfokus pada diri sendiri)
e. Sosial
Apakah permasalahan tersebut berdampak pada pergaulan sosial
mbak? Apakah mmbak menjadi acuh pada lingkungan? Apakah jadi
enggan berpartisipasi pada kegiatan sosial?

d.2.3 Sumber Koping


Baiklah mbak dari pembicaraan kita, saya dapat simpulkan bahwa ada
beberapa gejala yang saya dapati pada diri mbak dan ini mengindikasikan
bahwa mbak mengalami keputusasaan. Nah untuk mengetahui solusi
menurunkan keputusasaan mbak, saya ingin tahu terlebh dahulu apa saja
yang sudah mbak lakukan terkait keputusasaan ini?
a. Personal Ability
Apakah mbak pernah mencari sumber informasi untuk mengatasi
keputusasaan mbak? Apakah mbak pernah membuat jadwal kegiatan
harian? Apakah mbak memahami perubahan segi fisik dan peran dari
diri mbak? Apakah mbak memiliki pedoman hidup yang realistis?
b. Sosial Support
Kalau boleh tau mbak tinggal dengan Ibu? Apakah mbak pernah
menceritakan kesedihan dan masalah mbak pada Ibunda? Bagaimana
dengan teman-teman apakah mendukung pengobatan dan kesembuhan
mbak?
c. Material Asset
Siapakah yang membiayai pengobatan mbak ini? Apakah mbak
memiliki asuransi kesehatan? Apakah keluarga memiliki aset kekayaan
yang lain seperti rumah dan tanah? Apakah didekat sisni terdapat
puskesmas atau pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau?
d. Positif Belief
Mbak, setelah dirawat selama kurang lebih dua minggu di RS ini
apakah mbak yakin kondisi mbak akan membaik? Apakah mbak yakin
dengan kemampuan dokter dan perawat mengatasi masalah kesehatan
yang mbak hadapi?

d.2.4 Mekanisme Koping


Bagaimana mbak menghadapi masalah ini? Dengan cara bagaimana?
d.2.5 Tindakan keperawatan Generalis
a. Mendiskusikan dengan klien cara mengenal kemampuan positif
yang ada pada dirinya
Baik mbak, coba mbak ungkapkan kepada saya bagaimana
kemampuan apa yang mbak bisa lakukan selain bekerja? Mbak bisa
keterampilan atau memiliki sesuatu mbak anggap baik.
Owh begitu ya mbak, mbak orangnya jujur, penyanyang, ramah dan
murah senyum. Mbak juga bisa keterampilan menyulam ya mbak.

b. Memotivasi klien untuk mampu mengungkapkan keputusasaannya.


Oiya, bisa ibu nya mbak dipanggil ke sini agar bisa berdiskusi
dengan kita. Baik ibu, tadi kita sudah berdiskusi dengan mbak
katanya mbak itu membutuhkan orang yang bisa diajak cerita ketika
mbak sedih dan merasa putus asa. Apakah ibu sanggup untuk
memperhatikan mbak dan bertanya tentang masalah yang
dihadapinya..Ibu juga harus mendengarkan dan memberikan masihat
atau masukan agar mbak tidak khawatir dan bingung ya bu
Bagaimana mbak setuju ketika nanti merasa gagal, putus asa dan
khawatir dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan mbak akan
bercerita dan mengungkapkan perasaannya mbak ke ibu?

c. Memperluas Spiritual pasien


Nah mbak, apakah mbak selalu melibatkan Tuhan dalam mengatasi
masalah mbak? Kalau belum mari mbak lakukan, silahkan berdoa
sesuai dengan agama dan keyakinan mbak mohon Tuhan menolong
mbak dalam mengatasi perasaan sedih dan tidak berdaya ini serta
mohon perbaikan kondisi fisik pada Tuhan.

a.1 Evaluasi
S: Baiklah mbak bagaimana perasaanya setelah kita lakukan mengenal
kemampuan positif dan mengungkapkan perasaan tadi? Apakah memperbaiki
perasaan yang mbak alami?
O: Coba bolehkah mbak sebutkan lagi kemampuan positif yang mbak miliki,
bagaimana cara mengungkapkan perasaan mbak dan berdoa untuk melibatkan
Tuhan dalam proses pemecahan masalah mbak ini.

A: Keputusasaan masih ada namun tidak terlalu berat

P: Resep Keperawatan
Mengenal sisi positif 1x per hari
Berdoa sesuai keinginan klien
Mengungkapkan perasaan pada Ibu 3x sehari

Anda mungkin juga menyukai